Download App

Chapter 2: D U A

Ketika lo merasakan kebahagiaan dengan orang pertama, jangan pernah lupakan kebahagiaan yang juga diberikan oleh orang kedua, ketiga, keempat dan orang-orang lainnya.

•••

Pagi yang dihiasi sebuah mentari di ufuk timur yang senantiasa setia memancarkan sebuah cahaya yang indah untuk menghiasi kehidupan yang telah ditakdirkan oleh-Nya untuk seluruh makhluk-Nya.

Di Sebuah jalan, tepatnya di depan sebuah gerbang besar yang di dalam nya diyakini terdapat rumah atau mungkin gedung yang berdiri dengan sangat mewahnya. Di depan itu berdiri seorang gadis berambut panjang bergelombang dengan kacamata bulat yang menghiasi matanya dengan indah dan tak lupa sebuah tas ransel yang tak begitu besar yang selalu setia berada dipunggungnya.

Namun terlihat sekali bahwa gadis itu sedang menahan rasa kesalnya dan siap untuk meledakkan semuanya saat bertemu dengan seseorang yang sedari tadi membuatnya menunggu hingga membuatnya menjadi kesal.

"Ih Bani kemana sih, lama amat udah jam 7 ini. Mana bentar lagi udah masuk. Tadi bilang nya mau jemput, dan udah dijalan 20 menit lagi sampai. Tapi sampai sekarang gak muncul-muncul. Kalo tau gini mending tadi gue sama pak Joko aja. Tapi pak Joko lagi ngantar papa kekantor. Terus gue gimana dong. Ih kesel gue sama Bani. Ck!" Ucap Erisya dengan nada kesal yang sedari tadi tidak berhenti menggerutu menahan kesal.

Memang semenjak mereka berdua menjadi sepasang kekasih beberapa minggu yang lalu. Bani selalu menjemput Erisya saat akan pergi sekolah maupun mengantar ketika akan pulang sekolah dikarenakan mereka memang sekolah disatu sekolah yang sama.

Sudah berniat ingin masuk kedalam, namun tiba-tiba terdengar suara sebuah mobil merk Lambo berhenti tepat didepan Erisya. Erisya yang sudah tidak bisa membendung kekesalannya langsung saja meluapkan semuanya kepada si empu yang sedari tadi membuatnya menunggu.

"Kamu kemana aja sih Bani!" Kesal Erisya dengan melipat tangannya di dada sambil menunjukkan ekspresi kesalnya.

"Maaf banget sayang, tadi dijalan macet banget. Mobil aku aja sampai gak bisa bergerak saking macetnya. Aku gak bermaksud kok buat kamu nunggu. Tapi beneran sayang macet banget padahal ini masih lumayan pagi loh tapi kok bisa se macet itu ya. Eh aku beneran minta maaf sayang. Jangan marah dong Nanti cantiknya ilang loh." Pujuk Bani dengan memohon-mohon untuk meredakan kekesalan kekasihnya itu padanya.

"Aku kesel banget sama kamu, untung aja aku gak diculik sama orang. Lagian ya, ini udaranya polusi semua lagi. Nanti kulit aku rusak gimana kamu mau tanggung jawab?" Ucap Erisya masih dengan nada kesalnya.

"Ya maaf sayang. Gak mungkin dong kulit kamu rusak. Secara perawatan kamu mahal banget. Udah dong aku minta maaf ya. Gak ngulangin lagi deh." Ucap Bani dengan wajah sedikit memelas.

"Serah, cepet buruan. Nanti telat. Aku gak mau ya dihukum cuma gara-gara telat kamu jemput."

"Yaelah sayang, gak mungkin kita di hukum. Secara sekolah itu punya paman aku. Mana berani guru-guru disana menghukum keponakan dari pemilik sekolah. Yang ada mereka malah dipecat sama paman aku." Ucap Bani.

Ya memang benar Bani memang terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya. Terbukti ibunya seorang desainer terkenal yang sudah berkali-kali keluar negeri untuk mengeksplor desain hasil tangannya dan ayahnya adalah pengusaha batu bara terkenal yang sudah banyak bekerja sama dengan bermacam-macam pengusaha luar negeri.

"Iya aku tau kok. Yaudah buruan deh. Kesel aku lama-lama sama kamu."

"Yah sayang jangan gitu dong." Kata Bani

"Buruan dah yaelah!" Ucap Erisya makin kesal.

"Iya sayang iya."

Erisya dan Bani pun bergegas menuju mobil. Bani pun membukakan pintu untuk mempersilahkan Erisya masuk. Tanpa berucap sepatah kata pun, Erisya masuk begitu saja. Melihat kekasihnya semakin kesal saja. Bani pun masuk dan menjalankan mobilnya.

"Sayang kemarin aku pergi ke Butik mama ya kan, kamu tau gak? Ada baju bagus banget. Kayaknya cocok deh buat kamu. Kamu mau gak? Kalo mau aku minta deh sama mama. Pasti mama mau kok ngasih itu buat pacar aku. Secara kan mama sayang banget sama kamu. Ya kan sayang..? " Ucap Bani panjang lebar kepada Erisya, seraya menoleh kepada Erisya. Karena ia heran mengapa saat ia sedang berbicara ia tak sedikit pun mendengar Erisya membalas.

"Sayang."

Namun, lagi dan lagi Erisya hanya diam membisu, membuat Bani bingung.

Yaelah ni cewek, masalah telambat dijemput doang. Marahnya gini amat. Nasib-nasib. - Gumam Bani seraya sedikit memijit keningnya yang sedikit pening.

Bingung tidak tahu harus bagaimana lagi. Bani Berinisiatif ingin kembali membujuknya dengan sesuatu yang mungkin disukainya, namun takut bila kekasih nya semakin kesal. Tetapi melihat wajahnya yang semakin tidak nyaman dipandang. Akhirnya dia pun kembali membujuk.

"Sayang kamu kenapa sih? Kamu marah sama aku? Kan aku udah minta maaf. Inikan bukan maunya aku datang terlambat jemput kamu. Karena emang macet banget." Pujuk Bani kembali, walau dia sadar. Penyebab Erisya marah seperti ini. Memang karena dirinya telat menjemput Erisya pagi ini.

"Gak, aku gak papa."

"Ayo dong sayang, apa karena masalah aku terlambat jemput kamu. Aku kan udah minta maaf sayang."

Bani yang sedari tadi terus menerus minta maaf kepada Erisya. Kembali diacuhkan oleh Erisya.

"Yaelah sayang. Maaf dong. Aku janji deh nanti pulang sekolah. Aku akan ngajakin kamu jalan ke Mall dan kamu boleh beli makanan apapun kesukaan kamu dan aku yang traktir tenang aja." Ucap Bani. Dalam hati dia berharap pujukan kali ini berhasil. Karena dia tau sangat bahwa kekasihnya itu tidak akan menolak bila ditawarkan makanan.

"Hm, beneran? Kamu gak bohong kan? Kamu janji akan ngajakin aku pergi ke Mall pulang sekolah?" Tanya Erisya dengan wajah yang senang.

"Iya sayang aku janji. Pulang sekolah kita langsung ke Mall." Ucap Bani dengan nafas yang sedikit lega.

"Oke aku mau dan aku maafkan kamu." Ucap Erisya sambil menggenggam tangannya Bani.

"Oke sayang." Ucap Bani sambil membalas genggaman tangan Erisya seraya bernafas sangat lega.

Ya Tuhan, begini amat dah. Gampang banget ya di pujuk pake makanan langsung deh jinak ni cewek. Kalo dia gak mau. Mati gue. Gak tau lagi deh gue harus gimana. Udah lelah dan bingung banget gue mau bujuk dia bagaimana lagi. Untung aja gue sayang. Kalo kagak udah gue pites. - Ucap Bani dalam hatinya.

Tak terasa sudah tiba lah mereka bedua disekolah. Mereka sadar bahwa mereka sudah sangat terlambat sekali. Namun satu hal yang membuat mereka bingung. Kalau mereka sudah terlambat kenapa siswa-siswi disekolah itu masih berkeliaran kesana kemari.

Mereka berduapun berjalan menuju lorong-lorong sekolah yang penuh dengan siswa siswi Sekolah Merdeka itu tanpa melepaskan genggaman itu. Masih dengan kebingungan mereka pun bertanya kepada salah satu dari mereka.

"We bro, kok lo gak masuk kelas bukannya ini masih jam belajar ya?" Tanya Bani

"Yaelah Bani - Bani. Lo keponakan pemilik sekolah masa kagak tau. Hari ini kita Free Class. Guru-guru pada rapat untuk HUT Sekolah kita dan katanya ada tamu dari luar negeri datang buat bikin laporan tentang sekolah kita. Gak tau deh kapan selesainya." Ucap salah satu siswa itu.

"Ternyata sekolah kita mantap juga ya, bakalan datang orang luar negeri." Ucap siswa yang lain.

"Ya iyalah Mantap, sekolah nya aja punyanya paman Bani yang kaya raya banget. Pasti pamannya Bani bisa datangin orang luar dong." Ucap siswa lainnya.

Bani yang hanya bisa mendengar pujian-pujian yang dilontarkan teman-temannya. Hanya bisa tertawa Saja.

"Ya wajarlah gue kagak tau, paman gue kagak kasi tau gue tentang ini. Yaudah makasih bro." Ucap Bani seraya menepuk bahu salah satu siswa itu dam kemudian berlalu sambil menarik tangan Erisya bermaksud mengajaknya pergi dari tempat itu.

Siswa yang ditepuk bahunya itu hanya mengacungkan jempol nya saja. Erisya dan Bani kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas masing-masing.

Diperjalanan semua mata memandang mereka berdua dengan tatapan iri. Ada juga beberapa siswi dan siswa disekolah itu seakan menunjukkan ke irian secara terang-terangan Bagaimana tidak. Mereka bagaikan King and Queen, si King yang tampan dan terkenal dan Si Queen yang Cantik dan Ramah. Mereka menjadi Couple terpopuler disekolah itu.

"Mereka cocok banget, gue pengen gantiin Erisya di samping Bani."

"Seandainya Bani jadian sama gue."

"Jangan ngarep deh loh."

"Sya gue rela dijadiin pelarian lo, asal lo mau jadi pacar gue Sya.

Masih banyak ucapan yang keluar dari mereka semua tentang keromantisan pasangan ini. Mereka pun sampai di depan kelas.

Dan untungnya kelas mereka bersebelahan. Mereka pun masuk hanya untuk meletakkan tas saja. Bani pun memanggil Erisya.

"Sayang ke taman yuk. Aku pengan cerita-cerita sama kamu." Ucap Bani.

"Ayuk."

Namun tanpa sadar, ternyata ada seseorang yang mengikuti mereka secara diam-diam. Setiba di taman mereka duduk dan saling bercerita sambil sesekali melemparkan lelucon yang membuat keduanya tertawa terpingkal-pingkal.

"Bani, jadikan kamu traktir aku pulang sekolah?" Tanya Erisya.

"Yaelah sayang, ingat banget kalau mau ditraktir. Kamu tenang aja. Pasti jadi dong, gak mungkin aku gak nempatin janji aku. Pengecut dong aku nya."

"Hehe iya ya. Oke deh tunggu aku nanti kalau kamu udah keluar kelas duluan."

Bani pun hanya mengacungkan jempolnya, bahwa ia akan melakukan apa yang diperintahkan Erisya. Merekapun kembali tertawa.

Ternyata seseorang yang mengikuti mereka sedari tadi menunjukkan aura tidak senang melihat Bani bisa tertawa begitu bahagianya bersama Erisya. Dia berjanji dalam hatinya, untuk tidak akan membiarkan ini terjadi begitu saja.

"Tunggu aja Sya, ini belum dimulai. Liat aja gue bakalan buat lo menderita, gue akan rebut Bani dari lo. Dan lo akan tersiksa. Sayangnya gue belum memulai permainan ini sayang. Sabar yaa..." Orang itu pun kemudian berlalu.

•••

Assalamu'alaikum. Alhamdulillah ini udah di part 2. Apakah baper? Belum ya? Tenang aja masih ada part-part selanjutnya yang akan membuat kalian baper tak terkira.

...

Hijrah Bersamamu ialah cerita Spiritual Series yang diangkat dari 40% Kisah Nyata dan 60% Khayalan Semata.

Tekan 🌟 ya.

Terimakasih udah support.

Jazakallahu Khair.

Tandai typonya ya.

@elsyaaaaa_

@iam.elsya


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login