Download App

Chapter 2: 01. PENGANTIN YANG TERLAMBAT

“ anakku sungguh tampan dengan jas pengantin ini. Aksesori Renaldi memang cocok disebut rancangan terbaik di Indonesia. Mom piker kamu akan membujang selamanya. Siapa yang tahu bahwa kamu tiba-tiba membawa gadis untuk dilamar?” Anastasya memiliki wajah yang berseri. Dengan kebaya modern rancangan Tax Ronrio, dia tampak percaya diri. Dia merasa jika dia mengatakan baru memasuki umur kepala tiga, pasti tidak aka nada orang yang mengira bohong. Siapa yang sangka bahwa dia sudah memasuki umur kepala lima?

“mom, kenapa tidak menjemput Dad?” maksud Sean jelas. Lipin-Ayah Sean adalah pecinta anggur, pesta adalah kegemarannya. Dan pesta pernikahan dengan wine gratis adalah surganya. Dapat dipastikan bahwa ayahmya akan mabuk bahkan sebelum ikrar pernikahan digelar. Namun hal kedua yang menjadi landsan Sean adalah agar ibunya segera pergi. Demi Tuhan, wanita yang telah melahirkannya ini sudah mengoceh sejak dia merias diri.

“oh sayang! Kamu mengingatkan mom! Pria tua itu pasti akan mati mabuk jika aku tidak segera menemukannya. Bahkan saat di negara tropispun dia masih saja gila wine. Bagaimana tubuhnya menerima?” karena terlalu takut suaminya akan mabuk sebelum putra tunggalnya ikrar, Anatasya segera berlari keluar. Tidak sulit menemukan suaminya. Didimana ada rangkaian wine , disitulah pasti ada Lipin.

“hei brother kamu sudah siap?”

Sean menoleh. Dia mendapati Gill Antonio dengan setelan jas hitam rancangan Vanessa berdiri diambang pintu.

Sean mengerutkan dahi, “ apa yang kamu lakukan disini?” Sean menugaskan Gill untuk menjaga pestanya. Terutama dari para wartawan tanpa surat undangan yang masuk diam-diam. Tapi saat ini sahabatnya ini justru datang keruang gantinya. Apa dia ingin makan gaji buta?

“ada apa dengan tatapanmu itu? Hei, aku bukan tidak bertanggung jawab. Aku kesini justru ingin mengatakan hal penting padamu.”

“wartawan terlalu banyak?”

Gill menggeleng, “ Nope. Tapi ada kehebohan diluar. Seorang gadis entah siapa Namanya memaksa ingin masuk dan bertemu denganmu. Dia mengatakan dia membawa pesan dari Grace.”

“gadis? Bagaimana gambarannya?”

“hm… bertubuh agak berisi, chubby, imut, dan kulitnya khas orang lokal.”

Mendengar ciri-ciri gadis itu, Sean jelas tidak memiliki gambaran apapun. Lagipula, Sean telah menjalin hubungan diam-diam dengan Grace selama dua tahun. Selama itu teman yang Grace miliki setahu Sean hanya Dian. Dan jelas gadis itu tipikal glamour bukan lokal.

“Gill apa kamu sudah bertemu dengan Grace?”

“itu dia, aku tidak bisa menghubungi dia. Aku kira kamu tahu dimana dia.”

Ini semakin aneh. Semakin Sean berpikir, firasat buruk mulai mengerayangi hatinya.

“kalau begitu bawa gadis itu masuk. Mungkin Grace butuh sesuatu dan teleponnya mati.” Riasan Sean telah selesai. Namun dengan adat lokal, dimana dia tidak boleh keluar sebelum lonceng berbunyi,Sean tidak mungkin keluar dan menemui gadis itu. Apalagi dengan wartawan disekitar.

“kamu mengenalnya?” Gill bertanya.

“mungkin itu teman Grace.”

“ maksudmu itu Dian? Wanita perancis itu?kenapa tidak bilang dari awal? Gadis itu bahkan tidak membawa undangan, dan berpakaian seperti anak sekolah miskin.” Gill menggerutu pelan. Jangan sampai Sean tahu apa yang dilakukannya pada teman calon istri sahabatnya itu.

.

.

.

Sedangkan diluar Gedung, Mio ingin sekali mengubur wajahnya karena malu. Bagaimana tidak? Dia datang bertanya baik-baik, namun sebagai balasan lelaki berambut Panjang yang terlihat sombong itu justru langsung meminta dua satpam menyeretnya ke dalam pos keamanan. Tidak cukup sampai disitu, lelaki congak itu juga menuduhnya sebagai tamu ilegal.yang membuatnya harus ditanyai berbagai pertanyaan oleh polisi.

“nona, mohon kerjasamanya. Siapa anda dan kenpa anda mengganggu jalannya acara keluarga Guan. Apa motif anda? Balas dendam karena cinta? Tapi penampilan anda…anda tidak seperti bisa mengenal keluarga ini.”

Sialan! Bahkan jika aku jelek, kamu tidak berhak mengkritikku! Mio mengutuk dua polisi yang menurutnya lebih mirip dengan gerombolan pemaksa.

“sudah kukatakan bahwa aku tidak memiliki hal yang mengharuskan aku mengacau! Aku hanya ingin bertemu dengan Guan Sean O’neil dan menyampaikan gadis bernama Grace!”

“jangan bercanda! Jika anda masih tidak mau mengaku, maka jangan salahkan kami untuk menyeret anda ke kantor polisi.”

Mio menghela nafas mencoba sabar. Apa nasib buruk ini? Mio tidak bisa pergi. Namun bahkan misinya menyampaikan wasiatpun terlihat mustahil saat ini.

“pak polisi, sungguh saya hanya ingin menyampaikan pesan dari Grace. Selebihnya saya akan segera pergi setelah pesan ini tersampaikan.” Mendengar perkataan Mio, dua orang polisi itu justru memandangnya seolah dia gila.

Mio merasa sebentar lagi emosinya mencapai titik puncak dengan kesabaran overlimit mendekati nol. Jika polisi tua ini masih mempersulitnyam maka Mio tidak akan segan untuk menggunakan hantu agar membuat keributan demi membantunya kabur.

Tepat ketika Mio mulai berkonsentrasi menatap hantu yang melayang di dekat polisi, seorang pemuda berseragam biru tua berlari tergopoh dan mendekati salah satu polisi sambal berbisik. Dapat dilihat kerutan di dahi polisi itu saat ia memandang Mio.

Apa? Apa? Mau menatang? Mio masuk dalam mode tarungnya.

“baik. Karena ini hanya kesalahpahaman , maka kamu bisa keluar,”

“hah?”

“tuan Gill telah menunggu anda diluar. Silahkan anda mengikuti asisten saya -Hadi.” Dia menunjuk polisi muda disebelahnya.

Gill? Gill siapa?

Siapa peduli? Meski tidak mengenal siapa Gill itu, namun Mio tetap berterimakasih pada siapapun dia karena telah menyelamatkannya. Setidaknya itu tidak berlangsung lama. Tidak setelah Mio melihat wajah asli orang yang dia pikir menyelematkannya.

“kamu!” Mio menahan diri agar bola matanya tidak keluar saat dia memelototi sosok ‘Gill’. Tidak salah lagi. Lelaki didepannya ini jelas-jelas awal dari semua malapetaka dia diseret oleh keamanan dan polisi.

“well, sorry. Itu salahku karena tidak mengenalimu nona Dian.”

Hah? Dian? Siapa? Aku?

“ikut aku lewat pintu belakang. Dan untuk pak polisi, maafkan atas kesalahpahaman ini. Anda bisa kembali bekerja. Nah nona Mio mari ikuti aku.”

Mio sadar ada kesalahpahaman disini. Tapi Mio juga tahu kesalahpahaman ini yang akan membuatnya bisa bertemu dengan Sean. Jadi Mio memilih tutup mulut akan hal ini. Setidaknya sampai dia bertemu dengan Sean.

***

Di dalam ruang ganti, Sean menatap dua orang penjaga dihadapannya.

“bagaimana?”

“maaf tuan, kami belum dapat menghubungi agen 1. Tapi kami dapat memastikan bahwa mereka telah mengawal nona Grace sejak tiga jam yang lalu.”

“cari mereka. GPS yang terpasang bahkan mati, itu bukan kebetulan. Cari tempat terakhir kalian mulai kehilangan kontak dan lokasi.”

“baik tuan.” Dua lelaki kekar berwajah kaku itu segera mengundurkan diri sesuai dengan intruksi. Sean mengamati Rolex di tangannya. Bahkan dia tidak berminat melihat waktu. Hanya melihat dan semakin kesini, firasatnya semakin tidak baik.

“Sean.”

Pintu ruang ganti berderit. Sosok Gill muncul diikuti dengan seorang gadis yang mengekorinya. Sean melihat penampilan gadis itu. Dahinya mengernyit—itu jelas bukan Dian.

“kamu Sean?” Mio memastikan. Wajah khas Asia dengan mata persik dan hidung tinggi. Ada aura kemuliaan yang memancar dari tubuh lelaki di depannya. Mio seolah melihat sekumpulan cahaya di sekeliling lelaki itu. Ouch! Benar-benar seperti novel. Well lelaki seperti inilah yang memang akan menjadi calon wanita cantik seperti Grace. Ops! Maksudku almarhumah.

“kamu bukan Dian.” Sean berkata langsung. Disampingnya, Gill melotot pada Mio.

“kamu wartawan ilegal?” Gill jelas merasa kecolongan. Namun Mio bukan menghindar tapi justru mengangguk mantap,

“ memang aku bukan Dian.”

“ tapi aku juga bukan wartawan.”

“kamu penipu!”

“diamlah! Aku hanya perlu berbicara pada Sean!”

“kamu!”

“cukup Gill,” Sean meambaikan tangannya.

“apa maumu?” Meski Sean tidak tahu siapa gadis ini, namun dia merasakan bahwa dia tidak memiliki niat buruk. Instingnya sebagai pewaris Guan sangat akurat untuk mendeteksi perasaan seseorang.

“aku hanya menyampaikan pesan dari Grace, calon istrimu. Dan aku harap kita hanya berdua.” Mio melirik Gill.

“apa kamu pikir…”

“Gill tolong keluar,” Sean memotong.

“tapi Sean,”

“wartawan menunggu.”

Gill tidak lagi berkata-kata. Mendengus, Gill dengan sengaja menabrak bahu Mio hingga gadis itu mundur beberapa langkah saat berjalan keluar. Namun seolah Tuhan itu adil, ketika Gill hendak membuka pintu, kakinya tiba-tiba saja tersandung. Tubuh Gill terdorong , kepalanya terpentok tembok. Seketika Mio tidak bisa menahan tawa lepasnya.

“Gill, pintu ada disebelah.” Sean berbicara,

“aku tahu sialan!” gill mengumpati Sean sebelum keluar ruangan dengan tangan memegangi dahi.

“rasakan!” gumam Mio bangga. Oh…betapa kadang dia sangat mensyukuri kemampuannya berkomunikasi dengan mahluk astral. Hantu di ruang ganti ini mungkin saja memiliki dendam pada Gill. Jadi Mio sengaja memberi mereka sedikit energi Yin miliknya pada salah satu hantu yang tengah berman-main di tengah pintu. Meskipun tidak terlihat, namun roh mereka akan bisa terasa oleh manusia awam. Itu cukup untuk membuat Gill tersandung.

“katakan.”

Mio sedikit terkejut ketika Sean mengubah nada suara padanya. Melihat lelaki itu sangat serius, Mio berdehem mulai memikirkan bagaimana dia akan menjelaskannya pada Sean.

“em…sebentar, biarkan aku berpikir bagaimana aku mengatakannya padamu.”

“nona, jika kamu tidak bisa mengatakan apapun, pintu keluar ada di belakangmu.”

Mio cemberut, “ baik! Pertama aku tanya padamu, apa tanggapanmu mengenai indigo?”

“konyol-gila-halusinasi yang berlebihan.” Jawaban langsung Sean membuat Mio tertegun. Jadi lelaki ini sama sekali tidak tahu bahwa calon istrinya yang sudah meninggal itu indogo? Ini bahkan lebih susah dari yang dia kira. Dilihatnya lelaki itu duduk berpanglu kaki sambil memainkan jam di pergelangan tangannya.

“ kalau begitu tidak ada yang perlu kita bicarakan. Hanya saja ini adalah amanat. Kamu bisa menganggapku gila atau konyol. Aku hanya ingin mengatakan bahwa Grace , pada pukul dua belas siang lebih tadi telah tiada.”

Tangan Sean yang memainkan jam tiba-tiba berhenti, “ apa katamu?” Sean memandang tajam Mio.

Mio dapat merasakan suhu ruangan turun drastis. Ditatap tajam oleh lelaki yang berjarak lima langkah darinya membuat Mio merasakan hatinya bergetar.

“aku berkata benar! Grace telah meninggal Ah!” seberapa cepat lelaki ini? Tangan Sean telah bersarang di leher Mio—mencekik lehernya.

“jaga mulutmu Lady, kalau tidak ingin aku membunuhmu.”

“ahkuh...bihcarah benah...kamah Grach Lacih terackhir Grace,,,menyimpan...ah!” tangan itu mendorong Mio hingga dia terpental menabrak vas ruang ganti.

“apa maksudmu?”

Mio terbatuk-batuk. Memegangi lehernya dan memandang lelaki didepannya dengan sengit. Sungguh! Mio pasti akan menaruh dendam pada lelaki arogan ini. Lihat saja setelah dia keluar dari sini, dia akan membuat lelaki ini membayar apa yang dia lakukan padanya hari ini. Tapi saat ini, Mio harus mengatakan pesan dari Grace terlebih dahulu.

“aku akan mengatakan padamu . aku adalah gadis indigo. Dan bahkan Gracepun memiliki keistimewaan yang sama denganku. Dan ya, aku adalah orang yang kamu anggap konyol dan halusinasi, tapi pada kenyataannya aku tetap harus mengatakan amanat ini padamu.”

Tidak peduli bagaimana Sean memandangnya, Mio melanjutkan, “ roh Grace mendatangiku dan mengatakan padaku untuk menyampaikan hal ini padamu. Oh, satu lagi, dia berkata bahwa dia ingin saham miliknya dialihkan semua padamu. Jangan memberikan pada keluarganya bahkan pada orang tuanya maupun kakaknya. Untuk meyakinkan keluarganya, Grace mengatakan bahwa dia meninggalkan surat wasiat di laci terbawah di kamarnya. Kunci ada dibawah almari pojok kanan.”

Sean mundur selangkah. Wajahmua masih datar terlihat penuh amarah dan sedikit kebingunhan. Karena dia hidup dalam kehidupan hedonis, logis, dan realistis, bagaimana dia percaya perkataan gadis asing di depannya?

“apa omong kosong ini?”

Ponsel Sean berdering. Sean mengeluarkan benda itu dari saku jas miliknya. Itu adalah bawahannya. Menatap layar, senyuman terbit dari bibirnya. Jelas gadis di depannya itu gila. Ini adalah bawahannya yang terlatih. Mereka pasti menemukan gadisnya.

“ya?”

( tuan buruk. Maaf kami harus melaporkan, mobil yang ditumpangi nona Grace mengalami kecelakaan beruntun di daerah X sekitar pukul sebelah lebih empat puluh lima menit. Semua naggota CJ01 telah tewas.)

Sean terdiam sesaat sebelum suaranya terdengar berat, “ Grace?”

Hening di ujung telepon. Lalu terdengar suara menjawab.

( maaf tuan, nona Grace dinyatakan meninggal setelah terlempar lima meter dari mobil.”

Tubuh Sean merosot hampir jatuh kalau saja dia tidak berpegangan pada kursi rias. Dia menatap Mio seolah-olah dia hantu. Mio balik menatap Sean namun tidak bisa berbuat apa-apa. Tugasnya hanya menyampaikan pesan. Masalah mental penerima pesan, itu bukan urusannya. Oh mungkin dia bisa menjadi pasiennya, dia akan dengan senang hati memberikan konsultasi kejiwaan.

“satu hal lagi. Meskipun Grace tidak memintaku tapi aku akan mengatakan ini.”

“kematian Grace bukanlah sebuah kecelakaan. Dan Grace sepertinya tahu siapa yang telah mengincarnya bahkan sebelum kematiannya. Kalau tidak, bagaimana dia menulis wasiat?” setelah mengatakan hal itu, Mio tidak menunggu lebih lama lagi untuk segera keluar dari ruangan. Tugasnnya sudah selesai.

Tak berapa lama setelah kepergian Mio, Sean memanggil Gill.

“Gill, beri pengumuman bahwa pengantin awnita mengalami kecelakaan. Mintalah keluarga Grace menemuiku di ruang ganti.”

***


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login