Download App
The Black Moon (Bulan Hitam) The Black Moon (Bulan Hitam) original

The Black Moon (Bulan Hitam)

Author: Kasih_Kurnasih

© WebNovel

Chapter 1: Bab 1 Perubahan?

"HANNA!!!"

BRAK! BRAK! BRAK!

"BUKA PINTUNYA BODOH!"

"HANNA!!"

(Pintu terbuka)

"Maaf Key-"

PLAK!

"Sudah mulai membangkang huh? Berani sekali kau membuatku menunggu di sini!"

"Maaf tadi aku-"

"Maaf!? Kamu kira dengan meminta maaf saja baju-bajuku ini akan rapih dengan sendirinya huh? Inih!"

"Bereskan semua pakaianku sekarang! Setelah itu bersihkan kamarku."

"Ta-tapi Key, aku hari ini ada kuliah pagi. Jika aku membereskan semuanya sekarang aku akan terlambat."

"Oh? Kau pikir aku peduli? Bereskan semua pakaian ku sekarang, kalau tidak aku pastikan hukumanmu akan lebih parah dari semalam!"

"Tapi Key-"

"Kau mau aku melapor pada ayah? Aku yakin kau tidak ingin mendapatkan lagi cambukan darinya kan?"

"Tidak aku.. aku tidak mau."

"Kalau begitu kau tahu apa yang harus kau lakukan sekarang kan?"

"Ba-baiklah, aku akan membereskannya sekarang."

"Yaudah cepet!"

"Iyah."

Lagi-lagi seperti ini. Sebenarnya apa yang salah denganku?

Umurku sudah menginjak 22 tahun, masa- masa dimana seorang perempuan harusnya telah banyak mendapatkan kebahagiaan. Namun mengapa hidupku selalu berlaju menderita seperti ini?

Selama bertahun-tahun aku tinggal bersama keluarga yang tidak pernah menganggapku sebagai keluarga. Dan selama ini juga, aku mengabdikan diriku hanya untuk mereka yang justru menyiksaku. Aku tidak mengerti mengapa mereka begitu kejam padaku. Jika memang aku adalah bagian dari keluarga ini, lalu mengapa mereka memperlakukanku seperti ini?

Amarah dan juga pukulan tidak pernah terlewatkan seharipun dari diri dan tubuhku. Belum lagi ke-dua saudara perempuan yang selalu menindasku. Mereka tidak akan pernah melepaskanku sedetikpun sampai mereka benar-benar puas membuatku menderita.

Laki-laki yang selama ini aku anggap sebagai ayah, namun nyatanya dia hanyalah seorang bajingan yang tidak memiliki perasaan. Begitu pun dengan wanita yang ku anggap sebagai ibu. Sosok nya yang cantik namun tidak sedikit pun menunjukkan kecantikan hatinya.

Perbuatan semena-mena dari ayah dan ibu membuatku semakin curiga bahwa aku bukanlah bagian dari keluarga ini. Tapi jika itu benar... lalu siapa aku sebenarnya? Dan dimana orang tuaku yang sesungguhnya?

Rasanya begitu sesak begitu mengingat segalanya. Kenangan menyakitkan dari saat usiaku tiga tahun hingga sekarang benar-benar membuatku ingin menyerah dan mati saja. Rasanya hidupku tidak ada artinya. Tidak ada yang peduli padaku ataupun menginginkanku terkecuali hanya memanfaatkanku.

Aku pun ingin merasakan bagaimana kehangatan sebuah keluarga. Ataupun merasakan bagaimana rasanya dicintai. Jangankan dicintai bahkan untuk memiliki cita-cita kecil pun mereka tidak mengijinkannya.

Bahkan air mata ini pun tidak ada gunanya sama sekali. Tidak ada orang yang menghargai rasa sakitku selama ini. Sungguh aku sangat lelah. Lelah menghadapi penderitaan yang sama setiap saat. Ini bukanlah cobaan, tetapi ini bagaikan sebuah kutukan!

Ya Tuhan... apakah hidupku akan berubah suatu saat nanti?

BRAK!

"ASTAGAAA!!!"

"Key?"

"Dasar tidak berguna!"

PLAK!

"Ah!"

"Itulah akibatnya jika kau tidak melakukan apa yang ku perintahkan! Bukannya segera membereskan pakaianku, tapi kau malah menangis di sini? Apakau bodoh hah? Apa perintahku belum jelas sebelumnya?"

"Key tu-tunggu dulu.. maafkan aku, aku akan membereskannya sekarang."

"Terlambat! Aku sudah muak denganmu!"

Tidak jangan seperti ini.. ini menyakitkan. Kepalaku sakit sekali.. Keyla mencengkram rambutku sangat kuat, aku tidak mampu menahannya lagi. Sangat sakit..

"Key, tolong lepaskan!"

"Apa? Kau bilang apa tadi? Lepaskan? Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja hah? Jangan harap!"

"Ah!"

DUAK! (Suara hantaman dinding)

"Rasakan itu!"

Kepalaku pening sekali, rasanya seperti dihantam batu besar. Aku mencoba menggelengkan kepalaku berharap mengurangi peningnya namun justru kini penglihatanku yang menjadi buram. Oh Tuhan.. tolonglah aku. Tolong akhiri penderitaan ini...

"Kemari kau!"

"Ah sakit Key!"

"Kau pikir aku peduli?"

Tidak jangan lagi, aku tidak mau ke ruangan itu lagi. Aku tidak mau.. Seseorang tolong aku...

"Kau masih ingin dihukum rupanya, kalau begitu biar aku yang melakukannya sekarang."

"Tidak key! Kumohon jangan lakukan itu!"

"Tidak! Kau harus menerima akibatnya."

"Key jangan!"

"Diam! Buka bajumu sekarang! Cepat!"

"Aku tidak mau!"

"DIAM! Ku bilang buka bajumu dan duduk di sana! CEPAT!"

"Tidak mau.. aku ti-"

PLAK!

"Kurang ajar! Berani kau membantah huh? Cepat duduk!"

Aku benar-benar tidak mampu lagi berbuat apapun. Atau tidak Keyla akan semakin murka padaku.

"Nah gitu dong dari tadi, susah bener!"

"Key, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Aku berjanji akan membereskan bajumu dengan cepat, tapi kumohon.. jangan pukul aku lagi.."

"Heh, mudah sekali kau mengatakan itu, dengar yah bodoh! Sekarang aku sudah tidak peduli lagi dengan baju-baju itu, justru yang ku inginkan sekarang hanyalah satu. Yaitu menyiksamu!"

PLAK!

Ya Tuhan, ini sakit sekali... lukaku yang semalam belum kering. Dan sekarang harus ditambah dengan cambukan lagi.. lama-lama tubuhku akan hancur dengan begini...

"Huh, baru satu cambukan saja kau sudah kesakitan? Dasar payah!"

Plak!

"Karena kau sudah membuat mood ku hancur, untuk itu cambukan ini adalah sebagai gantinya."

Plak! Plak! Plak!

Sakit....

"Wah wah wah.. darahmu langsung keluar yah. Bahkan kulitmu sudah terlalu tipis sekarang. Ck ck ck.. kasihan sekali."

Ku mohon hentikan.. lukaku semakin terbuka, rasanya sangat perih..

"Hemm.. tapi sepertinya aku tidak akan berhenti. Haha... kau tau? Melihat mu seperti adalah suatu kebahagiaan tersendiri untukku, bahkan untuk seluruh keluargaku. Bagi kami, kau tidak lebih dari seorang sampah! Menjijikan dan harus disingkirkan."

Jika kalian memandangku seperti itu, lalu kenapa kalian tidak mengizinkanku untuk pergi? Kalian justru menyiksaku seperti ini.. dimana hati nurani kalian?

"Haaaahh.. bosan. Melihatmu menangis seperti itu membuatku muak. Berhenti menangis bodoh! Apakau mau aku menambah cambukannya huh?"

"Key.. biarkan aku pergi.. darahku sudah banyak sekali keluar, aku-"

PLAK!

"AH!"

"Apa maksudmu hah? Kau ingin aku melepaskanmu? Enak saja. Aku tidak akan melepaskanmu sampai aku puas!"

"Tapi Key, aku sudah tidak sanggup."

PLAK!

"Hahahaha... menyenangkan sekali."

Ya Tuhan.. sampai kapan aku menahan rasa sakit ini.. aku tidak akan sanggup lagi..

"Ck, baiklah. Karena mood ku sudah kembali, aku akan berbaik hati padamu. Tapi sebelum itu, aku akan memberikan cambukan terakhirku. Apa kau siap?"

Tidak.. aku mohon jangan lakukan... Tuhan tolong aku..

"Bersiaplah, dan rasakan in-"

"KEYLA!"

"Ma-mamah?"

"Apa yang sedang kau lakukan!?"

"Aku.. aku sedang memberi pelajaran padanya mah."

"Dasar anak bodoh! Letakkan cambuk itu sekarang!"

"Ta-tapi mah-"

"Lakukan sekarang atau aku yang akan memukulmu!"

"Ck, baiklah!"

Ada apa ini? Mamah melindungiku?

"Hanna, sini nak. Biar mamah obatin luka kamu."

Tidak, ini benar-benar aneh. Selama 22 tahun, ini adalah hal terlembut yang pernah diucapkan mamah. Tidak mungkin jika dia berubah hanya dalam waktu satu malam. Mungkinkah dia merencanakan sesuatu lagi?

"Jangan takut nak, mamah tahu selama ini mamah selalu memperlakukanmu dengan kasar. Maafkan mamah yah sayang. Mamah janji, mulai saat ini mamah akan bersikap baik sama kamu. Tolong maafkan mamah yah Hanna?"

Apa dia berkata jujur? Ya Tuhan... jika ini benar, aku benar-benar bahagia..

"Hanna? Jawab mamah nak, kamu mau memaafkan mamah kan?"

"I-iya mah. Aku... memaafkan mamah."

Aku tidak tahu perasaan apa ini? Mengapa aku merasa tidak yakin? Mungkinkah itu hanya perasaan ku saja?

"Terima kasih sayang, kalau begitu sebaiknya kamu hari ini istirahat saja di kamar. Jangan kemana-mana dan jangan melakukan kegiatan apapun."

"Ta-tapi mah aku-"

"Shuuut.. sudahlah. Jangan menolaknya, ini semua untuk kebaikan kamu. Yah?"

"I-iyah, jika itu menurut mamah."

"Anak pintar. Kalau begitu ayo, biar mamah antar kamu ke kamar."

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mamah, namun... tidak salahkan jika aku berharap dia berubah? Mungkin saja.. dengan ini hidupku akan sedikit berubah. Ku harap...

_______________

Jangan lupa untuk memberi dukungannya yah😊


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login