Download App

Chapter 26: Ch.25: Missed a Chance

Aloha readers.....

Author comeback nih. 👋👋👋

Like always, jangan lupa beri dukungan kalian untuk book ini dengan cara mem-Vote, comment dan juga share okay.

Happy reading.

😊

😊

😊

😊

😊

"Jiminnie kau mau kemana?" heran Hoseok yang pagi ini telah disuguhkan pemandangan di mana sang adik tampak akan keluar di saat jam masih menunjukkan pukul 5.30 pagi.

"Aku ingin menempelkan ini sekaligus menyebarkannya hyung!" tunjuk Jimin sembari mengangkat tumpukan selebaran berhiaskan wajah Taehyung di dalamnya.

"Astaga....ini masih terlalu pagi Jiminnie! Hyung bahkan belum bersiap. Tunggu hyung, eotte?" pinta Hoseok.

"Aniyo. Aku pergi sendiri saja kali ini Hyung. Dan Hyung, Hyung sebaiknya menyebarkan selebaran ini di tempat lain. Bukankah dengan begitu akan lebih cepat?" usul Jimin.

"Tidak Jiminnie. Jangan macam-macam. Adik Hyung cuma kau saja" khawatir Hoseok dan membuat Jimin terkekeh.

"Aigoo, kau mengkhawatirkan ku seperti anak kecil Hyung. Hyung pikir berapa usiaku eoh?" tawa Jimin dengan renyah.

"Bukan begitu. Hanya saja kau itu payah dalam mengingat jalan Jiminnie!" bantah Hoseok.

"Lalu apa gunanya alat ini Hyung!" heran Jimin dan menunjukkan handphonenya pada Hoseok.

"Aniyo. Kau orang yang teledor Jiminnie. Bagaimana jika nanti handphone mu hilang dan kau tak bisa menghubungi siapapun eoh? Bagaimana Hyung bisa menemukanmu," ujar Hoseok lagi.

"Aku bisa pergi ke kantor polisi untuk meminta mereka membantuku Hyung!" sahut Jimin dengan yakin.

"Ani ... ani, kau selalu lupa jalan Jiminnie. Kemarin saja saat Hyung menyuruhmu ke supermarket kau tersasar. Hyung tidak mau ambil resiko," tolak Hoseok dengan tegas.

"Tapi pada akhirnya aku tiba di rumah kan Hyung?" sanggah Jimin tak terima.

"Ya, setelah 2 jam lamanya dan hampir membuat Hyung meminta bantuan polisi untuk menemukanmu," sahut Hoseok dengan sarkatis.

"Tapi Hyung, aku!!"

"Jangan membantah, dan tunggu Hyung berganti baju sebentar!" potong Hoseok, dan tanpa menunggu persetujuan dari Jimin segera berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Huuh ... hyung pikir aku ini adik perempuannya atau apa sih!" gerutu Jimin yang kesal.

Sementara itu, foto Taehyung yang terpampang di dalam selebaran yang tengah di pegangnya pun mengalihkan perhatian.

"Hey Tae, ini sudah 2 hari kami telah menyebarkan selebaran tentangmu. Kau di mana? Kenapa tidak ada satupun orang yang melihatmu dan menghubungi aku dan Hoseok hyung eoh?" bicara Jimin pada gambar Taehyung.

"Lihat, photomu di sini tampak sangat bahagia. Apa kau bahagia sekarang? Kau harus selalu baik-baik saja eum," monolog Jimin.

"Hahhh ... kenapa aku jadi ketularan seperti dirimu yang suka berbicara sendiri!! Astaga," kekeh Jimin.

"Tapi Tae, aku sangat merindukan mu sobat," bisik Jimin kemudian, dan menatap sendu gambar sahabat baiknya itu.

-

-

-

-

-

Di tempat lainnya.

"Taehyung-ah ayo cepat turun ke bawah!!" suara Daniel yang tengah memanggil Taehyung yang sedang merapihkan penampilannya di depan cermin.

"Sebentar Daniel!" respon Taehyung, yang terlihat masih sibuk membenarkan dasinya.

"Hmm, kenapa lama sekali?" protes Daniel, lalu pada akhirnya menyembulkan kepalanya pada daun pintu kamar yang di tempati Taehyung.

"Nah, sudah. Kajja!" sambut Taehyung yang justru baru saja selesai dan langsung menyeret Daniel ikut dengannya.

"Aduh-aduh, lepaskan aku! Biar aku jalan sendiri saja," ringis Daniel sebab Taehyung menariknya terlalu kencang.

"Mian!" kekeh Taehyung tak berdosa, sembari melepaskan pegangannya.

"Apa yang lainnya sudah di meja makan Niel?" tanya Taehyung setelahnya selagi mereka berjalan.

"Hmm. Hanya tinggal kau saja lagi," sahut Daniel.

"Oh ya Tae, setelah sarapan Mark hyung bilang dia akan mengantarkan kita pagi ini," info Daniel.

"Hmm, benarkah?" tanggap Taehyung.

"Ye. Mark hyung sedang libur hari ini. Sementara Jackson hyung ada pekerjaan," jelas Daniel.

"Aku tak masalah sama sekali sih. Tapi Daniel aku mau tanya, kenapa Mark hyung dan Jackson terus bergantian mengantar jemputkan kita? Bukankah saat mereka libur, seharusnya mereka istirahat?" heran Taehyung, bertanya pada Daniel yang menoleh padanya.

"Hyungdeul hanya ingin menghabiskan waktunya dengan kita, Tae. Lagipula nanti ada sesuatu yang ingin di sampaikan Mark hyung padamu," sahut Daniel, membuat Taehyung mengerenyitkan dahinya bertanya-tanya.

Di meja makan.

"Hyung, paha bagian atas milikku. Kau ambil bagian sayapnya saja!" terdengar suara Bam Bam yang sedang menghalang-halangi tangan Youngjae yang akan mengambil bagian ayam kesukaannya di atas meja makan mereka dengan sumpit.

"Kau selalu memakan bagian itu Bammie. Cobalah sesekali kau makan sayap," sewot Youngjae dan kembali berusaha mengambil targetnya.

"Kenapa kalian berdua harus berebut seperti itu? Mau bagian mana saja toh rasanya tetap ayam kan!" heran Joshua yang melihat, namun sayangnya diabaikan oleh 2 orang yang sedang ia singgung.

"Abaikan saja mereka berdua Joshua-ya. Itu sudah menjadi kebiasaan keduanya sejak dulu," ujar Jackson yang buka mulut.

"Oh ya, di mana Taehyung dan Daniel? Kenapa mereka pagi ini telat tak seperti biasanya!" tanya Jackson kemudian, saat menyadari tak ada presensi dua orang yang dimaksud di meja makan.

"Kalau Taehyung tadi telat bangun Hyung. Semalaman anak itu tak tidur, sebab terus saja mencari-cari informasi alamat yang di berikan oleh Mark Hyung," sahut Youngjae sembari melirik pada Mark dengan mulut yang kali ini berhasil menggigit paha ayam yang sedari tadi ia perebutkan dengan Bam Bam.

Sementara Bam Bam yang duduk di hadapannya, terlihat sekali jika anak itu tengah begitu sebal sembari matanya menatap tak rela pada sayap ayam yang ia sumpit.

"Dasar Hyung jahat! Apa seperti ini cara dia memperlakukan seorang maknae?" gerutu Bam Bam yang kesal sendiri.

Mengabaikan omelan Bam Bam, Jackson kembali bertanya pada Young Jae tentang Daniel yang belum sempat terjawab.

"Lalu Daniel bagaimana?" tanyanya, menyuarakan isi hati.

"Dia tadi sudah di sini, Hyung. Tapi kemudian Mark Hyung menyuruhnya untuk menyusul Taehyung. Aku benar kan Hyung?" ujarnya pada Mark yang mengangguk mengiyakan lantaran fokusnya sekarang tengah tertuju pada sang maknae yang masih sibuk menggerutu di seberang meja tempat ia duduk walau tak berhadapan langsung.

"Bammie, apa kau masih mau bagian paha?" tawarnya tiba-tiba pada Bam Bam yang langsung melihat padanya dengan lucu.

"Masih Hyung," rengek Bam Bam manja, sementara Mark dibuat tertawa karenanya.

"Cha, ini kau bisa makan punya Hyung, Bammie. Lagipula, Hyung tidak terlalu suka dengan daging bagian paha," ujar Mark, sembari menaruh jatah miliknya tersebut di atas piring Bam Bam yang seketika berseru riang.

"Waa Hyung, kau memang yang terbaik. Gomawo Hyungie," senang Bam Bam dan segera melahap paha ayam tersebut dengan rakus.

"Yaa Hyung, kau!"

"Wah wah wah, apa-apaan ini!" heboh Daniel tiba-tiba, yang baru datang dan memotong perkataan Young Jae yang bermaksud ingin protes.

"Hai semuanya!" sapa Taehyung pula yang ikut menyusul.

"Oh Niel, Tae, duduklah," sambut Woohyun yang duduk di samping Mark, mempersilahkan kedua adiknya mengambil tempat.

"Mian Hyung aku telat," sesal Taehyung , dan hanya diangguki saja oleh semuanya yang ada di sana.

"Tak apa, duduklah!" persilahkan Woohyun, membuat Taehyung segera saja mengambil tempat di samping Joshua dan Daniel di samping Youngjae.

"Hei Niel, kau ini tidak sopan sekali sih. Aku sedang bicara tadi!" kesal Young Jae yang rupanya masih tak terima lantaran bicaranya terpotong karena Daniel tadi.

"Ckk, mana ku taua" sewot Daniel.

"Lagipula Hyungdeul, josh, jae, bammie, kenapa kalian tega sekali makan terlebih dahulu tanpa menunggu kami?" protes Daniel yang rupanya tak terima saat melihat semuanya sudah mulai makan.

"Hehe, mian Niel, Tae!" ujar Mark pada ke-duanya.

"Mian Bro!" ikut Joshua pula, sementara Young Jae menyenggol bahu Daniel di sebelahnya sebagai isyarat.

Bam Bam yang merasa dipelototi oleh Daniel sebab tak menjawab, akhirnya anak itupun ikut buka suara juga sebelum menyengir lebar terlebih dahulu.

"Mian Hyungie, Bammie tadi sudah kelaparan. Takutnya kalo menunggu Daniel Hyung dan Tae Hyung lebih lama, nanti cacing diperutnya Bammie akan mendemo. Mian ne," kata Bam Bam memberikan alasannya.

"Ish, tapi tetap saja kan!"

"Sudah tinggal makan saja Niel-ah, cerewet sekali," sewot Woohyun yang angkat bicara, lain halnya dengan Jackson yang justru masih sibuk mengunyah.

"Iya-iya aku akan makan. Begitu saja dimarahi," gerutu Daniel, lalu mulai mengambil makanan ke atas piringnya.

Sementara Taehyung, ia hanya tersenyum dan ikut mulai mengambil sarapan miliknya.

"Ckk, hanya ini yang tersisa?" gerutu Daniel lagi saat melihat sisa ayam yang tersisa untuk dia dan Taehyung.

"Kau bisa mengambil semuanya Niel. Punya Taehyung sudah kuambil duluan tadi," ujar Joshua, sembari memindahkan potongan paha ayam yang rupanya telah ia amankan sejak awal ke atas piring Taehyung.

"Waa Joshua-ya, kenapa kau lakukan itu?" ujar Taehyung, merasa tak enak.

"Iya nih. Kau pilih kasih Joshua-ya!" komentar Daniel pula.

"Ya ampun Niel, kau biasanya juga kan tidak terlalu suka bagian paha?" ujar Joshua yang diprotes.

"Lagipula bagian yang ada di piringmu itu, bukannya bagian yang paling kau suka?" lanjutnya, sembari menatap Daniel dengan sedikit heran.

"Ckk, iya-iya!" pasrah Daniel akhirnya.

"Nah Tae, ayo makanlah," kata Joshua pada Taehyung yang akhirnya menerima saja.

"Nde. Gomawo Joshua-ya?" terimakasih Taehyung pada sang sahabat yang tersenyum menanggapinya.

Sampai tiba-tiba....

"Jangan coba-coba merebutnya Jae!" peringat Joshua pada Young Jae yang rupanya baru saja akan mengambil ayam milik Taehyung yang tengah bicara pada Joshua.

"Ckk, jeli sekali sih!" rutuk Young Jae dan terpaksa membatalkan niatnya sembari menggerutu. Lain halnya dengan Taehyung yang hanya terkekeh.

Untuk sementara, akhirnya meja makan itupun bisa tenang. Meski tak lama, karena beberapa saat kemudian kericuhan kembali terjadi yang kali ini datangnya dari Daniel yang diganggu oleh salah satu dari Hyung mereka.

"Yaa Hyung, kenapa kau mengambil dagingku? Jatahku hanya tinggal sedikit," suara Daniel mengomeli Jackson, pelaku yang kedapatan mencuri dagingnya saat ia tengah bermaksud menambahkan lauk pauk ke dalam piringnya.

"Kau masih punya beberapa Daniel-ah. Lagipula Hyung memang butuh asupan daging yang banyak! Bagaimanapun, Hyung kan harus tetap menjaga bentuk tubuh Hyung agar tetap memiliki six packs sexy ini," balas Jackson santai sembari menepuk-nepuk perutnya serta mengunyah daging yang tadinya milik Daniel.

"Ish tapi kan..."

"Ini kau ambil punya Hyung, Daniel-ah. Hyung sudah kenyang," potong Woohyun, sembari menaruh beberapa potong daging di atas nasi Daniel.

"Waa Hyung, gomawo. Kau baik sekali," ujar Daniel terharu.

"Yaa Hyung, aku mau juga!!" protes Youngjae yang melihat.

"Mian, sudah habis Youngjae-ya. Lagipula kau sudah cukup banyak makan bukan?" kekeh Woohyun.

"Ish, Hyung tak adil!" rajuk Young Jae, merasa tak terima.

"Rasakan olehmu Hyung! Hahaha, itu adalah karma," komentar Bam Bam yang rupanya masih dendam.

"Awas ya kau Bamie," pelotot Young Jae pula, lantas mendapat hadiah jitakan pada dahi mulusnya oleh Mark.

"Ish Hyung, kenapa menjitakku?" ringis Young Jae, sembari mengusap dahinya kesakitan.

"Kau berisik. Ayo cepat habiskan makananmu!" jawab Mark, mau tak mau membuat Young Jae menurut walau terpaksa.

"Ckk, aku tak percaya mereka masih bersikap seperti anak kecil. Benar-benar tidak bisa tenang walau sehari saja," gumam Joshua sembari tetap memakan sarapannya dengan kalem.

Lain halnya dengan Taehyung yang justru tersenyum geli karena melihat tingkah teman-temannya tersebut.

Mereka ramai sekali. Jika Jiminnie dan Jo bersaudara ada disini, aku yakin suasana pasti akan tambah rusuh, batin Taehyung.

-

-

-

-

-

"Yakin kan hyung, hoseok hyung 2 hari yang lalu melihat Taehyung saat turun di sini?" tanya Jimin, ingin memastikan pada sang kakak yang baru saja selesai menempelkan selebaran pada papan informasi yang tersedia di tempat halte bus.

"Iya Jiminnie. Hyung yakin sekali. Mata Hyung tak mungkin salah," sahut Hoseok membenarkan, membuat Jimin dengan bersemangat kembali menunggu bis yang akan tiba.

"Semoga saja Taehyungie naik bus lagi ya hyung?" harap Jimin.

"Mmm. Kita tunggu sebentar ne. Sekitar 15 menit lagi busnya akan lewat dan berhenti di halte ini kok," sahut Hoseok yakin, sembari sesekali memeriksa jam tangan yang ia pakai guna memastikan berapa lama lagi mereka akan menunggu.

Sementara yang ditunggu, Taehyung dan lainnya sedang menaiki mobil menuju ke sekolah mereka disupiri oleh Mark.

Sepanjang perjalanan, tentu saja isi mobil tersebut sangat berisik dan tidak bisa diam sama sekali. Seperti ini saat ini misalnya.

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

daechwita daechwita

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

daechwita daechwita ja ullyeora daechwita

"Hyung ayo lebih keraskan volumenya!" pinta Bam Bam yang kini tengah mengikuti ritme lagu sembari menaik turunkan kepalanya, begitu juga dengan yang lain kecuali Joshua dan Taehyung yang hanya melihat.

"Tidak bisa Bammie. Hyung sedang menyetir, butuh konsentrasi!" sahut Mark yang diminta.

"Jae-ah naikkan volumenya!" seru Daniel kali ini pada Young Jae yang duduk di samping Mark yang mengemudi.

"Oke Bro!" sanggup Young Jae dan mulai mengutak-atik volume pada dashboard mobil.

"Astaga, jangan dikeraskan lagi Jae-ah!" protes Mark yang berusaha menurunkan volume yang baru saja dinaikkan namun dihalangi eh Young Jae yang menutupinya.

"Ya ampun, bisa pecah gendang telingaku!!" terdengar protes Joshua di belakang, sembari menutupi kedua telinganya menggunakan telapak tangan.

"Astaga!" ikut Taehyung pula, tak habis pikir dengan kelakuan para sahabatnya.

"Daechwita Daechwita," masih suara Daniel, Young Jae dan Bam Bam yang asyik berdendang tak menghiraukan teman-teman mereka yang merasa bising.

"Young Jae cepat singkirkan tanganmu! Jangan sampai Hyung turunkan kalian semua ya?" ancam Mark, namun dengan mata yang tetap fokus melihat ke depan.

"Daechwita Daechwita," hirau Young jae, asyik menggerak-gerakkan kepalanya.

"YAA TURUNKAN VOLUMENYA JAE-AH!!" teriak Joshua yang sudah tak sabar, dan bermaksud akan menarik rambut Youngjae yang duduk di depannya jika saja Daniel tak segera menghalangi.

"Daniel lepaskan!"

"Tidak akan, Daechwita," tolak Daniel sembari menyanyikan bagian lagu Daechwita milik Agust D yang tengah mereka senandungkan dan membuat Joshua semakin jengkel.

Pasrah, Taehyung yang diam di bangku belakang bersama Bam Bam yang tak berhenti bernyanyi di sampingnya akhirnya pun hanya memutuskan menyenderkan kepalanya ke kaca sembari menutup kedua telinga.

"Kapan ini akan segera berakhir!" gumamnya, terdengar samar akibat volume yang kencang seiring dengan mobil mereka yang sebentar lagi akan melewati sebuah halte bus di depan sana.

-

-

-

-

-

"Jiminnie lihat, itu busnya!" tunjuk Hoseok bersemangat, pada bus berwarna biru muda yang sebentar lagi akan berhenti di depan mereka.

Mengenggam erat selebaran yang masih tersisa di tangannya, Jimin tampak tak sabar untuk segera mencari keberadaan Taehyung di antara penumpang yang duduk juga berdiri di dalam bus tersebut.

Pshhh!

Suara decitan ban yang direm, seiring dengan pintu bus yang terbuka secara perlahan di depan halte dimana Hoseok dan Jimin kini berada.

"Ayo Hyung, kita naik!" gesture Jimin, mengajak sang kakak untuk masuk ke dalam bus guna memeriksa para penumpang.

"Permisi, maaf menganggu anda sebentar!" suara Jimin memulai pencariannya.

"Bukan. Bukan ini. Bukan juga!" suaranya saat memeriksa satu persatu penumpang yang melihatnya dengan aneh. Tak jauh beda dengan sang adik, Hoseok juga tengah melakukan hal yang sama.

Beberapa menit mencari dan waktu keberangkatan bus yang semakin dekat, mau tak mau Hoseok pun mulai mendekati sang adik yang tengah termangu berdiri tak jauh dari kursi belakang bus lantaran pencariannya berbuah nihil.

"Jiminnie, kajja kita turun! Taehyungie tak ada di sini Saeng, dan Bus ini sudah akan berangkat," ajak Hoseok, dan menarik lengan adiknya dengan pelan guna mengikuti dirinya.

"Kenapa sih mereka berdua!" gerutu para penumpang ketika keduanya melewati mereka untuk keluar dari bus.

Mengabaikan suara-suara yang membicarakan mereka serta supir yang bertanya-tanya kenapa keduanya turun kembali, Hoseok dan Jimin pun telah berdiri di pelataran bus.

"Saengie!" senggol Hoseok pelan pada sang adik yang masih termenung.

Sementara bus di depan mereka mulai berjalan dan meninggalkan keduanya yang masih berkutat di sana.

"Saengie?" panggil Hoseok lagi, lantaran sang Adik tak kunjung menjawab.

"Hyung...." lirih Jimin pelan, setelah beberapa saat terdiam.

"Wae Jiminnie? lihat Hyung sebentar eum?" pinta Hoseok dan mengangkat dagu sang adik yang tengah menahan tangisnya.

"Hoseok Hyung ... kenapa--kenapa Taehyung tak ada di sana!" terbata Jimin pada Hoseok yang melihatnya dengan iba.

TBC

Jgn sedih chim, author jadi sedih juga. 🤧🤧

Moga reader pada bahagia ya. 😁

Bye-bye chingu, see u next chap. 👋👋


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C26
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login