Download App
75% Adore U

Chapter 3: Bab 2 : Park Jae Hwa

Alya terduduk di bangku kelasnya. Hari ini, ia ada kelas kuliah umum. Alya membuka bukunya, membaca-baca lagi semua materi dengan fokus. Ini lebih baik, daripada ia tak ada kerjaan menunggu dosennya yang belum juga datang.

     Ia duduk di bangku agak tengah. Agar saat sang dosen menghidupkan proyektor, kepalanya tidak akan sakit karena mendongak terlalu banyak.

    Hari ini kelasnya agak ramai, entah mengapa. Alya sih, cuek saja. Dia belum mempunyai teman yang cocok disini, dia juga baru kenal beberapa saja.

     Sepertinya, tak ada yang tertarik untuk menjadi kawannya. Mungkin, karena ia yang terlalu muda dan orang asing. Karena dia yang belum punya teman itu, dia jadi tak mendapatkan info-info lebih lanjut tentang kelasnya ini.

     Sudah begitu, dia malas sekali membuka grup kelasnya selain untuk melihat jadwal.

     "Jeogi.. (permisi), apakah tempat ini kosong?" Tanya seorang perempuan yang terlihat muda itu, hati hati. Dia menujuk tempat duduk tepat disamping Alya, membuat Alya mendongak lalu menatap gadis itu datar.

      "Animnida~ (tidak), silahkan duduk saja disana" Alya menggeleng lalu mempersilahkan gadis Korea itu duduk.

     Gadis Korea itu tersenyum manis, lalu menjulurkan tangan pada Alya "Anyeonghaseyo~ Kim Hayoon imnidaaa (Haii! Aku Kim Hayoon) senang berkenalan denganmu!" Ucapnya lembut, suaranya terdengar merdu.

      Alya kembali menatapnya lalu menerima uluran tangan tersebut, "Alyara Aline imnida, anyeonghaseyo~ Hayoon-ssi, Senang juga berkenalan denganmu"

      "Hei, panggil saja aku Hayoon! Kamu terlihat muda, berapa umurmu? Ohiya, aku harus memanggilmu apa?" Tanya Hayoon antusias, sepertinya dia gadis yang ramah.

      "Ah, nde~ Panggil saja aku Alya, aku berumur 20 tahun." Alya berucap pelan dengan sebuah senyuman.

     "Eh, kau berumur 20 tahun? Muda sekali! Kelahiran tahun berapaa?!" Pekik Hayoon terkejut. Oh, iya Alya lupa, disini umur dihitung sejak bayi masih didalam kandungan.

     "Ah, mianhae, itu umur internasional ku, aku berumur 22 tahun umur Korea. Aku kelahiran 99 bulan Desember" ucap Alya menjelaskan.

     "Ah, geuraeyo? (Ah, begitu?) Kalau begitu kita seumur! Alya-ah! Aku tahun 99 juga, bulan Oktober!" ucap Hayoon senang. "Susah sekali, kau tahu! Mencari teman seumur di S2 ini!" Curhat Hayoon. Alya hanya menganggukkan kepalanya setuju.

     Perempuan di sampingnya ini, berulang tahun dibulan yang sama dengan Seonggyu yang jatuh pada tanggal, 25 Oktober 1998. Itu artinya, umur mereka berbeda setahun.

   "Hei, kau tahu?! Hari ini, kita kedatangan dosen tamu! Manajer NCT itu!! Tuan Park Jae Hwa! Aku tak sabar menantikannya, kira-kira ia akan membahas apa, ya?"

Antusias Hayoon, daritadi Hayoon ini banyak mengoceh.

     Sepertinya, dia memang gadis yang rame. Mengingatkannya akan Delfa. Alya sedikit terkekeh setiap mendengar celotehan teman barunya itu, antusias sekali. "Eh, begitu? Aku tak tahu, Kalau kita akan kedatangan dosen tamu"

    "Jjinjja yo? Ah, wae yo~ (kenapaa)? Apakah kau tak tergabung dalam grup kelas?" Hayoon lagi-lagi berbicara dengan nada tinggi, lucu sekali.

     "Ani, aniiyo (tidak-tidak)~ aku tergabung, kok! Hanya saja, aku malas membuka grup. Aku hanya melihat jadwal saja." Alya terkekeh setelahnya, gadis Korea disampingnya ini heboh sekali.

    "Yak! Pantas saja kau tak tahu beritanya!" Hayoon mendengus kecil. "Kau tahu? Oneulreun (hari ini), kelas terasa ramai, kan? Itu karena Park Jae Hwa yang akan datang! Semua orang menantikannya! Hadeh" Lanjut Hayoon menjelaskan.

      Sementara, Alya manggut-manggut mengerti. Ia jadi menantikan dosen tamu tersebut, manajer grup NCT, ya?

🎬

       "Anyeonghaseyo! Park Jae Hwa imnida! Mungkin sudah banyak yang tahu, saya merupakan manajer grup idol, NCT. Ya! Kalian benar! Salam kenal! Tapi, mohon di ingat! Saya disini bukan sebagai manajer grup NCT, saya sekarang berdiri di depan kalian semua sebagai dosen tamu! Maka dari itu, mohon bantuan kalian semua. Gamsahamnida!" Ujar Park Jae Hwa memperkenalkan diri seraya membungkuk sedikit yang artinya kesopanan.

    "Ndeee~!!" Semuanya kompak membalas kesopanan tersebut, dengan sedikit membungkukkan badan.

    Lalu, kelas terdengar sangat bising. Banyak mahasiswi yang memekik kegirangan, "Yaakk! Bukankah dia sangat tampaan??!!" Ujar salah seorang mahasiswi.

    "Ndee! Aku setuju, dia sangat ideal!!" Teman sebangkunya pun menimpali.

    "Omo(astaga)! Tampan sekalii! Sungguh, sangaat idamaan!! "

    "Dia memang pas, tipeku sekali"

   "Dia sudah menjadi orang sukses di usia mudanya, bukankah sangat cocok menjadi panutan?" Yang lain menggangguk setuju.

    Begitulah kira-kira pekikan yang terdengar dipenjuru kelas.

    Hayoon memutarkan bola matanya malas, "Ck, apa mereka tidak tahu? Saat ini sedang pelajaran, ya? Kenapa malah membahas ketampanan seorang dosen tamu, didepan orangnya sendiri? Lihatlah! Dosen tamu kita, sudah terlihat jenuh" menghelas nafas, ia melanjutkan.

    "Oh, ayolah! Aku ingin mengetahui ilmu apa yang akan aku dapatkan dari seorang manajer grup idol ternama! Bukannya mendengar pekikan begini!"

   Alya hanya manggut-manggut mendengar semua ocehan Hayoon.

    Sejujurnya, Alya pun terpukau akan ketampanan pemuda yang menjadi dosen tamu untuk kuliahnya hari ini.

Karena, pemuda itu memang benar-benar tampan.

     Namun, ia cukup tahu diri menyimpannya dalam hati dan tak menganggu penghuni kelas lainnya. Lagipula, ia lebih penasaran terhadap pelajaran apa yang akan ia terima.

     Apalagi, ini dari orang ternama. Pastinya, ini hal yang patut di dengarkan dengan serius. Alya menjadi antusias memikirkannya.

    Alya memperhatikan dosen tamu di depan yang melihat seisi kelas. Sepertinya, ia sudah biasa mendengar pekikan para wanita. Walau begitu, terlihat jelas pemuda itu sedikit risih dengan kebisingan yang terjadi di kelas.

    Apalagi, kebisingan itu hanya bicara tentang ketampanannya saja. Jelas saja, pemuda itu merasa tak nyaman. Namun, ia tetap menunjukkan wajah tegas dan ramah.

     "Ya, sebagaimana kalian sudah mendengar perkenalan dari dosen tamu kita, Park Jae Hwa. Hari ini, kita akan belajar manajemen dengannya. Saya harap, kalian semua dapat bekerja sama dengan tetap saling menghormati. Saya kira kalian semua sudah paham, jika nanti, pada sesi tanya jawab tak ada pertanyaan yang menyangkut hal pribadi, terima kasih!" Ucap dosen kami, Lee Myung Soo. Kemudian, mempersilahkan si dosen tamu, "Nah, kalau begitu mari kita mulai, silahkan, Park Jae Hwa-ssi"

     Prok! Park Jae Hwa menepuk tangan-nya sekali, "Baiklah! Karena saya sudah memperkenalkan diri. Maka, mari kita mulai kelas hari ini" ucap Park Jae Hwa dengan senyuman yang membuat para wanita disana terpana. Sungguh, tampan!

    "Kali ini kita akan membahas soal manajemen dalam dunia industri infotainment" lanjut Jae Hwa dengan suara yang santai namun tegas.

    Dan, mulailah ia menjelaskan materi itu dengain cara penyampaian yang jelas dan gampang dimengerti. Ia pembicara yang handal, kelasnya tak buat bosan juga.

Kenapa dosen dosen lain, tak mengajar seperti ini, sih?

🎬

      Sejak tadi, Alya menyimak materi yang disampaikan oleh dosen tamunya, Park Jae Hwa dengan seksama. Ia juga dengan teliti mencatat setiap hal yang belum ia pahami, dan belum ia hafal luar kepala.

     Memang, Alya merupakan anak dengan hafalan yang kuat. Hebatnya, ia tak hanya hafal tapi juga paham setiap materi itu. Walau kecenderungan pelajaran yang disuka banyak, entah mengapa ia terjatuh pada manajemen.

   Ia begitu tertarik dan senang setiap belajar manajemen. Maka dari itu, dia memilih jurusan Manajemen yang prodi kerjanya juga tinggi.

    Bahkan, aura antusiasnya sampai pada sang dosen. Maka dari itu, dosennya Lee Myungsoo begitu semangat mengajarinya. Pertanyaan kritis dan teliti, membuat dosennya begitu bangga dan senang berbicara dengan Alya.

    Ia merasa dengan pertanyaan yang dilontarkan Alya, membuatnya dirinya pun tertambah ilmu. Alya juga hampir selalu sepaham dengannya. Muda dan pintar, wah keren sekali anak muda!

      Rasa antusiasnya pun, sekarang sampai juga pada Park Jae Hwa. Karena auranya itu, Jae Hwa jadi menyadari dua gadis yang masih muda di dalam kelas tersebut. Keduanya juga benar-benar serius mendengarkannya.

     Jae Hwa tersenyum dalam hati, merasa bangga juga merasa senang mengajar. Ia melanjutkan mengajar dengan khidmat.

🎬

       "Jadi, yang hal hal paling dasar dalam manajemen adalah hal yang paling penting, namun banyak yang suka terlupa" Jelas Jae Hwa, kemudian dia melanjutkan,

      "Nah, sekarang saya ingin bertanya hal-hal dasar tersebut, persiapkan diri kalian. Kalian jelas tau, bukan? Bagaimana cara menjawab yang baik dan benar? Sebutkan nama, kemudian jawab" ucapnya.

       Pertanyaan demi pertanyaan pun dipaparkan oleh Jae Hwa, Alya tetap mendengar dan menyimak. Sebenernya, semua pertanyaan itu jelas sudah diluar kepalanya. Hanya saja, dia membiarkan yang lain saja yang menjawab.

     Dia tak ingin terlalu menonjolkan dirinya, apalagi dia termasuk siswa asing dengan beasiswa. Ia akan menjawab, jika tak ada lagi yang bersedia menjawab pertanyaan dosen tamunya.

     "Apa kepanjangan dari POAC, dan jabarkan penjelasannya" Ujar Jae Hwa memberikan pertanyaan yang menurutnya sungguh mendasar perihal manajemen, namun sering juga terlupakan.

     Seperti saat ini, semua mahasiswa di depannya sedang melihat kembali catatan mereka masing masing. Belum ada yang bersedia menjawabnya. Sampai, seorang gadis muda mengangkat tangan kemudian berdiri meminta izin menjawab pertanyaan. Jae Hwa mengangguk, memberi izin.

        "Alyara Aline imnida~ POAC merupakan kepanjangan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. POAC merupakan fungsi manajemen. Planning yang artinya merencanakan segala langkah untuk kedepan-nya, Organizing : mengurutkan dan memilah segala rencana, Actuating : menjalankan rencana yang telah direncanakan secara detail dan matang, kemudian Controlling : mengontrol pekerjaan yang telah dilakukan agar berjalan sesuai dengan rencana."

Jelas Alya dengan percaya diri. Yah, walau ada beberapa tatapan tak suka yang menuju padanya.

      "Kau benar, bahkan kau menjelaskan dengan sangat jelas!" Ucap Jae Hwa, sementara gadis disebelahnya justru menatapnya dengan tatapan kagum. Padahal, bagi Alya pertanyaan ini sangat dasar dan tidak ada apa-apa nya. "Baiklah, silahkan duduk kembali Alya-ssi" lanjut Jae Hwa dengan senyuman bangganya.

      Alya kembali duduk, tak disangka matanya menangkap beberapa pasang mata yang menatap kagum. Alya terkejut, 'ada ya ternyata, yang kagum?' Tak sampai disitu, kali ini telinganya yang mendengar bisikan kagum akan dirinya.

     Alya tersenyum, mungkin

memang tak semuanya menyukai dirinya. Namun, pasti ada satu dua yang menerimanya dengan tulus, seperti Seonggyu.

       Yah, walau beberapa tatapan tajam itu justru semakin menikamnya. Dia sudah tak peduli, yang penting ada banyak orang yang mendukungnya maju di negeri orang ini. Apalagi, beberapa dari mereka adalah orang asli negara sini. Jadilah, Alya semakin optimis dan menyakinkan diri sendiri. Bahwa semua akan baik baik saja.

      "Omo! Ya! Tak kusangka kau berani juga ! Kupikir, kau tak akan bersuara melihat kau sangat pemalu! Tapi, kau keren sekali!" Ungkap gadis Korea disebelahnya.

      Alya menoleh kemudian tersenyum dengan canggung, "Ah, a-animnida~ Geunde, gamsahamnida Hayoon-ssi (Ah, tidak juga~ tapi terimakasih yaa)"

     Mendengarnya, Hayoon sedikit tersentak lalu terkekeh pelan sambil menepuk pelan punggung Alya, "Biasa saja! Kita seumur, tak perlu bicara formal begituuu! Ijen, uri chingu-da! (Sekarang, kita itu teman!) "

     Alya mengangguk kemudian ikut terkekeh, lalu memfokuskan diri kembali mendengarkan dosen tamunya.

🎬

       "Nah, baiklah!" Jae Hwa tersenyum melihat setiap murid satu harinya, lalu lanjut berkata, "Materi kuliah untuk kelas hari ini telah selesai! Terima kasih untuk semua yang sudah datang mendengarkan pelajaran dari saya. Semoga dapat menjadi bermanfaat untuk kalian semua. Senang bertemu kalian!"

     Jaehwa sedikit menunduk, yang kemudian dibalas semua murid di kelasnya. "Baiklah, selamat tinggal"

      Alya masih belum merasa puas dengan pelajaran yang diperolehnya bersama manajer Jae Hwa. Dalam otaknya masih terpikir banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan pada manajer NCT tersebut. Terlepas dari beliau adalah manajer dari grup yang dikaguminya. Dunia manajemen telah menarik perhatiannya sedari dulu.

     "Alya-ah, kajja! (Ayo!) Ke kantiin, yuuk? Ppaelgoppa (aku lapaaar), ya?  Ya? Ya? Temani aku" Begitu kata gadis korea disebelahnya yang tanpa sadar mengeluarkan aegyonya.

      Namun, aegyo-nya tak cukup menghentikan Alya untuk tidak memperhatikan gerak gerik manajer Jae Hwa yang masih bersesi foto dengan dosennya, pak Myungsoo. Dalam benaknya, sudah tersusun berbagai pertanyaan yang ingin ia ajukan.

       Hayoon yang geram telah di abaikan itu, menutup pandangan Alya sembari menepuk pelan pundak gadis di depannya. Ia sedikit merengut mengerucutkan bibirnya, "Ya!! Kau mengabaikanku! Apa yang kau lihat, sih? Ayolaah, aku ingiin makaan!!" Rengeknya, lagi lagi ber-aegyo tanpa sadar. Sudah menjadi kebiasaan, sepertinya.

       Alya tersentak lalu menoleh, "hm? Ada apa? Kenapa kau menutup pandang ku?" Ia segera menggerakkan tubuhnya, untuk menangkap kembali sosok Jae Hwa pada penglihatannya.

     Hayoon mendegus, "Ya!! Aku mengajakmu ke kantin! Tapi, kau mengabaikanku! Kau mikirin apa sih?"

    "Ah, mianhae Hayoon-ah! Geunde, aku masih ingin bertanya-tanya pada dosen tamu kita!" Ucap Alya sembari terkekeh kala melihat gadis didepannya justru semakin terlihat kesal seperti anak-anak.

    "Ah, begitu.."  Gadis Korea itu terlihat sedikit kecewa, namun raut wajahnya kembali cerah.

     "Yasudah, aku pergi duluan ke kantin. Aku yakin pertanyaanmu tidaklah sedikit, kau bisa menyusul saja nanti"

    Alya yang mendengarnya, tak bisa tak menyembunyikan rasa senangnya. Untung, gadis bernama Hayoon itu merupakan teman yang pengertian.

      Dengan mata berapi-api Alya melihat gerak gerik Jae Hwa yang akan meninggalkan ruangan. Ia ingin segera menyusul dosen-nya. "Baiklah! Gomawo Hayoon-ah! Aku pasti akan menyusul!" Ucapnya.

      "Tentu saja! Kau harus menyusul temani aku! Dan beri tahu aku apa yang kau dapatkan! Maaf aku tak bisa menemani, perutku lapaar!" Balas Hayoon sembari menunjuk perutnya.

      "Ahahaha, tak apa! Baiklah! Kalau begitu aku permisi dulu!" Kemudian, ia berlari menyusul Park Jae Hwa keluar kelas.

🎬

      "Jae Hwa Seonsaengnim (Guru), tunggu! " Alya setengah berlari menghampiri manajer Jae Hwa, bukan untuk meminta foto namun untuk berguru padanya.

      Jae hwa menghentikan langkahnya dan menoleh, melihat siapa orang yang telah memanggilnya guru. Ah, ternyata gadis dikelasnya tadi. Ia kemudian berbalik, menghadap si pemanggil.

     "Nde? Myoya? Ada yang bisa kubantu, Alyara Aline-ssi?" Tanyanya, ia mengenali gadis yang hadir di kelasnya ini. Bagaimana tidak? Saat yang lain membuka lagi catatan, dia tidak. Gadis itu langsung menjawab dengan sangat tepat. Sudah gitu, selama pelajaran dia sangat antusias.

     Alya mengerutkan dahi, bingung. Bagaimana bisa, gurunya itu mengenalinya? Sementara, Jae Hwa yang melihatnya terkekeh sedikit. Namun, tak berniat menjelaskan bagaimana ia bisa mengenalinya.

     Alya pun tak terlalu memikirkannya, ia lebih peduli akan pertanyaan yang akan dilontarkan pada guru di depannya. Karenanya, Jae Hwa pun mulai memperhatikan bagaimana gadis ini bertanya dengan serius.

     "Ne, Seonsaengnim. Saya ingin bertanya mengenai pekerjaan anda, anda sangat sukses bahkan di usia semuda ini. Bisakah saya mendapatkan tips untuk memulai dalam dunia manajemen artis? Apa saja yang harus saya lakukan?" Tanya Alya, matanya begitu berbinar.

      " Wah, semangat sekali kamu! Cara pertama cukup mudah, yaitu orang dalam.." Manajer Jae hwa menjawab dengan sebuah isyarat.  "Kamu cukup punya semangat untuk memulai ini, kepercayaan diri yang tinggi dan pintar mengorganisir, terutama keuangan. " kata Jae Hwa sambil berjalan menuju lobi utama.

     Alya mengikuti sambil memperhatikan Jae Hwa dengan kagum terlepas dari jawaban pertamanya yang tidak terduga. Keinginan kuat itu muncul untuk bekerja di bidang tersebut.

     Selama perjalanan, Jae Hwa begitu senang menjelaskan dengan detail pekerjaan-nya. Juga, rasanya ia benar-benar menjadi guru bagi seseorang.

     Sementara, Alya terus melontarkan berbagai pertanyaan berbobot. Lalu ketika ia mendapat satu jawaban, dua pertanyaan malah muncul. Dan, Jae Hwa pun tak masalah.

     Namun, banyak orang yang sudah menunggu. Jadi, ia tak bisa terus menerus bersama si gadis, menjawab pertanyaan. Ah, padahal ia masih ingin berdiskusi dan menjawab segala pertanyaannya. Tak jauh beda, Alya pun sedikit sedih, begitu sadar gurunya akan pergi.

      "Baiklah, saya tunggu proses kamu ya." Ucap Jae Hwa tersenyum, kemudian mengeluarkan kartu namanya, memberinya pada Alya. "Jika, kau masih ada pertanyaan dan suatu saat, kau butuh bantuan. Hubungi saja aku! Aku akan dengan senang hati membantu, kau punya banyak potensi. Kau akan jadi orang hebat di masa depan!" Lanjutnya.

       Alya menerima kartu nama tersebut dengan senang hati. Sungguh, ia tak menyangka akan dipuji bahwa ia punya banyak potensi. Kepercayaan dirinya meningkat, dan ia semakin serius ingin terjun kedalam dunia manajer.

    Ia membolak-balik kartu tersebut, kemudian dia menatap Jae Hwa dengan mata berbinar. Kemudian, sedikit menundukkan badan-nya, "Gamsahamnida Seonsaengnim! Jeongmal gamsahamnida!"

       "Cheonma! Alya-ssi! (Sama-sama)" Jae Hwa tersenyum lebar, sungguh tampan. Kemudian, ia melangkah menuju mobil yang telah terparkir untuknya. Alya pun tetap mengikuti.

      "Baiklah, anyeong! (Dah!) Sampai jumpa, lagi!" Jae Hwa menjabat tangan Alya, kemudian berbalik memasuki mobil.

    "Anyeong, seonsaengniim!! Sampai jumpa!!" Dan, pertemuan singkat itu benar-benar membuatnya yakin pada dirinya.

🎬

     "Alya!! Yeogii!!(Sini)!!" Panggil Hayoon dari tempatnya duduk. Saat ini, Alya sedang berada dikantin. Ia menghampiri Hayoon yang sedang makan. Sepertinya, gadis Korea itu memang sangat lapar. Makanan di hadapannya begitu banyak.

      "Anyeong! Waah! Makananmu banyaak sekali?" Ucap Alya terkagum.

     "Ya! Jangan salah paham! Ini bukan untukku sendiri! Ini untuk kita makan bersama!" Jelas Hayoon, sebelum Alya berprasangka yang tidak-tidak.

     "Ehh??! Untuk ku? Waae??(kenapaa??!!)" Alya terkejut bukan main, kenapa tiba-tiba?

       "Iya! Ayo makan! Aku tak suka makan sendiri, kau tahu? Selain itu, kau teman baruku! Jadi, aku ingin berbagi denganmu, ayo! Silahkan dimakan, aku lapar!" Jelas Hayoon singkat, sepertinya ia mengerti pertanyaan Alya.

      Kemudian, dia tersenyum ramah " Sekalian, kita harus mengenal satu sama lain dengan baik, kau terlihat asik hehe"

      Alya mengusap tengkuknya, sedikit malu. "Hmm, o-oke" Ucapnya pelan yang membuat Hayoon justru terkekeh. "Hei, santai! Kalau kau merasa tak enak, kau kan bisa memberiku juga, lain kali" Hayoon tertawa lepas sekarang, tawanya tetap anggun kok! "Aku jadi ingin tau masakan Indonesia, kau tau?" Lanjutnya.

     "Baiklah, terima kasih Hayoon-ah! Nanti aku ajak kau makan masakan negaraku!"

       "Sama- sama! Kalau begitu, ayo makan!"

🎬

   Sedari tadi, Alya dan Hayoon menikmati berbagai macam makanan dengan berbincang mengenal satu sama lain. Keduanya menjadi cepat akrab satu sama lain. Hayoon merupakan gadis yang sangat ramah, sopan santun, dan juga pintar bercanda dengan kata lain, humoris.

      Ia benar-benar banyak berceloteh sejak tadi, katanya semua ini karena dia tinggal sendiri sekarang. Ia merasa kesepian, dan tak ada teman bicara yang seumur. Mereka ternyata benar cocok satu sama lain. Hayoon ini, dimata Alya seperti campuran antara Faurel dan Delfa. Ah, jadi rindu kedua manusia itu.

      "Ya! Alya-ah! Kau tau, saat ini industri hiburan Korea sudah sangat mendunia, bahkan sudah ke negaramu, kan?" Tanya Hayoon.

     Alya sedikit terkejut, namun dengan cepat menetralkan raut wajahnya. Ia menjawab pertanyaan Hayoon dengan anggukan singkat.

        "Kalau begitu, kau pasti kenal beberapa artis kpop, bukan? Semacam Super Junior, SNSD, EXO, BTS, Blackpink, dan beberapa grup lain? Ohiya, kalau tidak salah ada juga idol asal Indonesia pertama yang berhasil debut, kan? Dalam grup NCT? Kalau tidak salah, Lucas bukan, sih?"

      Sedari tadi, Hayoon terus memberinya berbagai pertanyaan. Setiap pertanyaan itu terlontar, Alya menjawabnya selalu dengan anggukan singkat. Apalagi, begitu Hayoon bertanya nama Lucas padanya.

    "Kalau begitu, apa kau menyukai KPOP?" Tanya Hayoon, kali ini mau tak mau Alya menjawab, "hmm, aku hanya tahu beberapa, sih.. Musiknya keren"

    "Ohiya? Kukira kau penggemar KPOP! Kukira kau jauh-jauh datang hanya untuk mendatangi idola mu, hahahahaha" Ucap Hayoon sambil tertawa. Sementara, dalam hati Alya 'ga tau aja, itu emang sebagian tujuan gue'.

      "Tapi, apa kau mendengarkan lagu Korea?"

    "Ya, hanya beberapa" Jawab Alya seadanya, terdengar cuek. Tapi kemudian, tiba-tiba saja lagu Super M - i can't stand the rain terputar. Ini merupakan lagu favorite-nya, dengan gerakan cepat ia menoleh ke arah sumber suara, dan tanpa sadar  ia bergunam lirik mengikuti irama lagu dengan begitu antusias.

     Dalam sedetik itu juga, Hayoon sudah sadar 'Ah, dia suka NCT'

     

     "Hei, aku juga suka NCT dan KPOP kok! Jadi, santai saja hahaha" Ucap Hayoon senang dan tertawa geli.

    

      "Ah,..... EH?!!"

     Oh, tidak. Kamu ketahuan Alya. Sia-sia aktingmu.

🎬

"Jalan menuju impian sudah terbuka,

Matahari pun sudah dekat,

Di antara keduanya,

Mana yang harus jadi utama?"

🎬


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login