Download App

Chapter 3: 2

Dio memasukkan uang 50 ke saku baju dinda

"Gua itu bukan sok kaya din, cuma ini ciki bukan buat gua sendiri nanti Lo malah bangkrut, lagian gua capek megang ini dari tadi liat aja bentuknya udah lecek gitu"

"Lagian kasiann juga nanti uangnya malah kececer sama gua"

Perkataannya membuat satya terheran-heran, bagai mana tidak dio mengatakan dia capek memegang uang, ini uang guys, uang! disaat semua orang membutuhkan Dan susah payah mencari uang dia malah mengatakan capek memegang uang

"Orkay stres"

Keasikan makan kripik dio kembali terkejut karna suara hp dinda

"Gua buang juga ni hp" ucapnya gemas

Dinda permisi mengangkat telfon Yang di angguki teman² dio Yang lain

"Yo, abang Lo namanya siapa?"

"Ilham sama evan"

"EVAN?  WOY KALIAN TAU GAK NAMA ABANG DIO SIAPA? NAMANYA EVAN"

pletak

Dio menjitak kepala tora keras, membuat si empu kembali merasakan ke sakitan untuk Yang ketiga kalinya dihari itu berkat seoeang diora. Barikan tepuktangan padanya

" jauh² Lo dari gua" usir dio, dia melihat kearah dinda "gimana?" Dinda tersenyum Dan memeluk dio erat

"Untung nata ada"

"Ya udah, gih sana"

*

*

*

Ketika jam pulang dio tidak langsung pulang melainkan menemui buk ririn selaku guru kesenian Yang menyuruh dio ikut lomba menyanyi

"Jadi gimana diora?" tanya buk ririn

"Gimana ya buk, bukannya gak mau, masalahnya suara saya jelek buk jangankan buat nyanyi baca aja saya fales buk" dio beralasan

"Kalau gitu gimana kalau kamu main alat musik saja, gitar mungkin"

"Astawfirullah ibuk, itu malah lebih parah saya cuma pintar nengokin aja, boro2 bisa main, kunci gitar ada berapa saja saya gak tau buk" cuma ini dia jujur "mending ibuk suruh saya lomba lari, mungkin saya bakal dapat juara dan membanggakan nama sekolah" lanjutnya bangga

Ada alasan tersendiri kenapa seorang diora yasyan akbert samuel tidak membiarkan orang tau kepintaran dan suara merdunya.

"Kenapa ibuk gak suruh yang lain aja?" usul dio

"Saya pernah dengar dari seseorang katanya suara kamu itu bagus dan rekomein kamu ke saya"

"Pasti salah orang mungkin buk, orang lain di pikir saya"

Buk ririn menghembuskan nafas lelah "baiklah kamu boleh keluar"

"Permisu buk" pamit dio senyum, setelah berbalik senyum itu luntur seketika dan terganti oleh tampang dingin

Di perjalanan menuju parkiran motornya dia tiak sengaja bertemu natan, pria itu memperhatikannya dengan teliti

"Apa lo" dio berucap nyolot dan mempercepat langkahnya menuju motor ninja kesayangannya

Saat hendak menjalankan mesin motor tersebut, hp dio berbunyi pertanda ada yang telfon, tanpa pikir panjang dio mengangkatnya

"Iya, bang?"

"Ana belum pulang?" terdengar nada lembut dan khawatir dalam nada itu

"Ini mau otw"

"Oo, ya udah hati-hati dan jangan ngebut"

"Em"

Liam yang nenelfonnya

Dio tau maksut liam menelponnya, pasti papa-mamanya sudah tiba dirumah. Sebenarnya dio tidak ingin seperti ini, entah kenapa hatinya terasa sangat perih dan sakit

*

*

*

*

*

"Ana" panggil wanita setengah baya yang masih jerlihat cantik itu saat dio masuk kedalam rumahnya

Dio menatapnya datar tanpa espresi

"Tumben pulang? mau ngomongin soal cerai lagi?" perkataan tajam dio berhasil menghilangkan senyum di wajah Kalina-sang mama

"Kalau mau ngomong soal itu, maaf saya capek" lanjutnya

"Ana sayang" panggilan evan tersebut tidak digubris sedikitpun oleh dio, dia trtap melanjutkan langkahnya menuju kamar yang terletak di lantai dua

Liam hanya dapat melihat punggung adik kecilnya tanpa bisa mengucapkan sesuatu, tidak, tidak hanya liam bahkan evan, kalina dan romy samuel-sang papa memperhatikan kepergiannya, ada rasa perih yang menusuk dirasakan mereka

Diora yasyana, dia hanya menunjukkan sukap aslinya kepada orang yang benar2 dekat dengannya

Jika di tanyakan siapa?

Mungkin jawabannya adalah liam, evan, sahabat dan gengnya tidak dengan mama dan papanya

*

*

*

*

"Yo"

"Woy!" Dio menatap orang Yang menggangunya pagi-pagi ini dengan dingin, membuat sang empu bergidik ngeri

"So-sorry, lu dari tadi di panggil gak nyaut-nyaut" dio menatapnya sebentar dan kembali sibuk dengan pikirannya

"Kenapa dia" Tanya jojo, Yang baru masuk bersama tora, juno dan bayu

Ya, saat ini mereka sedang berada di dalam kelas, lebih tepatnya di XI ipa 1

"Gak tau gua, pas masuk tu anak udah ngelamun aja" jawab satya

Tora duduk dibangkunya, memperhatikan dio "Lo ada masalah?"

"Kalau Lo ada maalah cerita aja yo" ucap bayu mencoba membujuk

"Gua capek, to long jangan berisik" jawab dio dan menyembunyikan kepalanya di lipatan tangannya

Saat jam pelajaran dimulaipun dio tetap diam, membuat satu kelas ikut diam. Ya begitulah saat dio sedang bad mood maka satu kelas akan terasa tegang

Bayu sesekali memperhatikannya, sampai evan sampai di meja dio

"Dio" panggilnya, dio melihat dia malas. Membuat evan ikut tegang dan menggaruk balakang kepalanya karna diperhatikan seisi kelas

"Kamu-" ucapnya menggantung

"Lo kalau gak ingat mau ngomong apa, mending Lo pergi mikir dulu" usir tora "kalau udah ingat baru kesini lagi" sambungnya

"Gua ngomong sama dio bukan sama Lo" ucap evan menanggapi

Jengah, dio berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar

"Kemana yo" panggil juno

"Kantin"

"OK sip" ucap tora, jojo, juno, bayu dan satya kompak

Mereka berlima berjalan meninggalkan evan dan menyusul dio Yang baru keluar kelas

Setalah sampai di sebelah dio, mereka terus berbincang. Tanpa dio tentunya. Tepat akan masuk kantin mereka papasan denagn natan

Natan menatap mereka tajam, dan dibalas sengit pula oleh mereka

"Apa Lo liat-liat"

Bukan mereka berlima Yang berujar sewot mepainkan dio, mendengar dio sudah buka suara membuat gengnya tersenyum lega

"Siapa Yang ngeliatin lo" jawab natan ikut sewot,  dan berlalu pergi

"Si setan agak gesrek kayaknya" ucap jojo

"Kayak nostal gia ya rasanya, waktu mos dulu" ucap juno Yang di angguki mereka

Mereka sekarang duduk di Salah satu bangku

"Lo makan apa yo?" Tanya tora

"Samain" tora mengangguk dan menarik kara blakang baju satya

"Bantu nyet"

Mereka berdua pergi memesan makanan dan tinggallah dio, bayu, juno dan jojo dimeja

"Lo ada masalah?" Tanya bayu hati-hati, dio menatap tiga temannya itu, terlihat jelas raut hawatir di wajah mereka membuatnya tersenyum

"Enggak" jawabnya enteng

"Serious?" Tanya juno dengan wajah sanagat serius

Melihat itu tawa dio pecah "MUKA LO PRINCESS, KAGAK ENAK DILIAT SUMAPAH" mendengar tawa dio Yang menggelegar nembuat mereka diperhatikan orang-orang kantin. Seperti biasa

"Eh, si kampret orang lagi serious malah ketawa" kesal bayu

"Sorry sorry" ucap dio "lanjut"

Merasa ketinggalan berita tora dan satya datang membawa napan berisi makanan mereka itu ikut penasaran

"Lo kenapa yo, ketawa ketiwi kayak gitu?" Tanya satya

"Itu, muka dugong sok-sok serious, padahal gak ada cocok-cocoknya sama sekali" ucap dio puas

"Memang ni manusia, di perhatiin bukannya terimakasih malah menghina"

#TBC

maaf masih banyak tayponya

jangan lupa like and commen


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login