Download App

Chapter 12: Lima Tahun <2>

Keesokan harinya, kami berdua mulai dilatih teknik pedang sungguhan oleh Paul.

Yaaa, pada dasarnya, pelatihan utama adalah mengayunkan pedang, dan membentuk kuda-kuda yang tepat.

Contoh latihannya adalah, menyerang orang-orangan kayu di halaman rumah, atau menyerang Paul sembari belajar cara melangkah dan menggeserkan tubuh dengan benar.

'Dasar pelatihan berpedang yang cukup sama di dunia Gang-Sa maupun Rendy.'Pikirku dalam hati. Ketika ia masih hidup sebagai Gang-Sa dan dalam masa perantauannya mengelilingi dunia, ia mengunjungi bermacam sekte sekte yang berpegang pada aliran pedang, dan yang ia pelajari mengenai ilmu aliran berpedang ini adalah cara latihan dasarnya persis sama dengan yang Paul lakukan, begitu juga dengan Rendy. Ia pernah mengikuti ekstrakurikuler berpedang disekolahnya, dan latihan dasarnya pun sama apa yang diajarkan Paul.

"Haaap!"

Teriak Paul, sambil mendemonstrasikan salah satu teknik berpedangnya kearah batu besar dihadapannya, yang diikuti oleh terbelahnya batu itu dalam sekejap ketika Paul mengayunkan pedangnya.

'Hm, bagaimana ia bisa melakukan itu? Apa didunia ini ada juga teknik yang menggunakan Ki?'Gumamku dengan rasa penasaran menghinggapi dipikiranku. Karena, bilamana memang benar adanya teknik bertarung yang menggunakan Ki didunia ini, pantas diadu lewat sparring.

"Gimana caranya melakukannya seperti itu ayah?!"Tanya Rudeus dengan muka takjub.

"BRUKK ke tanah, dan WUUUSH seketika!! Seperti itulah caranya."Ucapnya sambil memeragakan lagi, tentang bagaimana ayunan pedangnya, kuda kudanya dan semacamnya.

"Seperti ini!?"Sahut Rudeus, sambil mengikuti gerakan Paul.

Melihatnya, mereka berdua, aku hanya bisa menepuk jidat. 'Sepertinya ayah tidak ada bakat untuk mengajari orang ya..' gumamku. Dan Rudeus pun asal mengikuti saja tanpa meminta penjelasan lebih dari Paul.

"Dasar bego! Kau BOOOM ke tanah, dan BAAAAM seketika, 'kan!! Harusnya kau BRUKK ke tanah, dan WUUUSH seketika! Lakukan dengan lebih lembut!"Teriaknya ketika melihat ayunan Rudeus yang terlihat salah dimatanya. "Dan kau, Rey! Kenapa kau tidak mengikutiku seperti Rudy! Ayo ikuti! Jangan bengong saja!."Lanjutnya yang kini meneriaki aku ketika melihat aku yang masih belum melakukan apa apa.

Hadeh…sepertinya ini akan menjadi sesuatu yang panjang…

***

Selama 5 tahun aku hidup dan belajar mencari tahu tentang segala hal didunia ini. Aku baru mengetahui akan sesuatu.

Di dunia ini, ada 3 jurus teknik berpedang.

Yang pertama adalah jurus Dewa Pedang.

Dalam teknik berpedang, serangan adalah pertahanan terbaik. Ini adalah jurus yang menekankan pada serangan yang lebih cepat daripada lawan. Tujuan dari teknik berpedang ini adalah untuk 'menebas lawan mereka sebelum ditebas'.

Yang kedua adalah jurus Dewa Air.

Jurus ini adalah kebalikan dari Dewa Pedang. Ini adalah sebuah gaya bertarung defensif yang berdasar pada tangkisan. Karena fokusnya adalah pertahanan, maka inisiatif serangan adalah hal yang jarang dilakukan.

Yang terakhir adalah jurus Dewa Utara.

Tidak ada teknik khusus pada jurus ini. Pengguna hanya perlu bereaksi berdasarkan situasi yang mereka hadapi. Teknik berpedang ini mengandalkan reaksi penggunanya, namun disamping itu, juga bergantung pada gerakan mengecoh, dan penggunaan benda-benda disekitarnya. Jurus Dewa Utara juga termasuk penyembuhan luka dan juga kemampuan bertarung meskipun menderita cacat. Oleh karena itu, jurus ini populer di kalangan tentara bayaran dan petualang.

Ketiga jurus itulah yang disebut 3 Jurus Umum, dan ada juga orang di dunia ini yang bisa menggunakan ketiga jurus itu secara bersamaan, tapi orang orang seperti itu cukup langka.

Di Teknik berpedang, mereka juga mempunyai tingkatan tingkatan, sama halnya seperti sihir yatu: Dasar, Menengah, Lanjutan, Saint, Raja, Kaisar, Dewa.

Begitulah informasi yang kudapatkan selama di dunia ini yang berkaitan tentang teknik berpedang.

'Apa aku bisa menggunakan Sharinganku untuk menyalin gerakan di setiap teknik berpedang?'Gumamku dalam hati sambil mengayunkan pedang disamping Rudeus.

Memang, Sharingan dapat menyalin gerakan atau teknik yang ada dihadapannya, tapi untuk hasil sepertinya agak berbeda jika mendapat teknik atau gerakan yang berasal dari latihan keras.

'Hm, lihat saja nanti kedepannya bagaimana. Jika aku bisa menyalin teknik dan gerakan teknik berpedang ini, apakah bisa diimprovisasi agar bisa digabung dengan teknik [Divine Naraka]?'

Pertanyaan itu menjadi PR untukku nanti.

Setelah belajar berpedang, saatnya kami diajari sihir bersama Roxy. Belajar sihir hari ini dilakukan setelah belajar berpedang bersama Paul, karena dipagi hari, Roxy pergi kekota untuk membeli sesuatu.

Hari ini, kami belajar mengenai sihir kombinasi.

Roxy kemudian menjelaskan tentang cara kerja sihir kombinasi, dan memberi kami pertanyaan pertanyaan seputar topik tersebut. Menurut Roxy, cara mengeluarkan sihir kombinasi cukup berbeda dengan sihir biasanya, karena sihir kombinasi menggunakan sistem sihir yang berbeda sesuai urutan tertentu.

"Seperti contohnya kabut. Apakah kalian mengetahui cara mengeluarkan sihir yang menghailkan kabut?"Tanyanya

"Dengan mengaktifkan Water Fall, Heat Island, dan Icicle Field secara urut."Ucap Rudeus.

"Bagaimana dengan menghilangkan kabut?"Tanyanya lagi.

"Yahh, panaskan bumi lagi."Ucapku.

Begitulah contoh dari sihir kombinasi. Yang kutangkap mengenai sihir kombinasi adalah: Sihir yang merupakan perpaduan antara kreativitas sang penyihir, dan kerja keras. Dengan itu, sihir kombinasi memungkinan penggunanya untuk meniru fenomena alam.

"Kalian ingatlah ini, meskipun dengan sihir, kita bisa meniru fenomena alam. Tapi, Masih banyak hal yang tidak bisa diwujudkan dengan sihir."Ucapnya, mengingatkan kami berdua.

"Apakah, di dunia ini penyihir termasuk langka?"Tanya Rudeus.

Mendengar pertanyaanya, Roxy kemudian menjelaskan.

Sebagai contoh, dalam 90 orang yang akan berperang, 3 diantara mereka merupakan penyihir. "meskipun begitu, profesi sebagai penyihir bukanlah hal yang langka."Lanjutnya.

"Tapi, untuk yang lulus dari sekolah sihir, Sebagai penyihir berlevel lanjut sepertiku sekitar 1 di antara 100 orang"Terangnya lagi.

Dengan kemampuan menggunakan sihir tingkat menengah dan lanjut untuk membuat sihir kombinasi, maka kita bisa melakukan berbagai macam hal.

Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang berbakat yang sangat dicari oleh setiap faksi.

"Ngomong ngomong, adakah sekolah sihir?"Tanya Rudeus dengan mata yang berbinar binar.

"Ya. Hanya negara-negara besar yang memiliki sekolah sihir. Dan yang terbesar adalah akademi di Ranoa."Balasnya.

"Apa perbedaanya akademi di Ranoa dengan sekolah yang lainnya?"Tanyaku kebingungan. "Di akademi Ranoa, fasilitas disana sangat baik, dan juga guru-guru yang kompeten. Dibandingkan dengan lokasi lain, kau dapat menerima pelajaran dengan kualitas yang lebih tinggi."

"Apakah Sensei juga pernah bersekolah di sana?"Tanyaku lagi.

"Ya. Sekolah sihir biasanya adalah tempat-tempat yang diperuntukkan bagi orang-orang berstatus sosial tinggi. Sebagai ras iblis, aku hanya bisa masuk akademi sihir ..."Jelasnya yang kini dengan muka sedih terpampang diwajahnya

'Meskipun diskriminasi terhadap ras iblis sudah jauh berkurang, namun hal-hal seperti itu tidak pernah bisa lenyap sepenuhnya.'Pikirku, sambil merasakan apa yang Roxy rasa ketika dirinya menghadapi diskriminasi seperti itu.

"Akademi Ranoa tidak memerlukan status sosial tinggi atau kebanggaan. Meskipun kalian gila teori, kalian tidak akan ditolak selama masih masuk dengan logika. Dan juga, karena mereka menerima berbagai ras, maka terdapat berbagai penelitian teknik sihir unik berdasarkan rasnya masing-masing. Jika Rudeus dan Reynold ingin mendalami sihir lebih jauh, maka aku menyarankan agar kau bersekolah di akademi sihir."

Memang, menurutku, Rudeus akan sangat cocok melanjutkan pendidikan sihirnya di akademi sihir melihat bakatnya yang sangat mengerikan.

Tapi untukku… aku masih belum yakin…

"Sekarang, sudah tak ada lagi yang bisa kuajarkan pada kalian."

Tiba-tiba ia berbicara seperti itu. Apakah aku terkejut, tentu saja iya. Apakah Rudeus juga terkejut? Yap, bahkan melebihiku.

"Rudy, Rey besok kita keluar desa. Kita akan melakukan ujian kelulusan kalian."Ucapnya dengan raut wajah serius.

****

Keesokan harinya.

Hari tes kelulusan kami pun tiba.

<Reynold POV end>

Saat ini, kedua anak kecil beserta guru mereka, berada di depan rumah. Terlihat kuda coklat berukuran besar di depan pagar rumah mereka yang sedang memakan rumput disekitarnya.

Terlihat raut wajah takut tepampang jelas diwajah Rudeus. "guru apakah tidak bisa dilakukan di rumah saja?" ucapnya keberatan.

"Tidak, memangnya kenapa Rudy?"Balas Roxy.

"mungkin ada beberapa makhluk magis di luar sana.". Seketika, badan Rudeus mengiggil. Melihatnya, Reynold tahu akan hal ini, Rudeus masih menyimpan trauma masa lalunya, dimana ia dipukuli, dibully hingga membuat kerusakan psikologisnya yang teramat parah.

"Di daerah ini, hampir mustahil kau menemui makhluk magis, kecuali kau memasuki hutan. Lagipula, meskipun kita bertemu dengan mereka, aku sendirian saja pasti bisa mengatasinya, karena mereka cukup lemah. Bahkan, Rudy dan Rey pun mungkin bisa mengatasi mereka."Balas Roxy lagi.

"Tak apa Rudy, kami disini bersamamu, kalau ada apa apa. Akan kulindungi kau"Kataku dengan suara pelan sambil merangkulnya.

Menyadarinya, Rudeus tersenyum kearah Reynold. "Terimakasih."

"Kalau begitu, tak perlu ada yang dikhawatirkan lagi"Sahut Rudeus.

Kemudian, kami berdua berurutan memanjat kuda satu persatu, yang diikuti oleh Roxy lalu ia mengambil kendali.

"Ayo Jalan!"Sahut Reynold sambil menunjuk kearah depannya.

"Jalan!"Sahut Rudeus dengan wajah tersenyum

Sahutan kami, mendapat senyum dari Roxy. 'Syukurlah mereka masih memiliki sifat kekanak kanakan.'

Dengan begitu, akhirnya mereka bertiga meninggalkan rumah.

***

Ini adalah pertama kalinya, kedua anak kecil ini berjalan keluar halaman rumah, semenjak mereka berdua bereinkarnasi didunia ini.

Roxy perlahan-lahan bergerak maju ke desa. Terlihat warga desa melihat kami, mungkin karena langkanya yang memiliki kuda didesa ini, ketika ada seseorang mendengar langkah kuda, mereka spontan melihat siapa pemilik kuda tersebut.

"Wah bukannya itu Roxy? Mau pergi keluar?"

"Iya"

"Begitu ya, hati hati diluar sana"

Warga desa menyapa Roxy. Karena ia cukup dikenal didesa ini.

Meskipun diskriminasi terhadap ras iblis cukup parah di sebagian besar wilayah ini.

Namun di desa ini, hal yang kontras terjadi. Dalam 2 tahun, Roxy sudah menjadi orang yang sangat diandalkan.

Melihat ini, Reynold memperhatikan Rudeus yang saat ini memperhatikan peristiwa yang dialami Roxy saat ini. Kemudian tersenyum.

'sepertinya, ia tidak perlu takut keluar lagi.'Ucap Reynold sambil menghela napas.

Kemudian Reynold melihat sekelilingnya. Ladang gandum yang terhampar luas dan rumah-rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh satu sama lain, kemudian orang orang yang berjalan melintasi mereka.

'Tenang sekali ya situasi ini.'Senyumnya.

Kini Reynold melihat, Rudeus yang mulai mengobrol dengan Roxy. Topiknya mengenai tanaman apa saja yang ditanam warga sini, dan sebagainya. Wajar saja, ia akan merasakan kesepian setelah Roxy meninggalkan mereka esok hari, karena hari ini adalah hari terakhirnya sebagai tutor di rumah mereka.

<Reynold POV>

Sekitar satu jam berlalu.

Tak ada lagi pemandangan ladang di sekeliling kami. Lantas kami tiba di daerah padang rumput yang benar-benar belum tersentuh.

Padang rumput ini berwarna hijau subur, dan membentang luas. Terlihat juga dari sini, berupa jajaran pegunungan.

"Harusnya tidak apa-apa di sini."

Roxy mengarahkan kuda ke pohon yang menjulang sendirian, kemudian menambatkan kudanya di sana.

Lalu kami diminta turun dari kuda. Kemudian ia menyuruh kami memperhatikannya.

"Aku akan menggunakan sihir serangan air level Saint, yaitu Cumulonimbus. Teknik ini adalah sihir yang menciptakan petir, bersama-sama dengan hujan deras."

Kami mengangguki.

"Silahkan tiru apa yang aku lakukan."

Kemudian, dia menggunakan sihir level Saint.

'Jadi seperti ini kah…. Tes terakhir itu.' Gumamku.

"Karena aku hanya mendemonstrasikannya, aku hanya akan mempertahankan mantra selama satu menit, sebelum akhirnya melepasnya, dan kemudian kalian akan lulus jika bisa meneruskan hujan tersebut selama 1 jam."Perintah Roxy yang lagi lagi kami angguki.

"Apakah ini adalah teknik rahasia, sehingga kau harus menunjukkannya di tempat yang sepi?" Tanya Rudeus.

"Tidak, aku khawatir jika ada orang yang terluka, atau mungkin ladang para petani akan rusak." Balasnya.

Kulihat Rudeus mengangguki, paham apa yang Roxy maksud, ya, hujan ini kemungkinan setingkat bencana alam.

"Aku mulai."

Kemudian, Roxy mengangkat tongkat sihirnya ke langit. Lalu mulai merapalnya.

"Oh, air nan dahsyat, Roh dari kebijaksanaan yang bersemayam di surga!! Penuhi keinginanku, dan tunjukkan kekuasaanmu untuk makhluk kecil ini! Ketuklah palu agungmu keatas permukaan, dengan membanjir bumi dengan airmu. Wahai hujan!! Hancurkan dan sapu segalanya !! [Cumulonimbus]!!"

Daerah sekitar kami berubah menjadi gelap, segera setelah lantunan mantra itu berakhir yang diikuti oleh hujan lebat berangin yang diikuti oleh petir petir setelah perapalannya selesai.

Petir petir itu mengamuk, terlihat kilat dimana mana dan suara yang sangat menggelegar terdengar setiap saat.

Dan hingga, salah satu petir itu menyambar pohon dibelakang kami.

"Oh Sial!"Ucapku spontan menyadari kilat petir yang sesaat lagi mengenai pohon tersebut.

'Ada kuda ayah disana!'

KRASH!

Suaranya membuat kami berdua terkejut. Dan silaunya, seperti ketika terkena Flashbang. Kulihat Rudeus yang hampir pingsan, dan kuda ayah yang roboh kemudian mengeluarkan kepulan asap.

Menyadari sesuatu yang tak beres, Roxy melihat kearah kami, dan melihat pohon tempatnya ia menambat kuda,yang tersambar petir yang tentunya mengenai kuda tersebut.

"Ah! tidak!"terkejutnya, kemudian menghentikan pengendalian sihirnya.

Dalam sekejap, awan hitam itu pun menghilang perlahan, petir dan hujan juga ikut berhenti.

Lalu Roxy bergegas kearah kuda tersebut, lalu meletakkan tangannya pada tubuh si kuda, dan dia merapalkan mantra lainnya.

"Oh, Ibunda Dewa yang penyayang, mohon sembuhkan luka makhluk ini, dan biarkan tubuhnya kembali sehat [ExHealing]."

Roxy menggunakan sihir penyembuhan level menengah dengan panik, dan setelah beberapa saat, si kuda pun terbangun.

Sepertinya dia tidak mati.

Sihir penyembuhan level menengah tidak bisa membuat makhluk yang telah mati, hidup kembali.

Kuda itu menunjukkan ekspresi ketakutan, dan butiran keringan dingin merembes di dahi Roxy.

"Fiuh... Itu berbahaya." Ucap Roxy bersyukur sambil mengusap dahinya.

Kuda itu milik Paul, dan dia sangat sayang dengan kudanya ini, karena sudah lama mereka bersama.

"Tolong, jaga rahasia ini ya?"Pintanya ke kami berdua dengan wajah ingin menangis. Dan kami pun mengangguki.

"Jangan khawatir, kami tidak akan memberitahu ayah."Sahut Rudeus menenangkan Roxy.

Meskipun Roxy dalam keadaan setengah menangis, dia dengan cepat menggeleng, menampar pipinya, lantas menatap kami dengan ekspresi serius.

"Sekarang, kalian berdua ayo maju dan coba. Aku akan mengurusi kuda ini"Ucapnya sambil merapal mantra, yang dalam beberapa detik setelah selesai perapalannya, muncul sebuah dinding tanah yang kokoh, melindungi Roxy dan si kuda.

Ini adalah sihir bumi level lanjut, [Earth Fortress].

"Kalau begitu, aku duluan ya"Ucap Rudeus yang kuangguki, kemudian ia melihat langit langit sambil mengarahkan tongkat sihir pemberian Roxy keatas.

"Oh, air nan dahsyat, Roh dari kebijaksanaan yang bersemayam di surga!! Penuhi keinginanku, dan tunjukkan kekuasaanmu untuk makhluk kecil ini! Ketuklah palu agungmu keatas permukaan, dengan membanjir bumi dengan airmu. Wahai hujan!! Hancurkan dan sapu segalanya !! [Cumulonimbus]!!"

Seketika Awan hitam mulai berkumpul diatas kami, Dan air hujan turun dengan deras diikuti oleh petir yang menyambar, Rudeus pun mulai mengontrolnya kemudian, setelah itu menurunkan tangannya, sambil melihat kelangit, memastikan sihirnya bertahan lama, kemudian menghampiriku dan Roxy.

"Apa yang kau lakukan? Kau harusnya mengendalikan awan itu selama sejam. Kalau kau tidak mengontrolnya, awannya pasti menghilang karena angin."

"Tapi aku sudah membuat agar awannya tidak terhembus pergi"

"Hah? Apa.!?"

Roxy, tampaknya telah melihat sesuatu, dia pun lari keluar benteng tanah. Sedangkan aku, menjaga agar bentengnya tidak runtuh.

Roxy menatap langit dengan bengong. "jadi begitu ya, tornado spiral akan membawa awan ke atas"

Melihat kearah langit, akupun menyadari. Konsep sains bisa diterapkan di sihir. Terbukti dari apa yang dilakukan oleh Rudeus.

'Ia menerapkan konsep bagaimana hujan terbentuk'Gumamku menyadari dengan bantuan memoriku sebagai Rendy.

"Sudah cukup. Kamu boleh singkirkan awannya."Perintah Roxy yang masih terkagum dengan apa yang dilakukan Rudeus. "Eh padahal belum sejam…"Bingung Rudeus, yang mendapat gelengan dari Roxy sambil tersenyum. "Hujan mu ini akan bertahan lebih dari sejam. Jadi ini lebih dari cukup."

Kemudian, Rudeus mengikuti perintahnya, dan perlahan hujan pun berhenti yang diikuti awan hitam yang menghilang dari langit, menampakkan matahari dan langit biru seperti sebelumnya.

"Kini giliranmu, Rey."Ucap Rudeus kepadaku.

Aku mengangguk sambil memikirkan apa aku akan mengeluarkan sihir yang sama dengan Rudeus apa aku akan mengeluarkan sihir setingkatnya?

'Hm, kalau begitu, aku akan mengeluarkan sihir setingkat deh'gumamku dalam hati sambil meyakinkan diriku apakah konsep sains bisa diterapkan dalam sihir.

"Guru, bisakah aku mengeluarkan sihir lain namun masih setingkat?"Tanyaku memastikan apa aku diberi izin. "Hm? Kalau kamu mampu ya silahkan, tapi asal kamu tahu, itu sangat sulit untuk seumuranmu." Lanjutnya.

Mendapat persetujuannya kemudian, akupun berjalan maju dua langkah, menjaga jarakku dari Rudeus dan Roxy, lalu mengangkat tangan kananku yang saat itu, memegang tongkat sihir hadiah dari Roxy.

"Oh Dewa langit nan agung, tunjukkanlah kuasamu melalui amarah putihmu, bekukanlah apa yang berada dibumi ini. [Ice Blizzard]!"

Kulatunkan rapalan matra kalimat per kalimat, dengan membayangkan bagaimana salju terbentuk dan turun dari langit.

Menurut memori Rendy, konsep terjadinya salju turun di muka bumi hampir sama dengan konsep turunnya hujan. Namun, letak wilayah sangat mempengaruhi.

Pertama-tama, kuturunkan suhu hingga dibawah 0 derajat. Karena air murni hanya dapat membeku pada suhu di bawah 0 karena pada suhu tersebut digunakan untuk berubah wujud. Biasanya suhu tepat di bawah awan adalah suhu di bawah 0 yang nantinya akan terjadinya proses salju.

Seketika, angin meniup kearah kami dengan hawa yang sangat dingin. Tingkat kedinginannya merupakan yang pertama kali aku rasakan semenjak datang kedunia ini. Saat ini juga, Roxy dan Rudeus merasakan hawa dingin yang teramat sangat dingin hingga membuat mereka menggigil, begitu juga dengan kuda kami.

Melihat ini, Roxy kemudian meminta Rudeus untuk mencari ranting ranting untuk membuat api unggun.

Tak lama setelah itu, awan berbentuk yang menyebar, seperti kabut tebal yang menyelimuti langit dengan warna yang kelabu pun muncul di langit langit.

Melihat ini, Roxy terlihat terkejut. 'Sihir air apa yang dilakukan oleh anak ini?'.

"Guru, ini rantingnya!"ucap Rudeus yang kemudian menunjukkan ranting berjumlah banyak ke Roxy lalu menumpuk ranting ranting tersebut tepat didepan benteng tanah buatan Roxy.

Setelah itu, Roxy merapal sihir api untuk membuat api unggun untuk menghangatkannya, Rudeus dan kuda mereka.

Angin pun semakin kencang, dan setelahnya diikuti oleh turunnya partikel putih dari langit bercampur dengan partikel es yang berukuran kecil namun sekeras batu.

Rudeus yang melihat saudara tidak sedarahnya ini hanya terdiam, dengan muka kagum.

'Menurut konsep teori sains yang dulu aku pelajari, sepertinya dengan ini sudah cukup bertahan lebih dari satu jam. Lagipula, Mana ku sudah tinggal sedikit lagi.'Pikirku sambil menurunkan tanganku perlahan.

Dalam sekejap, suasana hijau didepan kami bertiga, berubah menjadi putih dalam waktu singkat. Dengan angin yang sekarang sudah sangat kencang, aku bergegas ke Roxy. "Guru, apa aku harus menunggu satu jam?"

Mendengarnya, Roxy hanya terdiam menatapku sesaat, kemudian membalas.

"Dengan badai seperti ini, sudah dipastikan ini akan bertahan lebih dari 1 jam bahkan sampai 3 jam."Ucapnya sambil menghela napas. "Kau lulus, tolong hentikan sihirmu ini sebelum kami semua mati kedinginan, Kehangatan api unggun ini tidak berpengaruh sama sekali."Lanjutnya.

Aku mengangguki mendengar responnya, lalu kembali ke tempatku sebelumnya lalu menghilangkan sihirnya perlahan.

"Selamat kalian berdua lulus, saat ini kalian adalah penyihir level Saint Air"Ucapnya dengan senyum bangga diwajahnya sambil keluar dari benteng tanahnya.

Kami berdua tersenyum, kemudian saling memeluk satu sama lain. "kita berhasil!" Sahut kami berdua dengan bangga.

***

Keesokannya, setelah pelaksanaan hari ujian, Roxy, yang penampilannya masih tidak berubah dalam 2 tahun terkahir, mengemasi kopernya, dan berdiri di depan gerbang.

"Baiklah semuanya dari keluarga Greyrat, aku berterimakasih atas kebaikan kalian selama dua tahun ini."Ucap Roxy kepada kami berempat.

"Roxy, tidak apa apa kok kalau masih mau tinggal, lagipula masih banyak resepku yang belum kumasakkan untukmu"

"Itu benar, kami sudah berhutang budi padamu karena kekeringan tahun lalu."

Paul dan Zenith berusaha menahan Roxy agar tidak pergi.

Mendengar ucapan kedua orangtuaku, Roxy tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Terima kasih atas tawarannya, tapi aku sudah menyadari kelemahan yang kumiliki setelah beberapa tahun mengajar Rey dan Rudy. Aku berencana untuk berkeliling dunia dan terus mengasah kemampuan sihirku."

Dia tampaknya begitu terkejut setelah kami yang berumur belia ini sudah bisa menyamai levelnya, dan dia merupakan tipikal orang yang membenci murid yang sanggup melampaui guru.

"Begitu ya…"ucap Zenith dengan raut wajah sedih. Well, suasana rumah tentunya akan sangat berbeda dan lebih sepi jika tidak ada kehadiran cewek mungil ini.

"Tapi, sering seringlah mampir kerumah kami ya, kehadiranmu sangat dinantikan kami semua." Ucap Paul, yang dibalas dengan anggukan dari Roxy.

Kami berdua terdiam, bingung ingin berkata apa. Hingga Roxy menyadarinya dan berjalan kearah kami.

"Rudy, Rey aku sudah mencoba yang terbaik dalam melati kalian. Tapi aku merasa kalau ajaranku masih agak kurang." Ucapnya sambil merogoh saku mantel dengan tangannya, lantas menarik keluar suatu benda yang terikat pita dan sebuah gelang.

"Selamat atas kelulusan kalian berdua. Karena aku tidak punya waktu untuk mempersiapkan sesuatu, maka ambil dan jagalah ini."

Merasa kebingungan, Rudeus bertanya. "Ini apa?"

"Yang satu adalah jimat perlindungan Migurd. Jika kau berpapasan dengan iblis jahat, tunjukkan saja benda ini, dan sebut namaku dan mungkin mereka akan menjadi baik, dan satunya adalah gelang pemberian ibuku dulu yang selalu kusimpan di sakuku."Jelas Roxy kepada kami, kemudian kami pun mengambilnya. Rudeus mengambil jimat perlindungan Migurd, sedangkan aku mengambil gelang miliknya.

" " Terimakasih dan Kami akan merawatnya dengan hati hati! " "Balas kami bersamaan dengan menundukkan kepala kami.

"Sama sama" Ucapnya lagi sambil mengusap kepala kami berdua.

Di ujung perpisahan kami, Roxy pun tersenyum, kemudian dia pergi.

Rudeus, melihat kepergiannya pun meneteskan air matanya dan akupun sama.

'Terimakasih banyak guru besar Roxy.'Gumamku dalam hati, sambil memberi penghormatan setinggi tingginya kepadanya.

Tanpa dia, aku tak akan tahu banyak mengenai pengetahuan dunia ini, dan belajar sihir berdua bersama Rudeus secara tidak efisien karena kami tidak punya dasar akan hal itu.

***

Kemudian, setelah sosok Roxy menghilang dari pandangan kami bertiga. Zenith kembali ke dapur, Paul pergi berlatih sendiri dan kami berdua kembali ke kamar.

"Ini…apa ya…?"Tanyaku dengan ekspresi menjijikan terpampang diwajahku setelah melihat Rudeus menunjukkan kepadaku sesuatu dari laci belajar kami ketika kami sudah berada dikamar.

"Ini Celana dalam Roxy! Yang kucuri beberapa bulan lalu!" Sahutnya kepadaku, lalu melakukan dogeza kearah celana dalam tersebut. "Maafkan aku dewiku!"

Melihatnya, aku…hanya dapat menepuk jidatku…

'Kemesuman anak ini sudah melewati batas wajar ya…'


CREATORS' THOUGHTS
Ciryse Ciryse

Ini Part kedua dari chapter 'Lima Tahun.' :) maaf ya saya lama menambah chapter baru nya :( karena kuliah saya lagi padat padatnya. Mohon dimaklumi ya.

Kemungkinan saya akan memberi chapter baru setiap seminggu sekali, dan bisa lebih cepat bila saya ada waktu luang.

Jika kalian suka, tolong beri review yaa :) dan berilah saya power stone!

Oh iya, tolong sebarkan ke teman teman kalian juga ya! terutama ke yang suka dengan Mushoku Tensei!

Bila ada saran dan kritik, bisa dikomentar ya.

Terimakasih banyak ^^

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C12
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login