Download App
79.54% JONGOS QOE

Chapter 35: Terpisah...Lagi

Sudah dua hari Kyra tidak mau makan karena daddynya tidak mengijinkannya pergi keluar dari rumah.

" Baby! Kalo kamu nggak makan, kamu bisa sakit!" kata Marion yang sangat sedih melihat putrinya.

" Daddy lebih mencintai harga dirinya dari pada putrinya mommy!" ucap Kyra pelan. Kyra terbaring lemah diranjang, karena dia hanya minum saja jika terasa lapar.

" Dia melakukan itu semua karena dia mencintaimu, baby!" jawab Marion.

" Come on, mom! I am a mother now!" ucap Kyra akhirnya.

" What? What do you just said?" tanya Marion terkejut.

" Yes Mommy! You are a granny now!" jawab Kyra dengan tersenyum.

" Jangan bercanda , baby!" kata Marion tidak percaya.

" Ask daddy! I think he know about it!" kata Kyra. Dengan bergegas Marion keluar dari kamar Kyra dan mencari suaminya ke ruang kerjanya.

" Apa benar kita memiliki seorang cucu?" tanya Marion yang langsung membuka pintu ruang kerja suaminya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia melihatnya Tama sedang berbicara serius dengan Ari dan beberapa bodyguardnya.

" Kami permisi, Bos! ucap bodyguard Tama.

" Kalian semua diam di tempat! Jangan ada yang berani melangkah keluar dari ruangan ini atau kalian tahu akibatnya!" kata Marion dengan nada dingin. Semua yang ada di dalam merasa takut mendengar suara Marion yang seperti itu. Mereka langsung diam di tempat masing-masing tanpa berani bergerak.

" Jawab aku Tuan Hutama Adi yang terhormat! Apa benar jika aku memiliki seorang cucu?" tanya Marion lagi.

" Apa kamu mengetahui hal ini Ari?" tanya Marion mengalihkan pandangannya kepada Ari.

" Tentu saja tidak, Tante! Saya tidak tahu sama sekali tentang hal ini!" ucap Ari terkejut.

" Pergilah membujuk putri kita!" kata Tama tegas.

" Tidak! Jawab dulu pertanyaanku!" kata Marion keras.

" Cukup! Dia bukan cucu kita dan tidak akan pernah menjadi cucu keluarga terhormat Adi Pratama!" teriak Tama. Marion tersentak mendengar teriakan suaminya, baru kali ini Tama membentak dan berbicara kasar padanya.

" Maafkan aku, sayang! Tolong menurutlah!" ucap Tama lagi.

" Aku tidak menyangka sepicik itu pandanganmu tentang orang lain, Tuan Hutama Adi!" kata Marion kecewa, lalu dia menangis dan berlari ke kamarnya.

" Brengsek! Aku mau kalian menemukan mereka sekarang juga! Atau aku akan membunuh keluarga kalian semua!" teriak Tama kasar.

" Baik, Bos!" jawab mereka semua dan langsung bergegas keluar dari ruang kerja Tama.

" Apa kamu akan mundur setelah tahu Kyra pernah mengandung dan punya anak?" tanya Tama pada Ari.

" Saya sangat mencintai Kay, Om! Saya tidak perduli jika dia pernah memiliki anak!" jawab Ari tegas.

" Bagus! Itu baru menantu Hutama Adi!" kata Tama tersenyum lebar. Ari memang sangat mencintai Kyra, dia begitu menginginkan Kyra untuk menjadi pendampingnya.

Kyra memejamkan matanya, airmatanya seakan kering karena keluar secara terus menerus tanpa henti memikirkan anak dan suaminya.

" Apa kamu puas telah membuat daddy dan mommymu berselisih?" ucap Tama yang sudah berdiri di hadapan putrinya. Kyra membuka kedua matanya dan melihat daddynya.

" Tentu saja aku akan memberitahu mommy berita gembira itu, Tuan Tama!" jawab Kyra.

" Kamu..."

" Aku akan membebaskanmu pergi keluar dan menikah dengan Ari setelah aku membuat ayah dari anakmu itu membusuk di penjara!" kata Tama dingin.

" Apa yang anda lakukan pada suamiku?" tanya Kyra takut.

" Suami? Jangan bilang jika kalian telah menikah!" kata Tama dengan wajah menggelap.

" Hahaha! Ternyata Tuan Tama tidak sehebat suamiku! Anda benar, Tuan! Kami telah menikah dihadapan pendeta dan tercatat dalam undang-undang!" tutur Kyra sinis.

" Tidak! Aku akan membatalkan pernikahan itu dengan semua bukti yang aku punya!" kata Tama marah.

" Tapi ini sah menurut gereja, Tuan! Anda tidak bisa membatalkan karena kami menikah tanpa ada unsur paksaan!" jawab Kyra.

" Tapi kamu lupa, baby! Tidak ada wali dari pihak kamu yang hadir untuk menyaksikan!" ucap Tama.

" Hahahaha! Aku tahu Tuan akan bicara seperti itu!" kata Kyra tertawa lemah.

" Apa kamu menertawakan kebodohan suamimu?" sindir Tama.

" Suami yang kau benci dan kau hina! Yang kamu sebut sebagai jongos! Bahkan berdekatan dengannyapun kamu jijik!" tutur Tama pelan tapi menusuk hati Kyra.

" Silahkan Tuan membatalkan perkawinan saya!" tantang Kyra.

" Pasti akan aku lakukan! Kamu akan kembali pada daddy untuk menjadi istri Ari!" ucap Tama lalu dia berjalan menuju ke arah pintu kamar Kyra.

" O, ya! Daddy punya berita gembira untuk kamu! Jongosmu itu sekarang sedang terbaring koma di RS!" ucap Tama dengan tersenyum.

" Tidak! Apa yang daddy lakukan padanya? Tidak! Daddyyyyyyy!" teriak Kyra, lalu dia turun dari ranjangnya dan terjatuh karena tubuhnya sangat lemah. Dia merangkak mendekati pintu kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

" Baby!" sapa Marion, dia menangis karena melihat putrinya merangkak sambil berteriak.

" Bangunlah!" ucap Marion.

" Lingga, mommy! Daddy mencelakakan dia mommy!" kata Kyra dengan tersedu.

" Tenanglah, baby! Kamu tenang dulu! Ayo!" ajak Marion, lalu Kyra dibawa ke ranjang oleh Marion.

" Dengar, baby! Kamu harus kuat jika ingin bertemu dengan anakmu!" ucap Marion.

" Mommy! Apa mommy merestui aku dan Lingga?" tanya Kyra.

" Apa dia Lingga? Ayah dari anakmu?" tanya Marion tidak percaya.

" Iya, Mommy!" jawab Kyra tersenyum. Lalu Kyra menceritakan semua yang terjadi selama beberapa tahun ini pada Marion.

" Kenzie! Apa dia tampan?" tanya Marion berkaca-kaca.

" Dia sangat tampan seperti Lingga, mommy!" jawab Kyra berbinar.

" Menurutmu Lingga tampan?" tanya Marion menggoda putrinya.

" Tentu saja! Dia...mommy! Jangan menggodaku!" ucap Kyra malu saat menyadari jika Marion menggoda dirinya.

" Sejak kapan kamu suka padanya?" tanya Marion lagi.

" Sejak aku...aku malu, mommy! Sudahlah! Aku sangat mencintai dia, mommy! Aku mohon mommy mau membantuku mencari info tentang dia!" ucap Kyra dengan wajah memohon.

" Telponlah!" ucap Marion memberikan ponselnya.

" Thank You mommy!" jawab Kyra senang dan memeluk mMarion. Kyra menekan nama Lingga di ponsel mommynya, karena Marion memang memiliki nomor Lingga. Tut..tut..tut..hingga berkali-kali, hanya suara itu yang muncul dari ponsel Marion.

" Ponselnya mati, mommy! Dia tidak pernah sekalipun mematikan ponselnya jika aku yang pergi, mommy!" ucap Kyra sangat khawatir.

" Apa tidak ada lagi nomor yang bisa dihubungi?" tanya Marion yang ikut khawatir dengan keadaan putrinya.

" Aku bisa mati jika pergi, mommy!" ucap Kyra dengan wajah pucat.

" Jangan berkata seperti itu, ingat putramu, baby! Dia sangat membutuhkan dirimu!" kata Marion.

" Tapi aku butuh dia, mommy!" ucap Kyra.

" Jika kamu memang mau keluargamu utuh, berjuanglah!" ucap Marion. Kyra memandang mommynya dengan tajam, Marion menganggukkan kepalanya. Kyra seakan menemukan oase di padang pasir, dia langsung menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Kedua anak dan ibu itu saling berpelukan dengan mengelus punggung masing-masing.

" Trima kasih, mommy!" ucap Kyra.

" Mommy akan selalu membantumu semampu mommy!" kata Marion.

Ruang tunggu ICCU itu sebagian dipenuhi dengan pria berjas hitam. Seorang pria tengah baya dengan kemeja putih dan celana kain putih duduk dengan gelisah di sebuah single sofa.

" Tuan!" sapa seorang pria berjas hitam.

" Hmm!" jawab pria itu.

" Ini semua laporan tentang kejadian kecelakaan itu!" ucap pria berjas hitam itu. Pria yang disapa dengan panggilan Tuan itupun menerima sebuah dokumen lalu membukanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C35
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login