Download App

Chapter 24: Candamu

"Ketika Allah memberikan mu sebuah ujian. Allah tahu kamu bisa melewati ujian itu. Tapi, Allah ingin mengetahui bagaimana kamu melewatinya dengan meratapi atau dengan bersyukur?"

Ainun Solihat.

Hari Selasa pukul 07.00

Aku sudah tiba di sekolah bersama Tika dan Nur. Saat ini, aku sedang duduk sambil memikirkan Guntur dengan perasaan cemas. Sedangkan, Tika dan Nur seperti biasa sedang berbincang tentang drama Korea yang saat ini sedang booming yaitu The Moon That Embraces The Sun.

Sesekali aku menghelas nafas dengan kesal. Ya, kesal karena kemarin malam Guntur sama sekali tidak mengirim pesan kepadaku bahkan untuk menelpon aku saja tidak. Ugh, buat aku khawatir aja.

Ketika aku sedang termenung. Seseorang mengagetkan dari samping.

"DOR"

Aku terlonjak kaget "astaghfirullah, ikhhh kaget tau" Ucap aku dengan kesal sambil melihat orang itu.

Ya, siapa lagi kalau bukan Guntur yang selalu mengagetkan kalau aku lagi diam.

"Hahaha, maaf, Nun. Lagian lu pagi-pagi udah bengong" Balas Guntur sambil menarik kursinya untuk duduk dihadapan ku.

"Yah, seengaknya jangan gitu juga lah. Ngeselin" Ucapku dengan kesal.

"Yaudah, iya maaf. Jelek lho kalo marah" Ejek Guntur.

Aku mendesis kecil "ck, cantik-cantik begini ga akan jelek tahu" Ucap aku dengan penuh percaya diri.

Guntur membuka mulutnya "akh? Cantik? Kata siapa?"

Aku menunjuk diriku sendiri "kata gua lah" Dengan bangga.

"Lagian ni yah, semua wanita itu cantik ga ada yang jelek. Kalau ada yang bilang dia jelek dan lain lain. Berarti itu hatinya busuk dan sombong"

Guntur menganggukkan kepalanya tanda menyetujui ucapan ku "iya iya gua paham itu. "

"Udah mulai baikan?" Tanya ku dengan penasaran.

"Hmm, alhamdulillah. Setelah dapet wejangan dari lu, gua merasa baikan untuk hari ini. Tapi, ga tau deh kalau besok" Jawab Guntur.

Aku menunjuk Guntur dengan jari telunjuk ku "awas lu kambuh lagi" Ancam aku sambil menatap matanya dengan tajam.

"Dih, ngatur" Guntur membalas ucapan ku dengan nada tidak suka

"Bodo amat"

Kring kring kring

Tanda bel masuk berbunyi. Seluruh siswa-siswi Matusha memasuki kelas untuk mengikuti mata pelajaran dan persiapan ujian kenaikan kelas.

Hari ini Bu Lia memasuki kelas untuk belajar mata pelajaran Kewirausahaan. Bu Kia berdiri di depan papan tulis sambil melihat anak didiknya satu persatu.

"Sebelum pelajaran ibu di mulai. Minggu depan kita ada ujian untuk kenaikan kelas dua belas. Diharapkan semuanya membayar uang SPP terlebih dahulu lalu membayar uang ujian kenaikan kelas. Jadi minggu ini, kita belajar terakhir untuk ujian kenaikan kelas" Jelas Bu Lia dengan panjang lebar.

Tika mengangkat tangannya.

"Iya, Tika. Kenapa?"

"Saya mau bertanya. Untuk ujian kenaikan kelas materinya yang semester dua saja atau semester satu dan dua?" Tanya Tika kepada Bu Lia.

"Untuk ujian sendiri, materinya hanya semester dua saja. Jadi ibu harap kalian belajar dari sekarang karena materinya sangat banyak sekali. Ada yang mau bertanya lagi? ".

Danar mengangkat tangannya.

" Bu, ada kisi-kisi nya ga?" Tanya Danar sambil tersenyum lebar.

"Huuuuuuuuuu" Teriak teman sekelas ketika mendengar pertanyaan Danar.

"Yah, pasti ada. Paling hanya poin-poin nya saja yah"

"Horeeeeee" Teriak teman sekelasku dengan senang.

Bu Lia berjalan menuju meja guru "yaudah untuk pelajaran Kewirausahaan, ini akan kasih kisi-kisi nya sekarang"

Teman sekelasku berteriak dengan gembira sambil mengeluarkan bukunya untuk mencatat kisi-kisi ujian dari mata pelajaran Kewirausahaan. Setelah selesai, Bu Lia memulai kelasnya dengan menjelaskan tentang Peran Wirausaha dalam Dampak Perekonomian.

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

Menciptakan lapangan kerja

Mengurangi pengangguran

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)

Meningkatkan produktivitas nasional"

Begitulah penjelasan dari Bu Lia yang sangat mendetail tentang Kewirausahaan. Salah satu guru favorit aku disekolah selain Pak Kepala Sekolah yaitu Pak Rio yang menjadi motivasi aku untuk memulai bisnis. Setelah selesai menjelaskan dan waktu pelajaran habis. Bu Lia meninggalkan kelas lalu dilanjutkan dengan mata pelajaran kedua.

Mata pelajaran kedua akan di ajarkan oleh Bu Ade tentang Etika Profesional Kerja tentang Etika dan Fungsi Profesi. Selama satu jam Bu Ade menjelaskan materi tersebut. Tak lama kemudian, belum berbunyi para siswa-siswi berhamburan dari kelas menuju ke kantin untuk membeli makanan atau cemilan yang diinginkan.

Kali ini, aku tidak menitipkan jajan kepada Tika. Aku ikut jajan bersama Tika dan Nur. Entahlah, aku ingin memilih jajan sendiri dan tidak mau merepotkan Tika lagi. Yah, walaupun biasanya aku selalu merepotkan Tika.

Setelah selesai memilih, aku berjalan menaiki tangga menuju lantai tiga tempat kelasku berada.

"Nun, gimana sama Guntur?" Tanya Tika sambil berjalan disamping ku.

"Ga gimana-gimana, Tik. Kenapa emangnya?"

"Iya aku kepo aja hehe. Lagian kamu kemari galau terus karena Guntur ga masuk"

"Ekh, enak aja. Aku ngga galau, yah" Elak aku sambil menatap Tika.

"Siapa yang galau?" Tanya seseorang dari belakang aku dan Tika.

"Akhhh" Teriak Tika ketakutan.

"Kaget, ikhh. Kebiasaan lu" Aku menatap Guntur dengan kesal.

"Gun, gua jantungan asli. Jangan suka bikin kaget" Omel Tika kepada Guntur.

"Perasaan gua biasa aja deh suaranya" Ucap Guntur tanpa rasa bersalah.

"Lu kayak setan tahu ga? Tiba-tiba muncul dari arah belakang" Jawab Nur yang ikut kesal kepada Guntur.

"Yaudah, iya. Maaf. Jadi kemarin siapa yang galau?" Tanya Guntur sekali lagi.

Tika melihat kearah ku "tuh orang yang ada di depan lu" Tunjuk Tika dengan matanya.

Aku yang memang sedang di depan Guntur menatap Tika dengan terkejut "dih, siapa? Aku? Ngga yah, so tahu kamu" Aku berpura-pura tidak mengerti.

"Eheyyyy, bohong tuh, Gun" Goda Tika sambil tersenyum senang.

Aku berjalan cepat menuju kelas "bodo amat aku ga denger" Sambil menutup telinga ku.

Guntur menyusul langkah kaki ku memasuki kelas.

"Lu khawatir sama gua?" Tanya Guntur.

"Dih, ngga yah. Kan kemarin udah nelpon juga" Aku masih mengelak pertanyaan Guntur.

"Beneran?" Tanya Guntur sambil menatap ku.

Aku mengalihkan pandangan ku kearah lain "beneran kok"

"Yaudah, makasih, Nun. Udah khawatir sama gua" Jawab Guntur sambil tersenyum simpul menggoda ku yang ketahuan berbohong.

"GUNTUR" Teriakku melihat Guntur yang berjalan meninggal kelas sambil tersenyum tipis.


CREATORS' THOUGHTS
Secret_Ainun Secret_Ainun

Hallo dear......

Tetap dukung aku yah....

Jangan lupa komen dan beri aku hadiah

Love u guys...

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C24
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login