Download App

Chapter 82: Epilog 42 : Kau yang Memilih Ini (1)

Di celah dimensi waktu, tempat kunang-kunang bercahaya itu menunggu, muncul retakan ilusif yang menyebar dan penyebabnya adalah eksistensi yang menyebut dirinya 'musuh di balik layar'. Setelah merancang segala macam hal serta mengkonfirmasi kenaifan Time Controller, dia memutar arah menuju subjek selanjutnya.

Kunang-kunang itu berkedip-kedip, jelas mengetahui niat jahat eksistensi tersebut. Dia adalah jiwa yang berkeliaran tanpa tubuh dan sangat rentan saat ini, apalagi ini bukan domainnya, bukan tempat bagi Dewa-nya untuk membantu. Tidak, dia segera mundur, ini berbahaya baginya untuk tetap di sini.

'Musuh di balik layar' menyeringai seolah mengharapkan situasi ini, jiwa Saint Yoo Jonghyuk mengerut menjadi bola cahaya yang lebih kecil. Dia tahu sekarang siapa eksistensi itu dan mengapa dia melakukan semua hal untuk menyulitkan Time Controller. Meski tidak semua.

Penyebab sebenarnya tidak sesederhana itu, pasti ada pemicu atau tawaran gila sehingga eksistensi yang menyusup di bawah pengawasan The First Nightmares bisa mengotak-atik aliran peristiwa. Saint Yoo Jonghyuk berjanji untuk menunggu Time Controller di sini, tetapi sepertinya itu tidak bisa dilakukan.

Dia menyalurkan sedikit cahayanya untuk meninggalkan pesan alih-alih melawan dan keras kepala. Dia bukan pengecut, eksistensi itu membuatnya memiliki anggapan bahwa apapun yang terjadi dia harus pergi, dia tidak boleh tertangkap. Jika tidak, bukan hanya dia yang dalam bahaya, tetapi juga semuanya, mencakup dunia di bawah pengawasan The First Nightmares.

'Musuh di balik layar' mengantisipasi reaksi semacam itu, jadi pelariannya nyaris gagal. Yang pertama agak terkejut bahwa yang terakhir bisa lolos.

"Tak apa," gumamnya ketika melihat cahaya kunang-kunang kecil itu meredup lalu lenyap.

***

"Hei, Jonghyuk."

God Of Stories tiba-tiba memanggilnya. Yoo Jonghyuk menoleh ke samping sambil mempertahankan langkah lambat di belakang kelompok lain dan menggandeng Kim Dokja di sisi lain.

"Coba jika kau menerima 49% Kim Dokja di duniamu, kau takkan mengalami semua ini," bisiknya untuk menghindari perhatian yang lain termasuk Kim Dokja kecil yang tentu saja bukan yang mereka kenal.

"Aku tidak tahu, aku hanya merasa kekosongan besar tak bisa diisi apapun saat itu." Yoo Jonghyuk membalas dengan cara yang sama.

Mereka memasuki Istana Cerita, ke koridor mewah yang bentuknya asing dan aneh. Ikan-ikan tak bisa masuk meskipun jendela terbuka dengan celah lebar.

God Of Stories menyahut dengan tatapannya terkunci pada ikan-ikan terbang di luar. "Aku punya hipotesis tentang tempat ini."

Yoo Jonghyuk menatapnya dengan alis menyatu, menyiratkan bahwa dia menginginkan penjelasan.

Mereka berdua melupakan Kim Dokja kecil di sisi kiri Yoo Jonghyuk, Kim Dokja sedang menggigit bibirnya menahan perasaan keakraban aneh yang menyeruak. Pesan sistem terus bermunculan di depannya, dan dia yakin Yang Hebat juga menerimanya.

"Mungkin ini adalah dunia di mana semua cerita berakhir, kau bisa menyebutnya sebagai tempat istirahat karakter yang telah menyelesaikan tugasnya."

God Of Stories yakin dengan penalarannya, ikan yang dia sentuh sebelumnya adalah pemicu hipotesisnya. Itu artinya, mereka akan bertemu hal tak terduga sebentar lagi. Mengingat betapa diamnya dua Kim Dokja, dia semakin percaya itu.

"Apa maksudmu?" tanya Yoo Jonghyuk yang berpura-pura tidak paham. Dia tidak ingin mengakuinya.

Jika yang dijelaskan God Of Stories benar, maka … bukankah itu lebih sulit diterima pikiran mereka yang sudah lelah?

"Mungkin, mereka yang mati di dunia cerita yang telah 'dia' lalui ada di sini."

Tepat setelah kata-kata mengejutkan God Of Stories, mereka melihat kebenarannya dan membeku di tempat. Bahkan Yang Hebat dan Kim Dokja kecil sama-sama tertegun.

Di sana, di taman yang sangat luas hingga sulit melihat ujungnya, karakter yang mereka kenali ada di sana, tertawa bahagia dan terlihat sangat bahagia. Pemandangan yang sangat sulit dipercaya lebih daripada apapun yang pernah mereka saksikan.

Yang Hebat memperhatikan sumber masalahnya.

[Tuan rumah, Anda sekarang pemegang inti sementara dari Istana Cerita.]

[Inti yang menghidupkan para karakter memiliki batas waktu.]

[Sisa waktu hanya diketahui oleh Tuan rumah yang asli.]

Dia menelan kepahitan di mulutnya dan bergumam, "Tempat ini sama seperti Paradise yang kalian tahu, itu memiliki batas waktu."

Kembali ketika ingatan masing-masing terhubung ke peristiwa lama, renungan panjang menyertai. Hanya Kim Dokja kecil yang tidak terpengaruh, dia mengamati orang-orang asing di sudut yang jauh dengan penasaran.

Saat Yoo Jonghyuk terbebas dari belenggu kenangan, dia berkontak mata dengan karakter yang akrab yang menuju ke arahnya. Pemilik aura kegelapan yang tersembunyi jauh dari bayang-bayang dan sulit dideteksi, seolah sinar cerah warna-warni tak beraturan di dunia aneh ini semakin memperkuat keberadaannya. Dia yang tidak selamat di pertemuan Tabut pada regresi 1864-nya, di mana si bodoh itu mengakhiri perjalanannya sebagai rekan mereka.

Orang tersebut kini berdiri tepat di depannya dengan tatapan nostalgia yang tampak tak terbendung. Untuk berapa lama ini berlangsung? Meskipun Yoo Jonghyuk tidak menaruh rasa keakraban begitu dalam padanya, tetapi hal itu tetap mengejutkannya sampai ke tulang-tulang.

'Jika dunia ini memang … itu artinya, mereka yang telah kubunuh dan menghilang tanpa sisa …,' pikirnya kacau.

Plotter mengambil sikap waspada dan itu diikuti oleh grubnya, sementara God Of Stories dan Kim Dokja linglung memandang bolak-balik antara pria besar gagah itu dan Yoo Jonghyuk yang kecil.

'Karakter yang begitu hidup,' ucap God Of Stories dalam hati.

'Dia tampak akrab, tapi aku tidak tahu siapa.' Kim Dokja menunduk sedih sebab dia lah satu-satunya yang terlihat cukup bodoh dibanding yang lain.

"Pada akhirnya, kalian sampai di sini," komentar pria besar itu, Hades dari regresi ke-1864. "Mungkin ini sangat alami terjadi, bukan? Dengan 'pencipta' kita mengatur dari jauh."

Dia bukan Hades yang mereka kenal dari caranya berbicara, itu benar-benar berbeda. Yoo Jonghyuk tercengang pada kalimat terakhir.

"Pencipta?" tanyanya mengkonfirmasi keraguannya.

Hades tak menjawab justru berbalik dan menunjuk orang-orang yang mereka kenal di sana. Taman luas, ikan-ikan hanya ada di balik kubah transparan di angkasa yang begitu jauh, dan pemandangan eksotis yang tampak lebih ajaib dari apapun.

Ketika Plotter dan Yoo Jonghyuk melihat Poseidon di antara mereka, mata mereka terbelalak kaget. Ini jauh dari jangkauan pemahaman mereka.

Lee Jihye, Lee Hyunsung, Kim Namwoon, dan Uriel masing-masing menggigit bibir, membeku di tempat, memiliki tatapan mempertanyakan dunia ini, dan sedikit menarik petunjuk.

"Kalian beruntung bukan salah satu dari kami," lanjut Hades tiba-tiba, kali ini suaranya terdengar serak seperti kaset rusak.

"Apa maksudmu?" God Of Stories tak bisa menahan diri.

Dengan punggung besar menghadap mereka, Hades membalas dengan kesedihan mendalam, "Dia terus-menerus mempertahankan dunia ini meski dia tak bisa masuk ke sini, semua jiwa tersisa yang dia sebar adalah inti dunia ini. Dan sekarang, aku tahu bahwa masih ada 'benih' yang lain."

Pada saat kata-kata itu selesai terucap, Yang Hebat menerima pesan sistem lain yang membuatnya terguncang.

[Invasi telah terjadi!!!]

***


CREATORS' THOUGHTS
Miharu2Tachi Miharu2Tachi

Akhirnya, aku bisa lanjutin nulis fanfic ini setelah selesai baca novel favoritku sampai tamat~. Selamat membaca~

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C82
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login