Download App

Chapter 23: 22.

"Bagus baju ini. Tapi, kok enggak PD gitu aku pakai ini. kak Nando kenapa ngasih baju kayak gini sih" keluh Lily pada baju pemberian Nando.

Baju itu adalah dress sederhana namun terkesan manis dan elegan dengan warna soft dusty pink. Lily terlihat cocok memakainya tapi tidak terlalu menyukai potongan di bagian leher yang sedikit longgar.

"Untung saja bagian roknya longgar banget. Aman deh, tinggal make up tipis, lipstik dan sedikit alis. Oke!"

"Sudah lama sekali tak ku pakai ketangkasan berias ku. Hhhh bahagianya aku bisa merias diri lagi"

Lily tersenyum senyum sendiri di depan cermin dan berputar putar melihat penampilannya.

"Siapa yang cantik? siapa yang cantik?" ucap Lily yang kemudian menyebut namanya tanpa suara di depan cermin.

"Lily, Lily." ucapnya tanpa suara.

Juno dan Nando sedang bercengkrama di ruang tamu, sedang Embun masih bermain asik dengan bonekanya. Lily berjalan keluar kamar dan dengan riang Embun langsung memanggilnya.

"Bunda..." teriak Embun memanggil Lily sambil berlari menghampiri.

Juno dan Nando sama sama terkesima melihat penampilan Lily yang untuk pertama kalinya mengenakan riasan. Lily nampak anggun dan menawan. Bibir yang manis itu nampak semakin menggoda dengan warna pink lembut.

"Apa sayang?" jawab Lily kepada Embun yang meminta di gendong.

"Embun sama papa dulu ya, Papa mau ajak Embun jalan jalan katanya. Beli Sakim" ucap Lily pada balita yang mendekap dirinya.

"Yuk, Embun sama Papa kita beli Sakim yang banyak" bujuk Juno pada putrinya.

Nando berjalan menghampiri Lily. Entah kenapa jantung Nando semakin dekat dengan Lily semakin berdebar.

"Sakim pa?" Tanya Embun dengan mata berkaca kaca dan memandang papanya lekat.

"iya" angguk Juno sambil merapikan rambut Embun.

" Embun mau bunda, Bunda...." Embun memulai aksinya dengan meneteskan air mata dan meninggikan rengekannya.

Berbagai alasan di buat untuk membujuk Embun agar tak merengek dan ingin ikut Lily. Tapi nyatanya nihil balita kepang dua itu memang gigih dan keras kepala.

*Bagus Embun, kamu memang anak Papa. kamu bisa di andalkan.* Juno tersenyum lebar dalam hati.

* Kalau Embun ikut kan berarti, mamanya Nando bakalan enggak suka dan enggak setuju. Lalu ke pura puraan itu akan berakhir* Tawa yang di sembunyikan Juno dan hanya ada di dalam benaknya.

Juno memiliki rencana yang sungguh tak terduga, entah datang dari mana ide semacam itu. Akhirnya dengan terpaksa Nando menyetujui untuk membawa Embun.

*Sial, Juno sengaja dia jadiin anaknya sebagai pembatas. Huh, sial* gerutu Nando di dalam hati sambil mengemudi.

Raut muka Nando terlihat gelap tertutup kemurungan. Lily yang menyadari itu hanya tersenyum sesekali saat menatap Nando.

*Segitunya dia, sama bayi aja cemburu. Hahhhh apa iya dia bisa tahan kalau liat aku yang ngurusin tuan Juno? Kak Nando, kamu lucu* Lily membatin.

Tak ada percakapan yang terjadi di dalam mobil karena mereka sibuk dengan pikiran masing masing dan membatin sesuatu yang tak bisa diterka.

🐚🐚🐚

Beberapa saat kemudian mereka sampai di kediaman nyonya Mella. Rumah minimalis modern yang bergaya futuristik itu nampak indah berpadu dengan area halaman yang menjadi kebun bunga mawar.

Sesosok wanita di atas kursi roda tengah duduk sambil menikmati pemandangan. Kepalanya tertutup oleh kupluk. Nando menggandeng tangan Lily dan mereka berjalan menuju kepada sosok wanita paruh baya lebih itu.

"Ma," Sapa Nando kepada wanita tua itu lalu mencium pipinya.

"Oh, sudah sampai," senyum menyeringai mengiringi kata kata sambutanya.

Angguk Nando sambil memegang pundak Lily dan mengenalkanya kepada Mama Mella. Pandangan Mama Mella naik turun seperti sebuah sensor barcode yang mengamati penampilan Lily dari kepala sampai kaki.

"Assalamualaikum Tante ..." Sapa Lily kepada Mama Mella.

"Walaikumsallam," sahut Mama Mella sambil tersenyum melihat Lily.

"Kenalkan ma, ini Lily dia wanita yang aku bicarakan pada mama tempo hari" Ucap Nando sambil tersenyum kepada Lily.

"Lily Tante" ucap Lily dengan gugup sambil menjabat tangan Mama Mella.

"Tangan mu dingin, kamu takut atau gugup?" Ucap Mama Mella langsung.

"Dia gugup ma, ini pertama kalinya dia di ajak perkenalan sama orang tua pacarnya" Celetuk Nando cepat sambil menarik dan mengajak Lily untuk duduk di sebelahnya.

"Lalu anak kecil itu siapa?" Tanya Mama Mella penasaran sambil menelisik ke arah Embun.

Embun malu malu dan bersembunyi di belakang Lily yang masih berdiri karena embun sepertinya takut dengan lingkungan baru yang di datanginya. Dengan lembut Lily memutar badan lalu menempatkan Embun di depannya.

"Sayang jangan takut, ayo perkenalkan diri" bujuk Lily pada Embun yang masih menunduk dan tak berani menatap.

"Aku Enun nek" ucap Embun dengan melihat wajah Mama Mella.

Mama Mella terkesima dengan wajah cantik Embun yang menggemaskan dan juga dengan sikap lembut Lily dan ke cantikanya.

"Dia keponakan atau...." tanya Mama Mella kepada Lily yang tengah duduk memangku Embun.

*Mati sudah, ini pertanyaan yang susah aku jawab. Dan aku terpaksa berbohong. Enggak mungkin juga nyeletuk kalau aku bukan mamanya. Bisa nangis sampai jatuh sakit nanti si Embun* Lily bengong sambil mengingat masa lalu saat Embun jatuh sakit karena Lily mengelak jika dia adalah bundanya.

"Em..." Belum sempat Lily menjawab, Balita cerdas itu sudah berceloteh duluan.

"Ini bunda Enun" ucap Embun dengan nyaring dan jelas sambil mencium pipi Lily.

Lily hanya membalas dengan senyuman manis sambil melihat ekspresi Mama Mella yang susah untuk di artikan. Nando hanya diam melihat kejadian itu sambil tersenyum simpul melihat ekspresi Mamanya.

" Nando, bisa dorong kursi roda mama sebentar? Mama ingin mengambil sesuatu."

pinta Mama Mella sambil meraih tangan Nando.

"Antarkan mama ke ruang tamu" ucap Mama Mella dengan lirih.

Nando kumudian mendorong kursi roda Mama Mella dengan perlahan. Sementara itu Embun menikmati kebun mawar itu dan berjalan jalan melihatnya bersama sang bunda.

" Berapa lama kalian pacaran?" tanya Mama Mella sambil memotong steik di piringnya.

"Satu tahun" jawab Lily

"Dua tahun" jawab Nando. Lily dan Nando saling pandang dan mengulang lagi jawaban mereka yang tak sama itu.

"Emm satu tahun" Jawab Nando

"Dua tahun jawab Lily" ucap Lily yang semakin gugup.

"Satu ma, tapi kenalnya sudah dua tahun yang lalu." Kata Nando sambil memainkan ibu jarinya.

"Jadi satu atau dua tahun nih yang bener?"

"Satu tante" Jawab Lily sambil menatap nyonya Mella dengan kikuk.

"Dia ini orangnya kalem dan pemalu ma" ucap Nando sambil mengusap rambut Lily dengan tiba tiba.

Embun yang melihat itu langsung berdiri dari pangkuan Lily dan mengalihkan tangan Nando.

"Oom, endak pigang nambut Bunda Enun" celetuk embun sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Nyonya Mella yang melihat itu sontak tertawa dengan kepolosan anak kecil berkepang dua itu.

"Dia anak kamu?" tanya Mama Mella pada Lily dan menatapnya lekat.

Tanpa berucap Lily hanya mengangguk. Mama Amell yang melihat itu pun juga ikut mengangguk angguk beberapa kali.

" Ini, untukmu. Ini punyaku, ku wariskan kepadamu. karena kamu adalah calon istri Nando putraku" Ucap nyonya Mella tiba tiba yang membuat Nando dan Lily diam tak bergeming tanpa sepucuk kata.

Sebuah kalung dengan batu Jamrud sebagai liontinnya. Sungguh sangat bagus dan mewah tapi Lily hanya menatapnya biasa saja. karena Lily lebih menyukai kesederhanaan.

"Segera tentukan tanggal pernikahan kalian" ucap Mama Mella sembari melahap makanannya.

Sedang Lily dan Nando hanya bisa saling tatap seperti sedang rapat melalui pandangan mata.

"Tapi, Tante. Saya kesini ini hanya untuk berkenalan dengan Tante. Kenapa harus membahas tanggal pernikahan segala?" Cletuk Lily seenak pusarnya sendiri.

"Karena aku suka dengan mu dan terlebih lagi Embun."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C23
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login