Download App

Chapter 32: Part 5

๐˜‘๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ด ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ต๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข. ๐˜‹๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข, ๐˜‘๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ด๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข-๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช.

"๐˜ž๐˜ฐ๐˜ข๐˜ฉ... ๐˜’๐˜ช๐˜ฎ ๐˜‘๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ!"

****

Jungkook dan Jinan menoleh ke arah Mingyu yang memekik menyadari sosok mungil yang baru saja di tabrak oleh Jungkook.

๐™‹๐™ก๐™š๐™ฉ๐™–๐™ 

Sebuah kepalan tangan mendarat ke belakang kepala Mingyu dengan keras hingga membuat sang empu meringis dan mengusap kepalanya.

"Kau berisik sekali! Jangan terlalu norak jadi orang Kiming!" Ucap Yugyeom dengan menatap tajam pada temannya itu.

"Yak! Namaku Mingyu!"

"Sama saja."

"Berisik!" Tegur Jungkook saat melihat dua temannya itu berdebat. Kemudian ia menoleh ke arah Jinan yang menatap heran pada Mingyu dan Yugyeom.

"Jinan-ssi? Sedang apa di sini?" Ucap Jungkook sambil tersenyum manis menatap berbinar pada pemuda mungil di depannya. Jinan pun kini menoleh pada Jungkook dan ikut tersenyum.

"Ah.. Aku sedang bertemu seseorang tadi. Jungkook hyung juga sedang apa di sini?"

"Aku datang untuk bekerja."

"Eoh? Siang begini baru datang?" Jinan menggelengkan kepala dramatis.

"Ish! Tidak disiplin sekali sudah siang seperti ini baru datang? Kalau hyung di pecat atasanmu bagaimana?" Ucap Jinan sambil melipat ke dua tangannya di dada. Jungkook pun tersenyum maklum.

"Bagaimana bisa aku di pecat Jinan-ssi? Aku..."

"Dia pemilik Cafe ini Jinan-ssi." Sela Mingyu sambil menepuk bahu Jungkook.

Jinan menganga dan membolakan matanya terkejut.

"Eoh.. Benarkah? Aku baru tahu!" Jinan pun terkikik akan kebodohannya. Berbeda dengan Jungkook, saat ini ia menatap Jinan dengan tatapan rindu saat melihat tawa yang sama seperti orang di masa lalunya.

"Hah.. Oke, kalau begitu aku harus pamit Jungkook-ssi. Maaf tak bisa berlama-lama." Ucap Jinan menyadarkan lamunan Jungkook.

"Eh? Ah.. Baiklah kalau begitu.... Ah ya Jinan-ssi, em.. Bolehkah aku meminta nomor ponsel mu?" Tanya Jungkook penuh harap. Ia tak ingin kembali jauh dari pemuda mungil itu.

"Of course Jungkook-ssi. Give me your phone!" Ucap Jinan sambil mengulurkan tangannya dan dengan senyum yang terpatri di bibir tipisnya, Jungkook memberikan ponselnya pada Jinan.

Jinan mengembalikan ponsel itu pada Jungkook setelah mengetikkan nomornya pada ponsel itu.

"Thank you Jinan-ssi."

"Oke, I have to go now. Sampai jumpa lagi Jungkook-ssi. Permisi." Jinan pun melangkah pergi setelah membungkukkan badannya. Sedangkan Jungkook terus menatap bahu sempit Jimin hingga pemuda itu masuk ke dalam mobil Ferrari F8 nya.

Jungkook pun tersadar saat Yugyeom dengan keras menepuk bahunya, "Yak! Sadarlah! Dia sudah pergi!"

Jungkook pun tersentak dan tersenyum kaku menoleh ke arah Yugyeom kemudian mengembalikan tatapannya pada Jalanan di depan sana.

"Bolehkah aku berharap untuk memilikinya?" Lirih Jungkook.

Yugyeom pun menoleh ke arah Jungkook sambil mengernyit bingung, "Hah? Kau bilang apa?" Jungkook pun menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada." Kemudian ia pun membalikan tubuhnya. Kemudian kembali melangkah cepat menuju ruangan pribadinya.

"Yak!"

***

Kim Jisoo berjalan dengan tergesa bersama sang manager yang ada di belakang nya. Mulutnya tak henti merapalkan umpatan yang ia tujukan pada temannya.

"Sialan! Karena Hansol aku terlambat. Aish.. Brengsek!" Ucap Jisoo

"Yah... Jisoo-ya kau sudah ku peringatkan bukan? jangan pulang terlalu larut dan terlalu banyak minum. Kau tak mendengar ku sama sekali." Ucap pria tampan bernama Park Dongmin.

"Ya..ya.. Aku yang salah di sini. Sudah jangan mengomel terus! Nanti ketampanan mu luntur."

"Kenapa jadi menyinggung ketampanan ku eoh? Ketampanan ku tak akan luntur ini sudah jadi aset paten keluarga ku, kau tahu."

"Terserah!" Wajah Jisoo semakin tertekuk mendengar ocehan dari managernya itu. Entah mengapa ia punya manager yang sangat cerewet. Namun ia juga merasa bangga pada Dongmin. Karena pria itu selaluย bisa melindungi Jisoo dari skandal dan hal-hal buruk yang bisa membuat karirnya hancur.

"Mianhe, Produser Min saya terlambat." Ucap Jisoo pada pria berkulit pucat yang sedang duduk di depan layar monitor dengan melipat tangannya. Menatap tajam pada Jisoo dan terlihat tengah menahan emosinya yang siap meledak.

"Kenapa bisa terlambat?" Ucapnya dengan menekan emosinya.

"M-mianhe, s-saya em..."

"YAK! TAK PERDULI DENGAN ALASANMU! KAU TAHU, SUDAH TIGA PULUH MENIT KAMI DI SINI MENUNGGUMU! KAU MALAH MENIKMATI TIDURMU TANPA RASA BERSALAH HAH! BRENGSEK!" Emosi produser itu pun langsung meledak ketika melihat Jisoo yang seolah mencari-cari alasan.

"Katakan jika kau sudah tak ingin melakukan peranmu. Aku bisa menyuruh Casting director untuk mencari orang lain yang akan menggantikan mu." Ucap produser itu dengan penuh penekanan di setiap kata nya.

Jisoo pun menggeleng kencang mendengar ucapan pria pucat itu, "Ku mohon maafkan saya Produser Min, saya tidak akan mengulanginya kembali." Ucap Jisoo memelas. Ia sungguh tak ingin jika perannya kali ini tergantikan. Ia sangat menikmati apa yang ia perankan kali ini.

Produser Min pun beranjak berdiri dari duduknya dengan Jisoo yang kini menatapnya bingung.

"Cepat bersiap dalam 10 menit." Ucapnya seraya melangkah pergi dari sana.

Jisoo pun menghela nafas lega. Sungguh jika harus berhadapan dengan pria Min itu membuatnya frustasi karena pria itu sangat menyeramkan jika marah. Katakan saja Jisoo beruntung, karena bisa saja produser itu memblack list Jisoo dari setiap film yang ia produseri. Karena pria itu menjunjung tinggi ketepatan waktu.

Jisoo pun sebenarnya sudah Was-was dengan apa yang akan terjadi padanya. Karena di samping ia tak ingin di gantikan dari perannya, ia juga tak ingin kehilangan kesempatan dari film yang di produksi oleh MYG Entertainment. Karena setiap film yang di produksi oleh agensi itu selalu sukses dan selalu masuk pada penghargaan bergengsi dengan nominasi Film terbaik.

Sebuah tepukan di bahunya ia rasakan, kemudian dengan lesu Jisoo menoleh ke arah orang itu.

"Hai.." Seketika Jisoo membelalakkan matanya dan segera menepis tangan orang itu.

"Yak! Kenapa kau ada di sini?!" Ucap Jisoo dengan tidak santai dan pria yang ada di depannya terkekeh melihat respon Jisoo.

"Kau kenapa sekaget itu bertemu denganku, hum?"

"Yak! Aku malas sekali jika bertemu denganmu kau tahu!"

"Ayolah Jisoo-ya aku ke sini untuk bertemu denganmu." Ucap pria bernama Nam Koong min yang di kenal seorang model dan aktor itu kini tengah merengkuh bahu Jisoo.

"Yak! Apa-apan tanganmu ini! Lepas!" Ucap Jisoo sambil menghempaskan tangan Koong min dari bahunya.

"Yah.. Jisoo-ya...

"Jisoo-ssi mari bersiap-siap. 10 menit lagi giliranmu." Sela seorang stylist wanita yang menghampiri dua pria yang tengah berdebat atau hanya Jisoo saja yang tengah emosi.

"Oh.. Mianhe noona." Ucap Jisoo sambil melangkah mengikuti wanita itu.

"Jisoo-ya nanti malam ku undang kau makan malan!" Teriak Koong min setelah Jisoo berjalan menjauh dari nya. Jisoo menoleh sebentar namun kembali lagi ke posisi awal kemudian tangan kanannya terangkat dengan mengacungkan jari tengahnya.

Koong min tertawa saat mendapat jawaban absurd dari pria tampan berbibir tebal itu.

"Ya.. Ya.. Lihat saja Jisso-ya ku pastikan kau akan segera putus dari Seo Yoon dan segera menjadi milik ku." Ucap Koong min dengan menarik sudut bibirnya membentuk seringai.

๐™๐˜ฝ๐˜พ


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C32
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login