Download App
71.42% Pengantin Bayaran / Chapter 5: Adam Tak Pernah Menemui Wanita Selembut Karleta

Chapter 5: Adam Tak Pernah Menemui Wanita Selembut Karleta

Melihat Adam yang tak pernah lelah bekerja. Malam hari seperti ini saja, Adam masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

Karleta bangkit dari tempat tidur beranjak ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minum untuk Adam.

Adam melirik ke arah Karleta yang sedang menghidangkan cemilan beserta minuman di meja. "Aku tak memintamu untuk menyiapkan itu semua, lagipula aku bisa mengambilnya sendiri," ucap Adam kembali fokus pada laptopnya.

"Ini kewajiban aku buat layanin, Mas," jawab Karleta sembari duduk di sisi lain sofa.

"Terserah kamu," balas Adam tak peduli. Karleta juga tidak mengeluarkan kata-kata lagi. Ia hanya duduk diam menemani Adam.

Hampir dua jam Adam berkutat dengan laptopnya. Badannya terasa lelah dan kepalanya berdenyut nyeri.

Adam menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sambil memejamkan matanya.

Karleta yang melihat itu, mengerti apa yang sedang Adam rasakan. Karleta bangun dan berdiri tepat di belakang Adam. Karleta memberanikan diri menyentuh kepala Adam dan memijitnya.

"Apa yang kamu lakukan....!!!" Adam tersentak kaget.

"Aku hanya memijit kepalamu, aku dengar ini bisa membuat kita rileks," jawab Karleta.

Adam kembali diam dan menikmati pijitan Karleta yang benar-benar membuat Adam rileks dan nyaman.

"Mas," panggil Karleta lembut.

"Hemm." Adam hanya berdehem tanpa membuka matanya.

"Pindah di ranjang saja. Mas juga mau istirahat kan?" ujar Karleta.

"Ya pijit kepalaku." Adam bangkit menuju ranjang di ikuti Karleta.

"Gunain saja paha aku buat jadiin bantal," ucap Karleta.

Adam hanya mengikuti saja. Menggunakan paha Karleta sebagai bantal.

Setelah posisi berasa sudah nyaman, Karleta mulai memijit kepala Adam lembut dan penuh kesabaran.

Adam sungguh sangat senang di perlakukan seperti ini. Adam tak pernah menemui wanita selembut karleta. Para wanita yang sering Adam temui adalah wanita manja dan egois.

Saking nyamannya, Adam sampai tertidur pulas. Dengkuran halus yang terdengar membuat Karleta tersenyum. Ini pertama kalinya selama menikah Adam tidur dengannya.

Waktu itu Adam dan ia tidur terpisah.

Jarang sekali mereka bisa seperti ini.

Sungguh Karleta sangat bahagia.

Pagi hari Adam terbangun lebih dahulu. Ia melihat ke arah Karleta yang masih sama seperti semalam, bersandar di kepala ranjang.

Adam yakin, Karleta pasti tidur tidak nyaman, badannya juga pasti sakit.

Gerakan kecil Adam membangunkan Karleta. " Maaf Mas kesiangan. Aku siapin air mandi dulu." Karleta bergegas bangun menyiapkan air hangat untuk Adam. Setelah itu ia menyiapkan baju kerja Adam dengan cekatan.

"Udah siap Mas. Mau di buatin kopi tidak?" tanya Karleta.

"Tidak. Langsung sarapan saja," jawab Adam sembari masuk ke kamar mandi.

Karleta dengan cekatan membantu Bi Darsih menyiapkan sarapan untuk Adam.

"Tuan pulang ke rumah, Nya?" Bi Darsih penasaran.

"Iya, Bi," jawab Karleta sembari tersenyum yang membuat Bi Darsih ikut tersenyum. Bi Darsih berharap tuanya bisa membuka hati untuk Karleta. Bi Darsih sudah menyayangi Karleta seperti anaknya sendiri.

Setelah selesai mandi, Adam mengenakan pakaian yang telah Karleta siapkan.

Kemudian ia bergegas turun untuk sarapan. Di sana sudah ada Karleta yang menunggunya.

"Ayo Mas duduk," ucap Karleta dengan senyum yang sangat manis.

Adam duduk tanpa berbicara, namun matanya terus mengikuti gerakan Karleta yang mengambilkan sarapan untuknya.

"Segini cukup Mas?" tanya Karleta menyodok porsi makanan yang ia ambil.

"Iya," jawab Adam singkat.

"Mas nanti siang mau di bawain makanan lagi gak?"

"Terserah kamu aja."

"Kalau begitu, nanti siang aku bawain." Karleta tersenyum.

Sungguh Karleta tidak bohong, ia sangat bahagia. Walaupun Adam terkesan masih dingin dan kaku tapi setidaknya ia mau menerimanya.

Karleta berharap situasi seperti ini jangan cepat berakhir.

Namun.....

"Sayang." Natasya mengecup pipi kanan dan kiri Adam.

"Kamu terlambat," ucap Adam membalas dengan kecupan di kening Natasya.

"Maafkan aku Sayang. Kamu tau sendiri kalau aku sibuk pemotretan jadi aku telat bangun," jelas Natasya manja.

"Baiklah." Adam melanjutkan makannya. Sedangkan Natasya tanpa tau malu langsung ikut makan.

Karleta sendiri mendadak nafsu makannya hilang. Ia ingin sekali menasehati Natasya untuk menjauhi suaminya namun ia tak punya keberanian sama sekali. Sehingga semua amarahnya tertahan di kerongkongannya tanpa bisa mengeluarkan satu patah kata pun.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login