Download App

Chapter 44: BAB 44

jarum jam kini berputar ke angka 19.30 menit Atta masih setia membelah ibukota dengan kuda besinya bersama Bulan yang ada dibelakangnya sampai sekarang mereka belum menemukan sosok cowok dengan motor besar berwarna biru yang melintas di jalan raya.mereka kesulitan mencari Bumi disutasi yang seperti ini

" Biasanya Bumi kalau pergi itu ke mana sih " Bulan bertanya

" Bumi itu orangnya jarang banget keluar rumah kalua pun keluar pasti dia ngajak gue " sahut Atta

" terus sekarang Bumi ke mana dong ? Bulan jadi panik lagi

" tapi, mungkin dia cuma jalan-jalan sebentar sambil cari angin " ujar Atta " Bumi nggak ngomong sekedar pamit itu pasti karena dia lagi marah atau moodnya lagi nggak bagus "

" ah,dia kan emang marah Mulu tiap hari " Celetuk Bulan " kasihan Tante Dewi...."

' kalau lagi marah dia nggak bakal berani ngomong sama nyokapnya takutnya omongannya bikin Tante Dewi sakit hati " jelas Atta

" apa jangan-jangan dia lagi ke Bogor " mata Bulan membulat sempurna ia mengucapkannya Bulan tersentak "

" ngapain Bumi ke sana " sahut Atta bertepatan dengan ponselnya yang berdering di dalam saku celana secepat kilat Atta merogoh saku jaketnya lantas mengambil ponselnya itu"

" KEVIN "

Atta mengernyit dalam hati berpikir mengapa anak dari Alexander tiba-tiba meneleponnya Dengan ragu pun Atta menerima panggilan dari orang itu.Di awal terdengar Suara grasak-grusuk yang menggangu telinga Atta tetapi dua detik setelahnya terdengar suara cowok di seberang sana

" Atta Lo dimana ! berucap terburu-buru, terdengar dari intonasi dan desahan napasnya yang memburu

" ET, kenapa nih "

" bisa nggak Lo ke markas Alexander sekarang " penting"

" ada apaan"

" samudra di sini, dia kumat sampe ngamuk kayak setan Lo bisa ke sini gak Alex sama anak-anak yang lain nggak bisa ngapa-ngapain Di sini juga ada Dave " ujar Kevin yang diselingi napas tak beraturan

" eh serius yaudah gue ke sana sekarang juga "

" cepet bro.urgent banget ini "

tak perlu menjawab lagi, Atta langsung mematikan sambungan telepon dan mengembalikan posisi ponselnya ke tempat semula Degup jantungnya seketika berdetak kencang dan kini ia menaikkan kecepatan laju motornya

" kenapa Ta " tanya Bulan

" Bulan pegangan " perintah Atta ketika ia semakin meninggikan kecepatan motornya dan melaju kencang di padatnya jalan Bulan langsung mencengkeram jaket yang Atta kenakan dan memejamkan matanya ia merasakan tubuhnya hampir melayang karena Atta yang kebut-kebutan seperti ini

" jangan ngebut-ngebut Atta " omel Bulan " ini jalanannya rame tahu kalau ada polisi nanti kamu di tilang gimana "

" Bumi lebih penting,Bulan " ujar Atta

" tapi keselamatan itu yang jauh lebih penting " Bulan berteriak mengalahkan suara mesin motor Atta dan berisiknya semilir angin yang berembus kencang"

" pokoknya Lo pegangan aja jangan sampe jatoh " seru Atta "

Bulan tidak berucap apa-apa lagi ia lebih memilih menuruti Atta meskipun kondisi jantungnya sudah tak tahu bagaimana bentuknya"

" pegangan aja Jangan sampe Lo jatuh " perintah Atta"

menit-menit telah berlalu sudah hampir dua puluh menit Atta melajukan motornya menuju ke markas Alexander tempat itu memang lumayan jauh dan jauh juga dari pemukiman warga Atta terkadang suka bingung mencari letak markas itu selain gelap dan terpencil letaknya juga membuat orang kebingungan

" kok....sepi " gumam Bulan ketika motor Atta mulai memasuki kawasan gelap dan sangat sepi " Atta kamu mau ngapain aku " Bulan memekik " Atta nggak mungkin jahatin aku kan kita ke sini mau nyari Bumi kan"

Atta Tidak menjawab sehingga membuat Bulan semakin kalang kabut ia melepas pegangan tangannya pada pinggang Atta.ia lebih memilih memeluk dirinya sendiri Bulu kuduknya meremang,ia takut sekaligus merinding apalagi di saat melihat pohon-pohon besar yang ada disekitarnya belum lagi kicauan burung pembawa kabar kematian seperti menyambut kehadirannya dengan horor.Bulan bisa-bisa mati di tempat Sekarang juga "

" ya Tuhan cobaan apalagi nih "... lirih Bulan "itu siapa lagi yang lagi berantem di tempat seperti ini " sahut Bulan

"Atta menoleh ke arah kiri seperti arah mata Bulan.segeralah Atta melajukan motornya ke arah sana dan mendekati sekelompok orang yang berkumpul di tempat itu.menyadari arah laju motor Atta, Bulan segera memukul punggung Atta dari belakang dan semakin panik"

" Atta ngapain didekatin " Bulan panik

" itu Bumi Bulan "

" ha...ha ..masa " mata Bulan membelalak ia lalu menyipitkan kedua matanya kesekumpulan orang-orang tadi dan kini ia menyadari bahwa itu salah satu dari mereka ada sosok " Bumi Eh iya itu Bumi lagi berantem Ta"

Atta memarkirkan motornya di tepi jalan yang berjarak beberapa meter agak jauh dari kerumunan tadi.Bulan langsung turun dari motor dan diikuti Atta ia melepas helmnya di atas jok tetapi sebelumnya ia benar-benar pergi Atta berucap serius pada Bulan"

" Lo jangan ke mana-mana Lo di sini aja " ucap Atta pada Bulan

" emang kenapa " Bulan takut

" gue mau ke sana " Atta mengarahkan dagunya kerumunan tadi,lalu beralih lagi menatap Bulan " Lo jangan ikut bahaya Lo disini aja tutup mata Lo, jangan ke mana-mana"

Atta langsung pergi tanpa menggubris ucapan Bulan lagi ia berlari cepat agar sampai di tempat itu.kedatangan Atta memberi perhatian bagi anak-anak Alexander Atta yang nggak canggung memilih untuk mendekati Kevin cowok yang berdiri sendirian sambil bersedekap dibawah tiang lampu tepatnya di pinggir lapangan kecil tempat Bumi bertengkar dengan Dave dijarak Lima meter dari lapangan kecil itu merupakan tempat kumuh berukuran tak terlalu besar yang menjadi tomgkorangan anak-anak Alexander"

" Kevin " sapa Atta menepuk bahu Kevin dan dibalas cowok itu dengan wajah sedikit terkejut akan kedatangan mantan anggota Alexander "

" samudra dari tadi " tanya Atta

" pas gue telepon Lo tadi,dia baru aja ngehajar Dave " jawab Atta seraya mengembus asap rokok dari mulutnya"

" ada masalah apaan lagi ,nih ! tanya heran Atta

" ini tentang bokap mereka " kata Kevin " ditambah soal motornya Alex yang diambil Dave"

" gue kira masalahnya udah kelar " ucap Atta

" belum bro siap-siap aja polisi Dateng lagi ke sini "

" apalagi sekarang masalah nya makin besar samudra nggak bakal biarin bebas begitu saja " ujar Kevin ia menyentil abu rokoknya dan kembali menghisapnya lagi"

tak disangka-sangka seorang

cewek bertubuh mungil lari dan memasuki ilang pertempuran antara Dave dan Bumi semuanya yang ada di sana langsung memberi perhatian pada cewek itu Atta yang menyadarinya langsung membulatkan bibirnya dan terkejut bukan main

" Bulan " teriak Atta

" siapa tuh ?" Atta bertanya

" aduh,itu cewek yang emang bener-bener dah ! Atta pusing sendiri jadinya

" itu Bulan yang pernah Dave jadiin alat waktu dia kalah lawan Alex pas balapan.samudra cerita ke gue soal itu "

" hah " Kevin ikutan kaget

Atta menatap Bulan penuh kepanikan dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.Bulan terlalu berani mendekati Bumi yang sedang kesetanan seperti itu.seandainya Bulan tahu sekejam dan sesadis apa Bumi bila sedang marah "

" BUMI UDAAAH " Bulan mencoba menghentikan Bumi dengan berdiri di hadapannya

Bumi menatap nyalang wajah Bulan, dadanya naik-turun dan raut mukanya seakan-akan terlihat lebih seram daripada biasanya Bulan mengerjapkan matanya kedua matanya dua kali dengan polos saat dirinya menatap Bumi

" minggir " Desis Bumi

" Bumi kamu nggak boleh berantem Bumi kamu kan lagi sakit " ucap Bulan

" gue bilang minggir nggak" ulang Bumi

" tapi, kamu lagi sakit perut kamu baru saja di jahit kamu harus istirahat di rumah bukannya malah berantem di sini "

" GUE BILANG MINGGIR BULAN " Bumi menghardik Bulan dengan keras, tapi tak memberi efek pada cewek keras kepala seperti Bulan"

" minggir atau gue kan sebelum ngapain-ngapain Lo "

" nggak takut " balas Bulan sembari berkacak pinggang ia melirik ke belakang melihat Dave yang sudah terulai lemas di atas tanah.wajahnya dipenuhi cairan merah hingga terlihat menyedihkan sekali"

tak lama kemudian seorang cowok dengan rambut berantakan berwarna coklat datang menghampiri dan langsung menyeret Bulan agar menyingkir dari hadapan Bumi Alex ia mengangkat tubuh Bulan yang kecil untuk di bawa ke dekat Atta, meminta Atta untuk mengamankan Bulan "

" lepasin " Bulan meronta-ronta

Alex melepaskan namun ketika ia sudah berada di hadapan Bulan mendadak kabur lagi, Atta segera menahannya di Bantu oleh Kevin yang menghalangi langkah Bulan

" jangan Bulan tahu bahaya nggak"ucap Bulan

" tapi, percuma Bumi terus-terusan ngehajar Dave udah lemes banget kayak gitu " sahut Bulan

" terus Lo mau ngapain mau minta Bumi berhenti ngehajar Dave nggak bakalan mempan Bumi nggak bakalan berhenti sampe lawannya kalah"

" itu Dave Udah kalah dalam antrian mati ini bukan Malasah sepele ini masalah besar Bulan"

'" tapi kan Dave kakak kandungnya Bumi..... lirih Bulan " masa dia tega sama kakaknya sendiri"

" loh nggak tahu masalahnya " Celetuk Kevin " samudra itu orang yang keras dia nggak bakalan Mandang siapa yang Udah bikin dia kehilangan sesuatu yang berharga.sekalipun orangnya itu kakak kandungnya sendiri"

" Tuh denger " Atta menyahut

" itu namanya dosa " pekik Bulan " kalian gila biarin Bumi dan Dave berantem "

usai berkata seperti itu, Bulan melepaskan diri dari Atta dan kembali berlari mendekati Bumi dan langsung mendorong tubuh Bumi agar menjauh dari Dave Bumi yang sudah kelewat marah itu tanpa sadar langsung menghempasan tinjuan kerasnya tepat di pipi kiri Bulan hingga cewek itu tersungkur ke tanah dan tergeletak tak berdaya di samping Menyadari orang yang ia pukul Bumi seketika tak bisa berkutik apa-apa ia terdiam sesaat sambil menatap Bulan yang bergeming dengan wajah yang tertutupi oleh rambut lebatnya

Atta bersama Kevin segera berlari menghampiri Bulan.Atta mendekati Bulan menyingkirkan rambut dari wajahnya dan kini terlihat jejak merah di pipi kirinya hasil hantaman Bumi

" Bulan pingsan " ucap Atta

Bumi masih bergeming ia menatap Bulan sedang disadarkan Atta agar terbangun.Atta menepuk berkali-kali pipi kanan Bulan tetapi cewek itu tidak respons

Bumi kini mengusap wajah serta rambutnya dengan kasar ia menoleh ke arah kanan tepatnya ke arah Alex " Alex urus dia " Bumi menunjuk Dave dan Alex mengangguk patuh.Bumi lalu mendekati Bulan Atta serta Kevin langsung menyingkir dari tempat

" Bulan" panggil Atta

tak disangka dari sudut mata Bulan keluar cairan bening ia lantas menangis tanpa mau membuka matanya.tubuhnya juga tak bergerak seperti kaku dan membeku.melihat itu, Bumi jadi Bingung dan tak tahu harus berbuat apa

" Bulan " panggil Bumi lagi

" nggak, nggak mau liat Bumi lagi..." lirih Bulan "

" gue nggak sengaja " sahut Bumi"

" Atta.... Bulan memanggil Atta mendekat dan menyentuh lengan Bulan satu detik setelah itu,Bulan membuka matanya dan langsung memeluk Atta begitu erat.Atta sendiri terkejut dengan perlakuan Bulan, walau ia mengerti apa yang sedang Bulan rasakan sekarang"

" aku mau pulang" bisik Bulan

" tapi Bulan "

" nggak mau di sini mau pulang, Atta lagi-lagi Bulan menangis ia menenggelamkan wajahnya pada lekukan bahu Atta hingga air matanya membasahi jaket Atta"

" iyaudah kita pulang iya " Atta mau tak mau menurut ia melirik ke Arah Bumi merasa tak enak hati kepada sahabatnya sendiri"

Bumi yang melihat perlakuan Bulan seperti ada beban berat yang meniban dadanya hingga terasa sesak "

Bulan melepaskan pelukannya namun masih tidak mau melirik sedikitpun ke arah Bumi ia pun di bantu Atta untuk bangkit berdiri, setelah Bulan berdiri Atta segera berjalan bersamanya untuk menggapai motor Atta yang ada di seberang Jalan"

Bumi menatap kepergian Bulan dengan perasaan yang berkecamuk.ia lalu menggeram keras tanda kekesalan.ia sendiri masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya setelah melihat Bulan pergi bersama Atta tanpa mau melihat wajahnya.terasa sakit karena telah membuat Bulan menangis atas perbuatannya

" tetapi,Bumi masih tidak sadar dengan perasaannya terhadap Bulan "


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C44
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login