Chapter 15: Ingin Mencari Tuanmu?
Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature
Menatap wajahnya yang dingin dan penuh tekad itu, entah mengapa Chen Peifang tiba-tiba merasa agak takut, "Kau… kau mau apa?"
Gu Qiangwei tidak mengatakan apa-apa dan hanya maju selangkah demi selangkah sambil menatap Chen Peifang.
"Qiangwei!"
Sebelum sampai di depan Chen Peifang, Gu Zhendong di belakangnya tiba-tiba berseru kepadanya.
Langkah kaki Gu Qiangwei terhenti, hatinya seketika jatuh ke dalam es.
Memang benar bahwa ibu dan anak laki-lakinya itu lebih berharga. Mereka jelas belum menikah, tetapi posisi Chen Peifang jelas sudah melampaui putri kandungnya.
Haha… sungguh ironis.
Gu Qiangwei mencibir mengejek dirinya sendiri. Kemudian dia lewat di samping Chen Peifang dan berjalan menuju ke lantai dua.
Setelah Gu Qiangwei melewatinya, barulah Chen Peifang menghembuskan napas lega.
Entah apakah itu hanya ilusinya, tadi sesaat ketika dia bertatapan dengan mata Gu Qiangwei, dia mengira Gu Qiangwei akan melakukan sesuatu kepadanya.
Sementara itu di kediaman Jue.
"Sudah pergi?"
Qin Sijue yang baru masuk ke ruang tamu mendengar pengurus rumah berkata bahwa wanita itu telah pergi.
"Benar, Tuan Muda."
Qin Sijue sedikit tertegun selama setengah detik lalu menunduk. Bola mata hitamnya yang panjang dan sempit melirik anjing golden retriever yang sedang berbaring di kakinya.
"Sepertinya tuanmu tidak terlalu baik kepadamu."
"Guk Guk!" Monchi menggonggong dua kali seakan-akan dia sedang menjawab Qin Sijue. Namun apa yang dikatakannya, manusia tidak tahu.
Setelah diobati selama satu malam, keadaan Monchi telah jauh membaik.
Qin Sijue berjalan ke sofa dan duduk di sana. Tidak disangka Monchi mengikutinya, lalu menggigit celananya.
Setelah itu menariknya keluar.
Pertama kali digigit anjing, wajah tampan Qin Sijue pun mau tidak mau menjadi tenggelam.
Hawa penolakan menekan Monchi, "Apa yang kau lakukan?"
"Guk guk!"
"Aku tidak mengerti."
"Guk guk!"
"Sudah kubilang aku tidak mengerti."
Pengurus rumah, "…"
Tuan muda ini, ternyata dia sedang berbicara dengan seekor anjing.
"Tuan Muda, apakah dia ingin mencari tuannya?" Si pengurus rumah tidak tahan dan membuka suara. Kalau dibiarkan terus begitu, mungkin tidak akan ada hasilnya.
Qin Sijue mendongak dan memandang sekilas si pengurus rumah.
Setelah itu dia menunduk lagi dan menatap Monchi, "Ingin mencari tuanmu?"
"Guk guk guk!" Monchi menggoyangkan ekornya yang panjang dan menggonggong beberapa kali dengan penuh semangat.
"Lihat, dia mengiyakan." Melihat Monchi yang begitu bersemangat, pengurus rumah pun hampir yakin kalau dugaannya tepat.
Namun Qin Sijue samar-samar mengangkat matanya dan melirik pengurus rumah, "Kamu mengerti?"
Pengurus rumah tidak bisa berkata-kata.
Tentu saja dia tidak mengerti perkataan anjing, tapi melihat reaksinya tadi, seharusnya anjing itu ingin mencari tuannya.
Dan saat itu, Monchi ternyata sudah berjalan ke pintu ruang depan. Di sana dia berbalik, sepertinya ingin cepat-cepat keluar namun dia tidak bisa membuka pintu.
Pengurus rumah memandang Monchi, lalu memandang Qin Sijue yang duduk di sofa dengan acuh tak acuh. Sesaat dia juga tidak tahu harus mengatakan apa.
Setelah cukup lama, Qin Sijue pun berbicara, "Apa perempuan itu mengatakan akan pergi ke mana?"
Pengurus rumah menoleh mengikuti suara lalu menunduk sopan kepadanya, "Waktu kembali, sopir mengatakan bahwa Nona Gu turun di depan kantor polisi."
Kantor polisi?
Qin Sijue mengernyit, untuk apa perempuan itu pergi ke kantor polisi?
Dengan hati bertanya-tanya, Qin Sijue akhirnya berdiri lalu berjalan ke samping Monchi.
"Ayo pergi mencari tuanmu."
"Guk guk guk!"
Ketika pintu mobil dibuka, Monchi yang pertama melompat naik.
Qin Sijue tidak terlalu menyukai hewan, bahkan baginya hewan itu kotor.
Tapi melihat golden retriever di depannya ini, dia tidak merasa benci.
"Kamu benar-benar tidak sungkan sedikit pun."
-- Gift
received