Download App

Chapter 4: 4

"werewolf?"

Clarissa membeku, tangan nya mengeluarkan keringat dingin, tatapannya kosong, membuat kedua pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ada apa Luna?" Tanya Kennan yang aneh melihat Clarissa, dengan gurat khawatir yang kentara.

"Lepaskan" Clarissa mencoba melepaskan genggaman tangan Alex membuat Alex menatap nya tajam.

"Apa alasan ku membiarkanmu lepas dari ku?" Alex berbicara dengan nada yang tajam dengan gurat kesedihan yang tak mampu dirasakan siapapun.

"Tidak!! Lepaskan aku!!" Clarissa yang mulai ketakutan mencoba melepaskan tangan nya dengan susah payah.

"Luna, anda harus tenang saya mohon" Kennan melihat Clarissa dengan tatapan kasihan namun juga bingung.

"Jangan pernah lari dari ku!" Sang Alpha mengancamnya dengan nada dingin, mengeluarkan Alpha tone nya membuat Clarissa bergetar ketakutan.

Bruk!!

Tiba tiba Clarissa tak sadarkan diri didalam dekapan sang Alpha.

"Luna!" Sesaat Kenan khawatir akan apa yang terjadi.

"Pergi" sang Alpha memberi perintah tanpa ingin dibantah membuat Kennan mau tidak mau harus meninggalkan ruangan ini.

___

"Ngh!!" Lenguhan seorang gadis terdengar begitu lirih, mencoba untuk bangkit dari tidurnya, mengerjapkan matanya mencoba memperjelas penglihatan nya yang nampaknya tidak berfungsi, membuat nya memegang kepala dengan refleks akibat pusing yang dengan tiba tiba menyerangnya.

"Akh!" Ia menggelengkan kepalanya berusaha mengusir rasa pusing itu, namun membuat nya semakin bertambah.

Ia mencoba untuk menutup mata sambil bersandar di kepala ranjangnya. Mencoba membuka mata kembali usahanya sedikit membuahkan hasil, penglihatan nya sudah menjadi lebih baik.

"Kenapa?" Terkejut Clarissa mendengar suara seorang pria membuatnya menoleh dan menemukan sosok yang tiba tiba muncul dalam kepalanya, ia merisut mundur menjauhi sang pria dengan lemah, kilasan kilasan kejadian sebelum dia tak sadarkan diri bermunculan, membuatnya menjadi waspada.

"Aku tidak akan menyakitimu" sang pria yang masih dengan nada dinginnya mendekati nya secara perlahan.

"Seburuk itukah aku di mata mu Rissa?" Sang pria bertanya dengan tatapan yang sulit diartikan membuatnya wanita yang dipanggil Rissa tersentak.

"A-aku a-aku hanya takut jj-jika kau seperti serigala yang me-nyeranggku" Clarissa menjawab dengan terbata, sambil menunduk memilin jari jari mungil nya.

"Aku tidak akan pernah menyakitimu" sang pria menatap dengan tatapan serius.

"Kau berjanji?" Clarissa mengulurkan jari kelingking nya, membuat Alex mengernyit heran dengan tingkah laku sang mate yang menggemaskan, namun tetap memberikan kelingking miliknya.

"Aku berjanji" Alex menatap Clarissa dengan tatapan yang aneh, membuat Clarissa menjadi gugup.

"Ada yang salah dengan ku?" Clarissa bertanya sambil menyelipkan rambut panjang nya kebelakang telinga.

"Tidak" Alex menjawab dengan dingin.

"Kau harus sarapan" Alex mengajak Clarissa yang dibalas anggukan oleh nya.

Alex berjalan meninggalkan Clarissa yang masih di tempat tidur, setia menunggunya di pintu masuk.

Bruk!!

Suara yang mengalihkan pandangan Alex seketika.

"Apa yang terjadi?" Alex bertanya dengan raut dingin yang tersirat khawatir dengan cepat ia membopong Clarissa kembali ke tempat tidur, merapihkan anak rambut Clarissa yang nampaknya menempel pada wajah cantiknya akibat keringat yang ia keluarkan.

"Aku merasa pusing" suara Clarissa menjadi serak juga lirih, Alex menempelkan punggung tangannya.

"Kau demam" Alex memperhatikan Clarissa, ia bingung apa yang harus dia lakukan.

"Sepertinya ini akibat kemarin, aku terkena hujan dan tidak mengganti bajuku hingga sekarang" Clarissa menjawab dengan lirih mencoba untuk bangun dengan susah payah.

"Diam! Aku akan memanggil dokter" Alex yang memberi tatapan tajam pada Clarissa membuat Clarissa mau tidak mau diam, mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya yang kian lemah.

___

"Alpha" sang dokter masuk dengan tergesa gesa membuat sang Alpha reflek memberi tatapan tajam.

"Maaf di rumah sakit banyak sekali pasien anak-anak Alpha" sang dokter menunduk pasif. sang Alpha dengan lirikannya melihat sang mate yang membuat sang dokter tersadar apa tugasnya.

"Permisi Alpha izinkan saya untuk menyentuh Luna" sang Alpha menggeram posesif.

"Luna sedang demam Alpha biarkan saya mengeceknya" sang dokter berusaha membujuk Alex yang keras kepala dengan sifat posesif nya.

"Alex" panggilan lirih terdengar ditelinga nya, itu panggilan berasal dari mate nya, membuatnya langsung menoleh.

"Hmm?" Alex menatap dengan khawatir yang kentara, melihat wajah pucat sang mate dengan tangan yang dingin juga keringat yang tak henti hentinya.

"Biarkan dia mengobati ku" Clarissa memohon dengan suara yang sangat pelan membuat Alex mengizinkan sang dokter memeriksa mate tersayang nya itu.

"Alpha Luna hanya terkena demam, ia hanya harus beristirahat sekitar dua atau tiga hari mungkin karena kelelahan yang menyebabkan ia mudah terserang demam" sang Alpha mengangguk membuat sang dokter dan yang lainnya bubar meninggalkan kedua calon pasangan tersebut.

"Kau harus meminum obat nya" Alex berkata dengan dingin namun lembut, mengelus tangan sang mate dengan perlahan seakan adalah barang yang mudah pecah.

"Aku belum memakan apapun apa itu tidak apa apa?" Tanya Clarissa dengan mata yang sayu.

"Para maid sedang mengantar makanan" Alex dengan dingin nya menjawab sambil memainkan Surai lembut milik Clarissa.

___

"Kau masih takut padaku?" Alex bertanya sambil menatap mata Clarissa dengan tenang yang sebenarnya tidak menjelaskan bahwa ia dan serigalanya sangat gugup akan hal ini.

"Tidak, kau tidak seperti serigala yang menggigit ku" Clarissa menatap Alex dengan polos. Tanpa sadar membuat Alex bernafas lega.

"Alex?" Tanya Clarissa membuat Alex menatap nya.

"Kau itu manusia atau serigala?" Clarissa dengan polos bertanya seolah anak kecil yang tidak mengetahui apa apa

"Kau sungguh tidak tahu apa itu werewolf?" Alex menggelengkan kepalanya pelan mendapati mate yang sangat polos.

"Aku ini manusia hanya saja aku memiliki sisi serigala dalam diriku" jelas Alex penuh kesabaran.

"Maksudmu serigala yang besar? Seperti yang saat itu mengepungku?" Clarissa bertanya dengan antusias.

Yang langsung dibalas anggukan oleh Alex.

"Kenapa? Kau takut?" Alex dengan cemas menanti jawaban Clarissa.

"Tidak, mungkin jika kau baik padaku dia juga akan baik padaku bukan?" Clarissa bertanya dengan senyum nya melihatkan deretan giginya yang putih juga rapih.

"Tentu" Alex hanya menjawab singkat

" Ia memiliki nama?" Tanya Clarissa dengan binar matanya yang ceria.

"Xander" jawab Alex dengan raut bahagia yang tidak diperlihatkan.

"Wahh apa dia perempuan?" Membuat Alex menghela nafas lelah.

"Tidak mungkin aku lelaki memiliki sisi lain perempuan bukan?" Membuat Clarissa mengangguk dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apakah dia benar-benar besar?" Tanya Clarissa sangat penasaran, membuat Alex menganggukkan kepalanya.

"Sekarang ceritakan tentang mu" Alex menatap Clarissa dengan tajam.

"Bukankah aku sudah bercerita kepada Kennan" cicit Clarissa.

"Sebelum kau bertemu Alpha Bernard." Dengan menekan kata sebelum. Membuat Clarissa menggigit bibir nya gugup.

"Aku tinggal bersama ibu tiriku dan kedua saudara tiriku, aku selalu diperlakukan berbeda oleh ibu, aku selalu di marahi aku selalu dipukuli, hingga saat aku melakukan satu kesalahan ibu memberikanku hukuman kepada Briyan. Ia-" Clarissa tidak melanjutkan perkataanya membuat Alex mengernyit heran.

"Ia ingin memperkosa ku" cicit Clarissa, yang tanpa sadar membuat Alex menggeram marah.

"Alex?" Clarisa menggoyangkan lengan Alex, membuat Alex tersadar.

"Maaf" Alex bergumam sambil mengelus Surai lembut Clarissa yang sangat ia sukai.

"Kau tidak salah mengapa kau yang meminta maaf?" Clarissa merasa aneh dengan perkataan Alex.

"Aku seharusnya mencarimu lebih awal" Alex menyesal tidak mencari sang mate lebih cepat mungkin jika ia mencari nya lebih cepat sang mate tidak akan mengalami banyak hal buruk.

"Tidak apa jangan menyalahkan dirimu, lagi pula aku sudah mengalami nya sejak umurku 12 tahun" Clarissa tersenyum masam.

"Tetap saja-"

"Aku baik baik saja" Clarissa memotong perkataan Alex, membuat Alex mentapnya dengan tatapan kagum.

"Terimakasih" yang dibalas anggukan Clarissa.

___

"Rissa!" Alex memanggil nya dari kejauhan membuat Clarissa menoleh dan menyipitkan matanya.

"Kau belum sembuh mengapa sudah keluar kamar? Kau seharusnya istirahat" Alex mencerocosi Clarissa dengan nada tajam nya yang tersirat kekhawatiran juga kekesalan.

"Aku sudah dua hari istirahat di kamar itu dan bosan, aku memutuskan untuk pergi ke taman ini" Clarissa terkekeh mendengar Alex mendengus.

"Baiklah tetapi jangan berpergian seorang diri, aku tidak ingin sesuatu terjadi pada mu" Alex segera membawa Clarissa sambil menggandeng nya.

"Kita akan kemana Alex?"

"Nanti kau akan tahu" jawab Alex dengan tatapan datar nya menuju sebuah ruangan yang gelap.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login