Download App

Chapter 2: Itu mudah!

Sang Surya yang agung memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru.. Semua orang mulai berlalu lalang dan kembali melakukan aktivitas seperti biasa..

Terdengar ketukan pintu di kamar Arka dan Darka..

"Arka, Darka.. Turun sarapan yuk sayang" ucap Sandra mengetuk pintu kamar kedua putranya..

Tak lama kemudian Arka dan Darka keluar dari kamar mereka, Mereka sudah siap untuk berangkat ke sekolah..

Di meja makan Sandra mencoba mencairkan suasana yang hening..

"Arka, Darka.. Kalian pulang jam berapa nak?" Ucap Sandra lembut kepada kedua putranya..

"Kami pulang jam sebelas Mi, Tapi Darka harus latihan taekwondo dan Arka harus latihan menembak" ucap Darka kepada Sandra sedangkan Arka hanya terdiam melanjutkan sarapan nya..

Sandra menatap David yang sedang asik sarapan, Sandra menyenggol pelan kaki David sehingga David menoleh kearahnya..

Sandra menatapnya seakan memberikan pertanyaan kepada David, tak lama kemudian David mengangguk pelan..

Sandra menatap kedua putranya secara bergantian.. Darka yang mewaris sedikit kepekaan Sandra menoleh, sedangkan Arka yang lebih mewaris sifat ayahnya, dia hanya diam dan memakan sarapannya dengan lahap..

"Kenapa Mi?" Ucap Darka membuka suara..

"Hmm.. Kalian mau liburan gak?" Ucap Sandra kepada putra-putra nya..

"Darka mau Mi.. Arka juga mau, ya kan Ka" ucap Darka menyenggol tangan Arka..

"Hmm.." gumam Arka sekali lewat dan kembali melanjutkan makanannya..

"Kali ini kalian akan berlibur sendiri tanpa Papa dan Mami" ucap David datar kepada kedua putranya..

Sandra tampak tak bisa berbuat banyak, David adalah suaminya dan dia harus menurutinya..

Sandra dan David menunggu reaksi anak-anaknya..

"Darka gak masalah, Arka juga gak masalah.. Ya kan Ka" ucap Darka riang sambil kembali menyenggol tangan Arka yang sedang sarapan..

"Hmm.." ucap Arka juga tidak keberatan..

Sandra terkejut dengan reaksi kedua putranya, Mereka benar-benar tidak keberatan berlibur tanpa Dia dan David?

Sedangkan David hanya tersenyum tipis mendengarnya..

"Ini baru anak ku" batin David tersenyum tipis kemudian kembali memasang ekspresi wajah datar seperti biasa..

"Ya Tuhan, mereka seperti benar-benar bukan anak ku.. Dulu saat aku pergi sendirian tanpa orang tua ku.. Aku akan menangis sangat keras dan memaksa mereka untuk ikut denganku.. Tetapi, Mengapa Putra-putra ku terlihat senang berlibur tanpa ku?" Batin Sandra menangis melihat tingkah putranya..

Ya, tetapi bagaimana lagi.. Sandra menghela nafasnya kemudian menatap putra nya..

"Bagaimana pun juga, kalian harus tetap memberi kabar sama Mami" ucap Sandra tegas kepada anaknya..

"Oke mami, di laksanakan" ucap Darka tersenyum manis..

"Arka? Kamu juga harus jagain adek kamu!" Ucap Sandra kepada Arka..

"Hmm" gumam Arka sekali lewat..

Ya seperti itulah sifat Arka, dia sangat mirip dengan David..

"Ya udah, kalian berangkat gih.. Nanti telat ke sekolah" ucap Sandra tersenyum kepada mereka..

"Oke mami.. Darka sama Arka berangkat dulu ya Pa, Mi" ucap Darka yang bersiap mengambil tas nya..

Arka berdiri dan mencium pipi Sandra.. Walaupun Arka terlihat dingin seperti David, tetapi dia sangat menyayangi Sandra.. Sandra tersenyum manis saat di cium oleh Arka, kemudian Arka berpamitan kepada David, dan terlihat David sedikit tersenyum kepada Arka, begitu pun dengan Arka yang tersenyum sebentar kepada David kemudian keduanya kembali memasang wajah datar nya..

"Dasar mereka.." ucap Sandra pelan agar David tidak mendengar nya..

Darka kembali dengan membawa dua tas sekaligus, Ya.. Satu tas adalah miliknya dan satu tas lagi adalah milik Arka.. Darka berpamitan dengan Sandra dan David, kemudian Darka menyusul Arka yang sedang menunggunya di depan pintu..

"Dadah Papa.. Dadah Mami" teriak Darka tersenyum manis sambil melambaikan tangan nya kepada Sandra dan David..

David tersenyum melihat tingkah Darka yang sangat berbeda dengan Arka.. sedangkan Sandra membalas lambaian tangan Darka kepadanya..

----------------------------

Arka dan Darka masuk ke mobilnya untuk berangkat ke sekolah, mereka di antar oleh supir kepercayaan keluarga nya..

Selama di perjalanan Arka sibuk memainkan rubik yang berada di tangannya..

Dia berhasil memainkannya beberapa kali..

"Lacakan mu sangat mudah" ucap Arka memberikan rubiknya kepada Darka..

Darka mengambilnya dan mengacak ulang rubik itu lebih sulit dari biasanya..

Setelah selesai Darka mengembalikan rubik itu kepada Arka..

Arka memainkan rubik itu kembali, sedangkan Darka lagi memainkan sebuah aplikasi yang dapat mengasah otak di ponselnya..

"Arka, kira-kira kemana kita akan berlibur?" Ucap Darka sambil melihat Arka yang sedang sibuk mengotak ngatik rubiknya..

Arka hanya mengangkat bahunya cuek..

"Finish!" Ucap Arka yang sedikit tersenyum karena untuk kesekian kali dia bisa menyelesaikan rubik nya..

"Hmm.." ucap Darka cuek.. Darka tau bahwa rubik seperti itu sangat mudah di mainkan oleh seorang Arka Viantara Ferior

"Aku bosan memainkan rubik berukuran 2x2 ini.. Aku akan meminta kepada Papa untuk membelikan ku rubik yang ukurannya lebih besar dari ini" ucap Arka sambil memasukkan rubiknya kedalam tas nya..

"Arka! Bantu aku menjawab soal ini!" Ucap Darka sambil menyodorkan ponselnya kepada Arka..

Darka sedikit kesulitan untuk menjawab soalan itu, dia sudah menjawab semua yang dia tau, tetapi masih saja salah...

Akhirnya dia meminta bantuan Arka, karena dia tau ini adalah hal yang kecil bagi seorang Arka si jenius..

Arka menoleh dan melihat soal itu..

Soal ke 1789 =

Ada seseorang yang berjalan di tepi pantai tanpa memecah air. Ketika ia menoleh ke belakang, ia tidak menemukan jejak kakinya. Mengapa?

"Itu mudah" ucap Arka yang kembali melihat ke jalanan yang ada di depan..

"Apa?" Ucap Darka penasaran dengan jawaban dari soal tersebut..

"Karena ia berjalan mundur" ucap Arka santai..

Darka coba memasukan jawaban Arka, dan benar saja.. Jawaban Arka benar!

"Sudah ku duga, dia bisa menjawab ini" Batin Darka..

Tak lama kemudian mereka telah sampai di sekolah elit nya..

"Makasih Pak.." ucap Darka kepada Sang supir, sedangkan Arka hanya tersenyum tipis kemudian dia kembali mengubah ekspresi wajahnya..

"Iya, Sama sama Den" ucap sang supir Tersenyum sambil menjawabnya..

Sang supir sudah tau sifat dan watak kedua putra majikannya ini, jadi sang supir tidak terlalu memperdulikan wajah keduanya yang sedikit cuek kepada orang lain..

Bagaimana pun sifat putra-putranya, Sandra selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu mengucapkan Terima Kasih kepada orang yang sudah membantu dan monolong mereka..

Arka dan Darka menuruni mobilnya dan berjalan masuk ke sekolahnya..

Mereka jalan berdampingan dengan gaya cool mereka..

Orang tua siswa yang sedang mengantar anaknya ke sekolah itu jatuh cinta kepada bocah yang baru berumur tujuh tahun dan delapan tahun itu..

Begitu juga dengan teman sebayanya, walaupun masih kecil, itu tidak membatasi Arka dan Darka untuk menjadi tampan..

Banyak teman wanita di kelas Arka dan Darka yang menyukai mereka dan terkadang suka mencuri perhatian Arka dan Darka..

Tetapi bukan Arka dan Darka jika mereka meladeni teman wanita-wanita nya itu..


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login