Download App

Chapter 5: Pembayaran Pertama

Kesedihan dan ketakutan hancur lebur di hantam oleh dua kebahagiaan, pertama dia berhasil mencari cara mendapatkan uang untuk melunasi hutangnya dan ke-dua mendapatkan pengalaman yang menakjubkan bersama wanita yang cantik dan sexy.

"Sekarang lu pergi sana ke rumah dia dan berikan uang yang kamu dapatkan ini," ujarnya seraya menjamah kembali tubuh lelaki itu.

"Kalau aku menyerahkan lima juta saja bagaimana?" tanya Reyhan kepada wanita yang masih menjamah tubuhnya.

"Terserah kamu, itu uang milik kamu."

"Makasih ya atas bantuannya, akhirnya aku bisa menemukan cara untuk melunasi hutang ini."

"No Problem, Honey," Wanita itu kembali menjilati senjata milik Reyhan.

"Aduh ngilu, tapi kok enak."

Akhirnya mereka mengulang kembali perbuatan dosa itu dengan gaya yang lebih bervariasi dari sebelumnya. Mawar banyak mengajarkan step by step kepada Reyhan tentang cara dan titik di mana wanita bisa melambung tinggi sampai puncaknya.

...

Lelaki ini akhirnya sudah tiba di rumah Pak Baron, duduk penuh bangga sambil meminum segelas es jeruk. Berlagak seperti seorang orang kaya yang bergelimang harta.

Reyhan akhirnya ter-butakan oleh harta dan wanita, dia sudah lupa akan pesan dan nasihat ke dua orang-tuanya untuk tidak berada di jalan Setan.

"Kelihatannya kau masih hidup wahai, Anak Muda." Lelaki bertubuh sedikit tambun dengan pakaian elegan mendekati Reyhan.

"Seperti yang Anda lihat, Pak. Saya mau memberikan uang pertama melunasi hutang ini," ucapnya penuh kesombongan.

"Mana uangnya?!" tanya Pak Baron.

"Ini, Pak. Saya berikan dulu lima juta, sisanya akan saya bayarkan besok."

"Fantastic, pasti lu dapat ini dari Mawarkan?"

"Benar sekali, Pak. Saya berhasil membuat dia terbang melayang sampai puncaknya." Kebanggaan pada diri Reyhan meningkat drastis dari sebelumnya.

"Besok siapkan dirimu, akan ada tamu-tamu penting yang akan meminta servis. Kau harus memuaskan mereka, paham!" Kali ini aura yang di pancarkan okeh Baron lebih kuat dari sebelumnya, membuat Reyhan langsung menundukkan kepalanya.

"Ba-baik, Pak. Akan saya lakukan semampunya," jawab Reyhan sedikit terbata.

Brakk!!!

Baron menghempaskan pukulannya pada meja itu, seraya berkata, "Saya tidak suka akan kegagalan, kalau sampai mereka protes karena kurangnya pelayanan. Jarimu akan saya potong!"

"Ba-ba-baik, Pak. Bisa berikan saran agar saya bisa membuat mereka puas semua."

"Kali ini saya berikan kamu barangnya, besok-besok kamu beli sendiri." Baron memberikan isyarat kepada pelayannya untuk segera mengambil barang itu.

Tak berapa lama seorang pelayan datang menghampiri membawa barang itu.

"Ini barangnya, Tuan," ucap pelayan itu sambil menundukkan kepalanya.

Baron segera mengambil barang itu dan menyerahkan kepada Reyhan.

"Kau gunakan seperlunya saja, jika ada pesanan. Satu jam sebelum acara, kau harus meminum pil itu."

"Pil apa ini, Pak?" tanya Reyhan penasaran.

"Obat kuat dari Negara Cina, khasiatnya tidak di ragukan lagi," Kata Baron dengan memberikan isyarat dua jempol kepada pemuda itu.

"Terima kasih, Pak. Oh ya apakah saya harus keluar saja dari pekerjaan utama?"

"Silahkan, nanti lu masuk aja ke bagian HRD hotel saya. Nanti akan saya beritahu kepada sekretaris hotel."

"Baik, Pak. Terima kasih atas semuanya, saya ijin pamit pulang."

Baron menjawab dengan anggukan dan isyarat tangan memperbolehkan pemuda itu keluar dari istananya.

...

Sesampainya di kos-kosan dia langsung merebahkan diri dan terlelap di dalam mimpi indah bersama seorang wanita yang tadi bergelut di dalam ruangan bernuansa elegan.

Jam 12:00

Pemuda itu baru terbangun dari tidur panjangnya yang nikmat, sekujur tubuhnya terasa sangat letih dan pegal sekali. Sebuah senyuman membuka kenyataan kehidupan di wajahnya yang kusut, senyuman merasa bahagia menerima takdir istimewa ini.

Reyhan menguap panjang sambil menggarukan perutnya. "Jam berapa ini?"

Awalnya pemuda itu terkejut setengah mati karena jam pada handphonenya menunjukkan pukul dua belas siang.

"Tikus sawah! Aku terlambat masuk kerja." Dia langsung berlari menuju kamar mandi, namun terlintas satu kenyataan di benak sanubarinya.

"Eh kenapa aku harus panik? Hari inikan aku bakalan mengundurkan diri dari pekerjaan, ah santai aja dah."

Dia tetap melanjutkan mandinya sambil bernyanyi tidak jelas sampai selesai.

"Ahh ... hari ini aku makan apa ya?" Dia bertanya pada diri sendiri, berpikir makanan apa yang akan dia pilih jadi santapan siangnya.

"Apa ayam goreng tepung yang sering ada di iklan aja ya? Hmmm ... gak apa-apa deh sekali-sekali coba makanan orang kaya."

Dengan santainya pemuda ini berpakaian dan langsung menuju tempat makan itu dengan naik ojek online.

Gila, aneh serta heran, itulah tiga kata yang menghantui pikirannya ketika membayar makanan itu. Dia pikir harganya sekitar dua puluh ribu, rupanya dia harus membayar sampai lebih dari delapan puluh ribu rupiah. Dua potong ayam ukuran besar, dua bungkus nasi, kentang goreng, burger dan minuman soda.

Dia menggelengkan kepalanya ketika sudah berada di tempat duduk yang di sediakan oleh pihak ayam goreng tepung.

"Makanan beginian aja sudah hampir menghabis seratus ribu, apa beginian bisa kenyang ya?"

Dia mulai mengambil daging ayam goreng itu dan memakannya. Pada akhirnya dia mengetahui alasan kenapa makanan ini sangat mahal, cita rasa yang membuat lidah terus bergoyang-goyang meminta dimasukkan terus menerus.

Dalam waktu sepuluh menit makanan yang berada di mejanya habis seketika, semua orang memandangi pemuda aneh itu.

"Itu orang rakusnya minta ampun," ucap berbisik salah satu tante-tante yang tidak jauh tempat duduknya dari Reyhan.

Sebenarnya Reyhan mendengar ucapan itu, namun dia tidak ingin menggubris dan meladeni ibu-ibu.

Setelah selesai makan dia langsung menuju kantor tempat dia bekerja. Sesampainya di sana dia di serbu bermacam-macam pertanyaan ditujukan ke arahnya.

"Kenapa kamu datang jam segini?!" tanya salah satu Admin kantor itu.

"Kecapekan, Bu."

"Enteng sekali kamu berbicara begitu!" Wanita itu membentak Reyhan di depan karyawan lain.

"Ya ya ya terserah anda," ucap Reyhan tidak perduli.

"Kalau gitu kamu saya pecat!!!"

"Loh bagus dong, emang itu yang saya inginkan dari kamu wahai wanita pemarah."

"Beraninya kamu!"

"Apa?! Gak suka?! Itu kenyataan semuanya, banyak karyawan mengeluh karena sifat dan perilaku anda yang tidak bagus. Sudah merasa seperti yang punya perusahaan, padahal hanyalah karyawan!" Reyhan membentak balik wanita itu.

Memang benar apa yang dikatakan olehnya, selama ini banyak yang mengeluh karena perilaku admin ini. Selalu marah tanpa melihat kadar kesalahan itu kecil atau besar. Sehingga banyak karyawan yang membencinya.

Semua karyawan di sana yang mendengar ucapan itu merasa senang dan bahagia, akhirnya ada orang yang berani menentang dan memarahi wanita tersebut.

Di mata Admin itu Reyhan adalah sampah, namun di mata karyawan lainnya, pemuda itu adalah pahlawan sebenarnya.

"Saya mau mengajukan resign dari perusahaan, ini surat resign dari saya. Kalau begitu salah undur diri, selamat siang." Reyhan meninggalkan wanita itu yang masih termenung dan terdiam atas perbuatan yang dia terima barusan.

Semua karyawan perlahan-lahan memberikan isyarat jempol kepada Reyhan atas perbuatannya yang sangat di inginkan oleh mereka, tapi dengan cara diam-diam tanpa di ketahui oleh monster—Admin—itu.

'Awas kau Reyhan! Akan gue balas berkali-kali lipat perbuatan yang lu berikan ini!' batin wanita itu berkata penuh dendam amarah.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login