Download App

Chapter 2: 2. The Teleport Transport

Happy Reading

"Itu..."

"Itu apa sayang?" Tanya Marcell, Papa Senja.

"Boleh nggak temen aku nginep di sini?" Tanya Senja dengan gugup.

"Boleh. Tapi, siapa?" Tanya Yui.

"Saya Nyonya," jawab Kala dengan tiba-tiba. membuat bertambah gugup.

"SENJA!!" teriak Marcell.

"Aduh, Papa dengerin dulu donk," kata Senja kesal.

"Duduklah sayang. Mama akan membuatkan teh," kata Yui meminta anak gadisnya dan Kala untuk duduk di hadapan sang Papa.

Sepeninggalan Yui, mereka tetep diam. tidak ada yang membuka suara sedikitpun. "Ini tehnya. Sekarang ceritakan siapa dia?!" Perintah dan tanya Yui yang sudah kembali dari membuat teh.

"Saya Alexandre Kala Aditama. Saya adalah ajudan Nona Senja yang diperintahkan oleh suami Nona Senja," jelas Kala.

"Suami? Senja belum memiliki suami," jawab Marcell.

"Saya tidak datang dari masa ini, saya datang dari masa depan. Saya datang dari tahun 2026," jelas Kala lagi

"2026! Bagaimana bisa?" Tanya Marcell dengan wajah bingungnya.

"Tentu bisa, di tahun 2026 semua teknologi sudah semakin canggih. Kami tidak perlu menggunakan mobil berbahan bakar bensin, kami bisa ber-teleportasi melalui 'lubang cacing' atau biasa disebut 'The Teleport Transport' di masa depan. Saya kemari dengan menggunakan Teleport Transport, yang menghubungkan masa depan dengan masa lalu." Jelas Kala panjang lebar.

"Tunggu, apa te... te... te apa tadi?" tanya Yui bingung.

"Teleport Transport," jawab Kala.

"Ah iya itu. Memiliki banyak fungsi?" tanya Yui.

"Ya, bermacam fungsi dan nama. Teleport Transport, yang saya pakai untuk datang kemari menggunakan sistem operasi yang bernama 'Cuttime' yang bermaksud 'datang di waktu luang' dengan kata lain, sistem ini membuat saya datang ketika Nona Senja sedang membaca novelnya, pagi tadi." jelas Kala lagi.

"Tunggu, dulu. Intinya, apa dia boleh tinggal disini?" tanya Senja.

"Boleh, biarkan dia tidur di kamar sebelah mu, nanti kita bersihkan," jawab Marcell.

"Bisa kau lanjutkan penjelasan mu? Apakah sistem yang kau maksud itu memiliki fungsi yang berbeda?" Tanya Yui.

"Baik. Dan ya. Mereka memiliki sistem operasi yang berbeda. Saya akan menjelaskan dari awal Nyonya..."

"Stop! Jangan panggil kami 'Nyonya' atau 'Tuan' panggil kami dengan sebutan 'Mama Papa'," seru Yui memotong pembicaraan Kala.

"Baik Mah, saya akan melanjutkan penjelasan saya dari awal." Seru Kala, kemudian ia pun mengambil nafas, dan meminum teh yang tadi dibuat oleh Yui.

"Di tahun 2026, semua teknologi semakin canggih. Di tahun itu, tidak ada kemacetan. Yang ada di sana adalah ketertiban. Karena, di tahun itu semua sudah menggunakan teknologi-teknologi yang sangat berbeda. Contoh lah alat yang saya gunakan untuk kemari. Adalah Teleport Transport Cuttime, yang digunakan untuk menembus ruang dan waktu yang berbeda, dengan syarat orang yang akan mendatangi atau yang akan di datangi harus dalam keadaan meluangkan waktunya. Yang kedua, ada Teleport Transport Magkita, ini digunakan untuk pergi ke tempat-tempat umum, seperti sekolah, kantor polisi, rumah sakit, dan yang lain."

"Yang ketiga, Teleport Transport Spending, Ini dipakai untuk keluar negeri, sama seperti ketika naik pesawat. Tapi lebih cepat. Kemudian, di sana semua kendaraan menggunakan teknologi surya." Jelas Kala panjang lebar.

"Ya sudah, cukupkan hari ini. Mari kita bereskan kamar yang akan menjadi kamarmu," ajak Marcell.

"Alex, karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, jangan sungkan untuk meminta bantuan ya," kata Yui dengan mengelus lembut puncak kepala Kala.

"Hiks..."

"Eh, kok malah nangis?" Tanya Senja heran.

"Maaf, saya sudah lama tidak merasakan kehangatan orang tua." Jelas Kala.

Yui, Marcell, dan Senja menatap wajah Kala, kemudian tersenyum. "Mereka juga orang tuamu, Kala," jawab Senja dengan senyum.

"Kalau boleh tahu, kemana kedua orang tuamu?" tanya Yui dengan lembut.

"Tepat 1 bulan yang lalu, di tahun ini mereka tiada. Kecelakaan pesawat yang terjadi di bulan lalu, mereka adalah korbannya," jelas Kala dengan suara yang parau.

"Tenang lah, anggap kami seperti orang tuamu, ok" kata Marcell.

Kala mengangguk, lalu segera menghapus air matanya. "Baiklah, ayo. Sekarang kita bereskan kamar itu, besok kita akan membeli pakaian untukmu," ujar Marcell.

"Aku akan membantu Pah," Kata Senja.

"Tidak, sekarang kembali ke kamar dan segera kerjakan PR-mu!!" perintah Marcell mutlak.

Karena takut sang Papa marah, ia segera ke kamar dan mengerjakan tugas nya.

3 jam kemudian.

"Nona, bangun mari makan malam," kata Kala membangunkan Senja yang tertidur.

"Eh, sudah makan malam?" Tanya Senja dengan mengucek matanya.

"Ya, segeralah mencuci muka dah pergi ke ruang makan. Kami akan menunggu di sana," kata Kala yang di tanggapi anggukan oleh Senja.

Senja berjalan ke arah kamar mandi, dan segera mengerjakan apa yang di minta oleh Kala. Setelah itu ia pun pergi makan bersama dengan Mama, Papa, dan anggota keluarga barunya, Kala.

Selesai makan, Senja membantu sang Mama untuk mencuci piring, karena ia tak ingin sang Mama kecapaian, sebab sekarang Yui sedang mengandung adik kembarnya yang berusia 3 bulan.

•••π•••

"Mama, Senja pulang," kata Senja setelah ia tiba di rumah.

"Selamat datang, Senja," jawab Kala. Ya, setelah makan malam itu, baik Yui maupun Marcell meminta Kala memanggil Senja dengan nama tanpa embel-embel 'Nona' didalamnya dan juga meminta ia untuk berbicara non-formal.

"Loh? pada kemana?" Tanya Senja.

"Papa sedang menemani Mama untuk check-up kandungan Mama," jawab Kala.

"Kala, ikut yuk," ajak Senja.

"Kemana?" Tanya Kala.

"Kerumah teman, dekat kok. Rumahnya setelah perlintasan kereta api," jelas Senja.

"Boleh. Beruntung sekali wajahku sedikit berbeda di masa ini," ujar Kala.

"Maksudmu?" Tanya Senja, seraya mengunci pintu rumah dan meletakkannya di bawah pot yang ada di samping pintu rumahnya.

"Sebenarnya, wajahku di masa ini masih terlihat rapi, tidak seperti wajahku yang sekarang. Lihat, ada bekas sayatan panjang," jelas Kala dengan menunjuk area pipi kirinya yang memiliki luka sayatan yang kira-kira panjangnya 15 cm dari pinggir hidung.

"Bagaimana kau bisa memiliki luka ini?" Tanya Senja lagi, tapi kali ini dia mulai memperhatikan sayatan milik Kala.

"Aku tidak bisa menceritakannya. Senja setelah ini kemana?" Tanya Kala ketika mereka telah tiba di perempatan sebelum perlintasan kereta api.

"Lurus saja," kata Senja.

Kala mengikuti Senja dari belakang. Ia memperhatikan sekitar dan juga memperhatikan punggung Senja dengan sendu.

'Aku harus bisa memperbaiki dirinya, ini demi dia' batin Kala ketika melihat punggung Senja, dan tanpa ia ketahui Senja sudah berhenti sedangkan ia masih tetap berjalan.

"Kala, berhenti! Kau ingin tertabrak kereta?" Seru Senja dengan menarik tangan Kala.

Kala yang tersadar dari lamunannya pun memperhatikan depannya. Ah, hampir saja tertabrak, batinnya.

Beberapa menit setelah kereta api melintas, mereka melanjutkan jalan mereka menuju rumah sahabat Senja. Jaraknya hanya 100 meter dari perlintasan kereta api. Setelah sampai, Senja pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu, sembari menarik tangan Kala menuju ruang yang didesain khusus oleh kedua orang tua sahabatnya itu.

"Senja, kau sudah da......tang"

**tbc

Maaf yea, typo bertebaran.

Tentang Teleport Transport itu TIDAK ada. Karena ini murni pemikiran saya. Saya hanya menumpahkan impian saya di tahun-tahun mendatang.

Gracias ☺️**


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login