Download App

Chapter 2: Ch.1: My Wish

Sebelum baca, jangan lupa berikan dukungan kalian untuk cerita ini ya readerdeul.

Happy reading.....

😊

😊

😊

😊

Kringg!

Bel istirahat di jam pertama pagi ini terdengar berkumandang di seluruh area Bangtan High School.

Para murid yang tadi wajahnya tampak bersungut-sungut mengikuti jalannya mata pelajaran di jam pertama inipun tampak langsung berbinar bahagia saat guru mereka mulai mengakhiri jam pelajarannya.

"Nah anak-anak, karena sekarang waktunya telah habis, jangan lupa untuk mengerjakan tugas kalian tadi dan kumpulkan dengan Bapak besok pagi di kantor. Arraso?" pinta seorang pria berkacamata pada murid-muridnya yang hanya menyahut dengan malas.

"Ne ... arraso Jinki Sonsaengnim," balas mereka sembari kemudian membungkukkan badan sejenak untuk memberi salam pada Jinki Songsaenim yang mulai berlalu dari dalam kelas mereka tersebut.

"Hahhh ... akhirnya aku bebas juga sekarang!!" kata seorang pria bermata sipit yang kini berhasil membuat teman sebangkunya seketika menoleh.

"Kau tau Tae, aku bahkan hampir terus berkeringat dingin tadi selama jam pelajaran."

"Hufft ... untunglah Jinki sonsaengnim tadi tidak memanggil namaku untuk mengerjakan soal di papan tulis. Karena kalau sampai ... hiih, aku pasti tengah berdiri di koridor Sekolah saat ini!!" curhat Jiminie, pria bermata sipit, yang berhasil membuat Taehyung menampilkan senyum kotaknya.

"Chim chim ... makanya kau kalau di rumah jangan hanya bermain game saja. Aku tebak kau kesiangan pagi tadi juga pasti karena kau tidak tidur semalaman untuk bermain game terbaru itu kan?" tebak Taehyung, kena sasaran dan membuat Jimin tersenyum kikuk.

"Hehe ... sekarang levelku sudah naik Tae. Bahkan namjoon hyung sudah tidak akan bisa mengalahkan aku lagi saat ini," pamer Jimin sembari menampilkan cengiran khasnya yang hanya membuat Taehyung terkekeh.

"Eoh ... perutku lapar. Kajja kita makan Tae?" ajaknya kemudian dan segera diangguki oleh Taehyung.

"Kajja.....!" teriak Jiminie lagi sembari mendorong kursi roda milik Taehyung dengan penuh semangat.

Sementara itu di kantin, terlihat ada banyak sekali siswa-siswi yang tengah mengantri untuk mengambil makanan mereka.

"Hmm ... sepertinya ada banyak sekali orang-orang. Kau tunggu di sana saja ya Tae, biar aku ambilkan makanan mu!!" pinta Jimin, sementara Taehyung berlalu ke tempat yang dimaksud.

"Eoh ... lihat, si cacat itu ada di sini!!" bisik siswa-siswi yang kini berhasil membuat Taehyung yang tengah memutar kursi roda tadi segera menundukkan wajah nya.

"Ku dengar dia adalah adik dari Hoseok sunbae!!" bisik mereka lagi, namun masih dapat terdengar oleh Taehyung.

"Hehh ... benarkah?? Maksudmu Hoseokkie sunbae yang ada di klub dance itu!!" sahut lainnya.

"Hmm ... ya, Hoseok sunbae yang itu. Ah ... membayangkannya saja membuat jantung ku berdebar."

"Wah ... Hoseok sunbae itu benar-benar tampan dan luar biasa. Tapi sayang, dia justru malah punya adik seperti dia!!" kata mereka lagi, sembari sesekali melirik ke arah Taehyung dengan pandangan menghina.

"Untunglah aku tidak mempunyai seorang adik yang cacat. Karena kalau sampai ada, dia pasti akan sangat merepotkan aku saat ini!!" bisik yang lainnya sembari sesekali terkikik geli.

Sementara itu, Taehyung yang sedari tadi mendengar gunjingan tentangnya hanya bisa menampilkan senyum getir dan tetap berlalu dari sana hingga ia sampai di tempat yang dituju.

"Eits .... kami sudah terlebih dahulu mengincar tempat ini. Pergilah kemeja yang lain...!!" kata seorang siswa tiba-tiba, bersama beberapa teman prianya yang kini telah duduk manis di bangku yang Taehyung tuju.

"Ah nde ... mian (maaf)!!" sahut Taehyung, lalu segera memutar balik kursi roda miliknya.

Namun saat ia ingin memutar kembali kursi miliknya itu, tiba-tiba salah satu dari pria tadi itupun sudah berdiri di belakangnya. Lalu dengan sengaja dan tanpa dosa, ia mendorong begitu saja kursi roda Taehyung itu hingga si empunya terjatuh.

"Akh.....!" ringis Taehyung pelan saat dirinya telah berhasil menelungkup di atas lantai yang dingin.

Segera saja, ia yang jatuh itupun jadi bahan tertawaan semua murid di sana yang kini telah menaruh seluruh perhatian mereka pada Taehyung.

"Hahaha ... dasar namja (pria) cacat!! Begitu saja sudah tidak bisa bangun," tawa anak tadi yang kini telah berdiri angkuh di depan Taehyung yang masih setia menelungkup di atas lantai.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Taehyung tiba-tiba, sembari perlahan mengangkat wajahnya dan menatap pria yang berdiri di depannya itu.

"Woohoo ... dia sudah mulai berani untuk bertanya sekarang teman-teman!!" ujar salah satu dari anak-anak tadi dan mendekati temannya yang masih berdiri tersebut.

"Kenapa kami melakukannya? Hmm ... tentu saja karena kau itu cacat, pabo," kata pria itu yang berhasil membuat semua orang tertawa lagi.

Chim .... kau di mana?? batin Taehyung. Sekarang, dia dengan menggunakan kedua tangan miliknya itu tengah berusaha untuk menggapai kursi rodanya tadi yang masih setia tersungkur di lantai.

"Ups .... ingin mengambilnya ya? Maaf, aku tidak lihat," kata anak tadi lagi, sembari menendang kursi roda tersebut agar semakin jauh dari jangkauan Taehyung.

"Hehehe .... bagaimana anak manis, apa perlu bantuanku untuk mengambilnya?" kata salah satu dari mereka dengan nada yang mengejek.

Sementara di saat bersamaan, Hoseok dan juga ketiga temannya tengah memasuki area kantin sekarang.

"Hei lihat, ada apa dengan semua orang yang tengah berkumpul di sana??" tunjuk Baekhyun pada 3 temannya yang kini memperhatikan arah yang dimaksud oleh Baekhyun yang berada di sudut kanan kantin.

"Aish ... palingan mereka mengerjai seorang siswa lagi!!" sahut Jonghyun malas.

"Tapi sepertinya sangat menarik, mau melihatnya??" ajak Sehun bersemangat. Ia bahkan telah menyeret tangan Hoseok dengannya.

Sementara itu, di tempat tadi terlihat Taehyung yang tengah menyeret kakinya yang lumpuh itu untuk mendekati kursi roda miliknya yang masih setia diinjak oleh salah satu murid yang berada di sana.

"Ayo anak cacat, cepat ambil kursi rodamu!!" ejek mereka lagi sembari terus tertawa.

Tak mempedulikan Taehyung yang rasanya ingin menghilang saja dari sana sekarang.

Di tengah usahanya yang ingin menggapai kursi roda miliknya itu, tanpa sengaja matanya pun bertemu dengan mata Hoseok yang tampak kaget melihatnya.

"Hoseok Hyung.....!!" lirihnya pelan nyaris tak terdengar.

"Eoh .... bukankah dia Taehyung!! Kau tak ingin menolongnya hoseok??" tanya Jonghyun, sembari menoleh pada sahabatnya itu yang tampak geram.

"Cih .... membuatku malu saja. Ayo pergi dari sini," ajak Hoseok pada ketiga temannya, lantas menghiraukan tatapan memohon Taehyung padanya.

"Hyung!!" lirih Taehyung lagi yang matanya kini sudah mulai berkaca-kaca.

Hingga....

"Astaga .... apa yang kalian lakukan pada Taehyung??" teriak seseorang yang kini bahkan lupa dengan dua nampan yang dibawanya, lantas segera berlari kearah Taehyung yang tengah menundukkan kepalanya.

"Taehyung-ah, kau tidak apa-apa??" tanya Jimin khawatir sembari merangkul kedua bahu sahabatnya tersebut dengan erat.

"Jiminnie .... bawa aku pergi dari sini. Kumohon?" lirih Taehyung, pelan.

Sementara itu Jimin yang mendengarnya pun tampak emosi.

Di saat bersamaan, terlihat seorang pria lainnya yang tengah berusaha menerebos kerumunan tadi dan tampak shock dengan apa yang dilihatnya kini.

"Astaga jiminnie ...Taehyungie...!!" teriaknya dan segera menghampiri dua orang tersebut.

"Apa yang terjadi jiminnie?" tanya pria itu kemudian sembari menepuk bahu adiknya yang masih setia merangkul bahu Taehyung yang bergetar.

"Namjoon Hyung, bantu Taehyung??" pinta Jimin pada sang hyung.

Sementara Namjoon tanpa harus diminta, iapun sudah mengambil kursi roda Taehyung yang masih diinjak oleh anak tadi dan sempat memberinya death glare (tatapan mematikan) sebagai gantinya.

"Kalian semua benar-benar keterlaluan!" umpat Jimin kesal sembari membantu Namjoon yang tengah berusaha mendudukkan Taehyung di atas kursi roda miliknya.

Sementara itu, perlahan-lahan kerumunan tadipun mulai bubar. Bahkan anak-anak yang menjahili Taehyungpun sudah tidak kelihatan lagi batang hidungnya.

"Kajja ... ayo kita pergi dari sini Tae??" ajak Jimin, dan hanya diangguki pelan oleh Taehyung yang masih menundukkan wajahnya.

-

-

-

-

-

"Kurasa kita harus melaporkan anak-anak itu Hyung, mereka benar-benar sudah keterlaluan sekarang!!" kata Jimin kesal, yang saat ini tengah berada di taman belakang sekolah mereka.

"Sudahlah Chim, tak perlu. Lagipula aku sudah baik-baik saja sekarang bukan?" ujar Taehyung sembari tersenyum.

"Tapi ini bukan pertama kalinya mereka bersikap seperti itu padamu Tae!!"

"Dan lihat, akibat kau terus saja membiarkan tindakan mereka, semakin hari mereka semakin semena-mena saja padamu kan!" kesal Jimin, tanpa sadar mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi.

"Namjoon Hyung, ayo katakan sesuatu? Kenapa kau hanya diam saja sih!!" omel Jimin pada Hyungnya yang sedari tadi tak bergeming di antara mereka.

"Kurasa apa yang dikatakan Jimin itu benar Tae, tindakan mereka itu benar-benar sudah sangat keterlaluan sekarang," kata Namjoon yang akhirnya angkat bicara.

"Sudahlah Hyung, jiminnie. Biarkan saja!! Lagipula, aku tidak mau jika aku tambah dibenci oleh mereka nantinya karena kasus ini," sahut Taehyung pelan.

Karena jujur saja, bukanlah sikap teman-temannya itu yang membuat Taehyung merasa sakit sekarang. Melainkan, adalah sikap hoseok tadi yang sangat jelas mengabaikan dirinya.

Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu peduli padaku Hyung? Tak tahukah kau betapa sakitnya hatiku setiap kali kalian melakukan hal ini padaku? batinnya pedih.

Tbc

Jangan lupa vote dan komen nya ya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login