Download App

Chapter 17: Ch.26: Change of Heart

Aloha. 👋👋 Aku update karena viewnya langsung 14k. Ehe

Gomawo buat semua yg udah baca dan memberikan vote.

Oh ya, di chap ini banyak flashbacknya ya. Harap bersabar.

So, dah penasaran blm nih?🙈

Dah lah, happy reading.

🌹

🌹

🌹

Di sebuah ruangan, terlihat seorang anak kecil tengah menunggui seorang pemuda yang belum sadarkan diri.

"Taetae Hyung, kenapa kau belum juga membuka matamu eoh?" lirih Jung Kook yang tampak sedih.

"Hyung, kumohon sadarlah. Aku khawatir padamu tau," lanjut namja itu lagi selagi tangannya menggenggam tangan Taehyung dengan erat.

Tak ada siapapun di sana, Jung Kook pun hanya ditemani oleh beberapa alat medis sebagai temannya. Sementara itu Taehyung yang tengah berada di hadapannya itu, entahlah sudah berapa lama pria tersebut tak sadarkan diri.

"Kenapa tak ada yang ke mari. Apakah Seokjin hyung masih di kamar rawatnya Suga hyung?" gumam Jung Kook, sembari matanya tak terlepas dari sosok hyung kesayangannya ini.

Sementara itu di suatu tempat tepatnya di taman rumah sakit, terlihat seorang pemuda tengah duduk terpekur di kursi taman sembari kedua tangannya ia takupkan di atas ke dua lutut.

Flasback start.

"Seokjin-ssi, bukan maksud saya untuk mencampuri urusan keluarga anda, tapi saya sebenarnya sudah cukup lama sekali berkeinginan untuk mendiskusikan sesuatu mengenai keadaan Taehyung-ssi pada kalian sebagai salah satu dari walinya. Bisakah anda memberikan waktu sebentar untuk mengobrol dengan saya?" pinta dokter Seo sopan pada Seokjin di depannya.

"Ah nde, kurasa tak masalah," sahut Seokjin yang mulai luluh hatinya karena mendengar keadaan Taehyung tadi.

"Sebelumnya maaf Seokjin-ssi, apapun yang telah menimpa keluarga kalian dari masa lalu itu memang tidak ingin saya ikut campuri. Tapi setidaknya untuk di waktu yang sekarang ini, bisakah saya berharap sedikit, bahwa sekiranya anda sebagai hyung tertua dari Taehyung-ssi mulai dapat memberikan adik anda sedikit perhatian?" pinta dokter itu kemudian dengan raut wajah yang terlihat sangat serius.

"Apa maksudmu Seo uisa-nim?" tanya Seokjin yang bingung.

"Dari apa yang saya lihat, sepertinya Taehyung-ssi selama ini telah menderita tekanan batin Seokjin-ssi. Apa anda tidak menyadarinya?" ujar dokter Seo lagi yang membuat Seokjin bungkam.

Mana mungkin aku tak menyadarinya Uisa-nim, tentu saja aku menyadarinya, bahkan sejak lama!! batin Seokjin.

Namun karena kami begitu egois, tentu saja kami tak pernah mengubris kondisi psikologis anak itu, lanjut Jin dalam benaknya.

"Jika diagnosaku tepat Seokjin-ssi," ujar dokter Seo yang mengembalikan fokus Seokjin padanya.

"Perkiraan seberapa lama kondisi Taehyung-ssi akan bertahan, kisarannya mungkin seperti yang saya telah katakan pada anda tadi Seokjin-ssi. Tapi saya bukan Tuhan, jadi semuanya saya kembalikan pada yang menciptakan. Tapi setidaknya saya sudah memberitahu anda Seokjin-ssi, jadi untuk seterusnya itu saya serahkan pada kalian!!" ujar dokter Seo sembari menatap manik mata Seokjin tepat dimatanya.

"Hanya saja, satu pesan saya untuk anda Seokjin-ssi," tambah dokter Seo.

"Saya mohon, tolong perlakukanlah adik anda dengan baik sebelum kalian kehilangannya," sambung dokter Seo lagi yang langsung membuat mata Seokjin terbelalak kaget.

"Do-Dokter, i-itu...." ujar Seokjin terbata.

"Anda tau, saya dulu pernah punya seorang adik, Seokjin-ssi. Sama seperti kalian, saya pun tak ubahnya juga membenci adik saya tanpa pernah tau alasan yang sebenarnya. Bertahun-tahun lamanya adik saya terus menderita sakit Seokjin-ssi. Tapi saya membiarkannya karena saya pikir dia pantas menerimanya. Tapi anda tau Seokjin-ssi, adik saya itu ternyata tidak pernah membenci saya. Sebaliknya, dia bahkan tetap menyayangi saya tanpa celah. Hingga akhirnya suatu hari...." cerita dokter Seo tersendat, dengan Seokjin yang tampak mendengarkan.

"Saat itu saya sedang berulang tahun Seokjin-ssi, di pertengahan bulan desember. Pada saat ulang tahun saya tersebut, ada satu jam tangan limited edition yang begitu sangat ingin saya beli sehingga sayapun sudah lama mengumpulkan uang untuk mendapatkannya. Tapi sialnya di hari itu, tanpa diduga ibu saya justru menelepon mengatakan bahwa adik saya tiba-tiba saja collapse dan meminta saya untuk segera pulang. Pada saat itu, saya pikir adik saya mungkin hanya collapse seperti biasanya Seokjin-ssi, hingga sayapun mengabaikan permintaan ibu saya dan tetap menuju ke toko tempat jam tangan tersebut. Tapi sayangnya, kebahagiaan saya segera pudar, karena begitu tiba di sana," ujar dokter Seo dengan suara serak.

"Apa yang terjadi dokter?" respon Seokjin penasaran.

"Itu, begitu tibanya di sana, rupanya jam yang saya inginkan itu sudah terjual habis, Seokjin-ssi. Saya benar-benar kecewa, hingga akhirnya sayapun memutuskan untuk pulang saja. Tapi apa anda tau apa yang terjadi saat saya kembali ke rumah Seokjin-ssi?" tanya dokter Seo pada Seokjin dengan matanya yang tampak berkaca-kaca.

Menggelengkan kepalanya, tentu saja Seokjin tak tau apapun mengenai cerita sang dokter.

"Sesampainya di rumah saya, pada waktu itu ... di sana, saya melihat sudah banyak sekali didatangi oleh tetangga-tetangga saya Seokjin-ssi," cerita dokter Seo dan seketika langsung menjatuhkan air mata yang sedari tadi dia tahan.

"A-Apa yang terjadi waktu itu di rumahmu Seo uisanim?" tanya Seokjin penasaran.

"Adik saya, dia meninggal Seokjin-ssi. Dia membeku kedinginan lantaran bersikeras keluar di saat salju turun. Dan semua itu karena saya," jawab si dokter dengan suara serak.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Seokjin yang bingung.

"Seperti yang saya katakan pada anda tadi Seokjin-ssi, adik saya merupakan seorang penderita penyakit yang sama seperti halnya Taehyung-ssi. Tapi di malam yang bersalju itu, entah kenapa dia sangat bersikeras untuk pergi keluar. Meskipun eomma kami telah mengurungnya di dalam kamar, rupanya dia tetap nekat kabur dengan menggunakan kursi roda miliknya. Dan saat eomma memberitahu saya, alasan kenapa dia nekat melakukannya, ternyata ... ternyata itu semua dilakukannya karena ia ingin membelikan jam tangan yang saya inginkan tadi sebagai kado darinya untuk saya Seokjin-ssi," cerita Dokter Seo sembari menghapus air matanya yang mengalir semakin deras.

Sementara itu, Seokjin entah kenapa ikut bisa merasakan kesedihan yang dokter Seo alami tersebut.

"Dia ... dia rupanya selama ini sangat memperhatikan saya, Seokjin-ssi," lanjut dokter Seo dengan suara yang serak.

"Ini, kau lihat ini Seokjin-ssi!" tunjuk dokter Seo mengangkat lengan kirinya yang mengenakan sebuah jam.

"Benda ini, inilah jam tangan yang saya maksud dan yang telah membuat adik saya merelakan nyawanya Seokjin-ssi," jelas dokter Seo setelahnya.

"Waktu itu, Eomma saya cerita Seokjin-ssi. Katanya, adik saya itu ternyata langsung collapse begitu setibanya ia di rumah kami. Lalu di saat bersamaan ketika nafasya semakin berat, Eomma bilang, ia bahkan masih sempat tersenyum dengan sangat bahagia lantaran misinya berhasil untuk membelikan hadiah yang sangat saya inginkan tersebut. Terlebih lagi, karena ternyata dialah orang terakhir yang membeli jam ini dari toko yang saya ceritakan itu Seokjin-ssi," cerita dokter Seo, sembari kini kembali terisak.

"Sampai saat ini meskipun adik saya telah lama tiada, saya masih merasa sangat bersalah padanya Seokjin-ssi. Bahkan alasan kenapa saya bisa menjadi seorang dokter seperti sekarang ini, itu semua juga berkat dirinya. Itu semua, lantaran saya jadi bertekad untuk menyelamatkan banyak pasien yang memiliki riwayat yang sama seperti adik saya dulu," lanjut dokter Seo.

Menganggukkan-anggukkan kepalanya, Seokjin diam-diampun memuji dokter Seo lantaran pria tersebut mau mengabadikan hidupnya agar orang-orang yang memiliki riwayat penyakit seperti mendiang adiknya bisa terselamatkan.

"Jja, semoga cerita saya tadi bisa membuat anda memetik hikmahnya Seokjin-ssi," tutup dokter Seo kemudian sembari tersenyum lega karena sudah membagikan ceritanya yang cukup panjang itu pada pemuda tampan di depannya.

Sementara itu, Seokjin pun jadi tampak tengah termenung karenanya.

Flashback end.

"Eomma, semuanya sudah begitu jelas sekarang. Aku juga bahkan sudah mengetahui kenyataan yang sebenarnya tentang mu dan juga Taehyung. Apa yang harus ku lakukan sekarang eomma?" tanya Seokjin bingung pada bintang-bintang yang bertaburan di atas langit.

Flashback.

"Seokjin-ah ... menyayangi seorang adik adalah tugasnya seorang kakak. Terlebih lagi menjaganya dan berlaku adil padanya. Taehyung itu adikmu Jin-nie, jangan perlakukan dia berbeda lantaran dia cacat eum?"

"Tapi aku juga mempunyai alasan lain kenapa aku membencinya eomma."

"Sayang ... membenci seseorang adalah sebuah kesia-siaan. Terlebih jika kau membenci adik kandungmu sendiri. Taehyung sudah cukup menderita lantaran dia tidak bisa menggunakan kedua kakinya Seokjin-ah. Tegakah kalian dengan justru menambah bebannya lagi dengan tidak mengakui dia sebagai adik kalian eum?"

"Ta-Tapi eomma!!"

"Eomma mohon padamu Seokjin, tolong jaga Taehyung untuk eomma ne? Adikmu itu sakit sayang. Tak hanya fisik, tapi juga hatinya. Dan tentu saja, luka dihatinya lah yang justru terasa paling menyakitkan."

"Tapi kami juga terluka karena dia eomma. Jadi kenapa aku harus menjaganya eoh?"

"Karena kau kakak tertuanya Seokjin. Dan eomma ... eomma mempercayaimu."

Flashback end.

"Hiks hiks Eomma ... eomma jeongmal mianhae. Maafkan anakmu ini yang sudah lama dibutakan oleh kebencian eomma," isak Seokjin.

"Aku ingin berubah eomma, aku juga ingin mulai menyayangi Taehyung dengan semestinya. Walaupun sedikit terlambat, tapi kuharap kau mendukungku dari atas sana. Kau pasti mau kan eomma?" tanya Seokjin pada langit malam di atasnya.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan Vote sama Comment kalian buat part ya ini ya chingu?

See you next chap. 🤗🤗


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C17
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login