Download App
I Love You, Draco. I Love You, Draco. original

I Love You, Draco.

Author: Wicita

© WebNovel

Chapter 1: BAB I

Tahun Pertama

Rose melangkah dengan anggun menyusuri lorong utama Hogwarts, matanya melihat sekeliling dinding tua Hogwarts yang tetap kokoh. Rose merasa aneh dengan sekolah ini, tapi dia memaksa paman dan bibinya untuk memasukkan dia (dengan cara apapun). Teman-teman lain di sekelilingnya berceloteh dengan riang kontras dengan Rose yang hanya tersenyum kecil menanggapi mereka.

Rambut ikal kecoklatan miliknya bergerak pelan mengikuti alunan langkah, tak ada yang sadar ketika tubuh dan rambut Rose mengeluarkan kabut tipis berwarna pink.

'Ah lagi lagi' pikir Rose seraya dengan pelan menjentikkan jarinya sambil merapal mantra.

Terlambat, beberapa temannya menyadari dan mencecarnya dengan pertanyaan bodoh.

'Hai namamu siapa?'

'Ayo berteman'

'Kamu cantik sekali'

'Hei mau jadi pacarku?'

Rose menjentikkan jarinya sekali lagi.

Rose Velagranger, keturunan darah murni asli. Orangtuanya sudah meninggal dunia tanpa Rose ketahui penyebab sebenarnya. Paman dan Bibi yang merawatnya, Hans Malgonia dan Merty Malgonia, hanya mengatakan orangtuanya gugur ketika bertugas sebagai Auror, ketika Rose masih bayi. Tahun demi tahun Rose yang bertambah besar merasa aneh dengan dirinya sendiri, dia bisa menyihir tanpa menggunakan tongkat! Bahkan tubuhnya dan rambutnya mengeluarkan kabut pink aneh yang akan memabukkan orang lain disekitarnya. Merty dengan sabar seperti seorang ibu menjelaskan segalanya dan mengajari anak angkatnya bagaimana cara mengatasi kelebihan yang Rose miliki. Umur Rose masih 15 tahun, ketika saatnya dia melanjutkan pendidikan ke universitas sihir. Hans dan Merty memberikan saran supaya Rose melanjutkan hidupnya didunia Muggle (Muggle tidak menyadari kelebihan Rose kecuali terpapar dalam waktu lama) untuk keamanannya, tetapi Rose menolak. Hatinya langsung mengambil keputusan ingin melanjutkan ke Hogwarts, entah apa tapi ada sesuatu disana yang menunggunya.

Tiba di ruang pertemuan, semua sudah menunggu murid tahun pertama. Albus Dombledore, pimpinan dan ketua dari Hogwarts, langsung berdiri menyambut murid murid tahun pertama yang masuk serentak. Murid-murid tahun kedua, ketiga, dan keempat menyambut mereka dengan tepuk tangan meriah. Rose masih melangkah pelan dibelakang kerumunan murid-murid tahun pertama, merasakan pandangan kagum yang dilontarkan murid laki-laki bahkan wanita yang melihatnya. Tentu saja, Rose yang memang sudah memikat hati dari fisiknya, membawa aura anggun dan elegan dengan senyum kecil yang selalu terukir di bibir pink ranumnya. Mata coklatnya yang berbinar indah menelusuri wajah setiap orang.

Hogwarts membagi muridnya berdasarkan asrama, tiap asrama tidak membatasi jumlah muridnya. Topi Seleksi yang membagi-bagi mereka sesuai keinginan, karakteristik dan bakat yang mereka miliki. Ada asrama Gryffindor yang terkenal sebagai orang-orang yang gagah berani, bersifat ksatria, dan tidak mengenal takut, meskipun terkadang sampai ke titik agresivitas dan kecerobohan, asrama Slytherin yang menilai muridnya dari ambisi, kecerdikan (licik), bakat kepemimpinan, daya akal yang panjang, kecenderungan melanggar aturan dan (rata-rata) keturunan darah murni, asrama Ravenclaw yang memiliki murid murid yang menilai tinggi kecerdasan, kreativitas, akal, kebijaksanaan, dan individualitas, serta asrama Hufflepuff yang menilai kerja keras, kesabaran, kesetiaan, dedikasi, toleransi, dan keadilan di atas semuanya.

Rose secara pribadi berharap agar dia bisa memilih Gryffindor, meskipun hati kecilnya khawatir dia akan mendapatkan asrama Slytherin.

Beberapa patah kata dari Dumbledore membuka acara malam itu, dengan Topi Seleksi yang telah disiapkan. Satu persatu murid tahun pertama sudah maju dan belum ada yang berhasil masuk ke asrama Slytherin, kebanyakan dari mereka mendapatkan asrama Hufflepuff dan Ravenclaw, dan hanya Luna Lolyffe yang baru masuk ke Gryffindor.

'Rose Velagranger!'

Rose melangkah menuju kursi tempat Topi Seleksi ditempatkan.

'Sudah siap sayang? Ikuti saja kata hatimu, oke' sahut Prof. Mc Gonagal dengan lembut.

Rose duduk dikursi dengan perlahan dan Topi Seleksi diletakkan dikepalanya.

'Hmmm apa ini, sesuatu yang teramat kuat! Slytherin? Oh tidak. Baiklah gadis kecil'.

'GRYFFINDOR!'


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login