Download App

Chapter 3: Alin dengan segala enigmanya

Hari ini Bengkel cukup ramai, tak terasa sudah pukul 3 sore. Aku membasuh tanganku yang hitam karena oli, ku buka baju bengkel dan setelahnya ku bersiap untuk pulang.

"Rama tunggu.. Ini gaji lu bulan ini, Bengkel ramai, tapi gua suka karena lu rajin dan bisa diandelin. oiya ini ada nasi bungkus, dari pagi tadi gua pantau lu belum makan jadi seklain gua traktir karyawan lain.." Rama menerima bungkus plastik tersebut.

"Makasih Bang.. kalo begitu gua pulang dulu." Dia Bang Yoga, adik dari Mas Rudi sang pemilik bengkel. Jika Mas Rudi sedang sibuk keluar, Ia yang menggantikannya memantau pekerjaan kami, sering kali ia juga ikut membantu beberapa karyawan yang terlihat kesusahan.

Aku dan dia hanya terjarak satu tahun. Hidupnya sempurna, memiliki keluarga lengkap, tak pernah khawatirkan makanan ataupun uang kontrakan dan terlebih dia adalah orang yang berpendidikan.

Aku tak bisa terus-terusan menyalahkan takdir karena ku yakin Tuhan maha adil. Ibu pergi mungkin karena tak sanggup menahan luka sendirian. Tapi aku masih bisa merasaka kehadiran Ibu di dekatku.

Lama diperjalanan pulang, aku teringat akan gadis itu. Jalanan macet sekali karena rutinitas orang pulang kerja. mobil-mobil merayap memenuhi jalan. bus sama sekali tidak bergerak karena beberapa motor mulai menyalip dan memomosikan diri paling depan atau terkadang kalau ada celah bisa menerobos lampu lalu lintas. itu sisi buruk kemacetan yang selalu ku lalui.

menjelang magrib aku sampai dirumah, Aku terkejut saat melihat dirinya terduduk dilantai menghada TV tabung yang menyala. Aku segera mematikan TV tersebut lalu menghampirinya ku keluarkan nasi bungkus dari Bang Yoga.

"bangun..eh.. bangun." Ucapku membangunkannya, Gadis itu terbangun dengan sedikit menggeliat bisa ku lihat bahwa dia terlalu lama menunggu dan wajahnya sedikit pucat.

"Kamu makan ini.."

"Lalu kamu sendiri?" tanya nya, Aku menggeleng, bangkit untuk mandi membersihkan badanku yang bau oli.

"Aku akan menunggumu, kita harus makan bersama.." Ucapnya..

Sebenarnya aku ingin memakannya sendirian tapi melihat kondisinya ku rasa dia yang paling kelaparan. setelah mandi, aku melihatnya menatap bungkus nasi tersebut. Apa yang dia pikirkan?

"Kenapa tidak makan? Kau bisa memakannya tanpa diriku."

"Tidak boleh, kita harus makan bersama." balasnya. Gadis itu mengambil dua sendok, satu sendoknya diberikan padaku. Tak ada pilihan lain, Aku juga kelaparan dari tadi. Tak ada pembicaraan apapun diantara kami. sampai beberapa saat ia menanyakan namaku.

"Eum.. Aku kau belum memperkenalkan namamu kan?"

"Panggil saja Rama." setelahnya mengatakan itu aku kembali memakan nasi bungkus dan setelahnya aku meninggalkannya masuk ke kamarku. canggung rasanya saat aku tinggal bersama orang asing terlebih dia adalah wanita. berbaring dan menatap langit-langit, memikirkan bagaimana jika di hari libur kerja? Aku tak tahu harus apa dan bagaimana padanya? Jujur saja aku harus waspada.

tok..tok..

Segera ku buka kan, pintu dan gadis itu tepat berdiri di hadapanku.

"Aku Alin, jangan bilang gadis ini.. gadis itu.. aku tahu kau mungkin risih dengan kehadiranku tapi sungguh aku tak ada niatan buruk padamu.. aku berani bersumpah. minggu kau liburkan? bagaimana jika kita jalan-jalan?" tawarnya aku terdiam, darimana ia mendapatkan uang? dia ingin mengajak ku kemana? apa aku akan di culik olehnya? pikiran negatif terus mengalir dalam benakku.

"Aku yang akan membayar tapi tidak semuanya.. kau harus membantuku. Tenang saja aku punya uang.. dan aku takkan menculikmu. tenang saja.. minggu pagi okayy... panggilku Alin atau Caslin juga tak masalah.. selamat tidur, semoga mimpi indah.." Ucapnya sambil tersenyum manis padaku entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. ada apa denganku sebenarnya.

...

hari-hari berlalu seperti biasanya dan akupun masih belum tahu tentangnya kecuali namanya dan kemapuannya membaca pikiran orang lain. Aku penasaran bagaimana caranya menghasilkan uangdan untuk liburan nanti. apakah dia tahu daerah sini. entahlahh.. semua tentangnya terlalu misteri.

Bengkel ku tutup lebih cepat, tepat setelah adzan zuhur aku sudah sampai di rumah. saat ku buka rumah terlihat lebih bersih dan rapih dari biasanya. dimana dia? Alin? apa dia pergi. Aku pergi ke arah dapur dan melihat meja yang berisikan makanan. ada nasi, sedikit lauk-pauk dan semangkuk sayur. Apa dia yang memasaknya? lalu pandanganku beralih pada note kecil di sebelahnya.

Aku pergi bekerja jika kau mencariku. makanlahh.. di meja sudah ku sediakan makanan. mungkin aku akan pulang agak gelap. jangan menungguku.. terlebih jangan merindukanku.

-Aline

Aku tertawa, rindu dia bilang. wahh rasa kepercayaan telah meningkat sekarang. Aku mengendikkan aku mulai menyantap masakan yang Alin buat. Aku menyendok nasi danlauk-pauk ke dalam mulutku. lumayan, ku pikir dia tak bisa masak sama sekali. Makan dengan puas, aku menyisakann nasi dan lauk-pauk untuknya. porsi makanku tidak sebanyak itu.

"Aku pulang.."

Piring kotor yang telah ku cuci ku taruh kembali ke dalam rak, aku segera menghampiri asal suara karena dia sudah pulang.

"Rama kamu udah makan?" Aku mentapnya, apakah penting menanyakan aku sudah makan atau belum?

"Harusnya kau tanyakan itu pada dirimu sendiri.. kau kerja apa sampai kau lebih sibuk darapada aku." tanyaku jujur saja, aku takut dia berbuat tidak-tidak diluar sana. Aku menatapnya curiga. Dia tersenyum lalu menarik tanganku untuk duduk di ruang tengah.

"Kenapa kau selalu berpikiran negatif tentangku? sudah ku katakan padamu, Aku tak punya niat buruk. lagipula aku punya ini.." Aku menatap kalung liontin berwarna putih yang menghias lehernya. lalu apa maksudnya? Apa dia mau pamer?

"Aku dikutuk oleh raja, itulah yang membuatku terjebak di kotak musik yang kau temukan lalu aku diturunkan ke bumi, ke duniamu. Raja bilang bahwa aku harus membuat seseorang yang membebaskanku mencintaiku baru aku akan bebas dari kutukan. liontin ini pmberian Raja, jika aku menginginkan suatu hal seperti uang, makanan dan lain-lain, aku harus berbuat kebaikan dulu seperti menolong orang ya intinya menjadi bermanfaat untuk orang lain."

"jatuh cinta katamu? apa kau sudah gila?"

"Iya aku sudah gila, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Rama.."

Aku segera pergi memasuki kamar, entah apa yang ada dipikiran gadis itu. jatuh cinta dengan, bermimpilahh sana.

"AKU AKAN MEMBUATMU JATUH CINTA PADAKU RAMA..." Teriaknya..

"TERSERAH.. BERMIMPILAH SANA.." balasku..

"INGAT MINGGU PAGI.. TOLONG IKUTLAHH DENGANKU, KAU PASTI TAKKAN MENYESAL.." Entah apa yang dia rencanakan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login