Download App
6.66% Empu
Empu Empu original

Empu

Author: RodliAdikara

© WebNovel

Chapter 1: Bagian 1 : Jurang

"Trap... trap... trap," terdengar derap langkah di tengah kesunyian malam, menyeka suasana hutan Beji yang gelap dan penuh rerimbunan. Terlihat bayangan seorang anak muda yang tengah terengah - engah berlari sambil membawa tombak yang sudah kelihatan usang, namun jika dicermati terlihat pula sebuah kekuatan dari dalam tombak yang seakan - akan tak mau kalah dengan sang waktu yang telah menggrogototinya.

"Kenapa semua jadi begini?" gumam sang pemuda sambil terus berlari menyusuri hutan Beji.

"Ketepak... ketepak... ketepak," terdengar pula suara langkah kaki beberapa kuda yang memaksa menyusuri hutan Beji. Rimbunnya hutan Beji membuat kuda - kuda tersebut susah mengerahkan seluruh kecepatannya.

"Sialan, cepat sekali lari anak itu," guman salah satu penunggang kuda bernama Sekti anak pendiri padepokan Kuda Hitam. Dia cukup terkenal di dunia persilatan sebagai salah satu generasi muda yang memiliki bakat dan mampu mengalahkan beberapa seniornya di padepokan Kuda Hitam.

"Tenang, secepat apapun larinya kita sudah mengejarnya beberapa hari ini. Seharusnya dia sebentar lagi sudah tak bisa berlari lagi," ujar penunggang kuda lainnya yang bernama Gundi, salah satu pengikut setia Sekti yang bertugas mengawal serta memberikan arahan kepada Sekti. Sejatinya Gundi adalah penjilat licik yang telah memenangkan sebuah sayembara adu ketangkasan di padepokan Kuda Hitam dan akhirnya diberikan kedudukan khusus di padepokan serta ditugaskan mengawal Sekti oleh ketua padepokan.

"Ha... ha... ha," tawa Sekti menyeka kesunyian hutan Beji.

"Hei bajingan, larilah terus. Aku Sekti akan menghabisimu sebentar lagi," ujar sekti penuh keangkuhan.

"Haaah... haaah. Aku sudah hampir tak kuat lagi berlari," kata sang pemuda dengan terengah - engah. Pemuda ini bernama Durpa, anak dari pemilik padepokan Senja. Durpa bukanlah seseorang yang dikenal dekat dengan dunia persilatan, meskipun dia anak pemilik padepokan Senja kesehariannya di habiskan untuk mabuk - mabukan dan bermain wanita. Dia tidak suka berlatih ilmu Kanuragan dan selalu menjadi bahan gunjingan para anggota padepokan Senja ataupun padepokan lainnya. Namun sejatinya dia anak yang ambisius dan licik, hal ini mengalir didalam dirinya menurun dari sang ayah. Dengan sifat ambisius dan kelicikan inilah yang membuat ayahnya mampu mendirikan padepokan, serta dengan pengalamannya melalang buana di dunia persilatan membuat sang ayah makin disegani di dunia persilatan. Berbekal inilah Durpa dapat hidup berfoya - foya, semua warung yang disinggahinya akan memberikan Tuak (arak khas dari Nusantara) dan semua perempuan yang dikehendakinya akan mampu didapatkan.

"Sialan... sialan... sialan, semua karena tombak sialan ini. Hidupku yang penuh kesenangan hancur berkeping - keping," ujar si Durpa dengan muka penuh kelelahan.

"Aku harus bisa lari dari kejaran mereka, atau aku tinggalkan saja tombak sialan ini. Ah... tidak... tidak... aku tidak bisa mengingkari janjiku kepada ayah," ujar Durpa.

"Aku harus terus berlari," dengan penuh susah payah Durpa menggerakkan kembali langkah kakinya.

Sejurus kemudian terlihat jurang di depan Durpa. "Sialan kenapa ada jurang disini, dengan kecuraman dan tinggi seperti ini aku tak akan bisa melewatinya. Memutari jurang ini hanya akan memberikan kesempatan kepada anggota padepokan sialan itu untuk menyergapku," Ujar Durpa.

"Ha... ha... ha," terdengar tawa yang mengejutkan Durpa.

"Durpa... durpa, dulu aku tak berani kepadamu karena ayahmu sekarang dia sudah mati karena keserakahannya. Kini giliranmu mati ditanganku. Ha... ha... ha," dengan penuh percaya diri Sekti berkata.

"Bajingan kau Sekti, kalianlah yang serakah. Hanya demi mendapatkan tombak busuk ini kalian hancurkan padepokan ayahku," sentak Durpa.

"Tombak busuk? Ha... ha... ha. Serahkan tombak itu padaku!" Ujar Sekti.

"Tidak! Tak akan kubiarkan tombak busuk ini jatuh ketangan kotormu itu. Lebih baik kubawa mati tombak ini," sentak Durpa.

"Maafkan aku ayah, permintaan terakhirmu pun aku tak bisa menepatinya," gumam Durpa.

"Ingatlah Sekti hari ini kau memaksaku untuk melompat ke jurang ini. Jika aku tidak mati kelak kau dan seluruh anggota padepokanmu akan kuhabisi! Haaaaaht!" Teriak Durpa melompat kedalam jurang.

"Sialan kau Durpa!" Umpat Sekti seketika melihat Durpa melompat ke jurang.

"Gundi! Bawa beberapa orang cari cara menyusuri jurang ini dan bawakan tombak itu padaku!" Ujar Sekti kesal.

"Siap, kamu kamu kamu ikuti aku. Sisanya kawal tuan muda pulang ke padepokan," ujar Gundi.

"Ayah maafkan anakmu yang tidak berbakti ini, jika memang ada kehidupan berikutnya akan kutebus semua kesalahanku," ujar Durpa.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login