Download App
19.02% TWIN’S PET

Chapter 74: SHOCK

Gilang tanpak ngeri dengan pemandangan yang tersuguh di depannya saat ini. Dua manusia serigala sedang terkurung di dalam tidur panjangnya. Koma setelah puluhan tahun, pria bertudung hitam menjaga mereka tetap hidup agar bisa memanfaatkan kekuatan dari jiwa-jiwa itu.

"Siapa mereka, Paman?" Gilang melihat ke arah layar monitor yang terhubung dengan kamera kecil di saku baju Yoris.

"Seorang True Alpha dan wanita paling special dalam hidupku." Yoris mengelus tabung kaca. Ia seakan memutar kenangan indah masa kecilnya bersama wanita itu saat menyentuh tabung.

Gilang terdiam, Yoris ternyata mencintai seorang shewolf. Tujuan Yoris hanyalah hal sederhana, yaitu menikmati masa tuanya bersama wanita itu.

"Apa yang terjadi dengan mereka, Paman?" tanya Gilang ingin tahu.

Yoris menghela napas panjang. True Alpha menderita banyak kekalahan saat berperang dengan manusia. Bangak werewolf gugur, begitu pula silver arrow. True Alpha menawarkan gencatan senjata. Perjanjian perdamaian, tak akan ada werewolf yang menampakan diri atau menyerang manusia lagi. Bila itu terjadi, maka gencatan senjata ini akan berakhir.

"Lalu?? Apa syarat gencatan senjatanya?" Gilang terus penasaran.

"Nyawa dari True Alpha. Ali mengorbankan nyawanya agar kaum werewolf tetap utuh. Ia menerima rentetan peluru perak menghujam tubuhnya di muka seluruh bangsa manusia. Tak ada satu pun werewolf yang tahu tentang pengorbanannya. Dia berharap True Alpha selanjutnya akan memperjuangkan kedamaian yang berhasil ia ciptakan ini. Sayang sekali, dalam kondisi diambang kematiannya, pria bertudung hitam menyadari kebenaran akan pengorbanannya. Ia mengambil tubuh rusak Ali dan menaruhnya dalam tabung kaca. Menjaganya tetap hidup selama lima puluh tahun. Tak ada penerus True Alpha, karena memang sang True Alpha sendiri belum mati."

"Itu mengerikan. Serum yang merubah manusia menjadi werewolf berasal darinya?" Gilang menelan ludahnya berat. Ia bisa membayangkan betapa gagahnya Ali saat masih hidup. Perawakan tinggi besar, kulit sawo matang, mata tajam berwarna merah, dan rambut gondrong.

"Benar, True Alpha bisa merubah manusia menjadi werewolf saat bulan purnama. Saat bulan penuh, kekuatan dan jiwa werewolf juga akan penuh."

"Maka dari itu mereka tak bisa merubah manusia menjadi werewolf sejati, karena serum dari True Alpha bukan gigitan asli."

"Ya begitulah, kau lihatlah sebentar lagi akan ada penjelasan kenapa mereka begitu menjaga agar True Apha dan wanita ini tetap hidup." Yoris mundur ke belakang, pria bertudung hitam masuk ke dalam ruang laboratorium di dampingi oleh Addair dan Regal.

"Kau di sini, Yoris?" Pria itu mengeryit melihat kedatangan Yoris di laboratorium pribadinya.

"Benar, aku rindu padanya," jawab Yoris sambil menunjuk ke arah tabung. Addair tersenyum, Regal hanya menatapnya datar.

"Cih, lakukan semaumu." Pria itu berjalan mendekati tabung milik Ali.

"Addair, buat serumnya."

"Baik, Lord."

Saat Addair mengekstrak kekuatan jiwa milik Ali, ratusan werewolf datang, mereka mengantri dengan wajah pucat dan kulit kisut. Kondisi mereka tak lebih baik dari mayat hidup. Semuanya begitu menderita dan hampir mati merasakan tubuh yang tersiksa.

Seorang werewolf berlari hendak merebut botol pertama dari tangan Addair, namun secepat kilat Regal menyahutnya dan mencekik werewolf itu. Tubuh ringkih itu meronta-ronta dalam cekikan Regal. Ia hendak memberontak namun tenaga Regal yang besar bisa saja mematahkan lehernya dalam satu kali gerakan.

"Sabar dan tunggu giliranmu." Regal melemparkan tubuh rekannya itu sampai menghantam dinding mansion.

"Uhuk!" Ia memuntahkan darah.

Itulah alasan kenapa Regal selalu mendampingi Addair dan Tuannya saat mereka membagikan serum dari jiwa True Alpha, akan ada banyak werewolf yang tidak sabar dan mengganggu proses injeksi.

"Giliran pertama!" seru Addair.

Werewolf pertama maju, suntikkan itu langsung membuatnya kembali segar, kekuatannya meningkat drastis. Tapi darah kehitaman lantas keluar dari tubuh mereka, seakan tak kuat menahan kekuatan besar masuk ke dalam tubuh mereka.

"Suntikkan penawarnya, Nona Addair, aku mohon." Werewolf itu mengiba, Addair dengan tenang menyuntikkan serum ke dua, serum yang berasal dari serigala wanita yang tertidur di dalam tabung.

"Serum itu sama dengan pemberianmu, Paman." Gilang melongo, kedua serum itu bagaikan narkotika yang memberikan kesehatan dan kekuatan namun tak bertahan lama. Penikmatnya akan terus kecanduan dan meminta lagi, lagi, dan lagi.

"Benar, serummu berasal darinya, True Luna, penyembuh terbaik yang hanya keluar selama satu abad sekali. Kekuatan penyembuhnya sangat besar, maka itu ia ada di sini. Jiwanya yang indah membawa semua werewolf di tempat ini tetap hidup saat True Alpha memberi mereka kekuatan pada tiap selnya."

"Jadi intinya, pasukan zombi werewolf itu bisa tetap hidup karena campuran dari dua jiwa mereka?" Gilang melotot tak percaya dengan matanya, semakin hari ia menemukan semakin banyak kejutan tak masuk akal dalam hidupnya.

"Benar. Pemberi kekuatan dan pemberi kehidupan."

Gilang menurunkan bahunya saat mendengar penuturan Yoris. Kini ia tahu kalau kekuatan serum itu sangat besar. Jangankan untuk mengobati tubuhnya, untuk menghidupkan mayat menjadi werewolf saja wanita itu mampu melakukannya. Namun seakan candu, para werewolf itu harus terus mendapatkan obat mereka atau mereka hanya akan menjadi seonggok mayat tak berguna.

"Gila!! Ini gila!! Jadi semua werewolf kuat itu adalah mayat hidup?!" Gilang mengumpat kesal.

"Benar. Dahulu aku juga heran, bagaimana bisa pria itu membangkitkan mayat-mayat ini. Ternyata karena kekuatan True Alpha dan True Luna yang ada dalam genggamannya." Yoris menatap nanar pada Pria bertudung hitam. Namun Yoris tak berkutik. Baik Yoris mau pun Pria itu terikat dengan kebutuhan masing-masing.

oooooOooooo

Tak hanya Gilang yang terperanjat saat mengetahui hal ini. Sadewa tercengang saat melihat tampilan pada layar monitor. Pihak laborat menemukan adanya pertumbuhan sel yang sangat cepat. Cepat sekali, terlalu cepat malah.

"Sel darahnya membelah sangat cepat Tuan Sadewa. Namun juga sangat cepat mati." Ujar seorang wanita berjas putih. Matanya memakai kacamata pelindung.

"Cepat beregenerasi, cepat pula mati. Sshh... kenapa aneh sekali?!" Sadewa mengusap dagu, mencoba menerka-nerka akan kondisi Elroy.

"Kalau werewolf berregenerasi 1000x lebih cepat dari manusia, maka dia beregenerasi 10.000x lebih cepat dari manusia."

"Apa kau bilang??"

"Namun selnya cepat sekali rusak." Lanjut sang kepala laborat.

"Gila, bagaimana itu bisa terjadi?" Sadewa menggebrak meja, benar-benar kejadian yang aneh.

"Bisa saja kalau itu adalah darah True Alpha, Dewa." Seorang pria bungkuk dengan tongkat di tangan dan rambut panjang berwarna putih mendekati Sadewa. Dengan tertatih-tatih tubuh tuanya mendekat. Ia adalah seorang Elder, bernama Figor, umurnya hampir 100 tahun, ia mendampingi alpha pack West mulai dari jaman kakek buyut Sadewa. Semua orang sudah menganggapnya seperti orang tua sendiri karena kebaikan, kebijaksanaan akan nasehat dan ide pemikirannya.

"Apa maksudmu, Kek?" Sadewa mendekati Figor, membantunya duduk di kursi.

"True Alpha adalah pemimpin tertinggi, paling kuat, dia diciptakan lebih superior dari bangsanya sendiri. Moon Goddess memberikannya kekuatan untuk menjaga kaum kita dan membuat semua werewolves dari segala bangsa bersatu. West, South, East, North. Dulu semuanya tunduk pada True Alpha, membantu menjaga keseimbangan dunia. Seperti yang kau tahu, kekuatan besar itu bukanlah hal yang cuma-cuma. Beban dan tanggung jawabnya juga besar," tutur pria tua itu. Matanya yang penuh keriput terlihat teduh.

"Jadi, kalau ada kekuatan regenerasi secepat itu. Sudah pasti itu milik True Alpha," lanjutnya.

Sadewa mengangguk paham, serum ini ada hubungannya dengan True Alpha. Ia harus segera menemukan di mana keberadaan True Alpha dan menghentikannya.

"Apa Kakek tahu siapa True Alpha terakhir ini? Seperti apa perawakannya? Apa yang harus kita lakukan agar bisa menemukan keberadaanya?"

"Aliando, orang-orang memanggilnya Ali. Dia adalah pria yang kuat, gagah, dan berbudi. Ia selalu membantu kaumnya tanpa peduli dengan dirinya. Jadi sudah dipastikan ini bukanlah perbuatannya, Dewa. Aku yakin, ada dalang dibalik semua kekacauan ini." Figor mengingat sosok Aliando yang masih terrekam jelas dalam benaknya, sosok yang hangat dan penuh tanggung jawab.

"Siapa, Kek? Coba Kakek ingat-ingat, apakah ada orang yang diuntungkan dengan memanfaatkan keadaan Ali?!" Sadewa menekan Figor, menyuruh pria tua itu membuka semua arsip-arsip ingatan di dalam otaknya.

"Ali tak punya musuh, semua memuja Ali. Siapa, ya?? Aku juga jadi penasaran. Coba aku renungkan, Nak. Berikan orang tua ini waktu." Figor menepuk pundak kokoh Sadewa.

"Baik, Kek. Aku tunggu kabar baiknya. Mungkin ingatan Kakek akan membawa kita pada True Alpha." Sadewa tersenyum hangat.

oooooOooooo

Please vote with powerstone

Jangan lupa kasih komentr terbaik kalian!

Belle sayang 💋💋💋💋


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C74
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login