Download App
6.02% GOOD BOY!

Chapter 25: SEBUAH PESAN DARI SESEORANG MISTERIUS

"Lo gak apa-apa?" tanya Lenna dengan begitu khawatir, sedangkan gadis itu yang mendengarnya pun menggelengkan kepalanya.

"Aku gak apa-apa kok, Le. Tadi cuma kaget karena ada kecoak lewat," ujarnya.

Tentu saja hal tersebut mampu membuat seseorang seperti Lenna Amienna begitu menjadi tersenyum dengan begitu canggungnya setelah mendengar jawaban dari sahabatnya itu.

Itu juga yang dirasakan oleh seorang wanita cantik yang baru saja mendatangi mereka berdua di dapur dengan perasaan khawatirnya yang luar biasa.

"Lenna, Shil, ada apa kalian?" tanya wanita itu dengan kerutan dikeningnya. "Tadi mommy denger suara teriakan, kenapa?"

Keduanya melihat kedatangan wanita tersebut yang saat ini sedang berada dihadapannya dan meneliti setiap inci dari bagian tubuh putrinya.

"Mommy," panggil gadis itu. "Shil gak apa-apa kok, seriusan."

Lenna yang mengetahui itu pun ikut menyahut, ia berkata, "Iya, Tante. Shil katanya kaget karena ada kecoak lewat tadi," ujarnya memberitahu.

Mendengar itu wanita yang bernama Mona tersebut langsung menghela nafasnya seketika. Kemudian meraba kedua pundak dari anak gadisnya dengan lembut, "Beneran kamu gak apa-apa?" tanyanya lagi untuk memastikan.

Gadis itu pun mengangguk meyakinkan dengan senyum tipisnya, begitu terlihat manis sehingga membuat Mona yang melihatnya pun langsung ikut menyunggingkan kedua sudut bibirnya itu.

"Ya udah, lain kali hati-hati ya." Kemudian Mona menoleh kearah seseorang yang berada disamping putrinya itu, dan berkata, "Lenna, makasih ya. Tante titip Shil sama kamu, ya? Soalnya Tante mau berangkat pergi lagi habis ini."

Sahabat dari putrinya itu pun langsung menganggukan kepalanya, ia berkata, "Baik, Tante."

Mona pun tersenyum, lalu mengusap pipi dari Lenna dengan begitu lembut sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan dapur.

Kepergian wanita itu membuat keduanya langsung menatap satu sama lain. Lenna yang sedari tadi menahan kegugupannya pun kini akhirnya bisa menghembuskan nafasnya seketika.

"Huh! Shil, lo tuh kenapa sih bikin gue jantungan mulu?!" ujarnya kesal.

"Ya maaf, Lele. Aku 'kan gak maksud bikin kamu khawatir," ujar Shil dengan penyesalannya.

Setelah itu Lenna kembali menghela nafasnya dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.

"Lagian, lo ngapain ke dapur? Tumbenan lagi, kan bisa tuh nyuruh si mbak kalau lo pengen sesuatu."

Sahabatnya yang sedari tadi menatapnya dengan sedih pun langsung kembali berkata, "Lele, kan mbaknya lagi pulang kampung dulu, jadi aku ambil sendiri."

Dalam hitung detik gadis yang bernama Lenna itu menepuk dahinya dengan begitu keras sehingga membuat Shil yang melihatnya langsung meraih tangan tersebut.

"Lele, jangan kaya gitu, nanti sakit keningnya!"

"Hm," sahutnya dengan malas. "Udah, 'kan?"

Shil pun mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Lenna tanpa pikir panjang langsung menarik lengan dari sahabatnya itu untuk memasuki kembali kamarnya.

Kini keduanya pun telah sampai di dalam kamar Shil yang terbilang cukup besar. Selama ini mereka satu kamar, sekolah, dan bahkan kampus.

Hanya saja keduanya berbeda jurusan. Jika Shil senang dengan dunia fotografi, sedangkan Lenna, gadis itu lebih menyukai melukis.

Meskipun begitu, mereka masih sama-sama bersahabat sampai saat ini. Lenna sangat menyayangi gadis dihadapannya ini, juga sebaliknya.

"Lele," panggil Shil dengan senyuman manisnya.

"Apa?" sahutnya.

"Lele, bisa bantuin aku gak?" tanyanya.

"Bantu apa?" Lenna yang semula berbaring pun kini langsung merubah posisinya menjadi duduk sembari menghadap kearah sahabatnya itu.

"Aku ada tugas foto, terus sekarang last day-nya, gimana dong?"

Mendengar itu Lenna rasanya ingin pingsan saja, ia berdecak sebelum akhirnya mencoba menahan emosinya yang hampir meledak itu.

"Tapi lo udah ngerjain tugasnya, 'kan?" tanyanya yang langsung diangguki oleh Shil. "Ya udah, mana sini tugasnya, biar gue aja yang kumpulin."

Kedua mata dari gadis itu pun membulat, ia berkata, "S-serius gak apa-apa, Lele?" tanyanya memastikan.

"Iya, gak apa-apa," jawabnya. "Lagian lo harus banyak istirahat hari ini, besok aja lo masuk kampusnya."

"Ya udah deh," ujar Shil. "Makasih ya, Lele!"

Lenna pun langsung tersenyum sembari menganggukkan kepalanya sesaat. Sejujurnya ia malas untuk kembali ke kampus karena masih ada satu mata kuliah lagi saat ini yang terpaksa harus ditinggalkan karena dirinya yang mendapati sebuah kabar tentang pingsannya seorang gadis dihadapannya.

"Lele, kok bengong?" tanya Shil sembari melambaikan kedua tangannya didepan wajah sahabatnya itu.

"O-oh, ini ya tugasnya? Ya udah kalau gitu gue pergi dulu, ya."

Melihat kepergian Lenna yang pergi meninggalkannya begitu saja tanpa menjawab pertanyaan darinya itu membuat Shil bertanya-tanya.

"Lele kenapa sih?" gumamnya.

Setelah itu gadis tersebut merasa bosan karena sahabatnya yang sedang pergi untuk mengantarkan tugas fotografinya.

Tidak sengaja tatapannya menangkap kamera kesayangannya itu yang membuat Shil langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan mendekat kearah sebuah meja yang berada didekatnya itu.

Sebuah senyuman pun tersungging diwajahnya ketika ia teringat sesuatu dengan kamera miliknya ini.

Sebuah pengalaman yang tidak akan bisa terlupakan, apalagi karena benda ini yang membuat dirinya bertemu dengan seseorang yang tidak diduganya.

"Kakak ganteng sekarang dimana, ya?" ujarnya sembari memperhatikan kamera yang tersimpan rapi diatas meja. "Hey, kamera. Temuin aku sama kakak ganteng itu lagi dongg~"

Seakan takdir membuatnya harus menunggu akan pertemuan selanjutnya, maka Shil akan selalu menantinya meskipun harus bertahun-tahun lamanya.

Shil Qiesha Willien, seorang gadis yang menyukai hal-hal yang menarik seperti tidak sengaja dipertemukan dengan laki-laki yang juga memiliki hobi yang sama sepertinya.

Sejak pertemuannya itu ia selalu berharap bahwa dirinya bisa kembali melihat paras tampan yang begitu memikat bak seorang model.

Menyadari jika sedari tadi Shil tersenyum sendiri sembari menatap kamera miliknya itu pun, ia langsung menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang menepuk-nepuk pipinya dengan begitu keras.

"Aw!" ringisnya. "Udah gila kaya nya."

Shil langsung membaringkan diri ditempat tidurnya kembali dengan ponsel yang tergeletak disampingnya.

Ketika sedang melamun menatap langit-langit kamarnya, terdengar suara notifikasi yang berasal dari benda tipis tersebut sehingga membuat nya langsung menoleh seketika.

Melihat layar ponselnya yang menyala membuat Shil dengan cepat mengambil benda itu untuk memastikannya.

Sesuatu disana membuat kening dari gadis itu berkerut, terdapat sebuah pesan chat dari sebuah nomor asing.

Sebuah sapaan dari seseorang yang begitu misterius membuat Shil dengan cepat membalasnya.

Setelah itu Shil langsung menyimpan kembali ponselnya disamping ia berbaring dengan pikiran yang terus tertuju kepada pesan chat itu.

Bagaimana seseorang bisa mengetahui nomor ponselnya membuat gadis itu menjadi tidak bisa berhenti memikirkannya.

Tidak butuh waktu lama hingga ia kembali mendengar suara notifikasi yang membuat dirinya langsung mengambil ponselnya tersebut.

Shil langsung terbangun dari baringannya setelah melihat sesuatu yang berada pada ponselnya itu, entah apa yang sedang dilihatnya saat ini. Yang pasti sepertinya adalah sesuatu yang sangat serius karena membuat gadis itu sampai terkejut.

"D-dia?!"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login