Download App

Chapter 3: Part 3

Hiro terbangun dalam tidurnya. Bus sekolahnya masih tetap berjalan di hutan yang gelap, namun suasananya sangat sunyi. Tak ada satu pun yang berbicara. Semua kulit teman temannya pucat dan bola mata mereka putih. Suhu di bus saat itu sangat dingin padahal bukan musim salju.

"Apa apaan ini? Hei apakah ini lelucon? Ayolah tidak lucu jika kalian berpakaian seperti ini. Ini bukan bulan oktober!" Kata Hiro yang berteriak kepada mereka.

Namun tak ada satu pun yang menoleh kepada Hiro. Mereka semua malah menyakiti dirinya sendiri. Ada yang mencongkel bola matanya, ada yang membenturkan kepalanya ke kaca sampai berdarah, ada yang memotong jari dan tangannya, semuanya mencoba membunuh diri mereka sendiri.

"Kalian benar benar gila!" Kata Hiro

Lalu Ia pun menoleh pada Kai yang juga kulitnya pucat dan seluruh matanya putih. Yang sedang mencoba mencongkel matanya dengan sebuah pensil.

"Ayolah bung! Berhenti main main! Ini tidak lucu. Kalian semua membuatku merinding." Kata Hiro sambil menahan tangan Kai agar tak mencongkel matanya.

"Sial sejak kapan kau sekuat ini?!" Kata Kai yang masih menahan tangannya itu. Kemudian Kai berbalik mencekik Hiro dan berkata.

"HARI KERAMAT AKAN DATANG! JIWA KITA AKAN DISERAHKAN! HATI HATI PADANYA! BISA JADI DIA YANG DISEKITARMU ADALAH DIA YANG SANGAT MENYUKAI RASA SAKIT DAN KEMATIAN YANG DITERIMA OLEH ORANG LAIN!" Kata Kai lalu Ia mematahkan lehernya sendiri.

Seketika semua orang di dalam bus itu mendekati Hiro sedikit demi sedikit.

Kau menghancurkan hidup kami!

Kau mematahkan tanganku! Kau harus Tanggung jawab!

Ini adalah salahmu!

Semua ini salahmu!

Kau patut dihukum mati atas kesalahanmu!

Anak tidak berguna!

Tidak tahu diri!

Kau hanya pecundang yang kabur dari masalahmu!

Hadapi saja Hiro!

Kau menghancurkan hidupku!

Tebus kesalahanmu!

Aku menjadi sengsara karenamu!

Kau harus disiksa!

Kau manusia yang paling tak berguna!

Jangan menyangkalnya! Tebus kesalahanmu Hiro!

Akan kubunuh kau Hiro!

Tempatmu bukan disini!

Hiro hanya mundur perlahan dan menutup matanya. Untuk memikirkan sesuatu. Ketika Ia sudah terpojok, Ia pun bangkit dan berteriak kepada mereka.

"Aku tidak bersalah! Kalian pantas mendapatkannya! Aku punya alasan untuk melakukannya bajingan! Kalianlah yang tidak sadar atas kesalahan kalian sendiri! Aku tak bersalah! Kalianlah yang bersalah! Semua ini adalah salah orang tuaku! Karena membuatku merasakan hal hal buruk! Membuatku menjadi monster yang selama ini kalian bicarakan! Kalian semua berengsek!"

Setelah itu semua yang ada disana langsung menyerang Hiro.

Seketika itu Hiro langsung terbangun dari tidurnya dan mencekik Kai. Saat itu Kai langsung terkejut dan langsung memukul wajah Hiro.

Pukulan Kai seketika membuat Hiro tersadar.

"Hiro! Kai apa apaan kalian?!" Kata guru yang ada di depan bus.

"Tidak ada apa apa bu! Kami hanya beracting." Bohong Kai

"Hiro apa apaan?! Kenapa kau mencekikku?!" Tanya Kai dengan pelan.

"Kai benar, ada apa denganmu, bung." Ucap Travis dan Han

"Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku. Maaf, bung. Aku mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpiku semua orang yang ada di bus menjadi pucat dan mencoba membunuh diri mereka sendiri. Beberapa dari mereka ada yang mencongkel matanya Lalu semuanya menyerangku. Semuanya terasa nyata. Aku benar benar minta maaf karena mencekikmu tanpa alasan. Aku tidak kenapa aku bermimpi seperti itu."

"Jeezz... mimpimu menyeramkan." Kata Kai

"Mungkin itu pertanda akan ada kematian orang terdekatmu." Kata Han

"Atau mungkin kau akan mengalami nasib buruk." Kata Travis bersamaan dengan bus mereka yang berhenti menandakan bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Lupakan saja mimpi buruk itu. Yang penting kau masih hidup sekarang." Ucap Kai

"Kau benar, Kai. Untuk apa aku memikirkan itu."

***

"Kota Terlarang, juga disebut "Bekas Istana" dan "Museum Istana", merupakan kompleks istana kekaisaran dan kediaman Kaisar Tiongkok beserta anggota rumah tangganya selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, antara tahun 1420 sampai 1924. Tempat ini juga menjadi pusat pemerintahan Tiongkok hampir selama lima abad.."

"Membosankan. Kapan kita memulai memukul senior-senior itu?" Tanya kakak kelas yang berada di sebelah Hiro yang bersandar di sebuah tangga. Kai dan Han sedang berbincang bincang disebelah Hiro sedangkan Travis sedang berbicara dengan Sharon tak jauh dari mereka.

"Tetap tenang seperti biasa dulu. Tunggu keadaannya lebih spi baru kita hajar mereka." Kata Hiro sambil mengawasi anak-anak sekolah lain. Dan ketika ada salah satu senior yang berjalan di depan mereka sambil focus kepada layar ponselnya, dengan cepat Kai langsung mengggeser sebuah batu besar tepat di depan senior yang tidak memperhatikan jalannya tersebut. Dalam sekejap senior itu langsung tersandung karena tersandung batu besar sampai mulutnya berdarah dan giginya lepas.

"Siapa yang menaruh batu ini di depan jalan?! Kalian pasti melakukannya, kan!"

"Jangan sok tahu senior sombong. Kami hanya berbicara satu sama lain disini. Kau sendiri yang buta karena tidak memperhatikan jalanmu. Mangkanya jangan terus memainkan ponselmu dan perhatikan jalan dengan baik. " Kata Han

"Kau berengsek!" Kata senior itu sambil melayangkan tinjunya kepada Travis namun dengan cepat Han dan Kai menendangnya dengan keras secara bersamaan sampai Ia terlempar beberapa meter. Setelah itu mereka semua langsung pergi menyusul kelompok sekolah mereka. Namun setelah sekitar mereka terlihat sepi dan 4 senior lainnya sedang memutuskan untuk pergi ke dalam gang. Salah satu senior Hiro langsung berteriak.

"Hei! Kalian akan membayarnya!"

Seketika itu juga mereka berempat berlari pergi dari kelompok Hiro bersamaan dengan Travis yang langsung mengejar mereka.

"Kejar bajingan itu Travis! Jangan sampai dia lolos!" Kata Hiro sambil terus berlari.

Yang lainnya memilih untuk memanjat ke atas dan melompat ke bawah sedangkan Hiro lebih memilih menghancurkan dan melompati semua yang menghalanginya.

Travis adalah yang perta menemukan mereka yang tak bisa kemana-mana karena mereka berada di dalan buntu.

"Kalian tak bisa kemana-mana sekarang bodoh!" Kata Travis

"Kau akan melawan kami sendirian?"

"Aku tidak bilang aku kemari tanpa membawa teman." Kata Travis bersamaan dengan teman teman dan senior-seniornya yang melompat dari atap beserta kemunculan Hiro di belakang untuk mengepung mereka.

"Kau menyerang kami dengan mengepung kami? Kalian tidak jantan! Kami kalah jumlah!"

"Ini pembalasan dendam, sialan. Kau sudah mengeroyok salah satu dari kami dan kalian harus merasakan yang sama." Kata senior Hiro

"Baiklah kalau begitu kalian semua akan melawanku agar adil! Tapi yang kalah tidak boleh menangis dan melapor pada guru dan berjanji untuk tidak mengganggu satu pun siswa dari sekolahku begitu juga sebaliknya."

"Apa? Tapi mereka-

"Mereka semua akan kalah dan ketika mereka tumbang itulah saatnya saat kita memberinya pelajaran." Bisik Han kepada seniornya

"Cukup adil."

Hiro langsung mengepalkan tangannya bersiap-siap untuk memulai pertarungan.

"Tunggu apa lagi serang aku. Akan kuselsaikan kalian dengan cepat. Jangan melapor jika kalian kalah."

Salah satu dari mereka langsung menyerang Hiro, tetapi Hiro langsung menendang lawannya sampai terjatuh. Begitu juga dengan lawannya yang lain yang akan menyerangnya, dengan cepat Ia langsung menangkis pukulannya mereka dan menendang mereka secara bersamaan sampai mereka terjatuh. Saat itulah kelompok Hiro yang lain langsung menghabisi ketiga orang itu.

Saat Hiro masih saja sibuk memukuli salah satu lawannya sampai akhirnya darah keluar dari hidung dan mulut lawannya.

Ketika kelompok Hiro sudah puas menghabisi ketiga orang itu. Hiro masih saja memukuli lawannya yang tadi tanpa henti.

Bug! Bug! Bug! Bug!

Bunuh mereka! Bunuh! Habisi!

"Hiro sudah cukup! Jika kau terus melakukan ini dia bisa saja mati dan kau masuk ke penjara!" Kata Kai dan Han sambil menarik Hiro untuk menjauh dari lawan yang sudah babak belur itu. Sedangkan Hiro yang sudah tenang hanya memandang lawannya yang sudah tidak berdaya itu.

"Kita hanya akan membuat mereka lebam bukan babak belur." Kata Han

"Kurasa kau mematahkan tulang hidungnya, bung." Kata seniornya sambil menyeret pergi anak yang terkapar itu.

Aku kelepasan lagi, benar-benar bodoh.

Ketika semua orang pergi untuk membawa senior dari sekolah lain ke tempat lain sampai hanya tersisa Hiro sendiri. Seketika itu juga Ia melihat burung gagak yang mengawasinya pergi terbang menjauh. Kemudian Ia langsung mendengar suara-suara dari saluran pembuangan. Ia pun langsung mendekati saluran pembuangan itu dan menemukan piala miliknya yang diberikan kepada Kai saat di bus. Ia pun mencoba mengambil piala itu. Dan ketika Ia mendapatkan piala yang sudah kotor itu. Piala itu langsung berubah menjadi tangan mayat dan menarik tangan Hiro. Tangan-tangan mayat itu terus-terusan bertambah banyak dan tangan Hiro makin ditarik masuk ke dalam selokan itu oleh ratusan tangan mayat yang menyeramkan.

"Kau sendirian! Tidak ada yang mau berteman denganmu! Bertemanlah dengan kami!"

"Tinggalkan aku sendiri!" Kata Hiro sambil berusaha menarika tangannya kembali.

"Kau memang selalu sendirian."

"Kau cocok tinggal di saluran pembuangan sampah bersama kami! Bergabunglah bersama kami! Kita semua masih punya cukup ruang disini untuk orang sepertimu!

"Mereka memang tak pantas berteman denganmu karena mereka pantas mati!"

"Semuanya harus mati!"

"Berengsek!" Umpat Hiro yang berhasil menarik tangannya kembali sambil melangkah mundur untuk menjauhi selokan itu.

"Kami menampung barang yang rusak disini hahahaha!" Suara itu makin menjadi-jadi bersamaan dengan tangan-tangan mayat yang keluar dari selokan. Melihat hal itu Hiro langsung berbalik dan berlari pergi. Namun tiba-tiba Ia mengurungkan niatnya karena Sharon berada di belakangnya dengan raut wajah yang penuh dengan tanda tanya.

"Kau bicara dengan siapa?"

"Apa kau tidak lihat tadi ada-

Perkaataan Hiro langsung terpotong ketika Ia melihat bayangan hitam tak jauh di belakang Sharon sedang mengawasi mereka..

"Hiro ada apa?" Tanya Sharon

Pertanyaan Sharon langsung membuat Hiro menoleh ke Sharon.

"Tadi… Lupakanlah itu tidak penting. Tidak ada apa-apa." Ucap Hiro ketika melihat bayangan itu menghilang.

"Lebih baik kita segera pergi dari tempat ini." Kata Hiro sambil manarik tangan Sharon

***

"Hei Hiro sudah siap memulai permainan yang lainnya?" Sapa Kai kepada Hiro yang sedang berbincang-bincang dengan Sharon.

"Kau sudah siap menghajar anak yang lainnya?" Tanya Han kepada Travis yang duduk dibawah sambil mendengarkan musik.

"Maaf, bung tapi yang ini aku tidak akan ikut."

"Kalau begitu biar aku yang mengatasi yang satu ini." Kata Hiro kepada mereka bertiga.

"Sharon aku ingin kau menjadi saksiku."

"Saksi apa?" Tanya Sharon

"Aku akan membuat konflik dengan anak itu hingga anak itu memukulku dulu. Jadi pada akhirnya aku yang  terlihat tidak bersalah." Kata Hiro

"Hiro bisakah kau berhenti berkelahi sehari saja dan menikmati liburan ini? Maksudku ini adalah liburan, kita seharusnya bersenang-senang bukan berkelahi."

"Mana bisa aku bersantai saat liburan saat ada salah satu temanku dipukul? Aku tidak ingin mereka macam-macam lagi dengan siswa dari sekolah kita. Aku tidak ingin hal yang tidak diinginkan terjadi. Aku akan menyelesaikan masalah ini, lalu aku akan bersenang-senang seperti anak lain. Lagipula disini lebih banyak anak sekolah kita daripada anak sekolah lain. Anak anak ini juga akan membelaku. Jadi jangan khawatir karena aku tak akan terlibat dalam masalah." Kata Hiro

"Tidak, ada sesuatu yang lain selalin itu. Yang pasti ini berhubungan dengan keluargamu hingga kau makin menjadi-jadi." Kata Sharon

"Ini bukan tentang mereka." Ucap Hiro

"Hiro, kau tak perlu melakukan ini. Kau bisa menjadi anak yang baik."

"Menjadi anak yang baik tidak cocok untukku. Menjadi orang baik hanyalah untuk orang lemah." Kata Hiro

"Kalau begitu apakah aku lemah?" Tanya Sharon

"Ya, secara fisik karena itu orang lemah harus dilindungi orang yang kuat. Aku hanya akan melakukan apa yang harusnya Hiro lakukan seperti biasa, Sharon. Tenang saja aku tidak akan serius saat berkelahi. Aku akan mengalah sedikit." Kata Hiro sambil melangkah pergi menghampiri salah satu anak sekolah lain yang lebih tua darinya dan sedang menikmati makanannya sambil membaca sebuah buku.

"Aku kira anak sekolah sebelah tidak lebih pintar dari seekor keledai. Apa gunanya membaca semua buku ini jika kau terus terusan makan seperti babi?" Kata Hiro sambil berdiri di depannya.

"Bu guru! Anak sekolah sebelah mengganggu Hiro!" Kata Han yang berkata gurunya yang berada lumayan jauh dari mereka.

"Hei adik kelas berengsek! Kau pikir kebrutalanmu bisa membuatmu terlihat berkuasa disini?!" Teriak anak tersebut sambil mendorong Hiro .

"Orang tuamu pasti malu mempunyai anak menyusahkan sepertimu!" Kata anak tersebut sambil mendorong Hiro lagi dan memegang kerah bajunya.

"Tetap saja kau tidak lebih dari seorang babi berotak keledai." Kata Hiro pelan.

"Kau bahkan tidak lebih kuat dariku! Jangan amatir! Jika kau kupukul, jangan menangis dan melapor pada orang tuamu!" Teriak anak berbadan besar sambil memukul Hiro dengan keras sampai terjatuh ke bawah. Namun dengan cepat Hiro langsung bangkit dengan teknik kick up dan menendang kepala anak tersebut sampai terjatuh ke bawah. Tidak terima karena di tendang Hiro, anak itu pun bangkit  dan memukuli Hiro namun Hiro tetap saja menangkis serangan-serangannya dengan mudah meskipun tubuh anak itu lebih besar darinya.

Syut!  Syut!

Lagi-lagi pukulannya  ditahan oleh Hiro, dan dengan cepat Hiro langsung meninju bagian ulu hatinya dan menendangnya perutnya sampai Ia terjatuh lagi.

Kemudian anak itu bangkit dan langsung menendang perut Hiro, tapi Hiro dengan cepat mengunci kaki yang menendangnya kemudian memukuli kaki itu dengan lengan dan sikutnya tanpa ampun meskipun lawannya berteriak kesakitan.

"Hiro Chen Lee hentikan! Lepaskan anak itu!" Kata guru Hiro sambil memisahkan Hiro

"Dia yang memulainya! Dia bahkan mendorong, menarik kerahku, lalu memukulku duluan!" Kata Hiro pada gurunya.

"Bajingan itu berbohong! Dia yang memulainya!" Kata anak berbaadan besar yang masih tergeletak di bawah sambil menahan rasa sakit itu.

"Ibu akan bertanya pada kalian yang berada disini. Apakah Hiro memulainya?"

"Tidak, Hiro tidak memulainya." Kata anak anak tersebut

"Hiro hanya menanyakan apa kabarnya? Lalu hanya menanyakan apakah makanannya enak atau tidak dan hanya menanyakan tentang buku itu." Kata Kai

"Apa kalian tuli dan buta?! Dia menyebutku babi berotak keledai!"

"Kau yang mendorong dan marah-marah duluan." Kata Hiro

"Dia hanya menanyakan apakah kamu beternak babi dan keledai? Memangnya apa yang salah dengan pertanyaan itu? Hiro tidak bersalah. Aku rasa kau salah dengar dan juga kebetulan kau adalah orang yang terlalu sensitive. " Kata Sharon

"Tapi dia memulainya! Lihat kakiku sepertinya memar berengsek!"

"Itu adalah salahmu sendiri. Kau pasti tahu kalau Hiro selalu menang dalam perlombaan kung fu. Kau pasti tahu Hiro adalah orang yang tidak suka digangggu ataupun disalahkan. Dan kau malah mendorongnya dan memukulnya duluan." Kata Sharon

"Aku melaporkannya pada orang tuaku!"

"Silahkan saja lapor tapi kau tidak punya satu pun saksi disini. Kau hanya akan membohongi mereka. Lagipula kau sendiri bilang pada Hiro kalau kau memukulnya dia tidak boleh menangis dan tidak boleh melaporkannya pada orang tuanya. Kalau yang terjadi malah sebaliknya jadi lakukan yang sama. Kau tidak boleh menangis dan melaporkannya kepada orang tuamu. Kalau kau melakukannya itu namanya tidak jantan. Kau punya fisik yang kuat tapi mental seperti perempuan. Lagipula kau jadi terluka karena kesalahanmu sendiri." Kata Sharon

"Akan kubalas kalian semua bajingan!" Kata anak tersebut sambil bangkit berdiri dan melangkah pergi  sambil tertatih-tatih dengan ekspresi murka.

"Bu, anak itu beserta gengnya jika dibiarkan sepertinya akan terus mengganggu anak sekolah kami tanpa henti." Kata Sharon

"Iya, Sharon benar. Kemarin saja ada satu kakak kelas yang diserang oleh senior-senior dari anak sekolah yang sama dengan anak itu." Kata Kai dengan sungguh-sungguh.

"Ibu akan diskusikan dengan kepala sekolah kalian terkait masalah ini. Tapi untuk Hiro, lain kali jika ada yang mengganggumu berusahalah untuk menahan emosimu."

"Kalau anak itu keterlaluan aku tak bisa diam saja." Kata Hiro

"Iya, ibu tahu tapi berusahalah untuk tidak terlibat satupun masalah." Kata guru tersebut sambil berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Terimakasih Sharon kau yang terbaik." Kata Hiro

"Ini yang terakhir kalinya aku akan melakukan ini. Jangan minta aku untuk melakukan ini lagi." Kata Sharon sambil menghembuskan nafasnya.

"Iya, iya aku berjanji ini untuk yang terakhir kalinya." Ucap Hiro

"Jangan pacaran terus. Ikut kami mencari minuman dan jalan-jalan!"  Kata Travis yang sedang merangkul Han dan Kai.

"Iya iya, kami sedang menyusul sialan." Kata Hiro sambil menyusul mereka bersama dengan Sharon.

***

"Membosankan sekali. Baterai ponselku habis jadi aku tak bisa bermain game." Kata Travis

"Baterai ponselku juga habis. Bagaiamana kalau kita bermain petak umpet di hotel ini? Kalian bersembunyi sedangkan aku yang mencari kalian." Tawar Han

"Aku ikut." Kata Sharon

"Bukankah itu permainan anak kecil?" Tanya Hiro

"Aku ikut, ayolah Hiro kita kemari untuk bersenang-senang. Menjadi anak kecil sebentar itu tidak apa-apa." Kata Kai

"Baiklah, aku ikut jika kau memaksa." Ucap Hiro

"Kalau begitu tunggu apa lagi Han? Berthitunglah sampai 30 dan carilah kami." Kata Kai sambil berlari meninggalkan mereka untuk bersembunyi. Han langsung berbalik ke tembok dan mulai menghitung. Sedangkan sisanya langsung berlari meninggalkan Han yang menghitung sendiri untuk bersembunyi.

Setelah selesai menghitung Han langsung mulai mencari mereka.

"Bersiaplah aku akan menemukan kalian!" Kata Han

Hiro yang bersembunyi langsung membuka lemarinya sedikit untuk mengintip keberadaan Kai. Saat itu juga Ia melihat Kai yang sedang mondari-mandir mencarinya, jadi dengan cepat Hiro langsung menutup pintu lemari tempat Ia bersembunyi. Tak lama kemudian Ia membuka pintu lemarinya sedikit tetapi yang Ia lihat adalah sosok tanpa kepala yang memakai pakaian badut pembunuh yang menyeramkan dengan penuh darah di sekujur tubuhnya sambil memegang kapak sedang menatapnya, tak jauh darinya, dan seakan-akan menghampiri Hiro untuk membunuhnya.

Pertamanya Hiro mengira dia tidak melihat keberadaannya, tetapi melihat sosok menyeramkan itu makin mendekat ke arah lemari tempat Ia bersembunyi. Ia langsung keluar dari lemari dan berlari ke arah lift dan menekan-nekan tombol lift asal.

"Hiro keluarlah dimana pun kau berada!" Suara keras itu menggelegar di seluruh hotel.

"Cepatlah terbuka sialan!" Kata Hiro sambil terus-terusan menekan-nekan tombol lift itu.

Pintu lift akhirnya terbuka dan Hiro langsung masuk. Kemudian dengan cepat menutup pintu liftnya. Tak lama kemudian pintu liftnya terbuka dan menampakkan sekitarnya gelap gulita.

"Bodoh! Kenapa malah ke bagian basement yang gelap?!"

"Peduli setanlah!" Kata Hiro sambil mengeluarkan ponselnya dan menyalakan lampu dari ponselnya. Dan melangkah keluar.

Ia terus melangkah ke dalam basement yang gelap dan sepi itu sampai Ia menemukan sebuah kain hitam yang menyelimuti beberapa benda yang gelap.

Ia kemudian membuka perlahan kain hitam itu. Ia hanya menemukan sebuah helm using yang tidak berguna. Kemudian Ia juga menemukan bola basket yang usang dari sana.

Semua benda-benda yang ditutupi oleh kain hiatm itu sepertinya tidak ada yang berguna dan tidak ada yang menarik bagi Hiro sampai Ia menemukan sebuah kotak kayu yang mencuri perhatiannya.

Ia pun langsung meletakkan ponselnya di sakunya sehingga semuanya menjadi gelap lagi. Setelah itu Ia mengambil kotak kayu tersebut dan meninjunya sampai kayu tersebut pecah. Ketika kotak kayu terbuka Ia langsung mengangkat apa yang berada  di dalam sana. Setelah itu Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menyalakan lampunya lagi. Kemudian mengarahkannya ke tangannya untuk mengetahui apa yang Ia temukan. Ia seakan-akan menemukan kepala manekin badut yang menyeramkan dengan mata tertutup. Namun tiba-tiba saja kepala itu membuka matanya dan menjulurkan lidahnya yang panjang untuk mengikat tangan Hiro.

"KETEMU HAHAHA!!!"

Hiro langsung melempar kepala tersebut jauh-jauh, memasukkan ponselnya dengan cepat ke dalam saku celananya, dan berlari kembali ke lift. Sesampai di lift Ia langsung menekan-nekan tombol lift. Tampaknya pintu lift sama sekali tidak tertutup seakan-akan lift itu macet. Sedangkan suara dari kegelapan itu makin keras.

"Bajingan!" Teriak Hiro sambil berlari pergi menembus kegelapan itu sambil masuk menuju pintu darurat. Namun ketika Ia baru saja memasuki pintu darurat dan masih berlari, badut menyeramkan itu langsung memegang kakinya hingga Hiro langsung terjatuh.

"Kau akan mati bersama kami hahahahaha!"

"Lepaskan sialan!" Kata Hiro sambil terus terusan menendang kepala badut itu sampai tulang lehernya patah. Meskipuntulang lehernya patah, tangannya tetap saja tidak mau melepaskan kaki Hiro dan masih saja menyeretnya meskipun Ia telah menendangnya berkali-kali. Jadi ketika Hiro melihat kapak yang tak jauh darinya Ia langsung berusaha menggapainya.

Grep!

Hiro yang berhasil menggapai kapak itu, langsung berbalik dan memenggal kepala serta tangan badut itu sampai lepas. Dan seketika itu Hiro langsung berhasil terbebas dari cengkraman badut tersebut. Ia pun langsung bangkit dan berlari dan menaiki tangga keatas.

Hiro terus saja berlari menaiki tangga sambil berkali-kali melihat ke belakang dan ke bawah tangga.

Brukk!!!

Hiro langsung terjatuh karena menabrak sesuatu.

"Sedang apa kau disini?!" Tanya Hiro sambil bangkit berdiri dengan raut wajah serius.

"Hanya kau orang yang belum aku temukan dan aku mencarimu kemana-mana sampai aku mendengar teriakanmu darisini, jadi aku kemari." Kata Han yang juga terjatuh.

Hiro sepertinya acuh tak acuh dengan jawaban Han karena terus terusan melihat ke belakang dan bawah tangga.

"Ada apa dibawah tangga? Kenapa kau membawa kapak?" Tanya Han yang tidak mengerti dengan perlakuan Hiro yang sangat tidak tenang. Tapi Hiro sama sekali tidak menjawab.

"Hiro?!" Panggil Han

"Badut sialan itu tadi ada dibasement yang gelap itu. D-dia tanpa kepala dan mengejarku terus-terusan seakan akan mau membunuhku! Dan saat aku berlari darinya entah bagaimana dia menangkap kakiku dan menyeretku. Jadi ketika aku punya kesempatan untuk menggapai kapak ini, aku langsung menggapainya dan memenggal kepala dan tangannya yang memegang kakiku."

"Baiklah kau membuatku benar-benar takut sekarang. Kau hanya bercanda, bukan?"

"Apa wajahku mengatakan bahwa aku sedang bercanda?!"

"Kau tak habis membunuh orang. Kan?"

"Tentu tidak!"

"Tapi kau bicara soal memenggal dan semacamnya!"

"Itu karena dia bukan manusia!" Kata Hiro sambil melepaskan kapaknya ke lantai

Han langsung mengeluarkan kain microfiber dari sakunya dan mengelap seluruh kapak tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menghilangkan sidik jarimu agar membuatmu tidak masuk ke pejara."

"Tapi aku sudah bilang aku tidak membunuh siapapun!"

"Ayo kita segera pergi dari sini! Kau harus segera tidur. Kau mungkin kelelahan sampai berhalusinasi." Ucap Han bangkit sambil menarik Hiro pergi dengannya dan membiarkan kapak besi yang berkarat itu tetap tergeletak di lantai.

Tapi jika itu terasa sangat nyata.

Setelah mereka kembali ke kamar hotel. Sudah terlihat bahwa Travis sedang memandang mereka dengan wajah ceria.

"Aku benar-benar payah dalam bermain petak umpet." Kata Travis

"Aku rasa Hiro pemenangnya. Mau main lagi?" Tanya Kai yang sedang duduk di samping Sharon.

"Kurasa Hiro perlu istirahat sendirian di kamarnya." Kata Han sambil membiarkan Hiro memasuki kamarnya sendiri.

"Ada apa?" Tanya Kai

"Hiro butuh istirahat, sebaiknya kita tidak menggagunya." Kata Han

"Jadi maksudmu dia butuh waktu sendiri dan kita sebaiknya pergi keluar jalan-jalan bersama tanpa Hiro?" Tanya Sharon

"Ya, kurang lebih seperti itu." Ucap Han

"Kalau begitu mari kita berikan Hiro waktu sendiri sambil pergi ke tempat lain." Kata Kai

Para senior-senior dari sekolah Hiro sedang memutuskan untuk menghajar sisa senior-senior dari sekolah lain malam ini, sedangkan Travis, Sharon, Han, dan Kai pergi jalan-jalan entah kemana tanpa Hiro yang kebetulan ingin sendirian malam ini. Dia ingin sendirian untuk memikirkan kejadian-kejadian yang menyeramkan yang bahkan tak bisa dilihat orang lain. Atau mungkin makhluk-makhluk menyeramkan itu selalu menghilang ketika ada orang lain mendatanginya dan hanya muncul ketika ia sendirian. Tapi dia benar-benar tak mengerti kenapa dia mengalami kejadian aneh itu. Ditambah lagi setelah kejadian badut tanpa kepala dan pertemuannya dengan Han yang berakhir dengan menyuruh Hiro untuk istirahat. Hiro benar-benar mengalami mimpi buruk di dalam tidurnya, tapi saat ini dia bahkan tidak bisa mengingat mimpi buruk apa yang Ia alami.

Jadi ketika Ia bangun di malam hari, Ia memutuskan untuk keluar dari hotel dan menghabiskan waktunya dengan berjalan sendiri sambil menikmati udara malam yang segar meskipun malam ini adalah malam yang gelap dan sedikit berkabut, tetapi Hiro menikmati kesendiriannya. Namun tak lama kemudian, perlahan-lahan Ia merasa  sedang diikuti dari belakang.

"Han, jika kau mengagetkanku itu tidaka akan berhasil. Karena aku tahu kau membuntutiku."  Ucap Hiro sambil berbalik menoleh kebelakangnya yang tidak ada satu pun orang disana.

"Siapapun itu aku ingin kau keluar sekarang juga. Ini tidak lucu. Aku sedang tidak ingin diajak bercanda sekaranag." Kata Hiro sambil masih mengawasi sekitarnya.

Seketika itu Ia langsung mendengar kepakan sayap beserta suara burung gagak meninggalkan tempat itu.

"Itu hanya gagak Hiro, kau menjadi paranoid." Ucap Hiro sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hiro…" Suara menyeramkan itu terdengar di sampingnya. Hiro langsung menoleh dan tampaklah sosok berkulit pucat, berbadan besar dengan sepasang mata yang seakan-akan mau keluar, dan mulut sobek dengan gigi yang setajam pisau tersenyum lebar layaknya psikopat. Ia juga mempunyai jari jari yang panjang dengan kuku yang tajam.

"Berengsek!" Kata Hiro langsung berlari ke belakang. Namun…

"Bruk!!!"

Hiro langsung terjatuh karena menabrak sesuatu yang besar. Ketika Ia bangkit, wajah yang makin menyeramkan itu langsung berada tepat di wajahnya.

Hiro benar-benar terkejut namun tubuhnya seakan akan tidak bisa digerakkan.

Seseorang langsung menepuk bahu Hiro dan seketika itu juga Hiro makin terkejut.

"Bajingan, bikin kaget."

"Santai bung, kenapa kau terjatuh dan seakan akan memandang sesuatu di depanmu tadi?" Tanya Travis

"Apakah kau tidak lihat makhluk menyeramkan itu berada tepat di depan-

Perkataan Hiro langsung terpotong ketika makhluk yang menyeramkan itu sudah tidak ada.

"Ada apa denganmu? Tidak apa-apa disini. Mungkin kau hanya berhalusinasi karena kelelahan."

"Tapi makhluk itu tepat beradi disini, dengan mulutnya yang sobek dan giginya yang menyeramkan. Lalu kulitnya yang pucat dan matanya seakan-akan keluar."

"Kau semakin menjadi paranoid, Hiro. Ada apa denganmu?" Tanya Travis

"Kau benar, mungkin aku terlalu punya banyak pikiran hingga aku kelelahan dan berhalusinasi." Kata Hiro sambil bangkit berdiri.

Ini sudah kesekian kalinya aku seperti orang bodoh. Batin Hiro

"Ayolah teman! Han, Kai, dan Sharon sedang berada di karnaval. Kupikir kita harus pergi ke karnaval untuk menghiburmu. Lebih baik kau ikut denganku untuk pergi kesana, kurasa kau butuh hiburan. "

"Kau benar, kurasa aku butuh hiburan."

***

Tanpa mereka sadari seekor burung gagak bertengger di sebuah pohon yang tak jauh dari mereka sambil mengamati mereka. Namun, ketika Hiro menoleh kebelakang karena merasa ada yang mengamatinya. Ia dapat melihat burung gagak itu.

"Kurasa burung gagak itu mengamati kita dari tadi." Ucap Hiro sambil menoleh ke arah Kai.

"Burung gagak apa? Disini tak ada burung gagak." Ucap Travis

"Tapi tadi dia bertengger disana." Ucap Hiro sambil menunjuk pohon tempat burung gagak yang bertengger tadi. Namun, burung gagak itu sudah tidak ada.

"Mungkin burung gagak itu sudah pergi." Ucap Han

"Santai saja, bung. Itu hanya burung gagak, jangan jadi paranoid." Ucap Kai sambil menepuk-nepuk bahu Hiro.

"Kau benar. Aku seharusnya tidak menjadi paranoid." Ucap Hiro

"Ini adalah terakhir kita berada di tempat ini. Menurutmu apakah liburannya menyenangkan?" Tanya Sharon sambil menghampiri Hiro.

BURUK SEKAL! SETIAP AKU TERTIDUR AKU SELALU BERMIMPI ANEH YANG MENYERAMKAN YANG BAHKAN AKU TIDAK INGAT APA MIMPIKU SEKARANG! AKU JUGA BERHALUSINASI BERKALI-KALI! Batin Hiro

"Menyenangkan, sangat menyenangkan." Ucap Hiro yang sedang berdiri di samping Kai.

"Lebih baik kita segera melanjutkan perjalanan sambil mengambil foto. Siapa tahu ini menjadi kenangan." Kata Kai

Setelah beberapa  lama berjalan…

Kemudian Hiro langsung melihat bayangan hitam lewat tak jauh darinya dan menuju ke arah hutan.

"Aku harus pergi sebentar." Kata Hiro  sambil menuju ke arah hutan tempat yang dituju oleh bayangan hitam itu.

Sesampai di tengah hutan Ia melihat ribuan mata yang melekat di seluruh pohon  sedang melirik ke bawah tanah.

Sepertinya makhluk-makhluk ini ingin menunjukkan sesuatu.Batin Hiro

Hiro langsung menggali tanah yang sedang dilirik oleh mata-mata mengerikan itu.

Ketika sudah cukup dalam menggali Ia menemukan kunci besi kuno yang umurnya sekitar ratusan tahun.

"Apa gunanya kunci ini?" Tanya Hiro sambil menoleh kea rah mata-mata itu, namun kini mata-mata itu menghilang. Hiro langsung memasukkan kunci tersebut ke saku celananya.

"Krsrkskskrksk."

Semak-semak yang berada tak jauh dari Hiro terus berbunyi sampai makhluk itu melompat keluar dari semak-semak dan menampakkan seekor makhluk berkepala tengkorak rusa dengan tubuh seekor werewolf dan kuku tajam yang panjang. Makhluk itu langsung menebas salah satu pohon di sebelah Hiro sampai patah dan jatuh ke arah Hiro, namun dengan cepat Hiro menghindar dan berlari pergi.

"Sialan!" Umpat Hiro sambil melompati bebatuan dan pohon pohon yang terusan tumbang yang berkali-kali nyaris mengenainya. Namun ketika Ia berlari akar-akar kayu itu berhasil mengikat kaki Hiro dan menarik Hiro sampai Ia terjatuh dan terseret kembali mendekat ke arah makhluk tadi. Ketika makhluk itu sudah dekat akar-akar kayu itu langsung melepaskan kaki Hiro, bersamaan dengan makhluk bertubuh werewolf yang membuka mulutnya untuk melahap Hiro. Dengan cepat Hiro langsung mengambil dua batu yang lumayan besar dan melemparkannya dengan keras  ke kepala makhluk berkepala tengkorak rusa itu sampai tanduknya patah. Di saat itulah Hiro langsung bangkit dan berlari. Tak lama kemudian, karena Ia merasa tidak kuat lagi berlari dengan kaki kirinya yang terkillir Ia langsung bersembunyi di balik batu besar, kemudian duduk sambil mengatur nafasnya.

"Krak!" Suara dahan patah itu makin membuat jantung Hiro berdebar kencang.

Berengsek! Tolong berhentilah menggangguku! Ini tidak nyata! Ini tidak nyata! Ini hanya halusinasi! Batin Hiro sambil menutup matanya.

"Sedang apa kau? Teman-temanmu sedang mencarimu." Tanya seniornya yang mengagetkan Hiro

"T-tidak ada, tadi aku melihat seekor kelinci masuk kesini dan aku berfikir untuk menangkapnya jadi aku masuk kehutan ini. Namun ketika aku mengejarnya, aku terjatuh sehingga kakiku terkilir, jadi aku beristirahat di balik batu besar ini." Kata Hiro

"Seharusnya kau lebih hati-hati. Lebih baik kita pergi sebelum yang lain mencari kita." Kata seniornya sambil membantu Hiro bangkit.

Aku benar-benar seperti orang gila. Batin Hiro sambil merogoh sakunya dan berfikir bahwa kunci yang Ia temukan tadi hilang karena kunci itu adalah bagian dari halusinasinya. Namun tidak, kunci itu benar-benar nyata.

Aku tidak gila dan tidak sedang berhalusinasi, hanya saja makhluk-mahluk itu akan menghilang ketika ada orang lain. Tapi kenapa aku mengalami ini? Batin Hiro


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login