Download App

Chapter 19: Pemotretan Perdana

Pria tua itu terlihat senang, seyumannya tidak pernah pudar dari bibirnya.

"Tentu saja bocah tua tersayang ku, tapi jika yang di panggil begitu masih tidak keberatan."

"Bocah nakal! Kau selalu saja menyebutku seperti itu" protes Kakek Teja.

"Bukankah itu benar? Kelakuan kakek seperti anak kecil yang harus selalu diingatkan untuk menjaga kesehatan. Apa kakek masih ingat berapa banyak perawat yang sudah merawat kakek selama ini? Pasti kalau tidak diingatkan oleh mereka yang silih berganti menjaga kakek, maka kakak tidak akan ingat untuk minum Vitamin" protes Abi.

"Mereka semua cerewet, selalu saja mengingatkanku untuk minum vitamin, Mereka pikir aku ini penyakitan?" Keluh kakek Teja.

"Minum vitamin bukan berarti kakek penyakitan, tapi itu untuk menjaga kesehatan kakek agar tidak menjadi penyakitan. Kakek pasti tau itu."

"Iya iya aku tau."

"Kalau sudah tau, kenapa masih keras kepala."

"Karena kau tidak mau tinggal bersama kakek disini."

Abi tersenyum mendengar jawaban kakeknya. Ia tau betul jika kakeknya itu sangat merindukannya tapi untuk tinggal di rumah besar ini masih sulit bagi Abi untuk saat ini.

"Kakek pasti sudah paham betul alasan kenapa aku tidak mau tinggal. Sebaiknya kita tidak bahas ini."

"Hahaha baiklah. Sekarang katakan, kenapa kau datang kemari? Apa yang kau inginkan?"

"Ah, kelihatan ya?"

"Tentu, kakek tau betul sifatmu. Kau tidak mungkin datang menemui kakek jika tidak ada hal penting."

"Iya, baiklah. Langsung saja aku katakan. Aku ingin proyek Mahardika Fashion kali ini, aku sendiri yang ambil alih seluruhnya."

"Hemm, ada hal menarik apa? Sampai kau begitu tertarik untuk proyek kali ini?" Kakek Teja memandang Abi penuh curiga, tapi kemudian ia tidak ingin merusak suasana. Begitu sulit meminta Abi untuk menemuinya jadi untuk apa kali ini dia malah berdebat. "Baiklah, lakukan sesukamu. Kakek tidak akan ikut campur dalam masalah proyek kali ini."

"Terima kasih, kakek Teja."

"Wow, ini kali pertama kau memanggilku seperti ini. Hemm sudah lama sejak kepergian ibumu. Baiklah, karena aku sedang senang hari ini, aku harus merayakannya."

Kakek Teja kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Ia nampak sangat bahagia. Kakek Teja menatap Abi penuh senyuman setelah ia selesai menghubungi seseorang.

"Kakek selalu berlebihan" kata Abi yang sudah tau kebiasaan kakeknya.

"Tidak ada yang berlebihan, karena senyumanmu membawa kebahagiaan bagiku dan kebahagiaanku akan membawa kebahagiaan bagi yang lain. Biarkan mereka turut menikmati kebahagiaan ini. Aku akan membiarkanmu kali ini dan tidak mencari tau. Tapi berjanjilah, sering-seringlah datang kemari. Dan untuk malam ini aku harap kau datang. Aku membuat acara makan malam dengan mengundang beberapa orang penting dalam perusahaan Mahardika group"

"Baiklah."

"Sekarang biarkan kakek memelukmu."

Abi mendekat dan memeluk kakeknya. Kehangatan dari seorang keluarga langsung terasa menyelimuti tubuh Abi. Hal yang sangat ia rindukan tapi harus ia tahan karena ia tidak boleh larut dalam hal yang dapat mempermainkan perasaannya.

Di tempat lain, studio pemotretan sesi pertama kompetisi Model Mahardika Fashion.

Para peserta terlihat mulai mempersiapkan diri, mereka mulai tahap make up sebelum pemotretan. Setelah itu mereka berganti pakaian dan mulai pemotretan satu persatu.

Naya sedikit gugup, kedua tangannya terasa dingin. Waktu menunggunya kali ini lebih membuatnya gugup dari pada waktu menunggu audisi pertama. Beberapa model sebelum Naya sudah selesai melakukan pengambilan gambar dengan lancar. Mereka terlihat begitu ahli memposisikan anggota tubuh mereka agar dapat ditangkap oleh lensa kamera secara sempurna.

Naya harus bisa mengatasi masalah kegugupannya ini dengan cepat, hal tersebut tidak boleh merusak kerja kerasnya. Gugup merupakan masalah mental yang sering dialami sebagai reaksi tubuh terhadap stres. Namun, pada orang tertentu keadaan tersebut dapat timbul tanpa ada stres yang nyata atau sebagai reaksi terhadap situasi yang pada orang lain tidak menimbulkan stres. Orang yang mudah gugup dan gelisah dapat disebabkan oleh sistem saraf yang terlalu aktif. Fiyuuhh ... Naya membuang nafas panjang, ia lalu mengalihkan pandangannya ke peserta di belakangnya yang sama-sama sedang menunggu giliran pengambilan gambar seperti Naya.

"Hei, apa kamu juga gugup?" tanya Naya.

"Ehm, ya. Aku menjadi tidak yakin bisa melakukan lebih bagus dari mereka."

"Kita sama, aku juga gugup. Tapi setelah mengingat tujuan awalku berada disini dan tau jika kamu juga gugup seperti ku. Aku merasa jauh lebih baik" Naya tersenyum.

Peserta yang diajak bicara oleh Naya langsung ikut tersenyum.

"Kita berjuang bersama. Ayo lakukan yang terbaik."

"Iya, semangat ya? Sebentar lagi giliranmu" katanya.

"Terima kasih."

Sesaat kemudian Naya telah berdiri di tempat pengambilan gambar. Ia masih bingung apa yang harus dilakukan, menatap ke arah kamera membuatnya semakin gugup.

"Siap?" tanya sang fotografer.

Naya mengangguk sebagai tanda ia siap, meski sebenarnya ia tidak benar-benar siap. Sang fotografer lalu mengarahkan Naya untuk menunjukkan pose terbaiknya. Beberpa kali sang fotografer meminta Naya merubah posenya, ia nampak tidak puas melihat hasilnya.

"Coba kamu lebih releks. Tunjukkan keindahan di posemu. Ok? Mulai ya?"

Mereka mulai pengambilan gambar lagi. Lalu sang fotografer berbicara dengan orang di sampingnya, mereka seperti mendiskusikan sesuatu. Naya merasa tidak nyaman menunggu perbincangan mereka.

"Ok, cukup. Kamu boleh istirahat untuk sesi selanjutnya." Kata sang fotografer.

"Terima kasih, ucap Naya" ia seperti tidak puas dengan usahanya barusan.

"Bagaimana ini, lihat. Tidak ada yang menarik. Ini terlalu biasa, bagaimana dia bisa lolos tahap audisi?" Sang fotografer berbicara kembali dengan orang di sampingnya.

Naya mendengar percakapan tersebut meski telah memunggungi mereka. Percakapan tersebut tidak keras tapi jelas dapat di cerna oleh pendengarannya.

Duh, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika aku sampai gagal. Tapi aku benar-benar bingung, aku tidak tau harus bagaimana berpose, meski aku sudah mempelajarinya semalam. Naya merasa resah. Di sesi kedua aku rasa akan bertambah sulit, karena setiap peserta harus merubah pose setiap detiknya dan itu dilakukan dalam dua puluh detik, berarti 20 pose? Astaga, apa yang harus aku lakukan. Aku benar-benar orang yang nekat. Batin Naya.

Sementara itu di tempat lain, Vano menghubungi bosnya. Ia memberikan informasi tentang perkembangan peserta yang diminta oleh bosnya.

"Aku mengerti, tunda sesi pemotretan selanjutnya untuk besok" kata Abi diujung panggilan.

Aku harus bergerak cepat, sebelum semuanya terlambat. Batin Abi.

Abi kemudian segera pamit dari kediaman keluarga Mahardika. Ia segera menyusun rencananya.

***

"Perhatian semuanya" kata kak Ana kepada para peserta. "Sesi pemotretan selanjutnya akan dilakukan besok. Sekarang kita di perbolehkan pulang."

Para peserta terlihat bersorak lega mendengar keputusan tersebut.

"Tenang, dengarkan aku dulu. Aku belum selesai. Kalian diizinkan pulang untuk bersiap-siap ke acara selanjutnya. Ketua Mahardika Grup mengundang kita untuk makan malam di kediamannya. Ini karena beliau sedang merasa senang dan ingin membagi kebahagiaanya bersama kita."

"Wah, asyik. Berarti kita berkesempatan untuk bertemu dengan pemilik perusahaan Mahardika?" Kata salah seorang peserta.

"Iya benar."

"Aku harus tampil menarik kalau begitu."

"Ketua Mahardika sudah berusia lanjut" kata Kak Ana sambil tersenyum. Begitu ia mendengar percakapan diantara para peserta.

"Apa? Benarkah?"

"Yah, aku pikir tuan muda Mahardika akan hadir."

"Semoga saja, tuan muda hadir. Kabar baiknya lagi, para orang penting yang berada di balik kompetisi model Mahardika Fashion ini akan hadir dalam acara tersebut" kak Ana memberikan tambahan informasi agar para peserta bersemangat.

Berarti aku berkesempatan bertemu dan mencari tau siapa pimpinan Mahardika Fashion yang telah menyebabkan kehancuran perusahaan papa. Aku harus menggunakan acara makan malam ini dengan sebaik mungkin. Setidaknya, jika aku gagal besok. Aku sudah mendapatkan tersangka di balik kekacauan perusahaan papa. Semangat Naya kembali bangkit.

Hemm akankah Naya bertemu dengan Abi di pesta tersebut? apa Naya juga akan tau jika penyebab kekacauan perusahaan papanya adalah pimpinan Mahardika Fashion yang tidak lain adalah Abimanyu Mahardika? benarkah itu Abi yang sama dengan empat tahun yang lalu?


CREATORS' THOUGHTS
Pena_aQuina Pena_aQuina

Di tunggu power stonenya ya?

dan tinggalkan jejak, itu penting.

salam hangat Pena_aQuina.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C19
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login