Download App

Chapter 106: Hati yang harus dijaga

Sepasang netra nyonya Almira menyapu hiruk pikuk jalanan yang macet,, sejak pulang dari rumah sakit dan berbicara dengan Derry wanita mengenakan hijab itu lebih banyak diam,, batin dan logika nya tengah berperang hebat antara ingin mengizinkan atau tidak Derry menjadi wali Shanum nanti.

Disatu sisi Derry memang ayah sah putrinya, disisi lain dia sendiri yang memilih untuk pergi meninggalkan keluarga dan kehilangan hak atas putra putri mereka.

Dimas yang duduk dibelakang kemudi dan Shanum duduk disebelahnya memperhatikan perubahan sang bunda yang awalnya tampak biasa saja sejak bertemu Derry malah berubah drastis seperti ini.

"Bun.. kenapa??" tanya Shanum terpaksa memutar badan untuk bisa melihat bunda yang duduk di kursi belakang. "emang nya tadi dia bilang apa sama bunda??" selidik Shanum yang belum mendapat jawaban, khawatir akan perubahan sang bunda,, dia tidak ingin pria yang ingin diakui sebagai ayah itu menyakiti bundanya lagi.

"ayah kamu... mau jadi wali di pernikahan kalian nanti.. bagaimana menurut kamu??"

deg!

deg!

***

Aura baru saja tiba diambang pintu kamar rawat Aldi,, ia coba meraih handle pintu yang belum tertutup rapat. Kebetulan dia kesana untuk mengambil mobil yang di tinggalkan semalam diparkir rumah sakit dan membawa kan cake kesukaan Aldi. Bonus yang ia dapatkan adalah melihat ayah tiri dengan mantan istri!

cihh!! sejak dulu dimatanya Derry hanya pria parasit yang menempeli ibunya demi kejayaan perusahaan yang pria beristri itu rintis, secara Nyonya Lidya saat itu seorang CEO berpengaruh dan punya banyak harta,, dia sendiri tidak habis pikir apa kelebihan Derry dibandingkan ayah kandungnya, Sampai-sampai rela menghancurkan banyak hati demi cinta buta mereka!!

Sekarang keadaan jadi lebih rumit,, tidak hanya Derry yang harus dia hadapi tetapi juga kenyataan bahwa Zara si pencuri ulung yang telah merebut hati Aldi dari genggamannya.

.

tok! tok! tok!

Daun pintu terbuka lebar setelah terdengar suara mengizinkan masuk dari dalam, Aura menghela nafas, dia harus bisa mengendalikan diri melihat kedekatan Aldi bersama gadis berwajah sendu yang tengah melayani pria itu untuk menyantap makan siang.

"bagaimana keadaan mu Al..??" tanya Aura segera menghampiri Aldi, menyela diantara Zara yang tengah memegang piring ditangan.

"aku.. sudah lumayan baik.. " jawab Aldi tersenyum tipis, matanya melirik pada ekspresi raut wajah manyun yang merasa dirinya tersisih dengan kehadiran Aura disana yang tidak canggung duduk diatas ranjang pasien sembari menyuguhkan kue yang barusan dia bawa.

"syukur lah kalau kamu udah baikan.. ni aku bawain muffin kesukaan kamu.. dicoba ya.." Aura menyodorkan muffin yang dimaksud, Aldi menyambut dengan berat hati.

"makasih.. tapi sebaiknya kau tidak perlu repot-repot begini.. ada Zara yang jagain aku, lagipula Dimas udah banyak bawa makanan dari cafe.."

Gantian ekspresi bibir manyun tergambar di wajah oriental Aura, dia sangat tidak tahan mendapatkan penolakan.

"aku tahu Al..." lirih Aura tertunduk,, seperti ada yang meremas hatinya, terlebih lagi Aldi mengatakan itu dihadapan Zara!!

Aldi agak merasa bersalah meskipun dia sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung sahabat nya,, hanya saja ada sepotong hati yang harus dia jaga. Cukup selama ini ia mengabaikan perasaan sang gadis demi seorang Aura,, kali ini dia harus bersikap tegas agar istrinya bisa memahami perasaan nya.

.

"kamu ngga usah salah paham ya Zara...??" Aura melempar pertanyaan pada gadis yang membatu sejak tadi "aku sekarang bukan cuma temannya suami kamu,, tapi secara tidak langsung aku jadi kakak iparnya Aldi.. gimana menurut kamu??"

Ada desiran menyerang dalam rongga dada Zara,, disatu sisi dia sedikit bahagia Aura bisa mengakui hubungan mereka seperti apa,, tetapi disisi lain dia tidak bisa menahan gejolak rasa cemburu ketika melihat kebersamaan suami dan kakak tirinya. Biar bagaimanapun Aura punya tempat khusus di hati seorang Aldi Rahdika.

Sementara Aldi berharap Aura mengatakan hal yang sebenarnya,, meski tidak mudah untuk menghapus rasa cinta yang pernah mengikat mereka.

"ya.. tentu kak..." sahut Zara tersenyum masam,

-Oh tuhan,, kirim malaikat baik agar aku bisa menyingkir dari sini..!!- batin Zara memohon Tuhan akan mengabulkan keinginannya.

.

Bip! Bip!

Ponsel Zara berdering,, tertulis nama Tristan dilayar ponsel. Aldi mengerenyitkan dahi, ingin tahu siapa penelpon istrinya...

"siapa??" tanya Aldi penasaran karena perubahan wajah Zara agak ragu untuk menerima telpon. ,

"hmm... kak Tristan..,"

.

Tristan?!!! sudah ku duga.....!!!!

.

.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C106
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login