Download App

Chapter 24: Bab. 24 Egois

Setelah selesai acara perjamuan yang diselenggarakan di hotel Snow Dragon. Elang dan Via kembali ke aktivitas semula. Setelah menerima ucapan selamat dan terima kasih untuk makan siang yang istimewa bagi mereka dan doa agar pernikahan Elang dan Via selalu bahagia dan cepat mendapatkan buah hati.

Via ikut dengan Elang ke perusahaan untuk mengecek keadaan kantor karena beberapa hari tak datang. Sepanjang perjalanan Via dan Elang hanya diam saja tak ada pembicaraan hanya terdengar suara mesin mobil.

"Apakah aku masih bisa kuliah, melanjutkan cita-cita aku. Tapi apakah diizinkan bila aku kuliah lagi. Terus apa benar dia ingin aku mengandung anaknya secepatnya, jika aku hamil apa masih boleh lanjut kuliah. Aku pun tak tahu sekarang ini aku izin atau cuti atau berhenti kuliah karena dia tak memberi penjelasan dan aku dilarang keluar dari mansionnya. Hffffffft" ucap Via di dalam hatinya.

"Aku belum mau memberi Via izin kuliah kembali. Kalaupun dia tak kuliah lagi, tak masalah bagiku. Dia tak akan kekurangan apapun dan aku akan mencukupi semua yang dia butuhkan. Karena aku ingin dia cepat hamil dan mengandung anakku secepatnya. Kalau sudah memiliki anak, dia pasti akan tidak ingin kuliah lagi. Biarlah kalau aku dibilang suami paling egois sekalipun tak masalah. Selama Via bisa dalam pengawasanku dengan mudah, jika dia kuliah aku tak bisa memantau dia secara langsung lewat CCTV" Elang berpikir dengan caranya yang menurutnya itu sudah paling benar diantara paling benar.

"Roy, buat janji dengan dokter spesialis kandungan terbaik di kota ini" ucap Elang tiba-tiba memerintah.

"Dan kalau bisa hari ini juga, jangan kau menundanya" lanjut ucapan Elang.

Via yang mendengar ucapan Elang untuk buat janji dengan dokter spesialis kandungan pun kaget.

"Kenapa kak Elang ingin buat janji dengan dokter spesialis kandungan? Apa kak Elang benar-benar ingin punya anak secepatnya dari rahim aku?" batin Via menjerit

"Baik, tuan" jawab Roy singkat.

Setelah pembicaraan itu selesai tak terdengar lagi suara.

"Apa tuan ingin secepatnya mempunyai anak dengan nona Via. Apa nona Via tak diizinkan untuk kuliah lagi?" ucap Roy di dalam hati.

Mereka telah sampai di dwoan lobby kantor. Elang keluar lebih dahulu setelah pintunya sudah dibukakan oleh Roy. Via yang pintunya dibukakan oleh security langsung berjalan menghampiri Elang yang sudah berdiri menunggu dirinya. Elang langsung melingkarkan tangannya di pinggang Via yang kecil setelah Via tiba di sampingnya.

Saat melangkah masuk ke dalam lobby perusahaan semua mata tertuju kepada mereka berdua.

"Apakah itu nona Via yang videonya beredar di sosial media dan berita?" bisik-bisik karyawan wanita berbaju warna putih.

"Iya, itu benar nona Via yang videonya viral itu" jawab karyawan wanita berbaju warna kuning.

"Sepertinya video itu tak benar, bukankah kita tahu seperti apa sifat tuan Elang jika dikhianati" balas karyawan wanita berbaju merah.

"Aku iri dengan nona Via yang diperlakukan dengan manis sama tuan Elang" balas balas karyawan wanita berbaju warna hitam

"Apa tuan Elang tak bersikap dingin dengan nona Via yah, soalnya kalau dilihat mesra banget. Jadi membayangkan bagaimana sikap tuan Elang di kamar jika hanya berduaan saja dengan nona Via. Apakah nona Via yang memulai duluan atau tuan Elang yang selalu memulai duluan" ucap karyawan wanita berbaju warna hijau.

"Menurut aku yang pasti nona Via duluan yang memulai. Secara kita pada tahu semua, seperti apa wanita-wanita yang menghampiri tuan Elang dengan pakaian yang kurang bahan dan terkadang rela melepaskan pakaiannya langsung di depan tuan Elang untuk merayunya. Bukankah tuan Elang dengan senang hati menerima para wanita yang suka rela melayaninya di atas tempat tidur dan menemaninya bermalam" ucap 7

"Menurut aku bukan nona Via yang memulai duluan tapi tuan Elang. Bukankah kita tahu kalau tuan Elang tak suka ditolak dan dibantah keinginannya" ucap karyawan wanita berbaju warna hitam

"Iya kamu benar juga" balas karyawan wanita berbaju warna hijau

"Ehmm, apa pekerjaan kalian sudah selesai semuanya sehingga punya waktu untuk bergosip hal yang tak penting seperti ini, hah" suara Roy berbicara dengan dingin dari arah samping mereka.

"Apa kalian digaji untuk bergosip di perusahaan ini. Jika kalian senang bergosip lebih baik secepatnya buat surat pengunduran diri dari perusahaan ini agar kalian puas untuk bergosip" lanjut Roy bicara dan penuh penekanan di setiap kata di kalimat terakhir.

"Maaf, tuan Roy kami tak ingin mengundurkan diri dari sini san pekerjaan kami banyak sebenarnya" jawab karyawan berbaju warna putih gugup sedangkan yang lainnya hanya diam dan menundukkan wajahnya ke lantai.

"Kalau begitu balik ke devisi kalian segera, kerjakan kerjaan kalian jangan bergosip lagi. Jika saya melihat atau mendengar kalian semua bergosip lagi, akan saya buat kalian berhenti berkerja hari itu juga dari perusahaan ini" ucap Roy dingin.

Semua karyawan wanita yang tadi bergosip langsung membungkukkan badannya ke arah Roy sebagai tanda hormat dan pamit untuk kembali ke devisi mereka masing-masing.

"Wanita selalu saja jika berkumpul tidak jauh dari bergosip atau membicarakan hal yang tak penting sama sekali" gumam Roy lirih.

Roy langsung melangkah menuju lift untuk menyusul tuan dan nonanya yang sudah tiba di lantai paling atas. Roy langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya berada di lantai tersebut yang tak jauh dari ruangan Elang berada.

Roy langsung menghubungi rumah sakit milik tuan mudanya untuk membuat janji dengan dokter kandungan hari ini.

"Selamat siang, Rumah Sakit Kasih dengan saya Indri. Ada yang bisa saya bantu" ucap Indri salah satu resepsionis di rumah sakit itu.

"Hallo, Indri ini saya Roy. Hubungkan saya dengan dokter Rendi secepatnya" ucap Roy dingin.

"Baik tuan Roy, ditunggu sebentar" jawab Indri gugup.

Indri langsung menyambungkan ke ruangan direktur Rumah Sakit.

"Hallo, Roy. Ada yang bisa dibantu. Apakah Elang sakit atau kenapa sepertinya penting sekali?" tanya dokter Rendi

"Dokter Rendi, tolong kosongkan jadwal praktek atas nama dokter Kirana spesialis kandungan hari ini juga. Tuan akan kesana ingin konsultasi dan program kehamilan untuk nona Via" jawab Roy

"Baiklah nanti akan saya panggil langsung dokter Kirana ke lantai khusus VVIP untuk memeriksa nona Via. Sekitar satu jam lagi sudah siap untuk tuan Elang berkonsultasi nantinya" ucap dokter Rendi

"Baik, saya akan beritahu tuan muda kalau begitu" jawab Roy dan langsung memutuskan hubungan telepon dengan dokter Rendi.

Roy keluar dari ruangannya dan menuju ruangan Elang.

Tok tok tok

"Masuk" ucap Elang yang masih fokus dengan tumpukan dokumen dan layar laptop sedangkan Via baca majalah dan duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Elang.

"Tuan, semua sudah siap sekitar satu jam lagi dari sekarang. Mau berangkat sekarang atau nanti saja" ucap Roy memberitahu setelah tiba di depan Elang.

"Sekitar setengah jam lagi dari sekarang. Saya akan membawa dokumen penting untuk dipelajari di rumah dan ditandatangani nanti. Setelah selesai dari rumah sakit saya akan langsung pulang dan tak kembali ke kantor lagi" ucap Elang yang memang sedang memilih dokumen-dokumen yang penting atau memang harus secepatnya ditandatangani dan memasukkannya ke tas kerjanya.

Setelah selesai memilih dan memasukan dokumen ke dalam tas, Elang langsung mengajak Via untuk keluar dari ruangannya untuk menuju lift.

Roy yang sudah berada di depan lift langsung menekan lift untuk membukanya yang langsung tertuju ke lantai basement.

"Roy, di lantai berapa nanti kita akan menemuinya. Jalan menuju lantai atau ruangan tersebut sudah dibuat steril atau belum" tanya Elang

Via yang memang belum mengerti arah pembicaraan suaminya dan Roy hanya diam saja.

"Semua sudah siap tuan. Kita akan bertemu di lantai VVIP" jawab Roy yang tetap fokus dengan layar ponselnya untuk memastikan semuanya lagi.

Roy keluar terlebih dahulu di lantai basement dan membukakan pintu untuk tuan dan nonanya. Mobil mercedes benz maybach S560 langsung meluncur keluar dari parkiran basement menuju jalan raya ke arah rumah Sakit Kasih. Tak lupa dengan dua mobil yang mengawal mobil tersebut, yang selalu Setia satu mobil di depan dan satu lagi di belakang mobil Elang seperti biasanya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C24
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login