Download App
3.01% LOSING YOU

Chapter 13: LOSING YOU - Jangan Memaksa

"Besok adalah hari Minggu, besoknya lagi Kak Dev sudah harus Ujian. Hmm, kenapa sampai saat ini gue masih bingung sama semua hal itu?" Peyvitta bingung sendiri.

Setelah dirinya mengetahui kalau apa yang selama ini sudah dia ketahui sebagiannya, ternyata hal itu memang hal yang benar apa adanya.

Peyvitta malah semakin bingung bagaimana meyakinkan Devian untuk menjalani hari-harinya ke depannya, karena masalah ini sepertinya begitu berpengaruh untuk hari-hari Devian.

Peyvitta tidak mau kalau hari yang sudah Devian tunggu-tunggu malah hancur, karena Devian terlalu fokus memikirkan hal itu.

Peyvitta tahu kalau melupakan hal itu bukanlah hal yang mudah. Peyvitta tahu bagaimana sulitnya melupakan masalah.

Peyvitta sudah mencoba banyak cara untuk bisa melupakan masalah, tapi pada akhirnya dirinya akan tetap terus mengingat masalah itu.

Peyvitta tidak bisa memaksa Devian untuk bisa melakukan apa yang dirinya sendiri tidak bisa untuk dilakukan. Untuk hal ini, Peyvitta benar. Peyvitta memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dia ucapkan.

Kalau diri kita sendiri tidak bisa melakukan hal itu, lalu kenapa kita harus memaksa orang lain untuk melakukan hal yang sudah jelas-jelas diri kita sendiri tidak bisa melakukannya.

Sebelum memaksa orang lain, akan lebih baik jika kita mencobanya terlebih dahulu. Saat tahu kalau kita tidak bisa, coba kita paksa ulang diri kita.

Bagaimana hasilnya? Tetap tidak bisa?

Jika tetap tidak bisa maka jangan pernah kalian memaksakan hal yang diri kalian sendiri tidak bisa kepada orang lain.

Peyvitta sekarang lebih memikirkan bagaimana membuat Devian bisa kembali fokus memikirkan Ujian yang akan dia hadapi, dibandingkan dengan masalah dirinya pindah.

Peyvitta tahu kalau sekarang dirinya adalah hal yang membuat Devian merasa berat untuk mengambil keputusan dari masalah ini.

Peyvitta tidak mau kalau dirinya menjadi penghambat masa depan Devian. Jadi, dirinya harus bisa meyakinkan kembali Devian untuk fokus sama ujian terlebih dahulu.

Peyvitta benar-benar memikirkan hal itu dengan pemikiran yang begitu serius. Peyvitta berharap kalau dirinya bisa mendapatkan solusi dari masalah ini.

Peyvitta tidak langsung mengharapkan kalau dirinya bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah ini, karena segala sesuatu juga ada tahapannya. Peyvitta tidak mempunyai waktu yang banyak.

Jadi, untuk saat ini Peyvitta hanya menginginkan sebuah solusi, meski ada sedikit harapan kalau dia mendapatkan sebuah jalan keluar.

Peyvitta tidak banyak menaruh harapan akan sesuatu yang mungkin sangat sulit untuk tergapai. Peyvitta melakukan hal ini agar Peyvitta nanti tidak terlalu merasakan yang namanya sakit saat nanti harapannya tidak menjadi kenyataan.

Setelah beberapa waktu berpikir, Peyvitta akhirnya ingat akan sesuatu. Peyvitta kembali berpikir ulang memikirkan hal yang baru saja dia ingat.

Setelah selesai berpikir ulang, Peyvitta bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah lemari pakaiannya. Peyvitta berniat untuk mengganti pakaiannya. Peyvitta ingin pergi ke suatu tempat malam ini.

Peyvitta tidak buru-buru dalam melakukan proses pergantian pakaian, karena tempat yang akan dia kunjungi juga bukan tempat yang mempunyai batasan waktu berkunjung.

Jadi, Peyvitta bisa bersantai saat sedang mengganti pakaiannya. Peyvitta memang bersantai, tapi tidak sampai berlama-lama juga.

Setelah selesai mengganti pakaian tidur dengan pakaian yang layak digunakan untuk bepergian, Peyvitta akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.

Peyvitta keluar dari apartemennya tidak membawa sesuatu apa pun. Peyvitta hanya membawa kunci motor dan juga handphone-nya.

Peyvitta tidak membawa barang yang lain, karena niat Peyvitta pergi bukan untuk menengok atau memberikan parsel pada orang lain.

Peyvitta sampai di tempat di mana motornya berada. Peyvitta dengan santai menggunakan helm-nya dan tak lama kemudian memarkirkan motornya.

Peyvitta tidak lama memarkirkan motornya. Peyvitta langsung menghidupkan motornya dan langsung melajukan motornya ke arah tempat yang sudah dia rencanakan sejak tadi.

Peyvitta menikmati suasana jalanan yang sekarang tengah ramai dipadati kendaraan. Peyvitta memperhatikan langit malam yang sekarang sudah mulai bertabur bintang.

Peyvitta terus melajukan motornya ke tempat itu sampai akhirnya Peyvitta sampai di tempat yang dia maksud. Peyvitta melajukan motornya masuk.

Peyvitta kemudian mematikan mesin motornya. Peyvitta membuka helm-nya dengan santai dan kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Peyvitta turun dari motornya dan melangkahkan kakinya ke arah pintu utama rumah ini.

Tok tok tok

Peyvitta mengetuk pintu rumah ini dan menunggu sang pemilik rumah untuk keluar. Beberapa saat menunggu, akhirnya pintu terbuka.

"Non, ada apa? Mau cari siapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja membukakan pintu rumah ini.

"Aku mau cari Kak Dev Bi, Kak Dev ada di rumah?" tanya Peyvitta. Peyvitta sekarang sedang berada di depan rumah Devian.

"Oh, tuan sekarang tidak ada di rumah. Dia belum pulang," jawab orang itu.

"Belum pulang? Memangnya Kak Dev pergi ke mana?" tanya Peyvitta.

"Untuk itu saya tidak tahu Non," jawab orang itu.

"Oh makasih ya Bi."

"Iya Non sama-sama. Ada yang bisa Bibi bantu?" tanya orang itu lagi.

"Gak ada Bi, makasih."

"Sama-sama, kalau gitu Bibi permisi ya Non."

"Iya Bi."

Peyvitta melangkahkan kakinya menjauh dari pintu. Peyvitta berniat untuk pulang, tapi Peyvitta masih penasaran sekarang Devian sedang di mana.

Peyvitta juga ingin membahas hal itu sekarang, tapi Devian sedang tidak ada di rumah. Peyvitta akhirnya memilih untuk menghubungi Devian.

"Hallo Kak."

"Ada apa?"

"Kak Dev di mana?" tanya Peyvitta setelah sambungan telepon yang baru saja dirinya lakukan diterima oleh Devian.

"Gue lagi nongkrong sama anak-anak," jawab Devian. Devian menjawab pertanyaan Peyvitta dengan jawaban yang penuh dengan kejujuran.

Alasan kenapa sekarang Devian tidak ada di rumah, karena Devian memang sedang nongkrong bersama dengan teman-temannya.

"Di mana?" tanya Peyvitta.

"Di basecamp," jawab enteng Devian.

Sebenarnya semula itu Peyvitta menanyakan di mana letak atau di mana tempat nongkrong Devian berada.

"Eh lebih tepatnya di mana letak basecamp-nya?" tanya Peyvitta.

"Mau apa?" Devian yakin kalau ada sesuatu yang Peyvitta inginkan, tapi Devian tidak tahu hal apa itu.

"Ada sesuatu yang harus aku bicarakan sama Kak Dev," jawab Peyvitta.

"Penting?" tanya Devian. Devian sekarang menjadi lebih banyak bertanya, tapi dengan pertanyaan yang mendasar.

"Menurut aku penting," jawab Peyvitta.

Peyvitta menjawab pertanyaan Devian dengan jawaban yang mengambil sudut pandang dirinya, karena apa?

Karena kalau Peyvitta mengatakan bahwa hal ini penting, belum tentu Devian akan menganggap kalau hal ini juga penting.

Apa yang sudah Peyvitta ucapkan tadi tidak salah. Peyvitta mengatakan kalau apa yang akan dirinya bicarakan itu penting, tapi menurutnya.

"Mau ketemu di mana? Biar gue yang samperin lo."

Devian tidak mau kalau Peyvitta datang menemui dirinya di basecamp, karena Devian tidak mau membuat Peyvitta melakukan perjalanan yang jauh malam hari, hanya karena untuk menemui dirinya.

"Aku aja yang ke sana," ucap Peyvitta.

Peyvitta sekarang sedang di depan rumah Devian. Jadi, tidak ada masalah jika Peyvitta yang nyamperin Devian ke basecamp-nya.

"Gak, gue yang samperin lo."

"Hmm," gumam Peyvitta.

 

 

 

 

 

 


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login