Download App

Chapter 31: Bab. 31 Perubahan Sikap

Via yang sudah lelah menangis dan baru tertidur sekitar jam 2 dini hari. Diwajahnya masih tersisa air mata yang tadi tumpah. Elang yang biasanya tertidur pulas dan akan bangun saat Via sholat subuh tapi malam ini dia terbangun tak lama Via tertidur.

Elang mengelus wajah Via dengan lembut dan tangannya merasakan ada cairan. Elang langsung menyalakan lampu dan memperhatikan wajah Via.

"Apa dia habis menangis karena tak aku izinkan untuk kuliah lagi atau karena hal yang lain" gumam Elang lirih.

Elang kembali lagi tertidur tapi kali ini dia mengarahkan wajah Via ke dadanya dan menaruh dagunya diatas puncak kepala Via.

Via melakukan tugasnya seperti biasa menyiapkan pakaian Elang dan mengikuti semua keinginan Elang yang selalu ingin mandi bersama.

Elang dan Via turun ke bawah untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada Roy yang menunggu. Mereka makan dengan keadaan hening, yang hanya terdengar suara garpu dan sendok yang bergesekan dengan piring.

"Sayang, nanti ada kemungkinan aku pulang malam lagi. Nanti sore aku kabarin lagi jika memang jadi pulang malam lagi" ucap Elang setelah membersihkan mulutnya dengan serbet yang ada di meja sebelah piring makannya.

Via hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban untuk ucapan Elang. Via mengantar Elang sampai depan pintu dan setelah mobil Elang tak terlihat Via masuk kembali dan diantar oleh pak San ke kamar.

"Nona, apakah ingin membaca. Nanti saya akan antarkan ke ruang perpustakaan yang waktu itu jika nona mau" ucap pak San di jalan menuju lift.

Via hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Via diantar pak San sampai kamar. Pak San yang melihat perubahan sikap Via yang berbeda dari biasanya merasa aneh, tapi tak memberitahukan hal tersebut kepada tuannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perusahaan Pratama Corporation

Elang yang selama dalam perjalanan hanya diam dan memandang keluar mobil. Elang merasakan kalau Via hari ini berbeda tapi apa, dia tak tahu untuk hal tersebut.

"Tuan, ada yang anda pikirkan. Mungkin saya bisa bantu" tanya Roy yang melihat tuannya gelisah dari kaca spionnya.

"Tidak tahu, Roy. Mmmmm, Roy apa kau merasakan sesuatu tadi saat sarapan tadi" Elang bertanya balik.

"Tidak ada, tuan tapi saya sedikit merasa kalau nona Via sedikit berbeda hari ini. Apakah tuan sedang bertengkar dengan nona?" jawab Roy sekaligus memberikan pertanyaan.

"Dibilang bertengkar tidak. Semalam aku melempar ponsel Via hingga hancur karena didalamnya ada kata-kata yang membuat aku marah dan aku langsung membentaknya.

"Apakah nona punya kekasih sebelum menikah dengan tuan. Tapi menurut data yang dikumpulkan waktu pertama kali , tuan meminta saya data pribadi nona Via tak tercantum nama kekasihnya karena memang nona tak pernah pacaran dari masih sekolah" ucap Roy yang memang bingung kenapa tuannya bisa marah sama nonanya.

"Kau letakkan dimana profil nonamu itu, Roy" tanya Elang

"Saya berikan saat di ruang kerja mansion tuan" jawab Roy.

"Ya, sudah nanti saja aku ceknya" jawab Elang.

Elang turun dari mobil diikuti oleh Roy dibelakangnya menuju lift untuk sampai ke ruangannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rumah Sakit Abadi Raya

Sementara di rumah sakit Abadi Raya setelah dokter menangani pendarahan Tia dan memasang alat transfusi darah. Tia langsung dipindahkan ke ruang perawatan. Nyonya Sandra yang memang belum beranjak sedetikpun dari ruangan IGD langsung mengikuti suster yang mendorong ranjang pasien ke arah lift menuju ruangan rawat inap.

Tuan Raksa berusaha biasa saja dan memotivasi dirinya jika yang Axel katakan itu salah tapi juga ada rasa yang tak bisa dia jelaskan dan mengerti tentang itu sendiri karena banyak bukti yang mengarah kalau Tia bukan anak kandungnya.

Setibanya di ruang rawat suster langsung meninggalkan ruangan tersebut setelah mengecek semua keperluan pasien. Nyonya Sandra duduk dibangku yang tak jauh dari Tia yang berbaring.

"Kenapa kau melakukan hal bodoh ini, Tia. Maafkan mama yang tak bisa menjagamu" gumam lirih nyonya Sandra disertai air mata yang meluncur bebas.

Hari ketiga Tia diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik dan hanya tinggal perawatan luka yang ada di pergelangan tangannya saja. Dokter memberikan saran selama Tia dirumah dan dilarang mengangkat beban berat menggunakan tangan yang terluka takutnya akan kebuka kembali. Nyonya Sandra mendengarkan semua penjelasan dan saran dokter. Hari ini nyonya Sandra menjemput Tia di rumah sakit tidak didampingin oleh tuan Raksa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perusahaan Semesta Corporation

Tuan Raksa yang berada di ruangannya sedang menunggu dengan cemas hasil tes DNA yang akan keluar sebentar lagi. Ada rasa sesal dan bersalah jika memang Tia bukan anaknya terus hasil lab yang dulu dia lihat punya siapa? Begitu banyak pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Rasanya dia ingin juga melakukan tes DNA bersama Via tapi itu tidak mungkin. Karena tuan Elang melarangnya menemui Via sampai kapan pun.

Hari terus berganti dengan cepat tak terasa sudah dua minggu berlalu dari kejadian Tia yang berusaha bunuh diri. Tia sudah kembali ke rutinitasnya tapi dia merasa kalau papanya berubah sikapnya tak seperti dulu yang selalu memanjakannya dan mengabulkan semua permintaanya.

Sandra yang melihat suaminya berubah drastis terhadap Tia tak bisa berbuat apa-apa karena dia tahu kalau dia salah dan telah berbohong tapi tak berani bicara jujur tentang itu semua karena tak ingin mendapatkan amarah atau diusir dari sisi tuan Raksa.

Hari ini tuan Raksa tak langsung ke kantor tapi ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA yang dilakukan waktu itu. Tuan Raksa membuka hasil laboratorium dengan tidak sabarannya.

Tuan Raksa kaget akan hasil yang dia baca. Semua hasil memberikan kesimpulan tidak ada kecocokan dalam hubungan darah. Ternyata selama ini dia salah dan selalu mengasingkan Via dari keluarga besar Prayuda setelah Sandra memberikan hasil laboratorium tes DNA kalau Via bukan anak kandungnya.

"Maafkan, papa. Papa menjauhi dan menjahati dirimu selama ini. Papa salah memanjakan dan memberikan fasilitas pada anak yang bukan darah daging papa sendiri. Aku harus bertanya pada Sandra tentang hasil tes DNA yang dulu dia berikan padaku" gumam tuan Raksa lirih.

Tuan Raksa tak jadi berangkat menuju kantor tapi balik lagi ke rumah. Selama perjalanan menuju rumah tuan Raksa tak henti-hentinya mengumpat atau marah pada dirinya sendiri.

"Sandra….. Sandra….. Sandra…. Sandra kamu dimana, cepat kesini" teriak tuan Raksa setelah turun dari mobil dan masuk ke dalam.

Para pelayan kaget mendengar tuan Raksa berteriak memanggil istrinya tidak seperti biasanya. Tia yang kebetulan sudah kembali dari kampus pun keluar dari kamar dan melihat papanya menarik mamanya ke ruang keluarga dengan kasar.

"Katakan padaku Tia anak siapa sebenarnya" tanya tuan Raksa yang ingin mendengar kejujuran dari istrinya.

"Tia… Tia anak kita mas bukan anak siapa-siapa. Aku tak mungkin berbohong sama mas" ucap nyonya Sandra gugup.

"Aku tanya sekali lagi padamu dan aku ingin kamu berkata dengan jujur. Septia Prayuda itu anak kandung aku bukan" tanya tuan Raksa teriak di depan wajah nyonya Sandra.

"Aku mana mungkin bohong sama kamu mas. Tia anak kandung kamu" jawab nyonya Sandra dengan gugupnya.

"Terus pembuktian apa yang kamu punya untuk membenarkan ucapkanmu. Axel menunjukkan bukti tes DNA antara aku dan Tia tak memiliki kecocokan hubungan darah" tanya tuan Raksa

"Bukankah mas sudah pernah melihat hasil tes DNA waktu itu antara punya mas dengan Tia dan punya mas dengan Via. Tia memiliki kecocokan 99,9% sedangkan Via tidak sama sekali. Istri mas selingkuh di belakang mas selama ini dan menghasilkan Via. Istri mas tak setia sama sekali sama mas, karena aku pernah melihat sendiri istri mas bertemu dengan seorang pria di.....

"Tante, jangan pernah jelek-jelekin mamaku. Pria yang mama temui waktu itu adalah sepupunya yang memang tak pernah tinggal di negara ini. Kalau tante punya bukti Via bukan anak kandung papa mana sekarang buktinya" ucap Axel memotong ucapan nyonya Sandra.

"Baik, tante akan ambil buktinya" ucap Sandra berlari menuju tangga untuk masuk ke kamar mengambil bukti yang dia maksud.

Tia yang melihat mamanya pergi dan berlari menuju kamarnya langsung mengikuti mamanya.

"Mama, apa benar kata mama kalau Tia anak kandung papa. Tapi kenapa papa bisa begitu marah sama mama" tanya Tia.

"Mama tidak tahu apa penyebabnya, mungkin kemakan omongan Axel" ucap nyonya Sandra.

Nyonya Sandra kembali ke ruang keluarga memberikan hasil tes DNA waktu itu ke tuan Raksa dan Axel. Axel yang melihat hasil tes tersebut dan dimana dilakukannya langsung menelpon rumah sakit tersebut.

"Bro aku butuh bantuan, bisa tidak mengecek hasil tes DNA sekitar 15 tahun yang lalu" tanya Axel ke temannya


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C31
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login