Download App

Chapter 2: sa tu

Yakult POV

Hari ini hari pertama aku masuk SMA, aku di sekolah kan di tempat Ka Es sekolah, dan sekolah ini dulunya juga tempat Ka Asya sekolah.

Sma Langit Jakarta, sekolah yang aku harap akan penuh kenangan.

"Ka Es nanti di sekolah pura pura ga kenal aja ya sama Yakult."

Iya kaka ku dan keluarga ku sangat lah terkenal, tapi aku sangat tidak ingin ke ekspos. Untungnya para kakak ku dan orang tua ku dulu sangat menghargai keputusan aku yang tidak ingin dikenali.

"Kenapa si de? Kan bagus biar kamu aman. " Kata Ka Es kepada ku.

"Gagitu kak, aku gamau kalo orang orang memperlakukan aku spesial, aku ingin hidup normal ka. "

"Raise, hargain keputusan dia. Pantau aja dari kejauhan, kalau ada yang macem macem baru langsung urus. "

"Ka Asya ku sayang memang selalu pengertian, yaudah aku berangkat duluan ya kaka kaka ku sayang. "

"Kenapa ga bareng aku aja? "

"Ya nanti ketauan dong Ka Es kalo Yakult itu adik Kak Es. "

Aku memilih untuk tidak dikenali bahwa aku adik mereka, karena aku ingin hidup normal. Memang aku paling berbeda dari keluarga aku lainya, tapi aku sedikit mirip Mama. Ah... Aku sangat merindukan kedua orangtua ku, tapi perhatian dan kasih sayang kedua kakak ku berhasil membuatku bahagia walau tidak memiliki kedua orangtua lagi.

Paras ku seperti gadis culun, berbeda dengan kedua kakak ku. Katanya karena aku mirip mama, dan mereka lebih mirip  papa. Aku tidak pernah terlibat dengan urusan keluarga, karena aku tidak ingin terjun di lingkungan keluarga ku. Aku ingin hidup normal.

Banyak yang berfikir kalau kami adalah orang jahat, padahal menurut ku tidak sepenuhnya seperti itu. Kami aktif membantu orang, tapi kami tidak mempublikasikan nya. Aku tidak tau hal itu menurut kalian bisa disebut baik atau tidak, tapi menurutku itu tetaplah hal yang baik ketika kami bisa membantu seperti baksos.

---

Aku dikuncir dua, memakai kacamata karena mata aku min huhu, dan juga memakai topi setengah bola karena disuruh oleh kaka kaka osis. Iya! Ini MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang menjadi ajang kaka kelas untuk ngerjain anak baru atau adik kelas nya. Sebenarnya Ka Es menyuruh ku untuk tidak mengikuti MPLS, tapi aku ingin punya pengalaman ini.

Aku masuk ke gerbang cengo, karena aku bingung mau ngapain kalau sendiri. Aku harus mencarai teman.

"Hai, kamu anak baru kan? Kenalin gua Jazlyn. " Seorang anak perempuan yang tampaknya periang menghampiri aku.

"Hai aku Yakult. "

"Lo jurusan apa Yakult? "

"Aku ambil IPA Jazlyn. "

"Wah sama, Lo boleh panggil gua Jaz aja biar ga kepanjangan. "

Akhirnya aku memiliki teman walau tampaknya dia adalah anak yang over.

Saat itu kami langsung ke lapangan, katanya akan ada upacara. Dan kalian tau? Ka Es menjadi pemimpin upacara nya. Terlihat wajahnya sangat kesal, aku yakin pasti dia dipaksa oleh guru.

Kini Ka Es tepat di depan barisan aku. Ya Tuhan rasanya ga kuat aku menahan tawa, bisa biasanya dia menjadi pemimpin upacara.

"Yakult, lo ketawa? "

"Ah, iya kenapa? "

"Jangan gitu, bahaya! "

"Kenapa! "

"Dia Raise Luvese. "

"Lalu kenapa Jaz? "

"Keluarga Luvese itu kejam. "

Senyumku langsung hilang, andaikan Jaz tau bahwa aku adalah anak dari keluarga Luvese dan aku adiknya Raise. Untungnya di sekolah aku mendaftarkan diri dengan nama Esparanza Yakult L, jadi nama keluarga ku tidak akan ketauan karena aku singkat.

Saat upacara selesai, aku lagi lagi tertawa karena.. Oh yang benar saja Ka Es jadi Pemimpin Upacara, aku harus mengabadikan nya. Lalu aku foto Ka Es.

"Yakult! "

"Kenapa Jaz? "

"Bahaya! "

"Aku tidak tau tentang keluarga nya, yang jelas kaka kelas yang tadi menjadi pemimpin upacara benar-benar lucu. "

Aku berusaha pura pura tidak mengetahui tentang keluarga ku sendiri, ah mungkin kalau saja mereka tau aku adik dari Raise, mereka pasti akan bersikap berlebihan.

"Akan gua jelasin... " Ucapan Jaz terhenti.

"Heh lo! Anak yang di barisan tengah, yang lagi megang HP. Berdiri lo! " Salah satu kaka kelas perempuan yang gayanya kaya cabe karena seragamnya ketat menunjuk ku.

"Lo tau kesalahan lo? "

"Apa kak? "

"Gua liatin berani banget lo ngetawain Raise my Baby. "

Ya Tuhan jujur aku ingin tertawa geli, apakah ini cewenya Ka Es? Sepertinya bukan, seleranya tidak mungkin serendah ini.

"Terus lo juga foto dia kan! Sini mana HP lo! "

"Buat apa ka? "

"Sini ga lo! " Kaka kelas cabe itu merampas HP ku dari tangan, dan kulihat Ka Es dari kejauhan menghampiri. Oh tidak semoga Ka Es tidak mengacaukan hari pertama ku di sekolah.

"Waw HP lo iPhone x? Dapat dari mana lo? Ng l*nte? "

"Siska! Bisa ga gausa berlebihan! Gua juga geli lo panggil my baby! Balikin HP dia! "

"Tapi kan By! "

"Gua bukan cowo lo dan gua geli sama lo."

Oh Siska namanya, sepertinya dia salah satu fans Ka Es. Dia langsung mengembalikan HP ku saat Ka Es mengomeli nya haha.

"Yakult, lo keren banget sih sumpah! "

"Kenapa Jaz? "

"Lo berani banget woi! Dan hp lo keren banget pastinya hahaha. "

Aku hanya tersenyum.

---

Akhirnya sekarang adalah waktunya istirahat. Aku dan Jaz langsung menuju ke kantin.

"Jaz, boleh ga kamu jelasin lagi tentang keluarga apatu tadi yang kamu bilang?"

"Keluarga Luvese? "

"Ah iya! "

"Oke, tapi kita pesan makanan dulu ya. "

"Kamu mau makan apa? Aku traktir deh."

"Lo gausah repot repot yakult, masa baru kenal gua langsung di traktir, gaenak lah."

"Selaw aja, kamu mau apa? Mi ayam. "

"Yaudah deh kalo dipakea hahaha. "

Setelah memesan mi ayam, kami memutuskan untuk duduk di salah satu meja. Meja ku berhadapan dengan meja Ka Es yang di belakang, walau agak jauh tapi terlihat jelas disini.

"Yakult, lo beneran gatau soal keluarga Luvese? "

"Ngga. Siapa sih dia? Lagian masi jaman ad keluarga yang ditakutin. "

"Ya jelas masih ada, buktinya mereka. Lo tau ga sih, mereka itu kaya dan berkuasa dan you know kejam karena mereka sejenis mafia. "

"Mafia? Ilegal ilegal gitu ga sih? "

"Ya gitu tapi mereka kuat, dan ya gamungkin di tangkap polisi karena negara ini aja berhutang kepada keluarga mereka. "

Wow, aku baru tau kalau keluarga ku se berkuasa itu. Karena memang aku tidak pernah mau ikut campur dan terlalu mengulik bisnis keluarga ku.

"Terus apalagi? "

"Kaka kelas yang tadi namanya Raise dan dia adalah anak kedua dari keluarga Luvese, anak pertama nya juga alumni sini namanya Rasya Luvese dan dan dan dan sekolah ini katanya milik mereka. "

Wow lagi lagi aku baru tau kalau sekolah ini milik keluarga ku, pantas saja aku disuruh sekolah disini.

"Keluarga Luvese itu keluarga besar ga sih Jaz? "

"Setau gua sih ngga ya, mereka gapunya sepupu gitu gitu deh."

Ah bagian ini tentu benar.

"Dan kabarnya Raise punya adik, tapi sampai saat ini belum ada yang tau siapa anak terakhir dari keluarga Luvese. "

"Mungkin dia tidak ingin hidup seperti para kakaknya, jadi dia menyembunyikan diri. "

"Mungkin aja, tapi kalo gua jadi adiknya sih pasti seneng banget hidup gua aman damai sejahtera. "

Aku hanya tersenyum kecil, Jazz andai kamu tau rasanya jadi keluarga Luvese tidak seenak kelihatannya. Bahkan aku harus latihan bela diri walau sampai sekarang masih belum bisa karena itu bukan keahlian ku, dan penjagaan dirumah juga sangat ketat, sulid keluar rumah karena semua orang mengenali para kakak ku.

"Yakult, lo diliatin Ka Raise tuh! "

Ah Ka Es ternyata ngliatin, dia seperti mengirim sinyal untuk aku melihat hp nya.

Ka Es

Hati hati dengan siska.

Me

Tenang kk ku sayang.

---

Author Pov

Sedangkan di lingkungan Raise,

"Cie Raise ngliatin anak baru yang tadi. "

Goda salah satu temannya.

'Ya masa mereka jadi mikir gua suka sama ade gua sendiri sih' ucap Raise dalam hati.

"Udeh Raise majuin aja sih tuh anak baru, mau dia pasti sama lo. " Kata salah satu teman nya yang lain.

"Gila lo, ogah. "

"Idih Raise gengsian banget dah, udah cakep tajir manteb tapi jomblo buat apa."

"Buat di pamerin. "

Semua temennya langsung tepuk tangan.

Circle atau teman-teman Raise juga tidak tahu menahu tentang Yakult.

Yakult sebenarnya adalah anak yang introvert dan lugu, sikapnya ceria kepada orang yang sudah dekat denganya, dan dia bagai malaikat kecil di keluarga nya jadi kedua kakaknya selalu protect terhadap dirinya.

"Cantik." Ucap satu satunya teman Raise yang tidak menggoda Raise tadi.

"Kenapa? Dante suka nih, wah Raise ada saingan nih. "

Raise melirik nya sinis, tapi tidak mungkin ia bilang kalau Yakult adalah adiknya.

"Sorry Raise." Kata Dante.

"Jangan lo deketin ya! Awas aja lo! "

Semuanya tertawa menyangka Raise cemburu dan menyukai Yakult.

"Gua mah nungguin ade nya Raise aja tuh, gua yakin cakep banget pasti." Kata Jerome.

Raise hanya melirik dan mengkerut kan kening nya.

"Yaudah gua juga nungguin adeknya Raise aja deh." Kata Leo.

"Gakan gua restuin kalo lo semua."

"Yah Raise pelit idih najis, kan kita mau kaka iparan nih. " Kata Jerome

"Ogah." Lalu Raise pergi meninggalkan mereka semua.

"Payah nih Raise. "

---

Yakult POV

"Yakult, liat tuh ada ka Siska nyamperin kita. " Kata jazz dengan takut.

Lalu aku menoleh kebelakang dan benar aja Siska sudah berada di belakang ku.

Aku hanya berdiam dan menatapnya biasa, aku tidak ingin membuat masalah dihari pertama masuk sekolah.

"Urusan lo dan gue belom selesai! " Lalu Siska beranjak pergi.

'Udah gitu doang? Gua sangka ada apa. " Kataku dalam hati.

"Yakult, ke kelas aja yu. Bahaya disini. "

"Kan kelasnya belum dibagiin jazz? "

"Oiya, yaudah kemana aja gitu pokoknya jangan disini... Gua takut. "

Akhirnya kami memutuskan untuk ke taman belakang sekolah, tempatnya lumayan bagus dan ada kolam ikan nya di tengah tengah. Ternyata keluarga ku keren juga merancang sekolah ini.

"Yakult, nama panjang lo apa? Ko namanya Yakult kaya minuman? "

"Esparanza Yakult L. "

"L nya apa. "

"Ada deh. "

"Jangan jangan lo keluarga Luvese, hahahaha. "

Aku melotot.

"Bercanda."

"Ya bukan lah aku bukan keluarga Luvese, aku aja gakenal mereka. "

"Makanya gua bilang bercanda. "

Salting banget rasanya ketika Jazz bilang begitu, jujur saja aku belum mau membuka identitas ku.

Saat kami asik mengobrol, tiba tiba Ka Es datang dan menghampiri aku.

"Kamu diapain tadi sama siska? "

Ingin rasanya aku marah marah sama Ka Es karena dengan seenaknya sok kenal dengan ku.

"Gapapa ko ka, ga di apa apain. "

"Yang bener? "

Aku lihat Jazz hanya terdiam melongo.

"Iya Ka. "

"Oh yaudah bagus. "

"Ka kenalin nama aku Yakult. "

Aku menjulurkan tangan meminta berkenalan, sedangkan Ka Es melihat ku terheran heran. Sepertinya aku harus memberi kode bahwa ini hanya sandiwara.

"Nama kaka siapa? " Kata ku sambil memberikan kode.

"Raise."

"Bole manggil Ka Es? Soalnya aku cadel. "

Aku lihat Ka Es menahan tawa, bisa bisanya dia membuatku panik seperti ini di depan Jazz.

"Bole bole, aku cabut dulu de. " Lalu Ka Es pergi meninggalkan aku dan Jazz.

Kulihat Jazz sedang melongo seperti orang takjub, astaga pasti dia berfikir aku dan Ka Es akan PDKT.

"Cieee.. " Kalimat pertama yang keluar dari mulut Jazz.

"Apaan si Jazz ada ada aja deh. "

"Cieelah baru masuk udah di deketin pentolan aje lo. "

"Apaan si jazz, orang aku juga cuma kenalan. "

"Kenalan apa pdkt-an ehe."

"Ga lah aku ga pdkt-an, mana mungkin Ka Es suka sama aku. "

"Aw ciee. " Jazz terus menggoda ku, membuat ku ingin ngakak.

YA MANA MUNGKIN AKU PDKT-AN SAMA KAKA KU SENDIRI ASTAGA. MAU NGAKAK BANGET RASANYA SAMBIL GULING GULING MENGELILINGI POHON BERINGIN.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login