Download App

Chapter 2: 02

Semua murid di SMA 11 Jakarta sedang melakukan upacara.

Guru yang memandu upacara sedang memberikan pidatonya.

"Anak-anak sekalian, bapak akan mengumumkan berita yang sangat mengejutkan" ujar pak Rian.

Semua murid sangat antusias dan menunggu apa yang akan diucapkan selanjutnya oleh kepala sekolah mereka itu.

"Minggu depan, anak kelas satu dan dua harus mengikuti perkemahan"

Tentu saja mendengar berita itu ada yang bersorak ada juga yang mengeluh "Perkemahan ini tidak seperti biasanya"

"Perkemahan ini diadakan disebuah villa. Bapak harap kalian akan ikut keperkemahan itu" ucap Pak Rian.

"Ay, kamu ikut gak?" tanya Dinda, temen sekelas Ayi. "entahlah, aku tidak tau. Aku harus meminta izin dulu kepada orangtuaku" ujar Ayi.

Dinda menganggukkan kepalanya.

"Oh ya, setiap orang akan dibagi menjadi beberapa kelompok, sekedar pemberitahuan juga. Satu kelompok akan digunakan untuk perlombaan disana. Kita akan berlomba dengan dua sekolah lainnya" ucap pak Rian.

Semua murid pun dibubarkan, Ayi melangkah cepat keperpustakaan untuk mengambil buku paket yang ia tinggalkan kemarin.

At perpustakaan

"Permisi Bu, saya ingin mengambil buku paket. Kemarin ketinggalan disini" ucap Ayi, Bu Nisa menganggukkan kepalanya.

Ayi mulai memasuki perpustakaan itu lebih dalam 'Kemarin aku menyimpan bukunya dimana ya?' tanya Ayi dalam hati.

Ayi mencari-cari buku itu kebawah meja dan mencari disela-sela buku yang lain.

Seseorang berdiri dihadapannya saat Ayi berjongkok untuk melihat kebawah meja.

Ayi perlahan mengangkat kepalanya, sekedar untuk melihat siapa yang berdiri dihadapannya.

"Kau sedang apa?" tanya orang itu, jangan lupakan wajahnya yang kini menampilkan senyum yang idiot.

Ayi segera berdiri "a..aku sedang mencari bukuku" ucap Ayi gugup.

"Oh buku? Aku tadi menemukan buku paket Fisika disini.."

"Sekarang ada dimana?" tanya Ayi cepat.

Laki-laki itu tak menjawab, dia hanya berjalan lurus kearah Ayi.

Menyadari hal itu, Ayi hanya mundur perlahan ke belakangnya hingga punggungnya kini bersentuhan dengan rak buku.

Suara detak jantung yang terpacu membuat Ayi gugup setengah mati karena mendapat perlakuan ini "apa yang kau…" ucapan Ayi terhenti saat Laki-laki itu mengambil buku dirak atas dan memberikannya pada Ayi.

"Ini, aku menyimpannya diatas tadi" ucapnya sambil tersenyum tiga jari.

Ayi perlahan mengambil bukunya "terimakasih.." ucap Ayi pelan.

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya lalu mengacak rambut Ayi pelan.

"Lain kali, jangan sampai bukunya ketinggalan ya. Nanti kalau hilang, kau bisa saja dapet omelan dari guru" ucapnya lalu pergi meninggalkan Ayi yang masih berdiri mematung disisi rak buku.

Ayi hanya menatap ke pergian lelaki itu, sejenak Ayi menyentuh dadanya tepatnya diarea detak jantungnya yang terpacu begitu cepat.

'Kenapa ini berdetak sangat cepat?'

'Siapa laki-laki itu?'

Setelah lama berdiam diri di perpustakaan, Ayi memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Dia hanya fokus berjalan kearah kelasnya. Setelah sampai, dia segera masuk ke kelasnya "pak, itu Ayi datang!" teriak teman sekelas Ayi sambil menunjuk Ayi.

Ayi terbengong 'apakah tadi belajar? Seingatku hari ini bebas'

"Karena Ayi sudah ada, bapak pinjem sebentar ya" ucap Pak Rian.

Pak Rian berjalan lurus kearah Ayi. Setelah berdiri dihadapan Ayi, pak Rian mengajaknya untuk ikut keruang kerjanya.

=

At Ruang Kepala sekolah

Ayi masuk setelah Pak Rian masuk, matanya terbelalak saat melihat lima orang yang juga dipanggil keruang kerja pak Rian.

"Duduklah Ayi" titah pak Rian, Ayi menganggukkan kepalanya lalu mencari tempat duduk yang kosong.

Seseorang melambai padanya, laki-laki yang dia temui diperpustakaan.

"Sini duduk disampingku" ucapnya, Ayi mengangguk kaku lalu berjalan padanya dan duduk disampingnya.

Dia kembali menampakkan senyum tiga jarinya pada Ayi.

"Ada apa pak?" tanya ketua osis, siapa lagi kalau bukan Kevin.

"Bapak langsung keinti, kalian telah terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti beberapa lomba.

Supaya lebih mudah, kalian akan satu kelompok diperkemahan nanti. Sekalian, biar bapak gak susah cari dimana kalian"

Mata mereka terbelalak.

"Bagaimana jika aku tak diizinkan untuk berkemah pak?" tanya seseorang yang berwajah paling imut diantara mereka, Fitri.

"Aku akan memberikan surat resmi untuk kalian" jelas Pak Rian.

Ayi hanya diam dan mendengarkan ucapan Pak Rian, sesekali dia menulis apa yang diucapkan oleh Pak Rian.

"Baiklah, bapak harap kalian saling mengenal satu sama lain dan bisa bekerja sama" ujar Pak Rian.

Semua orang menganggukkan kepalanya. Kecuali, Kevin dan Rena. Mereka hanya memandang jengah dan malas.

Setelah keluar dari kelas, laki-laki yang bersama Ayi berbicara "bagaimana jika kita makan bersama dikantin dan lagi, kita belum saling mengenal" ucapnya dengan nada yang penuh semangat.

"Maaf tapi aku sibuk" ucap Rena lalu pergi meninggalkan mereka.

"Kalian pasti tau namaku kan? Jadi, aku tidak ikut" ucap Kevin yang juga pergi meninggalkan mereka.

"Yah malah pergi, dasar bedebah!" ucap V kesal sambil meremas rambutnya.

"Kita hanya berempat, masih mau makan?" tanya Fitri.

"Tentu saja, setidaknya kita harus dekat" ucap V.

Ayi dan El hanya menganggukkan kepalanya pelan.

At kantin

Mereka duduk saling berhadapan "Aku akan memulai perkenalan. Aku Vino, kelas 11 MIPA 2, ketua basket juga" ucapnya bangga.

Fitri mengacungkan tangannya "Giliranku, Namaku Fitri, aku kelas 10 MIPA 1. Aku ketua club musik" ucapnya sembari tersenyum.

El mengangkat tangannya "namaku El Putra. Kelas 10 MIPA 3. Anggota baru club basket" ujarnya, Vi langsung merangkul El.

"Kenapa kau tidak bilang jika kau juga anggota klub basket. Mungkin, jika kau berbicara lebih awal. Kita akan sangat akrab" sahut Vi, El hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Semua orang menatap Ayi yang masih menulis.

"Kau sedang apa, kenapa tidak memperkenalkan dirimu?" tanya Vi, Ayi tersadar bahwa tinggal dirinya yang belum memperkenalkan diri.

Ayi berdiri "Namaku Ayi dari kelas 11 MIPA 1, Mohon bantuannya" ucap Ayi sambil membungkukkan badannya. mendengar itu, Vi dan Fitri tertawa.

Ayi menampakkan wajah bingung "Kau lucu sekali, kak. Senang berkenalan denganmu" ucap Fitri yang masih menahan tawanya.

Ayi kembali duduk dikursinya lalu tersenyum. Vi mentraktir teman barunya itu.

"Baiklah, hari ini biar aku yang traktir kalian semua"

"Yeayy!!"

=

Skip Time!

Ayi sampai di rumahnya dengan selamat, dia bertemu dengan adiknya, Aisyah.

"Kau sudah pulang, bagaimana bisa?" tanya Ayi saat melihat Aisyah yang hanya melewatinya begitu saja.

"Tentu bisalah, aku kan masih punya kaki untuk berjalan sampai rumah" serunya.

Ayi mendengus 'dasar adik yang tidak sopan!' sang ibu tersenyum padanya.

"Mah, ada perkemahan minggu depan dan aku wajib ikut" jelas Ayi sambil menyerahkan sepucuk surat pada ibunya.

Ibunya mengambil sepucuk surat itu lalu membacanya "hum kau boleh ikut. Tapi, ingat! Kau harus menjaga jarak dengan lawan jenismu" ucap sang ibu, Ayi menganggukkan kepalanya.

Ayi segera berlari ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.

"Kau terlihat sangat senang sekali. Ada apa?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di kamar Ayi.

Ayi tersenyum "Tentu saja senang. Karena, akhirnya aku bisa mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sekolah"

Orang itu melipat kedua tangannya di depan dada "sayangnya aku tak bisa ikut, karena aku hanya bisa berkeliling disekitar rumah" ucapnya, Ayi menoleh lalu berjalan ke orang itu, dia memeluknya.

"Tenang saja kak, aku akan menceritakannya dari awal sampai akhir" ucap Ayi sambil mengusap punggung saudara kembarnya itu. (read : hantu)

"Mana agendamu?!" tanya sang kakak, Ayi memberikan sebuah buku kecil ke tangan sang kakak.

Dari sini kalian bisa mengerti, bahwa kebiasaan Ayi menulis di agenda kecilnya adalah karena dia ingin menceritakan semuanya pada sang kakak.

Kakaknya ingin tau, hal apa saja yang Ayi lakukan saat diluar rumah.

"Woah kau punya teman baru, mereka baik tidak?" tanya sang Kakak yang diberi nama oleh Ayi, yaitu Aya.

"Mereka semua baik kak, malah mereka juga mentraktirku makan tadi" ucap Ayi senang.

Aya hanya tersenyum karena adiknya terlihat sangat senang.

"Hum.. kalau mereka baik, syukur deh. Artinya, kamu tidak sendirian lagi di sekolah" ucapnya sambil mengusap rambut Ayi pelan.

Dari semua keluarga Ayi, hanya Ayi yang bisa melihat Aya. Dia baik, perhatian dan juga selalu menemani Ayi saat dia sendirian.

Sayangnya, Aya tak pernah bisa keluar dari rumah, Ayi tak tau alasannya kenapa.

Yang pasti Aya tak bisa mengikutinya jika Ayi sudah berada diluar rumah.

=

Tujuh hari sebelum perkemahan, Ayi terlihat sibuk dengan buku-buku yang sedang ia bereskan di perpustakaan.

Ayi merupakan anggota club perpustakaan.

"Ah.. pundakku sangat pegal" keluhnya dengan nada yang sangat pelan.

Ayi memukul bahunya beberapa kali, mencoba untuk menghilangkan rasa pegal yang menyerangnya.

Dia melihat di keranjangnya, buku-buku yang belum disusun masih banyak.

'Kapan aku akan menyelesaikannya, ini terlalu banyak' keluh Ayi dalam hati.

"Mau aku bantu?" tawar hantu penunggu perpustakaan.

Ayi menggelengkan kepalanya "tidak, terimakasih. Kalau kau membantuku sekarang, anak-anak yang sedang membaca pasti berlari keluar dari ruangan ini" sahut Ayi pelan.

Seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Baru saja Ayi akan menjerit karena terkejut. Tapi, laki-laki itu segera membungkam mulut Ayi "hey aku Vi" sahutnya.

Ayi memperhatikan laki-laki itu lalu menganggukkan kepalanya.

Vi pun melepaskan tangannya dari mulut Ayi "maaf, aku tak bermaksud untuk membungkam mulutmu" ucap Vi yang terdengar menyesal.

Ayi menganggukkan kepalanya "tidak apa-apa, hum tapi kau mau apa disini? Kau tidak membaca seperti mereka?" tanya Ayi lalu kembali menyusun buku.

"Aku anggota baru di perpustakaan" sahutnya, mata Ayi terbelalak "kau anggota perpustakaan?" tanya Ayi tak percaya.

Vi menganggukkan kepalanya "aku anggota laki-laki satu-satunya disini" ucapnya yang terdengar senang.

Ayi tersenyum "jangan berbohong, mana tanda pengenal anggotanya?" tanya Ayi, dengan cepat Vi menunjukkan tanda pengenalnya "sekarang kau percaya?" tanya Vi, Ayi menganggukkan kepalanya.

"kenapa kau mau menjadi anggota club perpustakaan. Biasanya, laki-laki tak suka berlama-lama di perpustakaan" ucap Ayi yang kembali melanjutkan aktifitasnya, yaitu membereskan buku.

Vi mulai membantunya "karena aku ingin selalu bertemu denganmu" ucapnya, semburat merah muncul dipipi Ayi.

"Apaan sih, kalau ngomong jangan bercanda deh"

"Aku tidak bercanda, aku serius" sahut Vi, Ayi menoleh lalu menatap wajah Vi, tak ada kebohongan dimatanya.

Dua menit mata mereka saling memandang "kau akan jatuh dalam pesona playboy" sahut hantu ditengah mereka.

Dengan cepat Ayi memalingkan wajahnya "aku harus segera menyelesaikan ini" ucap Ayi lalu meninggalkan Vi yang masih berdiri ditempatnya.

Vi menggaruk kepalanya "kenapa aku terus memperhatikannya, woah tidak mungkin aku menyukai lagi" ucap Vi sambil menatap punggung Ayi yang mulai menghilang karena terhalang oleh rak-rak buku.

=

Ayi sedang duduk di kantin sendirian, sebenarnya dia sedang duduk berhadapan dengan kuntilanak penunggu Kantin.

"Lihat kau begitu kurus" ucap Kuntilanak itu sambil mencubit pipi Ayi.

"Diamlah, aku hanya ingin makan, jangan ganggu selera makanku" ucap Ayi sambil menatap hantu itu sekilas.

"Oh dan kau harus pergi karena wajahmu yang rusak itu, sangat menggangguku saat sedang makan" tambahnya.

Kuntilanak itu mendengus "cih mentang-mentang masih hidup dan bisa makan. Kau sekarang menghinaku!" ucapnya lalu menghilang dari depan Ayi.

Fitri datang dan duduk didepan Ayi "Hai Kak, kita makan bareng ya?" ucapnya ramah, Ayi hanya tersenyum.

��Kak, menurut kakak. Kakak mewakili lomba apa nanti?" tanya Fitri.

Ayi menggelengkan kepalanya.

"Kak, dari tadi aku tanya kenapa cuma senyum, ngangguk dan geleng doang sih. Gak pegel emangnya?" tanya Fitri sembari cemberut.

"Maaf, tapi kakak kalau lagi makan jarang banget ngobrol" ucap Ayi, Fitri ber oh ria.

"Oh aku kira kakak gak mau ngobrol sama Fitri" ucap Fitri sembari tersenyum.

Dua orang berjalan kepada mereka sambil membawa beberapa makanan "aku akan makan disini, boleh ya?" tanya Vi lalu duduk disamping Ayi, melihat itu Ayi tersedak karena kaget.

"Uhuk.."

"Eh kamu kenapa?" tanya Vi

"Air mana air?" tambahnya. Fitri memberikan satu botol aqua.

"Nih di minum, kak" ucap Fitri, dengan cepat Ayi mengambil air itu lalu meminumnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Vi yang tampak khawatir pada Ayi. Ayi menganggukkan kepalanya "hum aku baik-baik saja" sahut Ayi.

Ayi berdiri lalu membereskan makanannya "maaf tapi aku sudah selesai makan. Dan lagi, banyak tugas yang harus ku kerjakan. Permisi" ucap Ayi lalu pergi meninggalkan meja yang di duduki mereka.

"Eh kak, kok udahan sih?" teriak Fitri pun tak digubris oleh Ayi.

"Gara-gara kalian sih, dia jadi pergi" ucap Fitri sebal "memangnya aku salah apa?" sahut El.

"Tau Ah!" ucap Fitri lalu memakan makanannya dengan cepat.

Vi kembali memperhatikan punggung Ayi.

'Apakah aku membuatnya tidak nyaman?'

'ah padahal perutku masih lapar' batin Ayi.

TBC

.

.

SCROOL KE BAWAH 👇👇👇


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login