Download App

Chapter 3: Ch.2: Their Parents

"Kim Taehyung, ku tanya kenapa kau datang begitu terlambat hah? Kau tau sudah berapa lama aku dan appa mu menunggu?" hardik seorang wanita, seraya pandangan mata nya memicing melihat sang anak tiri yang tengah berdiri di hadapan mereka dengan raut wajah tak bersalah sama sekali.

"Maafkan atas keterlambatan kami nyonya besar, tuan! Tadi Tuan muda sebenar nya sudah akan berangkat begitu selesai memphoto bunga sakura di sekitaran wilayah Shin-Etsu. Tapi saat ingin beranjak dari sana, tiba-tiba saja ada seorang gadis muda nekat terjun ke dalam sungai. Lalu seperti yang nyonya dan tuan tau, tuan muda sama sekali tak bisa mengabaikannya, jadi tuan muda pun membantu gadis tersebut, tuan, nyonya. Itulah yang menyebabkan kami terlambat. Kami minta maaf," buru-buru pak Lee menjelaskan dengan panjang lebar, berusaha menyelamatkan sang tuan.

"Eohh ... jadi sekarang kau mau jadi pahlawan kesiangan, sementara kau sendiri hampir merusak reputasi ke-2 orangtua mu di hadapan clientnya Kim Taehyung?" teriak tuan Kim yang justru murka terhadap sang anak.

"Tapi tuan i....!"

"Sudahlah appa, eomma , kenapa kalian selalu marah-marah!" interupsi Taehyung.

"Lagipula yang penting aku datang kan!" lanjut Taehyung, lantaran mulai malas mendengarkan ceramah orang tua nya.

"Nah, jadi di mana gadis yang kali ini harus ku temui? Apa dia ada di dalam, atau .... dia dan ke dua orang tua nya sudah pergi?" tanyanya kemudian, dengan raut wajah tanpa dosa.

Plakkk!!

Suara tamparan yang tiba-tiba terdengar.

"Tu-Tuan muda?" panik pak Lee yang melihat tuan muda nya baru saja ditampar oleh sang nyonya besar.

"Kau beruntung karena ternyata gadis itu tiba-tiba tidak bisa hadir hingga ia tak bisa datang Kim taehyung. Jadi kau selamat hari ini," ujar nyonya Kim kemudian.

"Eehh ... jadi artinya aku masih harus menemui keluarga nya dan dia lagi begitu?" tanya Taehyung, dengan wajah nya yang kembali ia tolehkan pada sang ibu tiri.

Sementara itu, sudut bibir nya yang berdarah juga rasa panas yang menjalar di pipi nya ia abai kan begitu saja.

"Pertemuan berikut nya berusaha lah untuk datang tepat waktu Taehyung-ah. Lain kali mungkin tak ada keberuntungan lagi seperti pertemuan hari ini," ujar sang ayah yang kembali bersuara.

"Ayo kita pergi dari sini Ayako!" ajaknya kemudian pada nyonya Kim yang menurut.

Sepeninggal nyonya Kim dan Tuan Kim.

"Tuan muda, apa anda baik-baik saja?" tanya pak Lee yang mengkhawatirkan keadaan sang tuan.

"Aku tak apa paman Lee. Seperti ini baru pertama kali nya saja," kekeh Taehyung menanggapi ucapan sang sekretaris, sembari mengusap sudut bibir nya yang berdenyut.

Lain hal nya dengan Pak Lee yang justru tersenyum sendu.

Sementara itu di kediaman Sakura.

"Di mana Sakura-chan?" tanya seorang wanita pada salah satu pelayan begitu ia menapakkan kaki nya di rumah mewah kediaman mereka.

Disusul sang suami, lalu ke dua nya pun lekas menuju ke kamar Sakura begitu si pelayan tadi telah menyebutkan bahwa Sakura tengah beristirahat di kamarnya.

Ceklek!

Suara pintu yang dibuka beberapa saat kemudian, dan pelakunya tak lain adalah nyonya Hiragi dan tuan Hiragi yang merupakan orang tua kandung Sakura.

"Sakura-chan??" panggil nyonya Hiragi begitu melihat presensi sang anak yang tengah membalut seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

"Sayang!!" panggil tuan Hiragi pula.

Membuka selimut yang menutupi kepala sang anak dengan perlahan, kemudian ke dua nya pun dihadapkan dengan raut wajah sakura yang tampak sembap dan juga kedua matanya yang terlihat memerah.

"Mamaaa!!" isak Sakura yang seketika pecah, begitu melihat sang ibu, lalu memeluk nya dengan erat.

"Oh sayang nya mama ... apa yang terjadi padamu nak?" tanya nyonya Hiragi dengan cemas.

Sementara tuan Hiragi yang mengerti bahwa ini momen nya sang anak gadis juga sang istri, lantas ia pun mulai berjalan mengendap-ngendap untuk keluar dari kamar guna memberikan privasi pada ke-2 nya.

Begitu tiba di luar, ia pun disambut dengan sekretaris pribadi sang anak yang seperti sudah siap untuk menjelaskan kejadian sebenar nya.

"Apa yang terjadi Hikari?" tanya Tuan Hiragi to the point.

"Nona Sakura sudah menangis dan dalam keadaan basah kuyup ketika ia menghampiri tempat di mana ia meminta saya untuk menunggu diri nya tuan. Saya sudah berusaha menanyakan apa yang terjadi, tapi nona sakura menolak bicara!" jelas si sekretaris yang bernama Hikari dengan sedikit ketakutan.

"Basah kuyup kata mu?" ulang tuan Hiragi.

"Ya tuan besar," sahut Hikari membenarkan.

"Tunggu!! Memangnya di mana kalian tadi?" selidik Tuan Hiragi kemudian.

"Ano ... kami di tempat Shin-Etsu, tuan besar!" Sahut Hikari, yang seketika membuat mata tuan Hiragi terbelalak.

"Astaga ... pantas saja!!" ujar nya kemudian.

"Ya ampun ... anak itu pasti tadi melakukan sesuatu. Kau, kenapa kau tidak mengikuti nya hah?" murka tuan Hiragi.

"Maaf kan saya tuan besar. Tapi nona sakura meminta saya untuk tidak mengikuti nya dan..."

"Dan kau dengan bodoh nya justru mengabulkan nya??" ujar tuan Hiragi melanjutkan, dan seketika membuat Hikari tak berkutik.

"Astaga ... sudah berapa lama kau bekerja menjadi sekretaris nya Sakura, Hikari? Apa kau lupa dengan apa yang anak itu selalu berusaha lakukan setiap musim semi tiba! Apa kau melupakan nya, hah?" ujar Tuan Hiragi lagi.

Sementara yang tengah dimarahi, sontak wanita itu tiba-tiba pun langsung merutuki diri nya yang begitu saja dapat melupakan kebiasaan buruk sang nona setiap kali musim semi datang dan terlebih ketika ia mengunjungi tempat tersebut.

"Ma-Maaf kan keteloderan saya tuan besar. Maaf kan saya," sesal Hikari kemudian dan tak berani mengangkat wajah nya.

"Aish, untung saja kali ini dia masih bisa pulang. Astaga, hampir saja aku kehilangan anak semata wayang ku!" ujar tuan Hiragi sembari memegang kepala nya yang pusing mendadak.

"Maafkan saya tuan. Sekali lagi saya minta maaf," pinta Hikari, sembari terus membungkukkan tubuh nya.

"Baiklah-baiklah, aku akan memaafkan mu kali ini. Tapi lain kali, tolong lebih ber hati-hati lah Hikari-san. Kau tau benar bahwa aku dan istri ku mempercayai mu bukan?" ujar tuan Hiragi kemudian.

"Haik ... wakarimashita," sahut Hikari, dan kembali membungkuk kan tubuh nya.

Sementara itu di dalam, nyonya Hiragi telah berhasil menenangkan Sakura. Kini, gadis cantik itupun telah tertidur dengan tangan nyonya Hiragi yang terus mengusak surai hitam panjang milik nya dengan sayang.

"Sakura-chan, mama mohon jangan terus terjebak di masa lalu! Segeralah buka hati mu sayang dan lupakan lah Tanaka-kun. Kau ... kau masih pantas untuk menemukan kebahagiaan mu kembali Sakura-chan," monolog nyonya Hiragi.

Tbc

Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa untuk berikan dukungan kalian pada cerita ini ya.

04/08/2020


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login