Download App

Chapter 2: 02

Di mobil..

"Sebentar lagi sampai.."

"Nginep di vila mana pak?", tanya Titah.

"Gak nginep di vila nduk..", jawab ayah Titah.

"Terus?", tanya Titah lagi.

"Bapak sudah urus pindah sekolah kamu kemarin, bapak juga mendaftarkan kamu ke pesantren darussalam", jawab ayah Titah lagi.

"Apa pak!!, pesantren..", Titah terkejut.

"Nggih.."

(Ya..), seru ayah Titah.

"Gak bisa, gue gak mau masuk pesantren Darussalam itu, gue harus cari cara, AHA!!, gue punya ide..", kata Titah dalam hati.

"Ini nak di minum dulu teh angetnya..", kata ibu Titah memberikan teh pada Titah.

"Nggih bu.., haduh.."

(Ya bu.., haduh..), kata Titah yang berpura-pura kesakitan.

"Kenapa mbak?", tanya Ayu.

"Kebelet pipis", jawab Titah lagi.

"Oh..", seru Ayu.

"Mang.."

"Muhun den geulis"

(Iya den cantik), jawab Aiman.

"Berhenti mang.."

"Kok berhenti man?", tanya ayah Titah.

"Di suruh berhenti sama den cantik kanjeng romo..", jawab Aiman.

"Kebelet pak, nah tuh dia toilet umum nya.., aku ke kamar mandi dulu ya pak..", kata Titah.

"Ya cepat ya..", sambung ayah Titah.

"Oke..", Titah mulai menjalankan rencananya.

"Jo.."

"Nggih kanjeng romo"

(Ya kanjeng romo), jawab Paijo.

"Susul Titah, saya takut ini akal-akalan nya Titah saja, Titah itu kan kaya Sule..", pinta ayah Titah.

"Kok Sule sih pak?", tanya Ayu.

"Itu idenya banyak..", jawab ayah Titah.

"Oh..", seru Ayu.

"Cepat jo.."

"Nggih kanjeng romo, man.."

(Ya kanjeng romo), jawab Paijo.

"Apa jo?", tanya Aiman.

"Yuk..", ajak Paijo.

"Muhun.."

(Iya..), sambung Aiman.

"Iih ngapain sih mang Aiman dan lik jo kawal aku.., harus di akal-akalin lagi ini mah..", kata Titah dalam hati.

"Mang jo, lik Aiman.."

"Kewalik cah ayu.."

(Kebalik anak cantik..)

"Oh iya, mang Aiman, lik jo.."

"Tah eta anyar leres.."

(Nah itu baru benar..)

"Ngapain?", tanya Titah.

"Masuk..", jawab Paijo.

"Enggak, enggak.."

"Loh kok.."

"Aku arepe nguyuh kok Melu melebu.."

(Aku mau pipis kok ikut masuk..)

"Jo.."

"Apa?", tanya Paijo.

"Artinya..", jawab Aiman.

"Yang mana?", tanya Paijo lagi.

"Yang tadi..", jawab Aiman lagi.

"Yang barusan ta?", tanya Paijo lagi.

"Muhun.."

(Iya..), jawab Aiman lagi.

"Artinya cah ayu mau pipis kita ngapain ikut masuk", kata Paijo.

"Oh..", seru Aiman.

"Iih udah belum sih diskusinya, Udah gak tahan nih..", Titah mengeluh kepada Paijo dan Aiman.

"Ya sudah den cantik mangga"

"Duh gimana ini, terus gimana caranya aku kabur..", kata Titah dalam hati, sambil mencari ide baru.

Lima menit kemudian..

"AHA.., aku punya ide.."

"Kok lama ya"

"Kenapa man?", tanya Paijo.

"Ngantuk jo, nungguinnya lama..", jawab Aiman.

"Sabar.."

"Mang, lik.."

"Iya den cantik"

"Bawa uang gak?", tanya Titah.

"Bawa cah ayu, ini..", jawab Paijo.

"Bayarin dulu gih, nanti saya bilang bapak, soalnya Titah lupa minta bapak.."

"Oh nggih"

"Mang haus nih.."

"Iya den cantik"

"Ini saatnya", Titah melarikan diri karena berhasil mengelabuhi kedua abdi dalem nya.

"Ini den, loh jo.."

"Apa.."

"Den cantik mana?", tanya Aiman.

"Loh bukannya sama kamu tadi..", jawab Paijo.

"Gak sama saya jo.."

"Sama saya juga enggak.."

"Terus kemana dong?", tanya Aiman lagi.

"Gak tau, oh sudah balik ke mobil kali nunggu kita kelamaan", jawab Paijo lagi.

"Ya sudah kita ke sana yuk..", ajak Paijo.

"Yuk..", sambung Aiman.

Di mobil lagi..

"Sampun jo?", tanya ayah Titah.

"Sampun kanjeng romo", jawab Paijo.

"Loh Titah nya mana?", tanya ayah Titah lagi.

"Loh bukannya sudah di dalam mobil kanjeng romo..", jawab Aiman lagi.

"Kalian ini bagaimana sih, jaga satu anak saja tidak becus.., ya sudah sana cari"

"Ya kanjeng romo, man hayuk.."

"Hayuk Jo.."

Di depan Warnet Aan..

"Huh.. Kesel leren sik.."

(Huh.. Capek istirahat dulu..)

Tiga puluh menit kemudian..

"Jo, Jo.."

"Apa man?", tanya Paijo.

"Eta.."

(Itu..), jawab Aiman.

"Eta?, eta apa sih gak ngerti aku", kata Paijo.

"Den cantik.."

"Mana?", tanya Paijo lagi.

"Eta.."

(Itu..) , jawab Aiman lagi.

"Emm si Aiman Eta lagi, ya sudah yuk kejar..", keluh Paijo.

"Yuk..", seru Aiman.

"Cah ayu.."

"Haduh mereka ngejar lagi, tau saja mereka aku disini.."

"Cah ayu.."

"Haduh", Kamil kesakitan karena di tabrak oleh Paijo.

"Maaf mas.."

"Hmm, dua kali aja.., Kamil kesal karena di tabrak dua kali oleh Paijo dan Aiman, Eh tunggu dulu deh, mereka ngejar siapa ya?, tau lah bukan urusan ku ini, Astaghfirullahalazim kok kenapa jadi ke warnet Aan, kan seharusnya aku ke warung mang Udin untuk beli garam, memangnya di warnet Aan jual garam apa, Hadeh, Hadeh..", keluh Kamil. 

Di warung mang Udin..

"Assalamu'alaikum mang.."

"Wa'alaikumussalam, eh Kamil.."

"Muhun, mang beli garam"

"Sabaraha garam na?"

(Berapa garam nya?), tanya mang Udin.

"Dua..", jawab Kamil.

"Ada warung tuh beli air minum dulu deh..", kata Titah.

"Sa..", kata Kamil yang melihat Titah tanpa berkedip.

"Enam ribu mil, mil.. Emm pantes gak kedip betinanya cantik..", keluh mang Udin.

"Berapa mang?", tanya Titah.

"Tiga ribu neng..", jawab mang Udin.

"Ini uangnya, mang..", Titah memberikan uang pada mang Udin.

"Muhun neng.."

(Iya neng..), mang Udin menerima uang dari Titah.

"Temennya ngapa, sawan ya?", tanya Titah.

"Oh ini lihat betina yang cantik jadinya..", jawab mang Udin.

"Haaa betina?", Titah kebingungan dan tidak mengerti apa yang di maksud dengan mang Udin.

"Awewe maksud na"

(Cewek maksudnya..), jawab mang Udin menjelaskannya pada Titah.

"Oh..", seru Titah.

"Muhun neng.."

(Iya neng..), sambung mang Udin.

"Haduh..", Titah kaget melihat Paijo dan Aiman.

"Kenapa neng?", tanya mang Udin.

"Boleh numpang ngumpet gak mang?", tanya Titah juga.

"Boleh atuh, Eeh tapi nanti cerita ya", jawab mang Udin.

"Muhun mang.."

(Iya mang..)

"Emm gara-gara betina cantik Kamil gak kedip, mil.."

"Muhun mang.."

(Iya mang)

"Semuanya jadi enam ribu.."

"Ini mang.."

"Pas ya.."

"Oke.."

"Gak jajan?", tanya mang Udin.

"Enggak ah..", jawab Kamil.

"Di marahin ayah ya jajan mulu.."

"Hehe, mang.."

"Naon?"

(Apa?), tanya mang Udin lagi.

"Eta awewe kamana?"

(Itu cewek kemana?), tanya Kamil juga.

"Ngumpet..", jawab mang Udin.

"Timanten?"

(Dimana?), tanya Kamil lagi.

"Tuh..", jawab mang Udin lagi.

"Oh..", seru Kamil.

Paijo dan Aiman sudah cari Titah  ke sana kemari tidak ketemu, sampai akhir nya pak Nano menelpon pak kyai Abdullah agar di bantu mencarinya, foto Titah juga di sebar di grup, lalu Kamil pun kaget melihat fotonya dan Kamil pun mempunyai rencana agar Titah bisa di pesantren tanpa sepengetahuan nya atau pun tanpa di curigai oleh Titah.

"Mil.."

"Naon mang?"

(Apa Mbah?), tanya Kamil lagi.

"Eta hp bunyi.."

(Itu hp bunyi..), jawab mang Udin lagi.

"Eh iya.."

"Saha mil awewe nya, indehoy na nya?"

(Siapa mil cewek ya, pacar nya ya?), tanya mang Udin lagi yang meledek Kamil karena mendapat pesan dari grup WhatsApp.

"Bukan mang enak aja, mana ada Kamil pacar, jomblo gitu loh.."

"Masa jomblo, ganteng jomblo"

"Biarin, mang.."

"Naon mil?"

(Apa mil?)

"Mojang eta mirip sarua anu di grup whatsapp kuring mang.."

(Perempuan itu mirip sama yang di grup WhatsApp saya mang..)

"Masa, mana coba lihat.."

"Nih.."

"Benar mil, mirip.."

"Mang.."

"Naon deui?"

(apa lagi?), tanya mang Udin lagi.

"Bantuin Kamil dong..", jawab Kamil lagi.

"Cari tau siapa dia.."

"Boleh, tapi.."

"Iya nanti deh jajanan nya"

"Benar ya"

"Iya.."

"Ya sudah"

Di pesantren darussalam

Di dapur..

"Loh kok belum di hidangkan, ini buat tamunya pak kyai dan Abdillah loh.."

"Maaf umi garamnya belum datang.."

"Loh kok bisa?", tanya umi Fatimah.

"Maaf umi tadi saya suruh Kamil beli garamnya", jawab ustazah Rohayati.

"Terus Kamil nya mana?", tanya umi Fatimah.

"Itu dia umi, saya tidak tau..", jawab ustazah Rohayati.

"Hemm, troh, Fitroh.."

"Muhun ni.."

(Iya ni..), jawab Fitroh.

"Tolong cari Kamil.., bilang garam nya mau di pake dan tamunya sebentar lagi mau sampai gitu..", kata umi Fatimah.

"Oke ni..", seru Fitroh.

Di warung mang Udin lagi..

"Neng.."

"Muhun mang.."

(Iya mang..)

"Aman.."

"Alhamdulillah.."

"Oh ya neng.."

"Muhun mang, aya naon?"

(Iya mang, ada apa?), tanya Titah.

"Cerita dong kan udah janji..", jawab mang Udin.

"Iya mang.."

Percakapan Kamil dan Fitroh lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"[Foto],

Yang ini bukan anak temannya ayah?", tanya Kamil mengirimkan foto pada Fitroh kakaknya.

"Iya benar mil, kamu ketemu sama dia dimana?", tanya Fitroh.

"Ada di warung nya mang Udin, tapi Aa pura-pura gak tau dan kalau aa kesini pura-pura aja gak kenal ya..", jawab Kamil.

"Oke..", seru Fitroh.

Masih di warung mang Udin..

"Cepet cerita dong.."

"Jadi gini mang cerita nya", Titah menceritakan semuanya pada mang Udin dan Kamil

Lima belas menit kemudian..

"Oh jadi gitu.."

"Muhun mang.."

(Iya mang..)

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Ini anak di cari tau nya di sini, cepet garamnya"

"Mil.."

"Yeh malah bengong.."

"Mang masih sawan ya teman nya"

"Emm apa a.."

"Pulang.."

"Nih garamnya"

"Awewe na nya mil?"

(Cewek nya ya mil?), tanya Fitroh.

"Kepo, terus malam ini mau tidur dimana?", Kamil menjawab pertanyaan Fitroh dan bertanya lagi pada Titah.

"Gak tau..", jawab Titah.

"Gimana kamu ikut aku pulang aja ke rumah"

"Tapi.."

"Tenang saya gak akan ngapa-ngapain kamu kok.."

"Emm.."

"Gimana?", tanya Kamil lagi.

"Ya sudah deh..", jawab Titah lagi.

"Ya sudah yuk pulang"

"Yuk.."

"Mang balik ya"

"Muhun.., eh mil ulah poho nya.."

(Iya.., eh mil jangan lupa ya..)

"Iya mang.."

"Oke di tunggu.."

Kamil pun berhasil membawa Titah ke pesantren, Titah pun kaget kalau ternyata Kamil adalah cucu yang punya pesantren darussalam, Titah juga kaget kalau ternyata pak Nano sudah ada di sana.

Titah pun tinggal di pesantren, matahari pun tenggelam dan siang pun berganti malam, malam ini Titah berniat untuk kabur dari pesantren, tapi sayang rencana nya malam ini untuk kabur gagal, karena Kamil mencegah nya untuk pergi dari pesantren.

Di pesantren darussalam

Di halaman depan pesantren darussalam..

"Haa, ini kan.."

"Bagus ya.."

"Bapak.."

"Sabar pak Nano, Aisyah.."

"Muhun pak kyai"

(Iya pak kyai)

Di kamar santriwati..

"Nah ini kamar nya"

"Oh iya terimakasih"

"Iya saya tinggal, permisi"

"Iya"

Di ruang makan pesantren darussalam..

"No.."

"Iya.."

"Pokoknya tenang saja anak mu disini akan saya jaga"

"Terimakasih pak ustaz Ubaidillah"

"Sama-sama"

"Troh.."

"Muhun a.."

(Iya a..)

"Yang ngeronda di pesantren siapa?", tanya Riko.

"Tunggu sebentar..", Fitroh mengecek daftar nama jaga malam di pesantren Darussalam.

"Cepat.."

"Kamil sama Fitroh a..", jawab Fitroh.

"Selain kalian berdua siapa lagi?", tanya Riko lagi.

"Rivan a..", jawab Fitroh lagi.

"Mil.."

"Muhun a.."

(Iya a..)

"Kasih tau Rivan ngeronda pesantren"

"Iya a.."

Di halaman depan pesantren lagi..

"Tah bapak pulang ya"

"Iya pak.."

"Pak kyai, pak ustaz Ubaidillah titip anak saya ya"

"Iya pak Nano, tenang saja saya akan menjadikan Titah seperti yang pak Nano mau"

"Iya no, tenang saja.."

Di kamar santriwati lagi..

"Aman deh nih kayanya lebih baik kabur dari pesantren ini sekarang saja deh.."

Di halaman depan pesantren darussalam lagi..

"Yah ada yang jaga lagi, terus gimana dong?, AHA!!, di pesantren ini kan ada halaman belakang nya, lewat sana saja deh.."

Di pos pesantren darussalam..

"Mil.."

"Muhun a.."

(Iya a..)

"Rivan mana?", tanya Fitroh.

"Tuh..", jawab Kamil.

"Assalamu'alaikum", Rivan memberikan salam pada Kamil dan Fitroh.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Fitroh menjawab salam dari Rivan.

Di halaman belakang pesantren darussalam..

"Ini dia, yah tinggi banget lagi.."

"Van.."

"Apa mil.."

"Kamu jaga sana ya"

"Yah.. Ada orang lagi, lama deh di sini, takut ada yang lihat juga, ya udah deh tunggu di sini saja dulu siapa tau gak lama dan saya bisa kabur dari sini deh.."

"Mil jaga yang benar ya"

"Iya a.."

"Kamu juga ya van, jaga yang benar"

"Siap komandan"

"Ya sudah mulai.."

"Oke.."

"Saya ke sana deh.."

Kamil, Rivan, dan Fitroh berpencar untuk jaga pesantren darussalam malam ini.

"Akhirnya pergi juga, dari tadi kek.."

"Eh kesana saja deh.., apaan tuh, Haa"

"Titah lompat dari tembok pesantren dan jatuh tepat di pelukan Kamil", keduanya pun saling berpandangan.

"Cantiknya..", kata Kamil di dalam hati.

"Tampannya..", kata Titah juga di dalam hati.

"Van.."

"Iya a.."

"Kamil mana?", tanya Fitroh.

"Gak tau, eh itu a..", jawab Rivan.

"Itu kan santriwati baru"

"Pelukan sama Kamil"

"Assalamu'alaikum", Fitroh dan Rivan memberikan salam pada Titah dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Titah menjawab salam dari Fitroh dan Rivan.

"Ehem, enak tuh peluk-pelukan"

"Ingat mil bukan mahramnya"

"Eh iya, astaghfirullahalazim"

"Kamu ngapain disini?", tanya Rivan.

"Terserah gue mau ngapain kek, dimana kek emangnya ada urusan apa sama lu ha..", jawab Titah.

"Eh sudah, sudah.., tadi dia jalan-jalan kok a, van terus juga saya lihat dia mau jatuh ya saya tolong dan adegan nya seperti yang Aa lihat"

"Benar?", tanya Fitroh.

"Iya benar kok..", jawab Kamil.

"Ya sudah kamu masuk yuk, a, van"

"Apa mil.."

"Antar dia dulu ya.."

"Iya"

Di depan kamar santriwati lagi..

"Kamu mau kabur ya tadi?", tanya Kamil.

"Kalo iya kenapa?", tanya Titah juga.

"Kamu gak tau apa lewat halaman belakang pesantren apa lagi lompat bahaya tau"

"Biarin lagian ngapain sih urusin urusan orang Hem.."

"Astaghfirullahalazim, cantik sih tapi.. ah udahlah.."

Keesokan harinya..

Di ruang makan pesantren darussalam lagi..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"A.."

"Naon?"

(Apa), tanya Fitroh.

"Tuh..", jawab Rivan.

"Hadehh Kamil mulai lagi..", keluh Fitroh.

"Duduk dimana?", tanya Kamil.

"Di situ, kenapa?", tanya Titah juga.

"Gak kenapa-kenapa, oh ya kita belum kenalan nama kamu siapa?", tanya Kamil.

"Titah..", jawab Titah.

"Nama saya Kamil..", Kamil memberitahu namanya.

"Oh.., laki-laki yang sawan melihat betina cantik di warung waktu itu kan?", tanya Titah lagi.

"Haduh kamu jangan ngomong gitu dong..", jawab Kamil.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", pak kyai Abdullah memberikan salam pada santri.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", para santri menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

"Troh, Kamil kemana?", tanya pak kyai Abdullah.

"Eta bah.."

(Itu bah..), jawab Fitroh.

"Oh..", seru pak kyai Abdullah.

"Muhun.."

(Iya..), sambung Fitroh.

"Kenapa?", tanya Titah.

"Malu aku", jawab Kamil.

"Haha..", Titah tertawa dan setelah itu tersenyum.

"Masha Allah senyum nya", Kata Kamil dalam hati yang tersenyum melihat senyum nya Titah.

"Makan yuk.."

"Yuk.."

"Eh..", Rivan menarik baju Kamil.

"Kenapa sih van?", tanya Kamil.

"Mau kemana?", tanya Rivan.

"Duduklah, habis itu makan, mau apa lagi, lagian juga gak baik makan berdiri van..", jawab Kamil.

"Iya gue tau, lu ngapain sih kesana, emang nya kamu mau di kata banci?", tanya Rivan lagi.

"Ih ya enggaklah, sudah ganteng gini masa di kata banci..", jawab Kamil lagi.

"Tuh lihat.."

"Astaghfirullahalazim", Kamil kaget melihat kebelakang yang isinya perempuan semua.

"Hemm, yuk ke sana, lagian juga kan ini bukan wilayah kita"

"Yuk.."

Di halaman samping pesantren darussalam..

"Jujur bosen sih, enaknya ngapain ya?, AHA!!, ciptakan lagu saja deh.."

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari Titah.

"Boleh ikut duduk disini gak?", tanya Titah.

"Boleh..", jawab Kamil.

"Oke..", seru Titah.

"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa..", Kamil menciptakan lagu sambil memandang Titah dan bermain gitar.

"Emm si Kamil, bisa saja usaha dan modusnya"

"Assalamu'alaikum", pak ustaz Ubaidillah memberikan salam pada Rivan yang sedang melihat Kamil merayu, menyanyi, dan menciptakan lagu untuk Titah.

"Wa'alaikumussalam", Rivan menjawab salam pak ustaz Ubaidillah.

"Van Lihat  si Kamil anak saya tidak?" , tanya pak ustaz Ubaidillah.

"Itu..", jawab Rivan.

"Sama anak Nano, jangan-jangan..", kata pak ustaz Ubaidillah yang pergi meninggalkan Rivan.

"Pak us.., loh kemana?", Mencari-cari pak ustaz Ubaidillah.

"Kamu ciptakan lagu?", tanya Titah pada Kamil.

"Iya betina ku hehe", jawab Kamil.

"Haa.."

"Eh, astaghfirullahalazim"

"Kalau saya betina nya kamu, kamu jantan nya saya dong.."

"Ya gitu deh, haduh.."

"Aku banyak yang kurang nih pelajaran di sini, boleh minta tolong gak?", tanya Titah lagi.

"Kamu minta tolong pelajaran semua yang ada di sini atau hanya pelajaran yang kamu tidak bisa saja?", tanya Kamil lagi.

"Ajari saya semua pelajaran di pesantren darussalam ini ya.."

"Oke.."

"Makasih ya"

"Sama-sama, kapan bisa mulai nya?", tanya Kamil.

"Hari ini juga boleh", jawab Titah.

"Oke.."

Kamil mau mengajarkan Titah pelajaran di pesantren darussalam khusus nya bahasa Arab, mereka semakin dekat dan mulai ada rasa cinta.

Ayah Kamil dan ayah Titah sepakat untuk menta'arufkan Titah dengan Kamil, dan keduanya pun menerima nya.

Di kamar santriwati..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Saya teh Indri kakaknya Kamil, Emm kamu di panggil Abah sama ayah"

"Oh iya teh, nanti saya ke sana"

"Ya sudah, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Di kamar santriwan..

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Mil di panggil ayah dan Abah"

"Iya a.."

Di rumah pak Kyai Abdullah,

Di ruang keluarga..

"Assalamu'alaikum", Titah dan Kamil memberikan salam pada pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh", pak kyai Abdullah menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Ada apa bah?", tanya Kamil.

"Ada apa pak kyai memanggil saya?", tanya Titah juga.

"Duduk dulu..", jawab pak kyai Abdullah.

"Iya Abah..", kata Kamil.

"Baik pak kyai Abdullah", sambung Titah.

"Kamil, Titah.."

"Iya Abah", jawab Kamil.

"Iya pak kyai..", jawab Titah juga.

"Saya ingin menta'arufkan kalian, apakah kalian menerima ta'aruf ini?", tanya pak kyai Abdullah.

"Iya abah, Kamil menerima nya, mudah-mudahan dia Tidak menolak..", Kamil menerima ta'aruf dan meminta agar Titah mau menerima ta'arufan dengannya.

"Kalau Titah bagaimana?", tanya pak kyai Abdullah lagi.

"Iya pak kyai Abdullah saya menerima nya", jawab Titah yang menerima di ta'aruf kan dengan Kamil.

"Alhamdulillah"

"Berarti habis pernikahan Fitroh dan Aisyah, Titah dan Kamil yang menikah ya bah.."

"Iya.."

"Baru seminggu kemudian resepsinya"

"Berarti tinggal kita tentukan tanggal pernikahannya ya no.."

"Iya, bagaimana baiknya pak ustaz Ubaidillah saja deh.."

"Oke.." 


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login