Download App
Air Mata Di Padang Bulan-Medan Air Mata Di Padang Bulan-Medan original

Air Mata Di Padang Bulan-Medan

Author: Man_84

© WebNovel

Chapter 1: Anak Orang Miskin

Pagi itu cuaca sangat cerah, bunga-bunga harum semerbak dan beraneka warna yang berada di depan rumah mulai keluar dari kuncupnya untuk menghirup udara segar hari itu.

Begitu juga sinar matahari yang merupakan sumber kehidupan bagi manusia mulai menembus ke ruang kamar rumah setiap orang.

Seorang anak laki-laki berambut ikal, bermata sayu, berkulit sawo matang dan berperawakan tinggi menarik kain selimut yang menutupi tubuhnya.

Dia membuka jendela yang terbuat dari kayu sembari menatap keluar rumah, maka tampaklah indahnya alam yang terpampang luas.

Kemudian dia memalingkan pandangannya ke sebuah gunung yang berdiri dengan tegapnya, ujungnya menjulang tinggi menggapai langit.

"Ya...Gunung Merapi, " namanya, dari akarnya muncul mata air yang sangat bersih mengalir yang bermuara ke empat buah sungai,yaitu: Sungai Sungai Silakkitang, Sungai Gareder, Sungai Aek Menunggang dan Sungai Aek Goti.

Di bawahnya terbentang ratusan hektar sawah yang baru ditanami, di tepi sawah itu berbaris ratusan pohon karet yang baru dideres, getahnya menitik tetes demi tetes sehingga memenuhi tempurung para petani karet itu.

Dipandang dari bawah laksana taman syurga, namun kalau ditelusuri pepohonan itu tidaklah lebih dari ranting-ranting pohon yang sudah masak dan dipergunakan para masyarakat sekitar sebagai kayu bakar.

Anak laki-laki itu keluar dari kamar dan menghampiri ibunya yang sedang mempersiapkan sarapan untuk bekalnya berangkat ke sekolah.

"Ahmad, kamu sudah bangun nak...? "tanya si Ibu.

Ternyata anak laki-laki itu bernama Ahmad.

" Sudah Mak,"jawab Ahmad sambil mengambil sebuah handuk dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi.

Tak lama kemudian terdengarlah suara pintu kamar mandi terbuka.

"Rekk...Rekk...Rekk."

Selesai mandi ia berjalan menuju kamarnya untuk mempersiapkan diri berangkat ke sekolah.

Dengan pakaian yang berwarna merah putih di tubuhnya, dia keluar dari kamar dan menuju ke sebuah meja yang biasa ia gunakan dengan orang tuanya untuk makan bersama.

Ahmad membuka sebuah tudung penutup makanan yang sudah dipersiapkan oleh Ibunya, dia melihat sebuah telur yang didadar berada di atas piring berwarna putih, begitu juga sepiring sayur yang tidak asing lagi baginya dan sudah merupakan sayur kesukaannya, yaitu tumis kangkung.

Ia menggeser sebuah bangku yang terbuat dari kayu tepat berada di hadapannya, kemudian dia makan dengan begitu lahapnya.

Setelah selesai makan, Ahmad menyorongkan sepatu berwarna hitam yang sudah banyak tambalan ke kakinya.

Maklumlah, pemberian dari tetangganya, karena orang tua si Ahmad kehidupannya miskin dan tidak sanggup untuk membeli sepatu yang baru.

"Ma idia Ayah...Umak? "

Tanya Ahmad sambil berdiri mendekati Ibunya.

"Ma kehe tu saba amang. "

Jawab si Ibu.

Kemudian Ahmad mengambil tas sekolah yang berwarna biru dan langsung menyandangnya.

" Saya berangkat dulu Mak,"kata Ahmad sambil menyalam Ibunya serta mencium tangannya.

" Hati-hati di jalan! Belajar yang sungguh-sungguh ya nak...?"

Ucap Sang Emak pelan dan hampir tidak terdengar.

" Ia Mak,"jawab Ahmad dengan santun sambil berjalan meninggalkan Ibunya.

**Ma idia Ayah... Umak artinya dimana Ayah... Mak?

**Ma kehe tu saba amang artinya sudah pergi ke sawah nak...

🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login