Download App

Chapter 11: Ch. 14: A promise

Dear my beloved chingudeul, jangan lupa berikan support kalian dengan cara memberikan vote sama comment buat cerita ini ya.

Happy reading....

😊

😊

😊

😊

😊

"Hyung, kau kenapa? Kenapa hyung jadi diam begini sejak hyung bertemu dengan uisa-nim tadi?" tanya seorang namja manis nan tampan pada sang kakak yang memiliki kulit putih pucat di dekat nya.

"Hyung, katakan sesuatu. Uisa-nim tadi memperboleh kan aku pulang atau tidak sih hyung?" desak nya lagi tak sabar, lantaran hyung nya itu masih tak memberikan respon apapun pada pertannyaan nya barusan.

"Saeng, mianhae. Maaf kan semua kesalahan yang telah hyung lakukan pada mu selama ini ne?" isak hyung nya itu tiba-tiba sembari merangkul tubuh kurus adik nya dengan erat.

"Ya ampun hyung, kenapa kau jadi menangis seperti ini lagi sih!! Kata kan pada ku hyung, apa sih yang telah hyung bicarakan bersama dokter tadi pada mu?" pinta Taehyung sembari menepuk-nepuk punggung hyung nya dengan pelan.

Sementara Suga si hyung nya itu, ia masih saja terus terisak pada bahu kecil sang adik.

"Tae ... hyung mohon, jangan pernah meninggalkan hyung ne?" pinta Suga tiba-tiba, dan cukup membuat Taehyung terkesiap kaget mendengar nya.

"Kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu hyung, memangnya aku mau pergi ke mana eum? Aku bahkan sedang bersama hyung sekarang," sahut Taehyung dan tetap melanjutkan menepuk-nepuk pelan punggung kakak nya yang mulai bergetar dengan hebat.

Sebenar nya tanpa Taehyung tanyakan pun, dia sudah paham sekali apa yang membuat hyung nya terisak seperti sekarang ini. Apalagi kalau bukan tentang penyakit nya yang pasti sudah bertambah parah.

"Hyung ... kau tau, aku sudah lama sekali hidup dengan kondisi tubuh ku yang lemah ini. Aku bahkan sejak kecil sudah terbiasa jatuh sakit. Jadi jika hyung mengkhawatirkan keadaan ku yang sekarang, berhenti lah khawatir hyung!! Aku ... aku baik-baik saja kok. Jadi uljima ne, okay hyung?" bujuk Taehyung.

Lain hal nya dengan Suga, yang justru tambah terisak setelah mendengar penuturan polos dari bibir sang adik.

Taehyung sejak lahir, ia memang sudah mengidap penyakit daya tahan tubuh lemah atau Autoimun. Sebuah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh yang seharus nya menjadi benteng bagi tubuh dalam menghadapi penyakit, justru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh nya.

Belum lagi ditambah dengan penyakit lain nya yang ia derita yaitu gagal jantung, sehingga semakin memperparah keadaan nya yang sekarang. Kalaupun bisa, tentu saja Taehyung tidak pernah ingin terlahir dalam kondisi itu bukan? Tapi mau bagaimana lagi, karena dia tidak mungkin bisa menolak keputusan tuhan yang sudah menjadi takdir bagi nya itu.

"Hyung jebal, uljima ne? Aku baik- baik saja kok hyung. Jadi berhentilah menangis eum?" pinta nya lirih pada Suga yang mulai berhenti terisak karena permintaan nya itu.

"Tapi yaksok (janji) ne untuk tidak akan pergi meninggal kan hyung saat hyung tak ada?" pinta Suga akhir nya sembari mengacung kan jari kelingking nya pada Taehyung yang masih terbaring.

"Ne. Yaksok," balas Taehyung, sembari ikut pula mengaitkan jari kelingking milik nya pada milik Suga dan segera tersenyum lebar.

"Aigoo, dongsaeng (adik) nya hyung benar-benar sangat imut ya!!" kata Suga sembari menarik pipi Taehyung dengan gemas.

Lain hal nya dengan Taehyung, yang hanya mampu menampil kan senyum kotak milik nya pada sang kakak.

Sementara itu di sekolah nya Taehyung saat ini, tampak Jimin sedari tadi tak tenang berada di dalam kelas nya.

Ini sudah jam mata pelajaran ketiga, namun sejak memulai hari nya di sekolah ini, Jimin sudah dibuat sangat khawatir dengan keadaan sahabat nya Taehyung yang kembali absen dari kelas.

"Ini aneh!! Tak biasanya Taehyung menghilang tanpa kabar begini, dan dia bahkan tidak menelpon ku seperti biasa nya!!" batin Jimin heran.

"Tak ada cara lain, aku harus menanyakan nya nanti pada Hoseok sunbae!!" putus Jimin.

"Hei Jimin-ssi, apa kau melamun di jam pelajaran ku eoh?" terdengar teriakan yang menggelegar begitu tiba-tiba dan seketika membuat semua siswa menoleh ke arah Jimin yang menjadi sasaran.

Sementara Jimin yang diteriaki begitu, ia segera terlonjak kaget di tempat nya

"Eh anu, apa saem memanggil ku?" tanya nya takut-takut.

"PARK JIMIN, kerjakan soal no 9 di papan tulis. SEGERA!" perintah Taecyon songsaenim dengan kesal.

"Eeee ... wae saem?" seru Jimin panik. Bahkan teman sekelas nya langsung dibuat tertawa keras karena ekspresi kaget yang diberikan nya itu.

"Ppali...!! (cepat)" seru Taecyon lagi, lain hal nya dengan Jimin yang terpaksa maju sembari menggaruk-garuki kepala nya yang tak gatal.

"Aish Kim Taehyung, karena memikirkan mu aku sampai melamun. Awas kau ya, akan ku omeli nanti sampai mulut ku berbusa!!" rutuk Jimin kesal dalam hati.

Namun tiba-tiba.

"DING DONG DING!! (bunyi apalah ini😂)" terdengar bel istirahat kedua yang segera membuat seisi kelas berseru senang.

"Yess, gomawo Bell-nim!! Hahaha, kau benar-benar menyelamatkan ku diwaktu yang sangat tepat ya," tawa Jimin dalam hati.

"Anak-anak tenang lah!!" seru Taecyon segera ketika murid-murid nya mulai gaduh.

"Emm saem, apa aku boleh kembali ke bangku ku?" tanya Jimin penuh harap.

"Hei Park Jimin, kau pikir aku tidak akan menghukum mu eoh!! Ikut dengan ku ke kantor guru sekarang," seru Taecyon dan berhasil membuat Jimin menganga lebar.

"Mati aku!! EOMMA, selamatkan anak mu ini," teriak Jimin dalam hati.

****

"Yaa Kim Hoseok, ku dengar minggu depan nanti kau akan mengikuti kompetisi dance sebagai perwakilan dari sekolah kita. Chukkae nde," kata salah seorang namja mungil bersuara cempreng pada Hoseok.

Berempat, Hoseok, Sehun, Baekhyun, dan Jonghyun tengah asyik menikmati makan siang mereka sekarang. Sesekali bahkan terdengar tawa renyah di sela-sela obrolan ringan mereka itu.

"Hmm, kau benar Baekkie. Akhir nya aku akan segera memulai debut ku sebentar lagi," sahut Hoseok gembira.

"Tapi ku dengar bukan kau saja yang terpilih!! Kalau tidak salah, teman adik cacat mu si---siapa itu yang tubuh nya bantet?!" tanya Jonghyun pada ketiga teman nya tadi karena lupa.

"Park Jimin maksud mu!!" sahut Hoseok sekena nya.

"Ah ia si Jimin yang bantet itu!! Ku dengar dia juga terpilih kan Hoseok?" tanya Jonghyun penasaran.

Lain halnya dengan Hoseok yang kini justru hanya bisa mendengus kesal.

"Hahaha, sadar diri lah sedikit Jjong!! Tinggi badan mu itu bahkan tak jauh beda dengan tinggi nya si jimin yang kau panggil bantet itu," kata Baekhyun tiba-tiba, dan berhasil membuat Jonghyun seketika mendelik tajam pada nya.

Saat ia ingin membalas perkataan si baekhyun tadi, di saat bersamaan muncul lah juga si Jimin yang baru menampakkan batang hidung nya di kantin ini.

"Eh lihat, itukan orang yang kau maksud Jjong!!" seru Baekhyun lagi dan membuat ke tiga teman nya menoleh secara bersamaan pada Jimin yang tampak tengah menuju ke arah mereka.

"Hei, aku tidak salah lihat kan! Apa si bantet kembaran nya Jjong itu sedang menuju kita sekarang?" tanya Sehun memastikan. Sementara Jonghyun yang merasa nama nya ikut disebut, ia pun langsung memberikan death glare nya pada Sehun yang hanya bisa terkikik.

"Bersiaplah Hoseok, ku rasa dia ingin menemui mu!!" ujar Baekhyun, sementara Hoseok hanya memutar mata nya dengan malas.

Dan benar saja seperti yang diduga oleh Sehun, sekarang Jimin yang dibicarakan mereka tadi telah berdiri manis di samping meja tempat Hoseok duduk.

"Mmm Hoseok sunbae, apa kau tau kenapa Taehyung tidak masuk hari ini?" tanya Jimin to the point.

Lain dengan ekspresi yang ditanya yaitu Hoseok yang langsung memasang wajah tak suka nya.

"Kenapa tidak kau tanyakan sendiri pada sahabat cacat mu itu eoh?" sahut Hoseok kesal yang seakan lupa pada kejadian tadi pagi yang telah menimpa pada adik bungsu nya itu.

"Aku sudah menelepon dan mengirimkan nya banyak pesan. Tapi hp nya ia matikan. Kalau sedang tidak terdesak seperti sekarang, aku pun mana mau menanyakan perihal Taehyung pada mu Sunbae," balas Jimin sarkatis.

"Yaa, kau mencari masalah dengan ku eoh?" seru Hoseok tiba-tiba, dan sudah mencengkram kerah seragam Jimin erat.

Sementara ke tiga teman nya yang masih di sana, mereka bertiga tampak kaget dengan reaksi yang diberikan oleh teman nya itu.

"Kenapa kau tiba-tiba marah eoh sunbae, apa hanya karena aku menyebut nama Taehyung tadi yang segera membuat mu naik pitam eh?" tanya Jimin santai, tak takut pada tatapan tajam Hoseok padanya kini.

"Eh Kim Hoseok, cepat lepaskan dia!! Orang-orang sedang memperhatikan mu sekarang," bisik Baekhyun pelan.

"Terkadang kalau aku memikirkan nya kembali, alasan kalian membenci Taehyung itu benar-benar tidak masuk akal sunbae. Kau kekanak-kanakkan sekali ya," ejek Jimin dan berhasil membuat Hoseok semakin mempererat cengkraman nya tadi.

"Yaa bantet, kau pikir kau siapa eoh berani-berani nya mengatai ku seperti ini?" bentak Hoseok dengan geram.

Sementara ke tiga teman nya tadi mulai panik melihat kelakuan nya itu.

Ingat, Hoseok akan segera mewakili sekolah mereka dalam kompetensi dance minggu depan. Jadi secara tidak langsung, sikap nya yang sekarang akan mulai banyak menuai perhatian dari lingkungan sekolah nya.

Maklum, ada banyak yang ingin ikut dipilih dalam kompetensi yang cukup bergengsi itu. Tapi nyata nya, hanya orang-orang yang berbakat saja yang akan terpilih. Walaupun demikian, bukan berarti yang dipilih pun lantas bisa bersikap seenak nya dan mengabaikan etika dasar yaitu keramahtamahan pada orang lain. Jadi jika Hoseok ketahuan bersikap seperti ini di depan publik, ke tiga teman nya itu sangat takut jika Hoseok akan didiskualifikasi nanti nya.

"Berhentilah Hoseokkie, bagaimana jika ada songsaengnim yang melihat mu sekarang!!" peringat Jonghyun pula. Sementara Jonghyun telah menarik Hoseok dari kegiatan nya mencengkram Jimin tadi.

"Yaa bantet, jangan berpikir aku melepaskan mu kali ini arra?! Tunggu saja, aku akan membuat perhitungan pada mu nanti," ancam Hoseok pada Jimin dan kemudian segera berlalu dari sana yang diikuti oleh ke tiga sahabatnya tadi. Lain hal nya dengan Jimin, yang sekarang justru hanya tersenyum geli dibuat nya.

"Dasar kekanakan....!!" seru Jimin pelan.

"Hei Jiminnie, apa yang kau lakukan dengan berdiri saja disitu eoh?" panggil seseorang tiba-tiba sembari melingkar kan tangan nya pada bahu Jimin.

"Eh!!" kaget Jimin.

TBC

Jangan lupa Vote, Comment & juga Share cerita ini kalo kalian suka ya. 😉

Update setelah View nya 2500. 🤗


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login