Download App

Chapter 515: Mas Kris

Kenan dan Jesica masih menemani si kecil Kris yang belum juga mau tidur. Dia terlihat sedang memainkan handphonenya sementara Jesica duduk di meja kerjanya sambil membaca sebuah laporan di tabletnya. Kenan sendiri memilih bersandar ditempat tidur dengan tontonan favoritnya.

"Daddy, daddy.."

"Hem.."

"Liat ini.."

"Inikan temen Mas.."

"Iya ini Khansa, cantik ya.." Kris malu-malu dan memandang foto yang dia dapatkan dari temannya itu.

"Mas Kris udah tahu yang cantik sekarang.." Kenan dengan senyuman dibibirnya sementara Jesica yang mendengar pujian itu mulai mengencangkan pendengarannya.

"Habis dia baik banget dad di sekolah. Dia suka satu kelompok sama Kris sama Raja, Pinter lagi.."

"Bukannya dia yang kemarin ranking 1 Mas?."

"Iya dad. Liat nih dad foto ini juga dia cantik.."

"Ih Mas kepoin.." Ledek Kenan melihat tingkah Kris.

"Apa sih ini cantik-cantik, coba mommy liat.." Jesica sudah ada didekat mereka. Dia membuka kacamatanya dan melihat apa yang menjadi pemandangan Kris dilayar handphonenya sejak tadi.

"Cantik kan mom?."

"Mas belajar dulu yang bener.."

"Kris Belajar sama Khansa mom.."

"Mas muji-muji dia terus dari tadi, jangan jadi genit ya masih kecil juga."

"Engga mom.."

"Ya ampun yang, Kris cuman kagum sama Khansa."

"Bukan ga boleh tapi ada saatnya nanti Kris tahu.."

"Kenapa? Kata abang dia boleh suka sama cewek dari SD."

"Abang yang mana maksud Mas?."

"Abang Kay.."

"Ya allah, tuh anak ya ngajarin adiknya yang engga-engga." Jesica menggelengkan kepalanya.

"Masa abang Kay boleh Kris engga mom?."

"Bukannya ga boleh tapi belum Mas, Mommy belum kasih ijin Mas Kris mau pacar-pacaran. Masih kecil ah.." Jesica mulai menaiki tempat tidurnya dan mendekati Kris.

"Udah gede boleh?."

"Boleh, Mau pacaran sama Khansa pun boleh."

"Mommy sama daddy ga akan kemana-manakan? nunggu Kris gede?."

"Kok ngomongnya gitu?."

"Temen Kris kemarin ibunya ga ada dad, bu guru bilang ibunya meninggal."

"Makannya Mas Kris tuh rajin ibadahnya, doain mommy sama daddy Panjang umurnya, sehat-sehat terus jadi bisa liat Mas Kris gede." Kenan dengan santai menjawab pertanyaan si kecil sementara Jesica sedikit bersedih. Ya..kalau dipikir-pikir ada kasihan juga jika Kris besar nanti tak ada mereka.

"Ih gemes sama si bungsu mommy. Mas Kris kan punya kakak banyak sayang, jadi jangan takut ditinggalin."

"Kakaknya sibuk."

"Nanti daddy yang marahin kalau kakaknya sibuk."

"Iya dad, marahin kakak, marahin abang.."

"Udah Mas Kris tidur sana besok telat lagi bangunnya.."

"Kris besok pingin sarapan di luar mom."

"Mommy besok masak sayang.."

"Aaah…pingin diluar.."

"Kenapa tumben?."

"Pingin chicken.."

"Ya ampun…masih pagi udah sarapan chicken."

"Makanan favorit tuh.." Ledek lagi Kenan.

"Pingin mommy.."

"Iya-iya.."

"Pingin sekarang.."

"Nah loh kan besok sarapannya."

"Kris pingin sekarang."

"Udah malem Mas…"

"Kris ga bisa tidur kalau laper." Anak itu manyun. Jesica menatap kea rah Kenan.

"Iya-iya, ayo siap-siap kita cari chicken yang Mas mau.." Kenan mulai berdiri untuk mengganti celananya.

"Yes…" Kris dengan senang dan berlari kearah kamarnya.

"Sayang ikut ga?."

"Ikut dong, bisa bahaya ninggalin Mas berduaan sama Kris."

"Kok bahaya?."

"Nanti komen cantik-cantik lagi." Canda Jesica.

"Ajaran si Kay tuh."

"Tegur dong Mas, ke adik tuh dijaga gitu ngomongnya apalagi Kris masih kecil, niru ini itu Mas."

"Ya wajarlah sayang, Kris itu laki-laki. Dia bilang cantik Mas ga khawatir artinya dia normal kecuali dia komenin cowok ganteng barulah Mas ambil sikap."

"Ah..sama aja soalnya sama daddynya, Sukanya yang cantik-cantik."

"Inikan yang cantik." Kenan mengecup pipi Jesica.

"Kris udah siap.." Anak itu sudah berada diujung pintu.

"Cepet banget sih kalau mau jalan-jalan." Kenan berjalan menghampiri anaknya bersama Jesica.

"Mas, aku bilang dulu Jay ya takut dia nyariin."

"Udah tidur kali dia."

"Belum, tadi Zidan masih bangun."

"Ya udah Mas tunggu di depan ya.."

***

Benar saja, Kris dengan lahap memakan ayamnya bahkan dia memakan dua ayam sekaligus ukuran besar.

"Minumnya air putih aja ya sayang.."

"Pingin cola aja mommy.."

"Ga baik jangan banyak-banyak."

"Mas makannya paling segud dari kecil, daddy suka."

"Daddy makannya dikit.."

"Udah kenyang kalau daddy.."

"Kris pingin ice cream.."

"Habisin itu dulu Mas.."

"Mommy, abang bohong.."

"Abang yang mana lagi?."

"Abang Kay.."

"Kenapa lagi abang Kay?."

"Abang janji mau beliin aku hadiah kalau aku sabar nunggu mommy tapi sampe sekarang engga."

"Telepon abangnya tagih dong.."

"Abangnya sibuk.."

"Coba daddy telepon." Kenan segera meraih handphonenya dan melakukan panggilan pada Kay. Bukan hanya panggilan dia melakukan Video Call.

- Halo daddy.

- Bang, nih ada yang mau ngomong.

- Abang mana hadiah Kris…

- Hadiah?.

- Tuh abang lupa

- Oh iya-iya nanti ya Mas, Abang kemarin lagi ada urusan dulu dikantor

- Abang bohong, udah Kris aduin ke mommy.

- Ih..dasar main aduin aja.

"Coba sini aku yang kasih tahu Mas.." Jesica mengambil alih ponsel itu.

- Abang..

- Eh mom, lagi apa? Kayanya bukan dirumah nih.

- Lagi nemenin Mas Kris makan ayam.

- Pantes mulutnya belepotan.

- Abang janjiin apa sih sama Mas Kris?.

- Beliin hoverboard mom..

- Ya udah beliin dong, adiknya nagih nih.

- Iya-iya, besok aku kesana aku ajakin Mas Kris tersayang.

- Besok jemput Kris ke sekolah aja ya, mommy jadi bisa ke kantor sebentar.

- Mom kantor aman kok.

- Emang kalau mommy mau main ga boleh?,

- Boleh kok mom.

- Ya udah besok jemput Kris ya.

- Iya, besok aku jemput dia.

- Ajak main kek adiknya, jangan ditelantarin. Kasian dia bang. Di kantor juga abang ga sibuk-sibuk banget. Udah lupa apa sama Kris?, abang sendiri yang bilang mau jagain adiknya..

- Iya-iya mom maaf, kemarin-kemarin tuh aku udah niat ngajakin Kris pergi beli hadiahnya tapi aku ada urusan mom.

- Awas ya abang gitu lagi sama Kris, ga sayang sama keluarganya.

- Iya mom. Besok deh beneran besok aku beliin hadiahnya aku ajakin Kris jalan-jalan, mommy tahu beres aja.

- Abang juga kalau ngajarin tuh yang bener sama Kris. Jangan yang aneh-aneh bang…

- Aneh apa sih mom?, duh Kris banyak ngadunya nih.

- Dia bilang abang dibolehin suka sama cewek dari SD, sejak kapan coba mommy gitu bang?, yang ada mommy ga tahu abang ternyata gitu..

- Hahahha ya ampun, Kris yang duluan mom. Dia nanya-nanya soal temennya.

- Harusnya abang kasih tahu jangan di panas-panasin. Inget loh ini adik abang umurnya masih kecil.

- Ih mommy ngomel terus, lagian Kris udah ga TK, dia mau ke SMP.

- Habis Kris nyebut nama abang terus.

- Dasar tuh bocah.

- Ya udah, besok kabarin mommy aja ya.

- Iya mom, kalian hati-hati pulangnya.

- Iya, bye sayang..

- Bye mommy.

"Tuh Mas, abang bilang besok beli..."

"Yes.."

"Yes yes aja daritadi.." Ucap Kenan mendengar respn Kris.

***To Be Continue


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C515
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login