Download App

Chapter 4: Before Hell : Cinthia 2

12 Juni 2016

    Baiklah aku janji kan akan memberi tahumu jika aku mempunyai kabar baik. Jadi kabar baiknya, Cinthia menghampiriku kemarin malam dan kita dapat menghabiskan waktu sampai pagi tepatnya hari ini.

   Kita menghabiskan waktu seolah mengukur jalan dari setiap sudut kota kecil ini. Pertama dengan menggunakan kaki tentunya lalu motor untuk perjalanan ketempat yang lebih jauh.

   Tapi maaf, aku juga punya kabar buruk.

   Sembari memakan bakso di tempat yang selalu ramai dipenuhi manusia di malam hari. Cinthia bercerita mengenai hubungannya dengan Dama. Sejujurnya sudah bosan mendengar cerita tentang mereka karna Dama begitu buruk padanya sebagai seorang pacar.

   Dama selalu menyiksanya, bahkan melakukan hal-hal yang sepertinya dapat membuat para gadis akan segera mengakhiri hubungan.

   Aku sudah bosan memintanya untuk mengakhiri hubungan. Entah ada apa dengan gadis ini sampai terlalu terpikat pada pria itu. Memangnya ia tidak lelah harus dipukul? Disiksa? Dibatasi berjalan dengan siapapun? Dimanfaatkan dalam hal finansial?

   Bahkan Dama sering kali bermain-main dengan gadis lain. Aku tidak mengerti akan hubungan mereka. Tetapi Dama begitu playboy. Sungguh. Ia punya banyak sekali pacar tetapi anehnya ia tetap punya komitmen berpacaran dengan Cinthia.

   Bukannya pacar itu hanya satu? Aku tidak paham dengan perasaan Cinthia sampai betah bertahan dengan sosok Dama. Cinthia juga dengan bodohnya hanya pasrah ketika mengetahui Dama punya gadis lain dan para gadis miliknya membully Cinthia. Bahkan Dama sering kali mempermalukan Cinthia di hadapan teman-temannya dan berkata Cinthia bukan pacarnya tetapi ketika hanya mereka berdua ia berkata Cinthia adalah pacarnya.

    Aku sungguh tidak paham. Aku lelah mendengar seluruh keluh kesah Cinthia mengenai Dama padahal ia betah-betah saja dengan perlakuan pria itu.

    Aku tidak mengerti, kenapa kebanyakan gadis yang begitu baik selalu terpikat dengan pria buruk sampai susah lepas. Aku tidak mengerti akan perasaan para gadis seperti ini.

   Tapi topic utama yang ingin Cinthia ceritakan bukanlah itu. Melainkan ia telah menggugurkan janinnya. Baiklah ini sudah sekian kali ia menggugurkan janinnya, untuk pertama kali aku menamparnya lalu berhenti menegurnya untuk beberapa bulan. Untuk selanjutnya aku hanya bisa pasrah dan tidak tahu harus berbuat apalagi. Untuk apa aku harus terus menolongnya tapi ia terus berbuat hal buruk itu?

   Aku hanya bisa berharap dan merasa senang ketika orang tuanya tahu betapa liarnya pergaulan anak ini. Tentunya bukan dari aku yang memberitahu kepada orang tuanya, melainkan dari orang lain yang terlalu memusingkan kehidupan Cinthia. Aku tidak tahu dengan diriku sebagai teman yang baik apakah harus memberitahu semuanya kepada orang tua gadis ini atau memilih untuk terus diam.

   Aku begitu pecundang bahkan jahat karna merasa senang ketika orang tua gadis ini mengetahui pergaulannya, tapi itu demi kebaikannya. Jika kalian bertanya mengapa aku tidak memberitahu orang tuanya jika ini demi kebaikannya? Begitulah, aku pecundang. Aku takut hubungan kami akan putus.

   Ia berkata padaku bahwa Dama. Lagi. Tidak membuang cairan miliknya diluar. Untuk itu mengapa janin itu terbuat di dalam sana. Aku bisa merasakan anak ini telah terjerat pada pergaulan bebas, untungnya Dama hanya berhubungan tanpa pengaman dengan dirinya.

   Tapi untuk hal lain, alasan mengapa Cinthia tidak menemuiku kemarin karna janin ini.

   Aku bertanya, "Kenapa kalian tidak pakai pengaman?"

   Jawabannya, mereka malu untuk membeli benda tersebut.

   Lalu mengapa dengan gadis lain memakai pengaman? Ya, karna para gadis itu sendirilah yang membeli pengaman. Untuk itu, jika tidak mungkin Dama dengan Cinthia sudah terkena HIV/AIDS.

   Di lain hal aku penasaran akan seluruh pergaulan Cinthia. Aku ingin tahu orang-orang yang terlibat dalam pergaulan buruk anak ini tapi ia tidak menginginkan hal tersebut. Ia memilih merahasiakannya rapat-rapat dan selalu lari dari topic ketika aku menanyakan mengenai mereka.

   Aku tidak memaksa dengan hal yang sepertinya memang tidak perlu kutahu karna betapa privasinya itu untuknya. Tapi rasa penasaran tentunya membuatku kerap bertanya padanya untuk beberapa waktu.

   Biarlah Tuhan yang tahu, Tetapi aku juga ingin tahu :(

Sahabatmu?

C


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login