Download App

Chapter 3: Chapter 2 : Berpindah dalam Semalam (2)

⸢Cail berada di benua yang sama dengannya sehingga tidak aneh bila dia mendengar semua berita tentangnya yang menghebohkan satu benua.⸥

Yoo Han menggigit roti gandum hasil curian yang handal, keterampilan bawaan tubuh Cail asli benar-benar bagus. Tiba-tiba teringat informasi penting tentang di mana dirinya berada, Yoo Han lalu menggambar peta di tanah.

Dia bersembunyi di gang labirin yang menuju pemukiman kumuh, bukan karena takut ditangkap habis mencuri, tetapi itu untuk meluruskan dua kenangan yang bercampur. Dia hampir saja mengira dirinya adalah Cail asli, sementara Yoo Han hanyalah ingatan semu. Itu menyeramkan, apakah dia diambil alih? Ataukah jiwa pemilik tubuh masih ada dan sedang berusaha melahapnya?

Merinding naik ke sekujur tubuhnya. Dia menggelengkan kepala, lalu menghabiskan rotinya dan menenangkan rasa lapar yang mematikan.

Yoo Han tidak jadi mencuri harta milik orang yang dia lihat sebelumnya, sebagai gantinya dia mengambil roti dari toko roti yang ramai secara diam-diam.

Masa bodoh dengan pria hulk itu, dia sebenarnya tidak mau kembali ke sana. Namun, dia harus kembali sebab dia tak mengenali masa kini dan takut pada efek kupu-kupu bila dia bertindak tanpa berpikir. Tetap saja, Yoo Han tak terima diperlakukan lebih buruk dari anjing pria jelek itu.

Oleh sebab itu, sekarang dia harus menemukan Artefak-artefak yang bakal berguna baginya di masa depan dan juga demi bertemu protagonis lebih cepat dari cerita novel.

Yoo Han yakin tentang lokasinya dan cara memperoleh Artefak-artefak tersebut. Dia menggosok bagian belakang kepalanya seakan melupakan sesuatu yang besar.

Peta yang tergambar di tanah tidak begitu jelas, tetapi Yoo Han tentu saja memahami peta tersebut karena dia sudah memvisualisasikan itu dalam otaknya.

Ada seorang fans novel tersebut di dunianya sebelumnya yang secara sukarela membuatkan ilustrasi peta seluruh benua yang ditempati protagonis. Dengan demikian, Yoo Han sangat terbantu, dia berterimakasih pada siapapun yang menggambarnya meskipun tidak akurat, tetapi dapat memberikan gambaran besar.

+

+

Angka-angka yang dia tulis adalah tempat di mana artefak-artefak dari yang terkuat bisa didapatkan. Mulai dari 4, wilayahnya sekarang, artefak terkuat ke-4 ada di Kerajaan Marina, lokasi tepatnya adalah Kota Aeris di pantai timur laut.

Sebagai referensi, dia saat ini ada di seberang jauhnya dari pantai timur laut, Kota Harva, dalam novel dijelaskan bahwa Cail hidup di kota ini sampai berumur 12 tahun. Tentang bagaimana dia menghabiskan waktunya, Yoo Han menebak itu salah satu plot lubang.

Yoo Han melihat kondisi tubuhnya dan perkiraan dari ingatan Cail asli, yang bahkan tidak tahu berapa umurnya sendiri, untuk menentukan di usia berapa dia sekarang.

"Sepertinya sekitar 10 tahun. Selain itu, aku tidak tahu apa-apa tentang kehidupan Cail asli di usia ini, apa yang dia alami?" gumamnya.

Keinginannya tertunda karena jarak yang sangat jauh dari lokasi artefak itu berada, ditambah dia masih sangat muda dan lemah. Dia akan dianggap terburu nafsu jika pergi tanpa mempertimbangkan resikonya.

Yoo Han tak punya pilihan selain mencari cara lain, dia tidak mau bunuh diri dengan melakukan perjalanan satu arah ke sana. Apalagi, peta wilayah  "??" yang dia tandai merupakan area yang tak teridentifikasi  sepenuhnya oleh manusia, daerah terlarang. Novel "Ways of Heroes" menerangkan tentang tempat itu di bagian volume terakhir.

Dia tak'kan membahasnya sekarang karena terlalu rumit, yang perlu diperhatikan untuk saat ini yaitu bertahan hidup dan mencari cara pergi ke Kota Aeris.

Yoo Han, yang telah membaca keseluruhan volume novel "Ways of Heroes", secara alami tahu apa saja hal yang akan terjadi di masa depan, mungkin sebagian besar tidak.

'Ngomong-ngomong, di mana protagonis saat ini?' Ingatannya memburuk.

Ini belum waktunya untuk pertemuan menentukan. Meskipun dia ingin bertemu lebih cepat, tetapi bukan berarti dia akan langsung meluncur ke tempatnya tanpa peduli kondisi masing-masing. Premisnya ialah dia harus menguras otaknya yang dipenuhi benang kusut dua kenangan supaya segala hal tentang novel "Ways of Heroes" naik ke permukaan.

"Belum," gumamnya sedih.

Dia harus menjadi kuat dan memahami dunia ini terlebih dahulu sebelum bisa bertemu protagonis.

***

Yoo Han menelusuri ingatannya sebelum menjadi Cail di dunia ini. Dia yakin itu bukan karena kecelakaan seperti yang sering diceritakan dalam novel transmigrasi, misal tokoh utama mati ditabrak truk kemudian menuju dunia lain. Sebenarnya, tidak lucu sekarang sebab dia mengalaminya selain ditabrak truk.

Lalu, mengapa? Dia hidup damai dalam kesederhanaan dan dia cukup puas dengan itu, mungkin. Dia tipe orang yang tidak serakah dan lebih menyukai kedamaian. Jadi, dapat dipastikan bahwa dia tidak bunuh diri.

Yoo Han memijat kepalanya yang seakan dipukul batu besar, ini sulit baginya untuk mengingat tentang kehidupan sebelumnya ketika dia harus hidup sebagai 'Cail' di sini.

Ditambah Yoo Han ingin tahu alasannya berpindah dalam semalam jika dia tidak mati atau bunuh diri.

Semakin lama memeriksa, rasa mual memuakkan menggerogoti. Akhirnya, Yoo Han menyerah, lagipula tidak penting lagi apakah dia tahu atau tidak alasannya berpindah dunia. Begitulah untuk saat ini.

Sampai plot utama novel "Ways of Heroes" terjadi di masa depan, Yoo Han berencana mengambil Artefak berharga yang mengguncang dunia sebelum waktu itu datang. Apabila dia belum bisa melakukannya, ada hal lain yang lebih menarik untuk didapatkan.

Imbalan dari ingatannya sebagai Yoo Han terkikis adalah segala kesan dalam jaring kenangan tentang Cail asli mengisi kepalanya.

Akan tetapi, Yoo Han masih mempertahankan dirinya sebagai Yoo Han, dia hanya akan hidup sebagai 'Cail', tetapi dia bukan Cail asli, antagonis yang kejam. Cail asli memang tidak punya pilihan lain selain hidup seperti apa yang orang-orang sekitarnya inginkan.

Apakah dia sanggup menegakkan tembok penghalang antara dirinya dan Cail sampai masa depan yang jauh?

Yoo Han merasakan ketakutan yang mencekam bahwa mungkin di waktu mendatang, dia tidak akan menjadi Yoo Han lagi.

"Tidak! Seburuk apapun itu, aku harus bertahan," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Dalam gelapnya gang yang mengarah ke dua tempat, mata violet Yoo Han memancarkan kilauan cahaya misterius dalam waktu singkat yang tak dia sadari.

***


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login