Download App

Chapter 12: I'm Sorry Honey

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 20 September 2020

💕 Siskahaling

Alyssa dari tadi masih fokus dengan lembar-lembar kertas diatas mejanya. Setelah kejadian menyakitkan itu Alyssa menyuruh Mike untuk membawa pulang semua pekerjaannya. Kalau boleh jujur Alyssa hanya mencoba mengalihkan semua fokusnya dari pria yang bernama Mario dengan mengerjakan pekerjaan tanpa mengingat waktu. Dan kalau di hitung-hitung sudah dari 7 jam Alyssa bekerja setelah insiden pertengkarannya dengan Mario. Dan berarti jam makan siangnya terlewatkan.

"Drttt.... drtttt" getar ponsel mengalihkan fokus Alyssa dari lembar kertas yang entah sudah berapa kali ia cermati isinya. Menolehkan kepala, Alyssa mendesis melihat nama yang terpampang di layar ponselnya. Ada apa lagi dengan pria ini, apa ia tidak puas telah membuat semuanya menjadi kacau.

"Kau dimana, Dear?" tanya suara di sebrang sana begitu Alyssa menjawab panggilan.

"Apa pedulimu"

"Berhentilah melakukan hal bodoh yang menyakiti dirimu sendiri" jawab orang di seberang sana penuh nada perintah.

"Dan aku akan lebih baik lagi jika kau tak menggangguku Oliver" sinis Alyssa.

Berengsek! Oliver hanya membuatnya kembali mengingat pertengkarannya dengan Mario.

"Aku akan segera kesana!" Alyssa bukannya tidak tahu jika Oliver tengah meredam emosinya. Pasti Mike yang memberitahu semuanya kepada Oliver.

"Tidak perlu" cegah Alyssa

"Aku tidak butuh persetujuanmu" Oliver langsung menutup sambungan teleponnya, seketika Alyssa mendesah frustasi.

"Cukup satu pria gila yang aku temui, kenapa sekarang bertambah ya Tuhan"

"Terserah, bahkan aku tak perduli apa yang akan pria gila itu lakukan" Alyssa mencoba kembali fokus dengan lembar kerjanya, namun semuanya kacau setelah pria bernama Oliver itu membuat mood-nya hancur seketika.

Ahh, Mood-nya memang sudah hancur sejak tadi.

Drttt..... drttt...

Alyssa kembali melihat ponselnya saat kedua kalinya benda itu kembali bergetar. Alyssa tersenyum sinis saat melihat nama yang tertera disana.

'Pria Bar-Bar'

Tidak berfikir dua kali Alyssa langsung membuangnya.

Apa lagi? Apa lagi yang membuat pria berengsek itu menghubunginya? Cihhh, jangan harap, jika pria itu menginginkan maaf darinya.

"Kau bahkan masih berani meneleponku setelah apa yang telah kau lakukan" Alyssa menatap sinis ponselnya yang tergeletak tak berdosa di lantai seolah ponsel itu adalah sosok Mario.

"Aku tidak akan memaafkanmu Mario, tidak akan pernah" pandangan Alyssa mulai kabur saat air mata sudah menggenang di pelupuk matanya dan siap untuk meluncur kapan saja.

"Kenapa kau begitu menyebalkan Mario, kau pria menyebalkan yang pernah ku kenal. Aku tidak akan memaafkanmu Mario. Tidak akan pernah" Alyssa membuang semua lembar kerja yang ada di mejanya hingga kertas itu sekarang berserakan di lantai. Air mata yang ia tahan pun perlahan luruh dengan semua emosi yang sejak tadi memenuhi pikirannya.

"Aku membencimu Mario. Amat sangat membencimu. Hiks" satu isakan itu akhirnya lolos dari bibir mungil Alyssa. Alyssa melipat kedua tangannya di atas meja dan meletakkan kepalanya disana.

"Hiks" lagi, isakan kedua pun kembali lolos saat Alyssa benar-benar tak mampu lagi untuk menahannya di tambah rasa sesak di dadanya saat ini benar-benar menyiksa.

"Maaf" tubuh Alyssa menegang beberapa saat, saat tiba-tiba seseorang memeluk tubuhnya dari samping. Dan entah kenapa malah membuat Alyssa semakin terisak dan sosok itu pun semakin mengeratkan pelukannya. Alyssa membiarkan saja orang itu memeluknya, mencoba menikmati aroma tubuh si pelaku.

"Demi Tuhan, aku minta maaf Hon. Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud menyakitimu" orang itu kembali mengucapkan maaf saat Alyssa tidak meresponnya.

Alyssa mendongakkan kepalanya dan mau tak mau pelukan itu terlepas. Alyssa menatap tak suka orang yang saat ini sedang berjongkok di sebelah kursinya.

"Ada sesuatu kah yang ingin kau tanyakan padaku Sir, hingga kau sudi menemui wanita jalang sepertiku?" Alyssa bertanya dengan nada yang ia buat senatural mungkin. Namun terdengar amat sangat menakutkan di telinga Mario.

Yah, pria itu Mario. Siapa lagi memangnya pria sialan yang dengan berengseknya berhasil membuat Alyssa menangis setelah dua tahun terakhir Alyssa tidak pernah menangis. Yah, dua tahun lalu memang dua tahun yang menyesakkan.

Mario menggelengkan kepalanya saat memberanikan diri menatap Alyssa yang kini menatapnya dengan air mata dan tatapan penuh tanya .

"Aku mohon, jangan seperti ini kepada ku Hon, maafkan aku" Mario menggenggam erat tangan Alyssa dan meremasnya lembut.

"Kau tidakkah salah Sir, meminta maaf dengan wanita jalang sepertiku?" Alyssa melepaskan genggaman tangan Mario dari tangannya.

"Maaf Tuan, sebaiknya anda pulang karena saya masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan" Alyssa sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak luruh dan nada bicaranya agar tidak terdengar bergetar.

"Kau bahkan bisa meninggalkan semua perkerjaanmu Alyssa, dan aku akan memenuhi semua kebutuhanmu"

"Terima kasih Tuan, secara tidak langsung kau memang menganggapku sebagai jalangmu. Tapi maaf aku masih bisa memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa uangmu"

Mario hampir saja berteriak frustasi, Alyssa benar-benar membuatnya gila saat ini. membuat otak cerdasnya bahkan tidak berfungsi. Kemana seorang Mario yang pintar dan dapat dengan mudah mendapatkan apapun yang ia mau. Namun sekarang ini hanya ada seorang Mario yang bahkan tak berkutik hanya seorang wanita yang -mungkin- sudah ia cintai.

"Al, bukan itu maksudku, a-"

"Bisakah kau keluar dari rumahku, aku benar-benar sibuk saat ini." Alyssa berdiri lalu memotong ucapan Mario membuat Mario mendesah kasar. Ya Tuhan, wanitanya sungguh sangat keras kepala, dan sialnya wanita keras kepala ini yang ia cintai.

"Al-"

"Keluarrrr!!!" Teriak Alyssa saat Mario tidak juga menuruti perintahnya. Hingga akhirnya Alyssa merasa tubuhnya sempoyongan dan pandangannya buram.

Brukkkk

Alyssa jatuh terduduk dengan tangan kiri yang menompang tubuhnya dan tangan kanan memegangi kepala. Mario yang melihat itu pun panik dan langsung menghampiri Alyssa.

"Honey, are you okey?" panik Mario dan langsung menyandarkan Alyssa di dada bidangnya. Tangan kirinya melingkar di perut Alyssa dan tangan kanannya di gunakan untuk mengusap keringat di pelipis Alyssa.

Alyssa mencoba melepaskan dekapan Mario di tubuhnya, namun tenaga Mario dengan tenaganya yang dalam keadaan seperti ini pasti tidak ada apa-apanya.

"Lepas, Mario" Alyssa mencoba melepaskan tanganya yang berada di genggaman Mario.

"Jangan Gila, kau pikir aku-"

"Lepas, Mario!!" Teriak Alyssa di sisa tenaganya.

"Apa kau tak mendengar apa yang Alyssa katakan"

Suara itu sontak membuat Mario dan Alyssa menoleh ke sumber suara. Sosok Oliver yang kini sudah berdiri bersandar di pintu dangan melipat kedua tangannya.

Alyssa memejamkan matanya rapat-rapat saat melihat Oliver benar-benar melakukan ucapnnya, membuat kepala Alyssa yang sudah sakit semakin sakit. Bagaimana tidak, setelah ini ia akan melihat dua pria bodoh kembali berulah.

Rahang Mario mengeras melihat pria yang ia anggap brengsek itu kini sudah berdiri di hadapannya, ingin sekali Mario memukul wajah brengseknya itu sekarang juga, jika tidak mengingat kondisi Alyssa sekarang. Dan bagaimana pula pria ini mengetahui alamat apartemen Alyssa, apa memang mereka sudah saling mengenal dari dulu. Dan cukup memikirkan hal-hal bodoh itu karena yang ia tahu Alyssa miliknya. Hanya miliknya.

"Masih mengingat ku, Tuan Calvert?" Oliver melangkah mendekat dan memasang senyum miring khasnya yang membuat siapa saja dapat terintimidasi dengan tatapannya. Tapi maaf itu tidak untuk Mario dan, ahhh Alyssa tentu saja.

Alyssa ingin sekali menyumpal mulut Oliver saat pria itu mulai memancing emosi Mario. Dan Alyssa hanya bisa bedoa setelah ini tidak ada pertumpahan darah di apartemennya.

"Katakan padaku bagaimana mungkin aku melupakan pria bertittle brengsek sepertimu?" Mario menaikkan salah satu alisnya menatap Oliver dengan tatapan bertanya. Sedangkan tangannya masih di posisi awalnya tadi. Memeluk tubuh lemah Alyssa.

Oliver terkekeh " Apa itu sebuah pujian?"

"Kau bisa menganggapnya seperti itu"

"Bisakah kalian diam, kalian membuat kepalaku semakin pusing" Alyssa menatap dua pria itu bergantian dengan tatapan tak suka.

"Baiklah, ayo Hon. aku akan mengantarmu ke kamar" Mario menggendong Alyssa Bridal Style dan membawanya ke kamar. Oliver hanya tersenyum miring melihatnya.

"Ck, si bodoh itu" sinis Oliver lalu memilih masuk untuk melihat-lihat apartemen yang sudah lama tak ia lihat ini.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C12
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login