Download App

Chapter 3: Case 0.2 : Planning

"Baik lah, pertama-tama apa kalian tau siapa saja anggota yang tersisa dari H.F.H?" Tanyaku pada mereka

"Ya..., atasan mengatakan bahwa hanya Belphegor saja yang tersisa, anggota yang lainnya mungkin hanya bawahan saja." Jawab Raymond.

"Itu tidak sepenuhnya benar, selain Belphegor masih ada 1 orang lagi yang sama mengerikannya, orang itu adalah Lucifer." Kataku.

"Lucifer?, bukannya dia adalah orang yang kau selidiki dulu?" Tanya Joseph.

"Ya...., Aku pikir aku sudah membunuhnya di mexico dulu, tapi setelah aku selidiki lagi, bajingan itu memakai 2 lapis baju anti peluru di badannya, aku terlalu terburu-buru mengejar belphegor waktu itu jadi aku tidak sempat mengkonfirmasi kematiannya" Jawabku kepada Joseph.

"Terus..., apa kau sudah mengetahui letak keberadaan mereka masing-masing?" Tanya Ranpo.

"Aku belum yakin 100 persen, tapi kemungkinan mereka akan berkumpul di taman Primrose Hill besok malam untuk menjalankan rencana mereka selanjutnya?" Jawabku.

"Rencana?..., Bagaima kau tahu kalau mereka mempunyai rencana di sana?" Tanya Alfred.

"Untuk itu..., apa kau ingat kasus dimana mereka membantai hampir seluruh orang di Ebury Street?" Tanyaku pada Alfred.

"Tentu saja aku ingat, kenapa?" Kata Alfred.

"Pada saat aku akan pergi meninggalkan TKP disana, aku menemukan sebuah peta didalam salah satu mulut korban, peta itu berisi sebuah lokasi yang akan mereka bantai selanjutnya, dan lokasi itu adalah taman Primrose Hill." Kataku

"Ini aneh, tidak biasanya mereka meninggalkan jejak, ada kemungkinan kalau ini jebakan." Kata Frederic.

"Itulah yang aku pikirkan pertama kali, tapi hanya ini petunjuk yang kita dapatkan sekarang, jika ini memang jebakan maka kita harus bersiap-siap dengan matang, kita akan berangkat besok jam 4 sore." Kataku.

"Terserah apa katamu detective.., kita adalah bawahanmu, kita akan melakukan apapun yang kau perintahkan." Kata Doyle.

"Baiklah...., Rencana kita untuk besok adalah, untuk Ethan kau datanglah disana 3 jam lebih awal untuk mempelajari lingkungan disana, setelah itu pergilah ke atas atap bangunan yang paling strategis untukmu membidik dengan sniper." Kataku kepada Ethan.

"Siap bos!" Kata Ethan.

"Dan untuk Frederic, kau datang disana bersama Ethan, kau berpura-puralah menjadi seorang pemulung dan letakkan sinyal pengacak di setiap tempat sampah sebanyak mungkin, setelah itu kau bergabunglah dengan Ethan dan bersiap-siaplah dengan laptopmu." Kataku kepada Frederic.

"Okay!" Kata Frederic.

"Untuk Raymond, kau akan datang tepat saat rencana akan dimulai, menyamarlah menjadi seorang supir taksi dan siapkan peralatan-peralatan kita di dalam mobilmu". Kataku kepada Raymond.

"Dimengerti bos, tapi kalau boleh bertanya, kenapa aku harus datang pada saat rencana akan dimulai bukannya lebih awal lebih baik?" Tanya Raymond.

"Didalam rencana ini kita tidak sendirian, kelompok mereka juga akan bergerak, jika mereka melihat sebuah taksi yang berdiam diri dan menolak pelanggan tentu saja mereka akan curiga." Kataku Kepada Raymond.

"Baik bos!" Kata Raymond.

"Untuk Alfred, kau juga datang bersama Ethan dan Frederic, kau menyamarlah sebagai pengemis dan awasi tempat yang tidak bisa dilihat oleh Ethan."

"Siap!" Kata Alfred.

"Untuk Doyle, kau datang bersamaku, kita akan menjadi umpan untuk memancing mereka keluar." Kataku kepada Doyle.

"Memancing mereka? apa kau yakin mereka akan keluar?" Tanya Doyle.

"Aku tahu betul karakteristik mereka, terutama Lucifer, dia sangat Temperamental, saat aku muncul dia akan langsung mengerahkan bawahannya untuk mengawasiku." Jawabku.

"Mengawasimu?, kenapa tidak langsung membunuhmu saja lebih gampang?" Tanya Doyle.

"Mereka tidak akan berani membunuhku, disaat aku muncul disana, mereka pasti akan berwaspada kepadaku karena mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti di mexico." Jawabku.

"Benar juga ya.., Hahahaha!, Disaat mereka akan membunuhmu, kau langsung menggunakan bom asap di seluruh gedung yang sudah kau siapkan, dan mulai membunuh mereka satu persatu, hahaha!" Kata Doyle sambil tertawa.

"Oleh karena itu, mereka akan berwaspada dulu, ini tugasmu Ranpo, setelah kau mengantar Ethan, Frederic dan Alfred, menyamarlah menjadi satpam yang menjaga taman dan awasi semua orang yang bagimu sangat mencurigakan, jangan mengambil tindakan sebelum ada aba-aba dariku tapi kalau bisa tempelkan pelacak pada orang yang kau curigai." Kataku kepada Ranpo.

"Siap bos!" Kata Ranpo.

"Untuk hari ini kita selesai disini, besok pagi jam 9 kita akan berkumpul lagi disini untuk mematangkan lagi rencana, ada yang ditanyakan?" Kataku kepada mereka semua.

"Untuk peralatan, dimana kita akan mendapatkannya?" Tanya Raymond.

"Bagus kau bertanya, Ethan bolehkah aku sedikit merusak lantaimu?." Kataku kepada Ethan.

"Apa maksudmu?" Tanya Ethan.

"Kau akan segera mengetahuinya sebentar lagi" Jawabku.

"Kalau begitu, terserah kau Robert, tapi pastikan kau membayar biaya perbaikannya." Kata Ethan.

"Hahahaha...., Santai." Kataku.

Akupun menekan sebuah tombol kecil di pojok lantai dan lantainya mulai berjatuhan.

"Apaaaa! kenapa lantaiku bisa rusak semudah ini, apa karena suda terlalu tua?!" Teriak Ethan.

"Oh..., tenang saja, Aku hanya memasang sebuah pemicu di lantaimu, pemicu ini akan membuat lantaimu menjadi goyah dan jatuh kebawah." Kataku kepada Ethan.

"Jatuh kebawa?, Apa maksudmu?, Toko ini tidak mempunyai lantai bawah." Tanya Ethan.

"Aku membangunnya sejak kita pertama bertemu" Kataku.

"Haaa..., Pantas saja aku merasa ada yang aneh di toko ku sejak kau datang dulu." Kata Ethan sambil menghela nafas.

"Kesampingkan hal itu, lihatlah ini!" Kataku.

"Wow!, Robert dari mana kau dapat semua peralatan ini, ini semua peralatan tingkat tinggi!" Teriak Ranpo dengan terkejut.

"Ya..., Aku mempunyai seorang kenalan di black market." Kataku.

"Kau membeli semua ini?, Dari mana uangmu berasal?" Tanya Doyle.

"Aku tak membelinya, dia memberikannya kepadaku secara sukarela, tapi dengan syarat kalau aku harus memberinya pertunjukan yang menarik." Jawabku.

"Kenalanmu sungguh seorang yang sangat mengerikan." Kata Ethan sambil tersenyum.

"Bisa dibilang begitu, baiklah...., pilih senjata yang akan kalian bawa, tentukan pilihanmu sampai besok pagi." Kataku.

"Siap Bos!" Teriak Ethan, Doyle, Raymond, Alfred, Ranpo, Joseph dan Frederic.

"Kalau begitu aku akan keluar dulu untuk merokok." Kataku sambil berjalan keluar toko.

Disaat semua orang sedang sibuk memilih peralatan, ada satu orang di dalam mobil dekat dengan bar yang mengawasi kita sejak awal.

"Hohoho...., Roberth kau memang orang yang pantas." Kata orang yang mengawasi kita.

Orang yang mengawasi kitapun pergi dan menuju atasannya yang berada di gedung.

"Kau sudah kembali Loki, bagaimana pengawasanmu terhadap Roberth dan kawan kawannya." Kata atasannya.

"Loki menghadap pimpinan Odin, Roberth seperti yang anda katakan dia memang orang yang pantas." Kata Loki sambil berlutut didepan Odin.

"Bagus..., kau boleh kembali dan lanjutkan pengawanmu terhadap mereka!" Suruh Odin.

"Baik Tuanku." Kata Loki.

Odin pun berdiri dari kursinya dan berbalik melihat pemandangan kota.

"Oh Robert, aku sudah menyiapkan panggung untukmu, tolong jangan kecewakan kita, ayahmu sudah bekerja keras untuk semua ini, jika kau membuat satu saja gerakan yang salah maka usaha ayahmu akan sia-sia, dunia ini sudah rusak, sudah waktunya kita me"RESET"nya" Kata Odin sambil mengambil sebuah foto dari sakunya yang berisi dirinya dan teman dekatnya.


CREATORS' THOUGHTS
Nanco_Demon Nanco_Demon

Up

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login