Download App

Chapter 3: #2

Setelah melihat mobil Arsena menjauh dari depan sekolahnya, Alana berjalan mendekat ke pos satpam. dari luar gerbang terlihat Pak Tono si satpam tengah mengantuk sembari mendengarkan radio. Alana melihat jam yang berada di Pos dan menghela napas, pasalnya dia sudah terlambat 30 menit. Alana pun dengan pelan memanggil Pak Tono agar beliau tidak terkejut.

"Pak Tono, Pak." panggil Alana

"Eh iya sayang sayang" latah Pak Tono karena sedikit terkejut

"ehh si eneng, telat neng? tumben." kata Pak Tono sambil membukakan gerbang, Alana hanya mengangguk sebagai jawaban. setelah itu Pak Tono hendak mengambil pulpen dan kertas STP2K sebelum sebuah suara menginterupsi untuk berhenti

"Pak, Pak Tono. ngga usah dicatat Pak." ucap Bu Diana guru BK di SMA Pelita.

"Begitu, baik bu" Pak Tono meletakkan kembali kertas STP2K

"Kenapa ya bu? kan saya telat" tanya Alana bingung, pasti kalian heran bukan? kenapa Alana terlihat bingung dan sedikit tidak terima?, itu karena senakal-nakalnya Alana dia tidak akan menghindar dari kesalahannya.

"Saya tau kok kalau ban mobil kamu bocor terus ngga mau ninggalin supir kamu." ujar Bu Diana

"Tapi walau begitu saya juga tetap terlambat bu" jawab Alana lagi walau merasa aneh dengan jawaban Bu Diana yang seolah mengetahui kejadian sebenarnya.

"halah, kamu itu loh ya, saya kasih keringanan kali ini. sudah sana kamu masuk, saya udah bilang sama guru kamu di jam ini kalau kamu dapat keringanan." suruh Bu Diana sambil mendorong pelan Alana agar berjalan ke kelasnya. walaupun bingung tapi Alana pikir mungkin ini hari keberuntungannya.

"Kenapa neng Alana ngga dihukum bu?" tanya Pak Tono saat Alana sudah berjalan menjauh.

"Tadi Cucu Pemilik Yayasan telfon, terus minta keringanan buat Alana. katanya tadi dia yang mengantar. ya sudah saya masuk dulu ya pak, mau ada rapat guru." jawab Bu Diana sambil berlalu pergi sedangkan Pak Tono hanya mengangguk mengerti.

Sesuai seperti yang Bu Diana katakan, Alana memasuki ruang kelasnya yang sudah memulai pelajaran kimia dari ½jam lalu dengan aman tanpa teguran dari guru mapel itu dan malah mendapat persilakan duduk dari guru itu.

Bingung? tentu saja. Alana tidak habis pikir, sebenarnya apa yang terjadi, apa Pak Maman yang melakukan ini? tapi tidak mungkin. lalu darimana Bu Diana tau? itulah yang lupa Alana tanyakan tadi. namun daripada pusing memikirkan itu, Alana memilih langsung fokus pada pelajaran.

Tak terasa jam pelajaran 1 dan 2 telah usai dan berganti jam mapel, namun guru yang mengajar berhalangan datang karena rapat guru ingat?.

~~

"Al, boleh tanya nggak?" tanya Sherina. Sherina adalah teman semenjak Alana sekolah dasar, jadi tak usah heran kenapa Sherin sangat dekat dengan Alana. bahkan seringnya Sherina menginap dirumah Alana, alasannya takut Alana dibawa hantu kalau tidur sendirian, padahal itu hanya alibi agar bisa bertemu dengan kakak Alana yang bernama Arlan.

"iya kenapa?"

"kok lo telat tapi nggak dihukum? terus tadi juga Bu Diana masuk ngasih tau keringanan ke guru Mapel juga" tanya Sherina heran

"jangan kan kamu Sher, aku aja bingung bisa gitu." jawaban Alana membuat Sherina berpikir sejenak dan tiba-tiba memekik kegirangan.

"Kenapa sih Sher, kok histeris gitu, aku kaget tau" ucap Alana sambil menepuk pelan dadanya.

"coba lo bilang ke gue, tadi pagi lo ketemu cowok?" tanya Sherina tak sabar

"iya, tadi dia nolongin aku waktu ban mobil aku bocor. dia ngasih tumpangan." jawab Alana jujur

"Tuhh kan, terus waktu lo masuk sekolah langsung hal ini terjadi kan, tiba-tiba lo aman dari hukuman?" tanya sherina lagi.

"iya, emang nya kenapa?"

"Kayaknya gue tau deh, kenapa lo aman." jawab Sherina

"Kok gitu, bisa tau" tanya Alana yang semakin penasaran

"Gue tau siapa orang yang ngantar lo dan bikin lo ngga kena hukuman"

"bisa ngga sih jangan setengah setengah kalau ngomong, kan penasaran" jawab Alana sedikit jengkel

"hehehe, maaf. yang ngantar lo itu menurut gue jodoh lo. huwaaa gue yang baper." histeris Sherina

"Dihh, kamu itu kebanyakan baca novel sama liat sinetron di tv, makanya halunya ketinggian." jawab Alana.

"Gue yakin. so sweet banget sihh."ucap Sherina gemas sambil mencubit pipi Alana

"Iya udah udah, ini sakit lepasin" kata Alana sambil menarik pelan tangan Sherina agar lepas.

"Iya gue lepas tapi... gue peluk lo aja... aaa sayangku udah gede ternyata yaa, udah ada jodohnya juga. ihh gemoy dehh unchh." kata Sherina sambil memeluk Alana erat

"Ihh iya iya, dasar alay." Alana menanggapi celotehan sahabatnya itu dengan pasrah. karna jika dibantah akan semakin menjadi-jadi. akhirnya Alana 'iya' kan saja agar sahabatnya itu diam.

"Eh Al, gue mau tanya lagi." kata Sherina tiba-tiba, Alana hanya mengernyit bingung 'apalagi?'

"Cowok yang ngantar lo tadi cakep nggak? kenalin dong kalo cakep, siapa tau kecantol sama gue gitu." ucapan centil Sherina membuat Alana bergidik ngeri, katanya cowo itu adalah jodohnya? lalu kenapa dia berharap Arsena suka padanya?. ohh, hampir Alana lupa, kalau sahabatnya tidak tahu nama laki-laki yang mengantarnya.

"Aku sih nggak mau munafik ya, aku akui dia tampan, kelihatannya masih umur 20 an, kelihatan mapan juga kok." jawab Alana

"Namanya siapa sih Al kalo boleh tau, lo kenalan kan?" tanya Sherina lagi

"Kenalan kok, namanya Arsena." jawaban Alana kali ini membuat Sherina duduk tegak dengan ekspresi yang menunjukkan keterkejutan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login