Download App

Chapter 2: Two Sides

"Apa kau sudah sarapan, sayang. Sangat jarang sekali melihatmu bangun pagi, mau pergi kemana?" ucap wanita paruh baya tersebut sembari bertanya kepada sosok wanita yang baru saja keluar dari ruangannya dengan tergesa-gesa.

"Aku ada urusan mendesak Ibu, aku pergi dulu, ya." Balas wanita tersebut sambil mengecup dahi Ibu angkatnya.

"Hati-hati dijalan," balas wanita paruh baya tersebut.

******

******

Tanpa diduga, pagi ini terjadi sebuah perampokan terhadap pemilik toko perhiasan yang motifnya hanya diduga sebatas perampokan barang berharga saja. Kerumunan orang-orang yang penasaran akan terjadinya kasus perampokan tersebut semakin ramai. Padahal masih terlalu pagi untuk membuat berita yang sudah terbiasa di kawasan zona kuning seperti ini. Para pemburu berita pun disibukkan dengan berita hangat yang tidak mungkin dilewatkan begitu saja, sementara tenaga medis dan pemadam kebakaran sudah bersiap siaga.

"Negosiasi masih berlangsung alot sampai detik ini, pihak keamanan kota dan perampok masih berupaya mencari jalan tengah yang sama-sama tidak merugikan mereka berdua," ucap pembawa berita ditempat kejadian.

Tiba-tiba, tidak tahu mengapa suara tembakan terdengar dari dalam dan sesosok mayat yang tidak lain adalah pemilik toko perhiasan tersebut dilemparkan ke luar pintu.

"Doorrr! dorr!" Bunyi letusan senjata api.

"Kyaaa!!" teriak histeris para warga yang sedang menyaksikan kejadian tersebut sembari berusaha menjauh.

"Ba-baru saja terjadi penembakan. Salah satu sandera telah tertembak dan mayatnya dibuang keluar untuk peringatan kepada pasukan keamanan kota ... dan seperti yang dapat pemirsa saksikan, korban adalah sang pemilik toko perhiasan," ucap pembawa berita sembari berusaha menghindar dari tempat kejadian.

Kelihatannya negosiasi antara perampok dan pihak keamanan kota tidak menemui jalan kesepakatan dan mempertahankan keinginan mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan, setelah menembak mati pemilik toko, anggota kawanan perampok juga melepaskan beberapa tembakan yang membuat semua orang berlarian untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

"Bagaimana ini, Kapten. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya salah satu anggota pasukan pada kapten mereka yang mencoba berlindung.

"Mau bagaimana lagi, minta tambahan pasukan keamanan, terserah dari distrik mana saja ... mau tidak mau kita langsung serbu masuk meskipun akan terjadinya korban tambahan menjadi pilihan berikutnya apabila situasinya memungkinkan," balas kapten tersebut.

"Siap, laksanakan!!" ucap bawahan kapten tersebut sembari memberi hormat dan segera pergi untuk menghubungi bantuan dari distrik yang lainnya.

Dikarenakan keterbatasan tenaga maupun peralatan dalam mengatasi tindak kriminal yang sering terjadi, pihak keamanan kota seringkali berusaha menjalin kerjasama dengan pihak keamanan kota dari berbagai distrik lain saat berhadapan dengan situasi yang terjadi saat ini.

* Distrik adalah pembagian wilayah administratif di bawah kabupaten atau kota dalam sebuah provinsi, atau distrik ini sendiri dapat menggantikan istilah kecamatan.

"Bagaimana komunikasi dengan para perampok di dalam?" tanya kapten pada salah satu anggotanya.

"Siap, Pak. Kelihatannya komunikasi kita terputus sejak insiden tadi, mereka belum ada memberikan keterangan apapun," jawab anggota tersebut.

"Hubungkan kembali bagaimanapun caranya. Kita tetap harus prioritaskan keadaan sandera di dalam toko tersebut," ucap sang kapten kembali memberikan instruksi.

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan bantuan dari berbagai distrik, dan memikirkan strategi berikutnya untuk mengatasi hal tersebut. Pemerintah sendiri karena lebih fokus pada bidang militer untuk mempertahankan kedaulatan negaranya cenderung hanya menerima berita bagus dari setiap kejadian tindak kriminal seperti yang terjadi saat ini.

"Mengapa pagi ini harus dimulai dari pekerjaan tambahan untukku, Kapten Philip?" ucap sebuah suara yang baru datang karena panggilan tugas dengan maksud meminta penjelasan.

"Baguslah kau sudah datang, tadi aku menghubungi tempat penampunganmu. Kata Ibu angkatmu kau belum pulang dari tadi malam, jadi aku langsung memintanya untuk menghubungi dirimu, Bram," jawab sang kapten tidak memperdulikan pertanyaannya.

* Bram merupakan salah satu dari lima anak yang diangkat ditempat penampungan tersebut selain Yuri, Lune, satu wanita, dan satu pria yang berpapasan dengan Yuri saat ingin berangkat kerja.

Bram adalah spesialis eksekutor dengan pemikiran yang jenius dalam setiap tindakan untuk menghabisi para korbannya. One Shoot, One Life adalah motto dalam berburu yang selalu ditanamkan dalam aksinya.

"Apa aku harus langsung bertindak ... atau menunggu bantuan dari unit MOP yang sedang kau panggil, Kapten?" tanya Bram.

"Sabar dulu, aku masih menunggu kabar dari mereka," ucap kapten Philip sembari memperhatikan kondisi di dalam ruangan toko tersebut.

Waktu adalah sangat berharga dikejadian-kejadian seperti saat ini, pertimbangan dan keputusan harus diambil dengan tepat. Tampaknya, selain menunggu kedatangan bantuan MOP dari distrik lain, Kapten Philip tidak ada pilihan lain selain menghubungi Bram yang sudah cukup lama untuk memutuskan bergabung dengan MOP setelah melepas ikatannya dengan salah satu gembong mafia yang ada.

"Merepotkan sekali, mudah-mudahan ia tidak ikut campur dan menambah pekerjaanku untuk kali ini," gumam Bram sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

******

******

"Mengapa kau membunuh suamiku?" ucap istri pemilik toko yang dibunuh tersebut untuk menanyakan tindakan yang tidak masuk akal tersebut.

"Papa, papa ...." Tangis anak bungsu sang pemilik toko.

"Ambil saja semua perhiasan ini, lalu tinggalkan kami," ucap istri pemilik toko sedih.

"Paaapppaaaaaaa!!" teriak anaknya lagi seakan tidak percaya apa yang telah dilakukan oleh kawanan perampok tersebut terhadap ayahnya.

Kawanan perampok tidak mengindahkan perkataan-perkataan mereka, beberapa orang dari kelompok tersebut masih sibuk mengawasi pergerakan anggota keamanan kota atau yang dapat disebut dengan MOP (Mobile Organizing Patrol), beberapa orang masih mendiskusikan apa tindakan berikutnya, dan sebagian masih mengawasi tawanan mereka.

"Belum ada tanda-tanda dari dia, kan?" ucap pemimpin kawanan perampok tersebut.

"Belum bos, tapi tampaknya MOP meminta bantuan tambahan pasukan dari distrik-distrik terdekat," ucap salah satu anggotanya.

"Biarkan saja ... MOP maupun bantuan mereka, mereka hanya sekumpulan pensiunan dan prajurit-prajurit gagal, yang perlu kita waspadai adalah kehadiran dia, sang hantu," ucap bos kawanan perampok sembari mencoba memahami situasi mereka saat itu.

"Tapi bos ... mereka juga mendapat pelatihan yang cukup," ucap bawahannya lagi meskipun tidak dihiraukan oleh sang pimpinan.

"Papa!! Papa!!" teriak anak bungsu sang pemilik toko lagi.

"DIAM!!!" teriak salah satu kawanan perampok sambil mengacungkan senjata api ke arah wajah anak tersebut.

"Jangan ganggu anakku," ucap sang Ibu sambil menghalangi moncong senjata dengan tubuhnya.

Kelihatannya ada yang menjadi kekhawatiran tersendiri dari kawanan perampok tersebut, semenjak mereka berhasil masuk dan dikepung oleh pasukan MOP, tanda-tanda kemunculan sang hantu pun belum terlihat sama sekali.

"Apa ini pertanda bagus," gumam bos kawanan perampok tersebut.

"Bagaimana tindakan kita selanjutnya, Bos?" tanya salah satu anggota kawanan perampok lainnya.

Pimpinan kawanan perampok pun melihat kondisi dan situasi saat ini sambil mencoba menentukan langkah berikutnya, sebelum keadaan bertambah gawat. Terlebih setelah ia mengetahui Bram sang spesialis pembunuh berdarah dingin yang direkrut oleh MOP telah sampai ditempat kejadian.

"Minta mereka sediakan mobil dan kosongkan jalan ... dalam lima menit lagi kita akan pergi dari sini. Jangan lupa untuk membawa mereka berdua," ucap bos kawanan perampok memberikan perintah sambil menunjuk ke arah istri dan anak sang pemilik toko.

"Hubungi pihak MOP, kita ingin jalur evakuasi dan sebuah mobil," ucap bos kawanan perampok itu lagi.

******

******

"Apa kau sudah sampai ke tempat kejadian?" tanya sebuah suara di balik earphone.

"Sabar ... ini tidak seperti dugaanku. Lokasinya cukup membuatku berpikir keras agar memudahkan aksi ini," jawab pemilik earphone.

Selain MOP dan kawanan perampok, tampaknya ada pergerakan lain yang mulai melakukan aksinya. Ya, ia adalah sang hantu. Eksekutor yang tidak diketahui wajah, jumlah, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Pada intinya, identitasnya masih tidak diketahui. Satu-satunya informasi dari sang hantu itu sendiri adalah ia tinggal di Zona Kuning dan ikut membantu keamanan Zona dari berbagai tindak kriminal. Apabila itu diperlukan.

"Semua CCTV yang terhubung sudah kumatikan ... lalu di alat komunikasimu sudah aku kirimkan denah toko, rute pelarian, serta jalur alternatif pelarian dari kawanan perampok tersebut," ucap sumber suara dari balik earphone tersebut.

"Oke," jawab suara satunya lagi tersebut.

Setelah cukup lama menghilang semenjak lima tahun terakhir, sang hantu akhirnya menampakkan dirinya kembali. Meskipun demikian, banyak saksi hidup yang berpendapat bahwa sang hantu saat ini masih legenda hidup lima tahun lalu, sebagian lagi berpendapat bahwa ia adalah keturunan dari yang lama, sebagian lagi bahwa itu adalah roh penjaga yang hidup kembali. Namun, semua itu hanya sebatas rumor belaka. Tidak ada yang tahu persis siapa sebenarnya dan apa tujuannya.

"Jangan seperti terakhir kali kau beraksi, usahakan seminimal mungkin pergerakanmu agar tidak terlihat mencolok dan membuat berita heboh yang lain. Karena sebagian mafia sudah bergerak untuk mencari dirimu ... terlebih ini masih pagi dan dirimu sangat mudah untuk dikenali," saran suara dari balik earphone tersebut.

Sang hantu atau The Ghost yang sering diperbincangkan dan dianggap sebagai sosok pahlawan ini tidak membuat pemerintah begitu pusing, mereka bahkan menganggap itu hanya sebagai "kucing-kucingan" antara MOP dan mafia untuk membuat pencitraan diri mereka masing-masing. Bahkan, di satu sisi, sang hantu sendiri dapat dianggap menjadi sebuah ancaman yang dapat menggerakkan rakyatnya untuk melengserkan sistem pemerintahan yang ada saat ini.

"Bram sudah berada di lokasi dan bantuan MOP dari distrik S dan N dalam tiga menit lagi akan tiba, hati-hati," ucap suara dari balik earphone tersebut.

"Oke," jawab sang hantu singkat.

MOP pernah ingin menangkap sang hantu dengan meminta bantuan sedikit tenaga, informasi, dan peralatan yang memadai dari pusat. Akan tetapi, hal itu hanya dianggap sebagai membuang-buang waktu dan sumber daya yang ada, sehingga sampai hari ini hanya kriminal, geng-geng kecil, dan mafia yang selalu berupaya memberantas sang hantu karena dianggap mengganggu aktivitas bisnis mereka. Sementara, MOP tidak dapat berbuat banyak.

Hal ini juga didukung dengan pemberitaan bahwa, dua tahun lalu banyak geng dan mafia yang mencari sang hantu yang tidak tahu keberadaannya dimana sehingga membuat kekacauan yang menghilangkan nyawa sebanyak 238 jiwa dan pada akhirnya pemerintah pusat turun tangan untuk mengantisipasi hal tersebut dan memulihkan keadaan. Setelah itu, pemerintah hanya memasang pengumuman bernilai sejumlah uang untuk siapa saja yang mengetahui tentang The Ghost.

"Merepotkan sekali hari ini," gumam asal suara yang berusaha mencapai lokasi kejadian secepat mungkin.

Bram sekalipun, mantan mafia dan termasuk elit MOP paling malas untuk berurusan terkait hal tersebut. Sebab, tidak akan ada informasi yang jelas tentang sosok sang hantu itu sendiri. Terlebih pada keadaan seperti saat ini yang hanya akan menimbulkan beban.

******

******

"Baiklah para pemirsa, berita untuk hari ini diawali dengan pagi yang cukup mengejutkan dengan kejadian yang tidak menyenangkan. Sebuah toko perhiasan di Kawasan Jalan Selatan telah didatangi oleh sekumpulan perampok bersenjata api. Para perampok berhasil masuk ke toko sekitar dini hari dan sampai saat ini pihak MOP masih bersiaga dan berupaya untuk berkomunikasi dengan para perampok," ucap pembawa berita yang berada di lokasi kejadian yang telah berhasil mencari tempat yang cukup aman untuk menyampaikan berita.

"Menurut kejadian dilokasi, sampai saat ini korban yang jatuh akibat perampokan tersebut hanya sang pemilik toko perhiasan. Ia ditembak karena tidak ada kesepakatan antara pihak MOP dengan kawanan para perampok," ucap pembawa berita acara itu lagi.

Kabar kejadian pagi ini sudah masuk menjadi Headline diberbagai stasiun televisi diberbagai zona, dan telah masuk trending topik di berbagai situs online. Di tempat penampungan sendiri, Ibu angkat Yuri juga telah mendengar berita tersebut dari televisi dan mengkhawatirkan Bram yang berada dilokasi kejadian setelah melihat sosok dirinya tertangkap kamera stasiun televisi yang menyiarkan berita tersebut.

"Bram ...." Gumam Ibu angkatnya.

Tidak berapa lama, bantuan pasukan MOP dari distrik S dan N telah tiba dan menjadi rebutan sorotan kamera dari berbagai stasiun dan beberapa wartawan yang datang untuk meliput kejadian tersebut. Pasukan MOP yang berjaga pada akhirnya disibukkan kembali dengan tugas tambahan, yakni berusaha untuk mengatasi para wartawan dan peliput berita agar tidak terlalu dekat dengan lokasi karena cukup membahayakan bagi diri mereka masing-masing.

"Kau datang terlalu awal, Bram." Ucap Lune sambil melihat perangkat yang menampilkan berita tersebut.

******

******

"Akhirnya mereka datang juga, Kapten." Ucap Bram sembari mengecek kondisi Dessert Eaglenya.

"Sabar," ucap Kapten Philip singkat untuk menghentikan tindakan yang akan dilakukan Bram sewaktu-waktu.

Tidak membuang-buang waktu, setelah saling melepas salam hormat Kapten Philip langsung memberitahukan apa yang ia ketahui kepada para masing-masing kapten dari pasukan MOP distrik S dan N tersebut. Secepat mungkin mereka berusaha untuk menyusun rencana untuk mengatasi kejadian tersebut, terlebih setelah Kapten Philip mengetahui bahwa kawanan perampok meminta jalur evakuasi dan sebuah mobil untuk pelarian mereka.

"Apa permintaan para kawanan perampok sudah disiapkan?" tanya Kapten Philip kepada salah satu anggotanya.

"Siap, sudah disiapkan, Pak!" jawab anggota tersebut.

"Baik," ucap Kapten Philip singkat.

Sebelum melancarkan aksi penangkapan kawanan perampok, Kapten Philip, Bram dan Kapten pasukan MOP dari distrik S dan N juga setuju untuk memprioritaskan keadaan sandera terlebih dahulu. Oleh karena itu, mereka menuruti keinginan para kawanan perampok untuk menyediakan sebuah mobil dan membersihkan jalur untuk mereka melarikan diri.

"Sesuai rencana, setelah perampok berhasil masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk melarikan diri, pasukan MOP kami akan masuk untuk mengamankan sandera. Setelah itu, saya minta bantuan kepada pasukan MOP distrik S dan N untuk memulai aksi penangkapan sebelum mobil tersebut pergi terlalu jauh," ucap Kapten Philip memperjelas kembali rencananya.

"Baiklah kalau begitu, saya akan menuju lokasi penyergapan," ucap Kapten MOP dari distrik S sembari memberi kode kepada para anggotanya.

"Untuk Kapten MOP dari distrik N, sesuai rencana akan menjadi backup dari pasukan MOP kami untuk mengamankan sandera," ucap Kapten Philip kepada kapten MOP dari distrik N.

"Baik, saya juga telah mempersiapkan sniper di beberapa gedung terdekat sedangkan sisanya akan ikut serta dalam mengamankan sandera, saya pergi dulu." Ucap kapten MOP dari distrik N sembari memberi kode kepada para anggotanya untuk segera bersiap menjemput sandera dan mengamankan proses penjemputan tersebut.

Tidak berapa lama setelah instruksi diberikan dan para pasukan MOP telah berada pada posisi mereka masing-masing, keadaan lalu lintas juga sudah mulai diamankan, begitupula dengan para wartawan, segera Kapten Philip menghubungi para kawanan perampok untuk memulai operasi pada pagi hari itu.

"Baiklah, aku juga akan bersiap sebelum didahului oleh orang yang cukup merepotkan," gumam Bram sembari melangkah pergi.

******

******

"Bos ... MOP sudah mempersiapkan apa yang kita minta, dan yang memimpin operasi pagi ini ingin berbicara denganmu," ucap salah satu anggota kawanan perampok.

Namun, pemimpin kawanan perampok tersebut masih memikirkan perkataan seorang klien yang memasok senjata untuk mereka merampok hari ini untuk berhati-hati dengan The Ghost, selain Bram dari pasukan MOP. Mereka berdua adalah spesialis eksekutor yang cukup ditakuti dikalangan para kriminal dari kecil hingga mafia besar sekalipun. Tapi, sampai saat ini tanda-tanda sang hantu belum ada, dan hanya Bram dari MOP yang harus mereka waspadai.

"Bos, apa kau mendengarkanku," ulang salah satu anggota kawanan perampok tersebut.

"Huh," ucap pemimpin kawanan perampok tersebut kaget sembari memperhatikan anggotanya tersebut.

"Oh ... kau beritahu saja mereka, jangan ada yang melepaskan tembakan sebelum kita meninggalkan tempat ini. Setelah itu, langsung kau putus sambungannya," ucap pimpinan kawanan perampok tersebut.

"Baik," ucap anggota kawanan perampok tersebut singkat.

Sementara, istri dan anak sang pemilik toko telah diikat dan ditutup mulutnya agar tidak terlalu berisik. Mereka berdua pun hanya bisa berdoa, sebab sudah mulai merasa khawatir atas kejadian yang akan menimpa mereka berdua berikutnya.

"Tidak perlu dipikirkan, sekarang hanya fokus untuk melarikan diri saja dari sini. Masalah Bram, dia hanya seorang diri sementara kami memiliki jumlah yang lebih banyak dan dapat diandalkan disini," gumam pimpinan kawanan perampok tersebut.

******

******

"Aku sudah berada 500 meter dari lokasi kejadian, dan dari sini sudah cukup bagiku untuk mendapatkan visual yang bagus untuk menghabisi mereka semua," ucap sang hantu.

"Baiklah, laksanakan sesuai dengan rencana," ucap sebuah suara dari balik earphone sang hantu.


CREATORS' THOUGHTS
Redi_Indra_Yudha Redi_Indra_Yudha

Jangan lupa untuk like, comment, rate, dan share jika anda suka dengan cerita ini. Terima kasih banyak.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login