Download App

Chapter 26: Ryan's Cafe

Setelah kemarin mendapat ajakan ke France, Luysa hari ini mengirimi voice chat ke groub TCW. Yang isinya mengajak kedua sahabatnya bertemu disalah satu cafe langganan mereka. Cafe Roxi milik Ryan, salah satu teman sekolah mereka, lebih tepatnya punya keluarga, hanya saja Ryan setiap lepas sekolah, Ia suka ikut membantu, yah jadi barista tercakep lah di Cafe.

Itulah alasan kenapa Cafe Roxy sukak di ganti sebutannya jadi Cafe Ryan.

***

Roxy Cafe!

Sesuai janji, Stella hadir di tempat on time.

Maklum Stella memang tipikal yang tidak suka molor waktu alias super on time. Bahkan saking on time nya, suka dateng 10 atau 15Menit lebih awal dari jam yang ditentukan, sebab menurutnya menjadi seseorang yang ingat waktu akan membuat kita lebih bisa menghargai waktu.

Pikirnya, bagaimana waktu akan terasa berarti jika kita tidak menghargai setiap satu detik yang kita buang percuma.

'Bayangkan, satu menit aja kita telat, itu bisa membuat satu kata dalam memori kita ter delete dengan sendirinya.' Ungkapnya

Nah, bagaimana kalau 30Menit, apalagi sejam?? berapa banyak sudah memori yang ter delete, bisa-bisa kita datang hanya membuang keringat dan tidak mendapat apa-apa, pulang dengan penyesalan. Padahal kan setiap janji yang kita buat, ada tujuannya, sekali pun itu hanya sekedar kumpul doang. Tetap saja akan ada yang kita lewati jika datang telat.

Apalagi kalau janji temunya urusan kerjaan? bisa-bisa kita langsung ter diskualifikasi pada pandangan pertama?! enggak banget dehh!

Nah! makanya selalu biasakan hidup disiplin terutama perkara waktu!

"Gue buatin minum yah, Stell ?" tanya Ryan

Karna masih sendiri, Stella memilih duduk di kursi bar, setidaknya ada Ryan yang bisa Ia ajak ngobrol yah walaupun Ryan tetap punya kesibukan cukup, meracik minuman pelanggan.

Stella mengangguk, menerima tawaran Ryan. Pikirnya 20Menit duduk tanpa pesan apa pun, akan membuatnya terlihat menyedihkan.

"Yang biasa kan ?" Ryan bertanya lagi.

Stella menautkan kedua halisnya, berpikir sejenak " menu baru lo dah, pengen nyobain!" jawabnya

Ryan langsung menanggapi Stella dengan Senyuman manis sembari menaikkan sebelah halisnya, Terlihat Cool!

Lalu Ia kembali pada gelas racikan ditangannya.

Beberapa menit saja Satu gelas minuman bernuansa Blue Ocean sudah selesai Ryan Racik. lalu Ia menyodorkan gelas itu pada Stella.

"New Menu, And I believe, u will love it!" Ungkap Ryan percayadiri akan minuman hasil racikannya.

"And then, bakal jadi langganan , yakin gue!" lanjutnya lagi lalu menatap Stella ,menunggu pujian.

Stella meraih gelas Cantik itu, Memandanginya beberapa detik.

"Wow !" gumamnya dengan mimik wajah menggemaskan yang dilihat oleh Ryan.

Stella terlihat takjub dengan gelas kaca berisi tumpukan batu es kecil, menyerupai kristal yang dalamnya juga terisi air mineral, berkolaborasi dengan warna blue ocean di dasar gelasnya.

Menyegarkan mata!

Upgrade tan dari minuman Lemonade yang biasa Stella pesan.

"Majitos?" tanya Stella.

"Yes ,bener banget!" jawab Ryan.

"Sayang banget kalo gue aduk nih!" ucap Stella sembari memerhatikan seksama gelas minumannya.

Ryan terkikik " Foto deh kalo gak mau ilang indahnya!"

Stella menggeleng " nggak ahh, biar gue kenang lewat memori aja!"

"Lebih berkesan!" ungkapnya.

Ryan terlihat bingung, dengan mengernyitkan kening

"Tutup mata trus munculin gelasnya atau apa pun dalam ingatan lo" tutur Stella menjawab kebingungan Ryan.

"Tungguin dia muncul, and then.. itu akan lebih indah karna gakkan pernah hilang, dia tersave di memori otak lo!" ungkap Stella.

"A long time, gak takut hape, flashdisk, hardisk or laptop lo ilang! dia bakal selalu ada tersimpan di sini!" lanjutnya sembari menunjuk letak titik otak pada kepala Ryan.

Ryan kembali mengernyitkan kening sambil geleng-geleng kepala " emang IQ diatas rata-rata, beda yah, agak absudrd!" sindirnya.

Stella tersenyum kecut " enak aja absurd!" protesnya

"Eh Dua personilmu baru dateng tuh" Ucap Ryan banting stir, Takut Stella makin kesel!

Stella menoleh kebelakang hendak melihat kedua Personel yang di maksud Ryan.

Matanya terpaku tepat pada kedua gadis yang baru saja memasuki cafe, Luysa dan Niken datang bersamaan. Stella langsung memberi tatapan tajam pada keduanya, seiring dengan pergelangan tangan Ia angkat, di sana terdapat sebuah jam tangan merk DW melingkar untuk Ia perlihatkan pada Kedua sahabatnya yang baru saja hadir.

Namun bukan Jam tangan dan Merek nya yang ingin Ia perlihatkan, kecuali waktu yang tertera pada jam tangan itu.

Luysa dan Niken berjalan semakin dekat dengan bar tempat Stella duduk, keduanya berjalan gontai tanpa perduli dengan sambutan Stella dan Jam tangan itu.

"Hebat sekali kalian berdua" oceh Stella menatap bergantian Luysa dan Niken yang duduk disebelah kiri dan kanannya.

Luysa menatap Jam dipergelangan tangan kirinya " Gak sampe sejam Stel" sanggahnya.

Stella melototi Luysa, kesal " gila, lo yang buat janji lo yang telat"

"36 menit Coy!" semprotnya

"Sorry, any reason kok Sist" timpal Niken tahu diri kalo memang salah.

"Meja reservasi atas nama Mrs. Aprilluisa udah siap!" potong waitres yang baru saja hadir di mejabar, dan membuat ketegangan terjeda.

Luysa sigap merespon perkataan sang waitres, Ia langsung beranjak dari kursi

"Oke, lets move yuk!" pintahnya.

"Pesanan nya gue buat langsung Luy?" tanya Ryan sebelum ketiganya meninggalkan meja bar.

Luy mengangguk " Iya sesuai PO gue yang semalem!" jawabnya.

"Seperti biasa kami cuma bertiga!" Lanjutnya

Ryan memberi jempol Luy " Mantap!"

"Kalo Lo Stel, minumnya tambah?" lanjutnya bertanya pada Stella.

Stella hanya menaikkan sebelah halisnya.

"Ok Blue Ocean Right?" tanya Ryan lagi.

Stella kali ini mengangguk kuat, mengiyakan.

"Urus deh Ryan, kami mau bahas sesuatu yang penting dulu!" potong Luy yang sudah tak sabar ingin beranjak meninggalkan meja bar.

Ryan tidak banyak bicara lagi atau pun ingin bertanya lagi, Ia sadar sekarang Luy and Friend sudah ingin berpindah tempat. "Ok Lets Move!" ucapnya.

Luysa Lalu kembali menghadap waitres, begitu juga dengan Stella dan Niken, keduanya ikut beranjak dari kursi.

Waitres itu tersenyum menatap ramah ketiganya " sebelah sini Miss" ucapnya sembari menuntun ketiganya menuju meja.

Dan ketiganya pun bergegas menuju meja yang memang sudah di pesan Luysa sejak semalam.

Meja itu berada di bagian dalam ruangan cafe, namun meski begitu, Pemilik cafe tetap tidak membuat cafe itu terihat redup atau terpencil. Karena Di setiap sudut ruangan di buat dinding kaca, sehingga Ketika berada di dalam, pengunjung masih tetap bisa menikmati pemandangan indah Sekeliling Cafe, maupun masih bisa merasakan kadamaian Rooftop.

Hanya saja memang di sediakan tirai pembatas kalo saja ingin memesan tempat itu untuk sesuatu yang rahasia tak ingin terlihat, Maka pengunjung bisa meminta pada pelayan untuk menurunkan tirai tersebut.

Jadi kenapa Luy memesan tempat itu, alasannya karna memang luy ingin membahas sesuatu yang penting dengan kedua sahabatnya. Namun Ia tetap ingin memandangi keindahan cafe dari atas gedung tertinggi ini.

Luysa memang butuh view yang indah, dan tempat yang asyik seperti D ROXY CAFE!

Maklum suasana hatinya sedang kacau-kacaunya.

Perkara batalnya pertunangan dengan Nathan, Ajakan ke Paris , dan Soal dua Minggu lagi akan di adakan Ujian Akhir.

Sungguh, Luysa Stressshh!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C26
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login