Download App

Chapter 3: Teknik Atma

Misi merupakan kewajiban yang harus setiap dukun lakukan, dalam kasus ini misi merujuk pada kondisi memurnikan keganjilan.

Setiap dukun memiliki liotin yang digunakan sebagai penanda keberadaan siluman yang berada disekitar mereka, begitu juga yang harus Satria lakukan.

Karena dia adalah seorang dukun dengan penuh kewajiban dari klan Kartanegara.

Dengan menggunakan jubah gelapnya dia pergi mencari keberadaan siluman yang berada didekatnya.

Hingga liontin menuntunnya sampai di suatu bangunan tua.

Disudut bangunan tua terlihat penampakan wanita misterius yang memakai pakaian serba putih. Besar kemungkinan itu adalah penampakan dari siluman yang Satria rasakan dengan indra keenamnya, merasa bahwa keberadaan siluman itu adalah kewajiban dirinya sebagai dukun untuk membereskannya, dia masuk ke dalam dengan penuh kewaspadaan.

Bagaikan sebuah perang, bila kau tanpa persiapan dan kewaspadaan dirimu pasti akan segera mati dalam peperangan. Kewaspadaan dan persiapan adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap orang saat akan bertindak maupun bergerak.

Satria tipe orang yang memikirkan segala konsekuensi yang akan dia hadapi karena jika berpikir naif dia bisa saja mati konyol dan itu adalah aib baginya sebelum bisa membalaskan dendamnya.

Bangunan tua itu ada disudut kota bagian utara.

Tempat ini terisolasi dari keramaian kota karena merupakan bekas bangunan tua yang tidak terawat. Pintu depan bangunan ini juga sudah rusak, bangunan itu terlihat seperti gudang yang sudah lama tidak terpakai, setiap bagian dalam bangunan itu penuh dengan besi berkarat akibat oksidasi, tidak sulit bagi Satria untuk masuk ke dalam.

Dia mengendap-endap dengan sangat hati-hati agar dirinya tidak mudah dideteksi.

Satria memeriksa semua lantai yang ada dibangunan tersebut kurang lebih ada 6 lantai dan lebih dari 30 ruangan diseluruh lantai, butuh tenaga ekstra bagi dirinya untuk bergerak dan menemukan keberadaan siluman tersebut.

Liontin miliknya semakin memacarkan sinar yang menandakan keberadaan siluman sudah semakin dekat.

Sambil mempersiapkan pusakanya, dia mengamati kondisi disetiap ruangan.

Satria mengintip salah satu ruangan yang pintunya terbuka lebar. Dia melihat tubuh siluman yang tidak sadar akan keberadaanya.

Satria mengarahkan pusaka miliknya ke arah siluman tersebut, melepaskan pusakanya dan menarget bagian belakang tubuh siluman itu.

Pada waktu yang terjadi dalam hitungan detik, wajah Satria terkena goresan tajam.

Pusaka yang Satria lemparkan tidak mengenai siluman tersebut.

Seketika itu juga serangan dari siluman langsung menyerang Satria, dia memperlihatkan aura membunuhnya, kuku yang menempel di jarinya memanjang seperti jarum besar yang siap menusuk apapun.

Satria menahan serangan itu dengan pusakanya.

Siluman itu adalah Kuntilanak yang sedang melahap mayat manusia.

Wajah siluman Kuntilanak sangat mengerikan dengan mulut yang hanya meninggalkan bagian tulang saja tanpa daging dan tidak memiliki bola mata.

Rambut panjang kusut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya, kulit putih pucat, dan bau yang seperti mayat menjadi ciri khas dari Kuntilanak.

"Sepertinya kau perlu untuk merias wajahmu lebih baik lagi, bukankah begitu."

Mendorong salah satu kakinya dari dinding di dekatnya untuk memberikan energi kinetik hingga dia bisa bergerak lebih cepat lagi.

Satria meluncur bagaikan peluru maupun rudal berkecepatan tinggi, kemudian menendang siluman itu hingga terlempar dan menabrak dinding.

Mengambil pusaka di balik jubah hitamnya, dia kemudian kembali melemparnya.

Kedua belati yang dia lempar, mengenai kedua pergelangan tangan Kuntilanak tersebut hingga dia tidak bisa bergerak dan membuatnya tertancap di dinding. Dengan langkah cepat dia menusukkan belati miliknya tepat ke jantung Kuntilanak tersebut.

"Kita sudahi pertemuan singkat kita hari ini."

Satria akan mengakhiri dengan rapalan mantra, tiba-tiba dari arah belakang sebuah serangan melukai punggung Satria.

"Bayangan ya pantas ini terlalu mudah, Kuntilanak yang memiliki kemampuan yang menarik."

Satria langsung mendapat luka di punggungnya, dia terpental dengan darah yang bercucuran. Serangan itu membuat dia hampir kehilangan keseimbangan, Satria mengigit bibirnya agar bisa sadar kembali.

Rambut panjang Kuntilanak itu memanjang kemudian menghempaskan Satria ke luar dari bangunan tersebut.

Dalam kondisi itu Satria memanfaatkan pohon yang ada sebagai pijakan.

Dia juga menggunakan rantai dibalik pakaiannya untuk menjaga keseimbangan supaya dia tidak jatuh.

Tidak menunggu waktu panjang bagi Satria untuk menerjang Kuntilanak dengan langkah kakinya.

Dia menundukan tubuhnya untuk menambah kecepatan, serangan yang sebelumnya gagal tidak akan terulang kembali.

Satria berhasil memberikan luka fatal dengan merobek kulit kasar milik siluman tersebut.

Tetapi, luka yang barusan dibuat Satria sembuh dengan sendirinya, hampir seperti dia memiliki kemampuan regenerasi dan itu sangatlah merepotkan.

Dalam sekejap kondisi Kuntilanak yang sudah terluka parah, kembali pulih sama seperti sebelumnya.

Dia kembali pulih dengan cepat dan itu sangat merepotkan, begitulah yang Satria pikirkan

'Padahal aku sudah melukai tubuhnya tapi dia bisa regenerasi dengan sangat cepat. Ini benar-benar mustahil, bagaimana bisa?.' Pikirnya dalam batin

Tubuh Kuntilanak tersebut kembali sama seperti sedia kala.

Setelah tubuhnya sudah teregenerasi dia pergi melarikan diri dari Satria.

Melepaskan mangsa bukanlah gayanya, mau sejauh apapun dia pergi, seekor singa tidak akan melepaskan buruannya.

Satria berlari di atas atap rumah penduduk, berkat hasil kerja kerasnya yang telah memompa fisiknya dia mendapatkan kekuatan tubuh yang diatas manusia normal.

Tapi memang jika kau seorang dukun memiliki tubuh tidak normal adalah suatu keharusan, karena saat ini dia berhadapan dengan ketidaknormalan.

Satria menggunakan segala kemampuannya untuk bisa membuat Kuntilanak itu turun ke bumi.

Dengan memanfaatkan segala kemungkinan yang terjadi dari berbagai sisi dan kondisi yang ada di lapangan Satria harus bisa membuat Kuntilanak itu jatuh.

Melihat kesempatan yang tidak datang dua kali, dengan kejelian matanya dia melempar belatinya dan mengenai dada Kuntilanak tersebut.

Berkat itu Kuntilanak itu jatuh ke kontruksi bangunan.

Untung saja tempat itu tidak ada manusia dalam radius 500 meter, maka dari itu meski ini merupakan tindakan ilegal, Satria memanfaatkan material kontruksi untuk membatasi gerakan Kuntilanak dan memberikan luka yang serius.

Tubuh siluman yang berada di dunia ini memiliki partikel yang sama dengan dunia, yang mengartikan benda apapun yang ada di dunia ini bisa melukai siluman namun tidak bisa memurnikannya kecuali dengan pusaka dan mantra.

Material besi yang terikat kontainer berada di atas Kuntilanak, Satria langsung memutus tali material besi itu.

Akibat tindakan ilegal dari Satria, tumpukan besi itu langsung jatuh dan menghujani Kuntilanak hingga menimbulkan debu tanah yang menyebar disekitar kontruksi bangunan.

Meski sudah tertimpa benda berat seperti material besi yang satuannya memiliki berat hampir 1 ton tetap tidak membuat Kuntilanak itu terluka fatal, dengan kekuatan yang dia miliki material itu langsung terpental kembali.

--Kekuatannya tidak seperti Kuntilanak pada umumnya-- Kata Satria dalam hati

Benar, ini berbeda dengan siluman Kuntilanak yang biasa Satria lawan. Kali ini rasio kekuatannya bisa berkali-kali lipat dari biasanya, belum lagi kemampuan regenerasinya yang jarang dimiliki oleh siluman.

Kemampuan regenerasinya sangatlah merepotkan.

Berdasarkan perhitungan Satria regenerasi Kuntilanak itu terjadi dalam satuan waktu 0,01 detik per sel yang tumbuh kembali.

Itu berarti bagi dia 1 detik bisa menyembuhkan 100 sel miliknya.

Dan itu juga membuat Satria akan kesulitan untuk memurnikan Kuntilanak.

Satria mempersiapkan pusaka miliknya untuk serangan berikutnya, karena kemampuan regenerasi itu berarti dia harus memberikan serangan yang memiliki damage kuat agar kecepatan regenerasi itu bisa bergerak melambat dan memudahkan proses pemurnian tersebut.

Satria mengambil jimat perusak dan menempelkannya ke semua pusaka miliknya.

Jimat perusak memiliki kemampuan memberikan tambahan kemampuan pusaka hingga ke titik maksimal mereka.

Dengan jimat itu Satria bisa membuat luka yang cukup fatal, dia langsung menerjang kembali setelah berdiam diri 10 detik.

Dengan tebasan yang cepat dia membuat luka bagi Kuntilanak itu semakin besar dan lebih besar lagi.

Kemampuan regenerasi memang agak melambat tapi tidak membuat kemampuan itu hilang.

Satria masih harus memikirkan cara yang lebih baik lagi agar bisa menang.

Saat menyerang, tidak sengaja Satria melihat adanya area yang tidak meregenerasi dengan cepat dan itu berada di atas kepala.

Satria ingat bahwa ketika aliran energi spiritual berkumpul akan membuat celah yang bisa dimanfaatkan dukun untuk memperlancar pemurnian.

Kumpulan energi spiritual ada di atas kepalanya yang berarti itu adalah unsur kehidupan siluman.

Dan pada saat itu dia melihat lingkaran gaib di bagian kepala Kuntilanak

Tidak semua bagian tubuh siluman bisa menjadi unsur kehidupan mereka, kali ini Satria terkecoh ketika menyimpulkan unsur kehidupan Kuntilanak ada di jantungnya, ternyata unsur kehidupannya berada di atas kepalanya, tepatnya bagian ubun-ubun.

Satria memikirkan kembali rencana dengan matang dengan memanfaatkan informasi yang baru saja dia ketahui.

Tanpa berlama-lama, dia langsung berlari kencang dan menghunuskan pusakanya dan memotong tangan kuntilanak itu.

Belum, itu masih belum cukup membuat Kuntilanak itu kewalahan. Dia berpikir akan membuat banyak luka hingga membuat fokus regenerasi itu tertuju pada bagian tubuh yang terluka dan melupakan bagian unsur kehidupannya tak terlindungi.

Satria tidak akan membuang kesempatan ini.

Sesaat setelah itu, disekitar Satria muncul kumpulan siluman kecil yang mendengar jeritan keras dari Kuntilanak tersebut.

Siluman kecil berbeda dengan siluman pada umumnya, mereka hanya entitas kecil yang bisa dimurnikan tanpa menggunakan mantra dan hanya menggunakan pusaka saja.

Meski begitu jumlah mereka yang banyak akan sangat membuat dukun kesulitan, kali ini siluman kecil yang mengincar Satria berjumlah 100 ekor dan itu semua berkat teriakan keras dari induk mereka yakni Kuntilanak.

"Kupikir ini akan selesai dengan mudah, tapi teriakan bajingan ini membuat siluman kecil datang menghampiriku ya. Mau bagaimana lagi, sepertinya aku harus melakukan itu."

Tubuh Satria yang terluka mengeluarkan cukup banyak darah berkat pertarungan singkat yang baru saja terjadi.

Memang tidak bisa diremehkan, serangan Kuntilanak yang menjadi mekanisme pertahanan dirinya dengan menggunakan semua bagian tubuhnya untuk melindungi dirinya dari serangan Satria membuat Satria babak belur.

Misi kali ini memiliki resiko yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Darah yang keluar Satria jadikan sebagai katalisator dalam menggunakan teknik terkuat dari para dukun.

Saat akan mengaktifkan teknik ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena butuh konsentrasi.

Lingkaran gaib yang Satria buat dari darahnya sebagai katalisator berada di bawah kakinya.

Fokus, konsentrasi lebih dalam dan lebih kuat.

Dia harus bisa memusatkan energi didalam tubuhnya agar bisa mengeluarkan teknik ini, benar kekuatan ini akan terus menerus mengalir dan terpusat pada satu titik dan titik itu akan membara bagaikan api besar.

Energi juga mulai terkumpul didalam pusaka miliknya.

Tubuh dan pusaka miliknya menarik energi serta mensinkronisasinya.

Rajah mulai terukir diseluruh tubuhnnya, wajah, lengan, dada, punggung, betis semua bagian tubuh terselimuti energi yang dia miliki.

"Kekuatan mengalir dari dalam tubuhku, membara dan mematikan. Aku bisa merasakannya, kekuatan ini meluap keseluruh tubuhku."

Satria masih terus berkonsentrasi hingga mencapai titik sempurna dari teknik itu.

Rajah semakin timbul dan terlihat begitu jelas, corak cantik menghiasi tubuh Satria yang sedang dalam keadaan prima.

Dia mempersiapkan kuda-kuda untuk bertarung dengan kecepatan tinggi dan menebas semua musuh yang ada dihadapannya.

Kemampuan atau teknik tinggi yang Satria gunakan ini dinamakan 'Atma'.

'Atma', yang berarti jiwa merupakan salah satu teknik tingkat tinggi yang dimiliki oleh dukun untuk memaksimalkan potensi energi spiritual didalam dirinya hingga ke batas tertinggi.

Dengan mensinkronisasi energi dan pusaka, kekuatan ini bisa lahir.

Wujud 'Atma' ini bisa terlihat dari rajah yang menyelimuti tubuh para dukun.

"Mari kita mulai pestanya."

Satria bermaksud mematahkan lingkaran gaib yang ada dikepalanya, dan sepertinya itulah yang membuat tubuh Kuntilanak ini bisa beregenerasi.

Dia harus bisa menghancurkanya sebelum terlambat.

Dengan kekuatan ATMA dia bergerak bagaikan cahaya, dia menebas semua siluman kecil dan tubuh Kuntilanak itu hingga dia tidak bisa beregenerasi.

Cepat, lebih cepat lagi, tebas dan tebas lagi, hancurkan, musnahkan semua keganjilan ini hingga tidak bersisa sedikitpun, Satria terus mengayunkan kekuatan potensial dari dirinya hingga ke batas maksimal dirinya.

Dalam waktu kurang lebih 40 detik semua siluman kecil sudah Satria kalah, dan dengan kecepatan itu dia langsung menghujam Kuntilanak sampai dia tidak bisa bergerak lagi.

Dengan menggunakan rantai, Satria mulai melilitkannya untuk membatasi gerakan.

Pusaka yang Satria pegang langsung menghancurkan lingkaran gaib tersebut.

Kemampuan regenerasi itu menghilang, dan hanya menyisakan unsur kehidupan saja.

Tubuh yang sudah terlilit rantai membuat Kuntilanak itu tidak bisa bergerak bahkan satu inci pun. Satria menatap sinis Kuntilanak yang ada dibawah matanya, dia kemudian mengucapkan mantra.

[Ketika dosa-dosa saling berhamburan tanpa memandang.

Sang iblis terus memakan jiwa pendosa begitu lahapnya.

Perlahan semua tumbuh menjelma menjadi kemarahan.

Kecemburuan tidak pernah berakhir dan kesombongan akan terus menghiasi

Saat itulah makhluk selain manusia tak dapat hidup disini.]

[Shaitaan]

Satria menancapkan pusakanya.

Dan Kuntilanak itu telah termurnikan.

Seketik itu juga tubuh Satria merasakan kesakitan luar biasa akibat kekuatan yang dia gunakan barusan.

"Na-nampaknya tubuhku masih belum bisa menahan efek kekuatan tersebut, sial aku sangat kelelahan."

Satria langsung tersungkur, kedua kakinya tidak bisa menahan potongan tubuh yang sudah kehilangan banyak energi.

Siluman kali ini memaksanya menggunakan ATMA, hingga dia tidak bisa berdiri tegak akibat kelelahan yang dia derita.

Namun dengan ini dia berhasil memurnikan siluman yang ada dihadapannya.

Satria menyandarkan tubuhnya ke dekat dinding bangunan, melihat ke arah langit malam dengan tubuh penuh luka.

Dia perlu untuk memulihkan energinya sebelum kembali melapor kepada klan.


CREATORS' THOUGHTS
Miraii_99 Miraii_99

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login