Download App

Chapter 4: Mabuk Cinta

Tibalah malam dimana BAS menghadiri pesta undangan dari rekan kerja profesor Kim. Malam yang bersinar membuat BAS mengenakan dress yang cantik pada umumnya.

Terdapat Bar menyediakan berbagai alkohol keras yang membuat Aime harus menahan diri untuk tidak meminumnya. Karena efek samping Aime saat mabuk benar-benar parah.

Semua orang di pesta sangat menikmati suasana dan hidangannya, kecuali Aime.

Aku bosan, jus biasa tidak akan memberi efek senang yang besar, Batin Aime.

Dari kejauhan tampak seorang wanita bergaya elegan dengan lipstik maroon dan dress terbuka di bagian dada menghampiri Aime. Segelas alkohol ditangan wanita itu dibawanya menyapa Aime. Lee Moran namanya atasan dari rekan kerja profesor Kim.

"cobalah minum ini cantik! Kurasa kamu butuh sesuatu yang manis untuk melepas pikiranmu" Ucap Le Moran.

"ah, maaf tapi saya tidak minum" Tolak Aime.

"tidak masalah kalau hanya sedikit, lagipula umurmu juga memandai"

Benar juga! hanya sedikit tidak akan membuat mabuk, Pikir Aime.

"terimakasih nyonya Lee" Ucap Aime.

"tidak masalah, nikmati pestanya cantik" Sahut Moran beranjak pergi.

Alkohol berperisa rasberry membuat Aime terbawa jauh. Alkohol yang terkandung membuat Aime menjadi mabuk. Penglihatannya mulai tidak jelas dan pijakannya mulai tidak stabil.

Penglihatan yang tidak normal saat mabuk memang sudah biasa, namun pendengaran Aime tetap berfungsi dengan baik. Seseorang membutuhkan bantuan yang membuat Aime harus pergi ditengah-tengah pesta. Singkatnya Aime mengirim pesan pada Soya dan Bella akan kepergiannya.

~_~

Langkah lunglai yang terus menyusuri jalan yang hening terhenti akibat Aime mendengar kembali seseorang yang butuh bantuan. Semakin jelas suaranya semakin membuat kesadaran Aime kembali.

"berikan ponselmu!!"

"tapi, ini pemberian orang tuaku hiks... hiks.."

"aku minta memberikan ponselmu bukan malah nangis"

Wow..wow.. sepertinya terjadi pemalakan disini..

Tangan Aime meraih kerah wanita berseragam SMA, dengan kekuatannya tubuh wanita SMA mendekat kearah Aime yang membuat dagunya sedikit terangkat.

"siapa keparat ini?" Tanya wanita SMA.

"hei, siapa berandal ini yang keluar tengah malam saat jam istirahat" Ketus Aime.

"siapa yang kau sebut berandal hahh?" Teriak wanita SMA.

"berisik!!" Ketus Aime.

Kesadaran Aime yang membuatnya mengeluarkan kekuatan dan mendorong wanita SMA itu ke tembok yang dibelakangnya. Tangan Aime meraih lingkaran leher wanita itu dan sedikit menekannya. Tubuh Aime mendekat dan menatap tajam wanita itu.

"ahkk, sakit!!"

"pergi dari sini atau ku patahkan leher jerapah mu!!" Ancam Aime.

"Oke..oke..lepasin!!"

Perlahan Aime melonggarkan genggaman nya dan melepaskan wanita itu. Perasaan marah yang menghantui wanita itu dibawanya pergi meninggalkan Aime.

"terimakasih, kamu baik-baik saja?" Tanya anak itu.

"tidak masalah, pulanglah nak! Aku bisa pulang sendiri" Ucap Aime.

"baik, sampai jumpa"

Langkah menjauh anak itu yang meninggalkan Aime yang sedang mabuk.

Kesadaran Aime yang kembali hilang membuatnya bersandar di tembok. Langkahnya yang terhuyung dan hampir jatuh sebelum tangannya digenggam seseorang.

Genggaman yang hangat membuatnya memastikan siapa orang itu, tak disangka itu Ji-hoon laki-laki yang ia selamatkan.

"Ji-hoon?"

"kamu mengenalku? Kamu baik-baik saja?" Tanya Ji-hoon.

"kenapa kamu ada di mana-mana?"

"apa kita pernah bertemu?"

"apa yang kamu lakukan padaku? Kenapa aku selalu memikirkan mu?"

"kamu mabuk berat, ada seseorang yang bisa aku hubungi untuk membantumu?" Tanya Ji-hoon.

Pertanyaan Ji-hoon yang diabaikan membuatnya sedikit frustasi. Pandangan mata yang sayu mendekati wajah Ji-hoon. Aime membelai lembut wajah Ji-hoon, jemarinya menyentuh bibirnya.

Perlahan mata Aime tertutup, mencondongkan wajahnya yang membuat bibir mereka bertemu. Ciuman pertama yang didapatkan Ji-hoon membuat nya kaget.

Siapa wanita ini? Kenapa berada didekatnya membuatku nyaman? Batin Ji-hoon.

Tak menunggu lama Ji-hoon membalas ciuman yang diberikan oleh Aime.

Perasaan hangat yang baru timbul sangat indah dan bergairah. Namun ciuman bergairah itu tidak bertahan lama akibat Aime yang sadarkan diri dan mendorong tubuhnya menjauh dari Ji-hoon.

Berandal tidak punya hati, Min Ji-hoon!!! Teriak Aime.

Sontak Ji-hoon kaget akan kesadarannya, perasaan cemas kembali muncul. Aime memang sadar tapi pikirannya belum kembali.

Langkah terhuyung Aime tiba-tiba pergi meninggalkan Ji-hoon yang kebingungan akan hal terjadi barusan. Dilihatnya sebuah gelang berlogokan bintang melingkar dipergelangan Aime, Ji-hoon terhenti saat ingin mengejarnya karena Aime semakin menjauh.

Rasa ingin tau Ji-hoon tentang gelang berlogo bintang semakin besar. Keinginan mengetahuinya juga semakin dekat.

~_~

Pancaran sinar matahari menyorot ke kamar Aime. Cahaya yang sangat terang membuat Aime terbangun dari tidurnya. Jemarinya meraih dahinya, memijatnya yang terasa sakit.

Ughh...kenapa kepalaku sakit sekali?, Gumam Aime.

Aime tersadar dan membelalakkan matanya karena ingat semalam mabuk berat. Seingatnya, Aime hanya menolong seseorang. Setelah itu ingatannya menghilang. Mengingatnya membuat kepala Aime semakin sakit.

Ohh ya, bagaimana aku bisa pulang?

"sudah bangun? Kenapa bicara sendiri? " Ucap Soya.

Soya yang datang menghampiri duduk ranjang Aime di sebelahnya.

"aku membawa pereda mabuk, cepat minum sebelum dingin, jangan lupa meniupnya "

"terimakasih"

Diminum nya pereda mabuk itu oleh Aime. Namun setelah minuman itu masuk kedalam mulut, Aime sangat kewalahan.

"ah, panas!" Teriak Aime

"aku bilang tiup dulu"

"kamu tidak bilang kalau sepanas ini!" Ucap Aime kesal.

"aku ingin bilang tapi itu sudah masuk mulutmu"

Aime hanya menatap tajam Soya yang terkesipu melihat kelakuannya sambil menikmati pereda mabuk.

"oh ya, bagaimana aku bisa pulang?"

"tidak tahu, kamu sudah terbaring di ranjang" Sahut Soya.

Bagian mana yang hilang??, Gumam Aime.

"apa yang hilang? Kamu menjatuhkan sesuatu? " Tanya Soya.

"bukan apa-apa"

"huh, akhir-akhir ini kamu terlihat aneh"

"aneh bagaimana?"

"kamu sering emosi, bicara tidak masuk akal, dan lagi bertingkah aneh"

"aku? Sungguh?"

"hah, lupakan! Segera turun kebawah, profesor sudah menyiapkan makanan"

Dengan raut wajah yang masih terlihat bingung Aime mengiyakan perkataan Soya.

~_~

Kediaman BAS jam 11:35...

Langkah Aime menuju dapur untuk membuat minuman. Teh hijau yang terasa segar dinikmati saat cuaca sedang dingin. Takaran teh hijau yang tepat untuk Aime yang banyak memikirkan sesuatu. Tangan nya yang berhenti mengaduk membuat nya terpikir sesuatu.

Ada bagian yang hilang, tapi apa? Aku seperti mendengar suara seseorang dan suara itu tidak asing. Tapi siapa orang itu?, Batin Aime yang memikirkan kejadian semalam.

Aime yang masih berfikir bahkan tidak mendengar kalau Bella sedari tadi memanggil.

"Aime.. Aime!!" Teriak Bella.

"ah...iya!" Sahut Aime terkejut.

"kamu ini kenapa?"

"bukan apa-apa"

"kamu sudah tau? Berita di internet bilang kalau hari ini akan turun salju"

"sungguh? Aku belum melihat berita"

"coba lihat di TV!"

"oh, aku akan ke pusat perbelanjaan dulu"

"oke, jangan lupa mantelmu!"

Tanpa sepatah kata, Aime menghabiskan teh hijau dan segera pergi.

~_~

Aime yang menikmati cuaca dingin jalan-jalan keluar. Dikenakan nya penutup mulut dan sweater pink yang pernah ia kenakan saat menghentikan bus di pinggir jurang.

Sepulang dari pusat perbelanjaan, Aime berjalan di taman dengan udara yang sejuk. Dilihatnya dari kejauhan laki-laki memakai Hoodie hitam berjalan berlawanan dengan Aime. Langkah laki-laki yang membuat detak jantung Aime berdegup kencang.

Min Ji-hoon laki-laki yang dapat menaklukkan Aime yang berdarah dingin. Langkah yang semakin dekat membuat mereka bertemu dan berdampingan. Seketika waktu berhenti!

Semua benda dan makhluk hidup tidak bergerak seperti patung termasuk Ji-hoon. Mata indah Aime melirik dan menatap dengan lembut wajah Ji-hoon yang tidak bergerak di sampingnya.

Kamu ini kenapa Aime? Apa yang kamu pikirkan tentang laki-laki ini? Batin Aime.

Pandangannya yang ia lepaskan sambil menghela nafas panjang dan menghembuskan nya. Waktu kembali berputar, semua kembali seperti semula.

Aime melangkah menjauh meninggalkan Ji-hoon sebelum ia mengetahui nya. Sementara Ji-hoon menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang menatap Aime.

Entah apa yang dipikirkan Ji-hoon tapi dengan cepat ia berlari menuju Aime. Tangannya yang sergap menarik tangan Aime membuat Aime berhadapan dengan Ji-hoon. Tangan yang masih berpegangan, Ji-hoon pun mengajukan pertanyaan pada Aime.

"kamu yang waktu itu telapak tangannya terluka kan?" Tanya Ji-hoon.

"ah, benar? Kenapa?" Sahut Aime melepaskan pegangan tangannya.

"aku bingung kenapa kamu belum telepon?"

"maaf, aku sibuk"

"bagitu, berikan ponselmu!"

Tanpa ragu, Aime merogoh kantung mantelnya memberikan ponsel itu pada Ji-hoon. Dilakukannya panggilan terhadap ponsel Ji-hoon yang menandakan mereka sudah bertukar nomor dan menjadi teman.

"nih ponselmu" Ucap Ji-hoon.

"oke, aku duluan"

"ah, tunggu!!" Teriak Ji-hoon.

Jemarinya mengambil sesuatu yang tersangkut di rambut Aime, membuat wajah mereka sangat dekat. Adegan hangat antara mereka membuatnya tidak sadar kalau salju turun.

Aime yang jantungnya berdegup kencang mencuri pandangan terhadap Ji-hoon. Tak disangka Ji-hoon juga membalas pandangan dari Aime dengan lembut dan senyuman. Salju turun menjadi saksi antara perasaan mereka.

Perasaan apa ini? Apa laki-laki ini meluluhkan hatiku? Batin Aime.

Tersadar nya Aime membuatnya melepaskan tangan Ji-hoon yang masih berada di kepalanya.

"sudah hampir malam aku pulang duluan, jaga diri dan jangan sampai sakit! Dahh" Ucap Ji-hoon pergi.

Ucapan Ji-hoon yang melempar senyuman saat beranjak pergi masih membekas di ingatan Aime. Perasaan cinta yang semakin membesar di terima Aime dengan bingung.

~_~


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login