Download App
17.03% Hanisyah

Chapter 23: Masuk sekolah

Keesokan harinya Hani, Nay, Dara, dan yang lain sudah berada di depan pintu gerbang sekolah mereka.

"Hani" panggil Dara saat dia baru turun dari mobil.

Hani membalikkan badannya, "Tumben lama".

"Iya telat bangun aku, semalam terlalu capek" ujar Dara.

Ya setelah mereka selesai berenang, mereka semua memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, karena Mama mereka menyuruh mereka pulang.

"Kamu sih udah siap berenang malah main lari-lari sama Nay" ujar Hani.

"Hmm makanya itu" ujar Dara.

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas mereka, sampai di kelas disana sudah ada Nay.

"Haiii" sapa Hani.

"Tumben lama kamu Dar, ciee jalan berdua" ujar Nay.

"Apa sih kamu!" ujar Hani.

"Kecapekan" jawab Dara.

Hani dan Dara pun duduk di tempat duduk mereka masing-masing.

Tiba-tiba Angga, dan yang lain masuk ke kelas Hani, membuat anak di kelas Hani berteriak histeris.

"Haiii cewek" sapa Angga.

"Apasih kamu! ngapain kamu kesini?" ujar Hani.

"Mau liat kamu lah" jawab Angga sambil duduk di tempat sebelah Hani.

"Gak usah lebay kamu" ujar Hani.

"Gak lebay tapi nyata" jawab Angga.

"Gak usah gitu deh Ga, nanti aku kena bully" ujar Hani.

"Hehehe sorry" ujar Angga.

Hani mengangguk dan menelangkupkan kepalanya ke meja, dan mulai memejamkan matanya.

"Mulai nih anak, Hani" ujar Angga.

"Berisik" jawab Hani.

"Kalian jangan contoh dia ya" ujar Rafael sambil menunjuk Hani.

"Bacot" ujar Hani.

"Emang cocok kamu sama Ersyah sama-sama suka bolos" ujar Dimas.

Hani mengangkat kepalanya menatap Dimas, "Apa sih kamu, aku gak bolos ya".

"Sama aja tidur di kelas" ujar Dimas.

"Beda" jawab Hani.

"Udah gak usah di lanjutkan" tegur Nay.

"Han, kamu kenapa tidur sih" ujar Dara.

Tak ada jawaban dari Hani, mereka semua mengintip mata Hani yang sudag terpejam.

"Udah tidur aja nih anak" ujar Angga.

"Eh kita kapan bel" ujar Dara.

"Guru-guru lagi pada ngumpul, jadi kita bebas" jawab Angga.

Nay dan Dara tampak senang mendengar kalau mereka bakalan free class.

"Jangan berisik!" Ujar Hani yang masih memejamkan matanya.

"Belum tidur kamu ternyata" jawab Angga.

Hani mengangkat kepalanya, "Kamu semua berisik".

"Dih kok salahin kita" ujar Dimas.

"Bodoamat" Hani bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar kelas.

Hani berjalan menuju kantin sekolah, karena perutnya juga lapar, saat di kantin dia berjumpa dengan Balqis, Laura, dan Rani mereka bertiga menghadang jalan Hani.

"Udah lama kita gak ketemu ya" ujar Balqis.

"Awas aku mau lewat" ujar Hani.

"Etss! Sini dulu dong main sama kita" ujar Laura.

"Awas" ujar Hani mencoba mendorong Balqis.

"Kamu berani sama aku!?" ujar Balqis yang sudah emosi.

"Sama-sama makan nasi kan ngapain takut" ujar Hani.

Balqis yang merasa diremehkan langsung menampar Hani dengan sangat kuat, sampai pipi Hani sedikit memerah.

"Aku diam bukan berarti kamu bisa seenaknya sama aku" ujar Hani.

"Dih! Simpanan om-om aja belagu kamu, kamu sama pak Farrel ada apa? sampai dekat banget kayak gitu, udah di apain kamu" ujar Balqis, membuat semua orang tersenyum remeh kepada Hani.

"Dia bukan siapa-siapa aku" ujar Hani.

"Bukan siapa-siapa kok semalam sampai ngasih baju" ujar Balqis.

Hani mencoba untuk meredamkan emosinya, "Dia bukan siapa-siapa aku".

"Ohh... aku ada bukti yang bisa buat mereka percaya, kamu sering kan masuk ke ruangan pak Farrel, goda suami orang kamu, atau kamu emang sengaja sekolah disini supaya pak Farrel bisa kamu ambil dari istrinya" ujar Balqis.

Plakkk

Hani menampar pipi Balqis, "Kamu pikir aku murahan kayak kamu" ujar Hani.

"Guys tunjukan fotonya" ujar Balqis, pada Laura dan Rani.

Saat Laura menekan tombol yang ada di remote yang dia bawa, muncul foto Hani dan Om Farrel waktu di ruangannya, dan Hani yang masuk kedalam ruanganya.

"Ternyata betul ya" ujar salah satu murid.

Saat Laura mau menekan kembali tombolnya, Angga mengambil remote itu.

"Kalian kalau nyebar gosip yang benar bukan yang salah" ujar Angga.

"Angga" beo Balqis, Laura dan Rani.

"Hani gak kayak gitu, aku tau semua tentang dia" ujar Angga.

dreet dreet drettt...

Ponsel Hani bergetar, Hani segera mwngambil ponselnya dan melihat Papa nya yang menelpon.

"Halo Pa" jawab Hani.

"Kamu dimana?" tanya Papa Hani.

"Di sekolah Pa, kenapa?" jawab Hani.

"Mau Papa yang turun langsung atau kamu yang ngatasi" ujar Papa Hani dari sebrang sana dengan tegas.

"Maksud Papa?" tanya Hani.

"Kamu baru di bully kan, Papa punya anak buah disana untuk mata-matain kamu, jadi mau kamu yang beresin atau Papa?" ujar Papa Hani.

Hani terkejut mendengar ucapan Papanya, dan melihat kearah sekeliling, "Hani aja Pa" jawab Hani.

"Oke kalau gitu, bye sayang" ujar Papa Hani.

"Bye Pa"

Hani mematikan sambungan telepon, dan melihat kearah sekitar.

"Siapa yang di suruh Papa aku buat awasin aku?" tanya Hani dengan tegas.

Semua hening, tak ada yang menjawab Angga dan yang lain pun binggung menatap Hani.

"Siapa?!" tanya Hani lagi.

"Kalau kamu gak maju, aku akan cari kamu dan bakal ngasih kamu pelajaran" ujar Hani lagi.

1 detik 2 detik tidak ada juga yang mengaku, sampai beberapa detik kemudian ada 5 orang maju dan menghadap ke Hani.

"Ohh jadi kalian berlima yang laporin aku sama Papa aku" ujar Hani.

"Maaf non kami hanya menjalan kan tugas" jawab salah satu dari mereka.

"Terserah, sekali lagi jangan kasih tau sama bokap atau nyokap aku, kalau gak habis kamu sama aku" ujar Hani.

"Cih drama lagi" ujar Balqis.

"Paham gak?" tanya Hani.

"Paham non" jawab mereka berlima.

"Yaudah sana" ujar Hani.

Mereka berlima pun kembali ke tempat mereka semula, Angga mendatangi Hani.

"Pipi kamu merah" ujar Angga sambil memegang pipi Hani.

"Gak papa kok" jawab Hani.

"Kamu kok gitu sih Angga, tadi Hani mukul aku loh" ujar Balqis dengan manja.

"Awas kamu! Kamu bukan siapa-siapa aku, jangan ngaku-ngaku deh" ujar Angga dengan sengit.

"Ini semua pasti gara-gara kamu" ujar Balqis menunjuk Hani.

"Jangan salahin Hani" jawab Angga.

"Cabe murah" ujar Nay sedikit berteriak.

"Kamu katain aku!" ujar Balqis.

"Dih situ aja yang merasa, aku kan cuman ngomong" ujar Nay.

"Awas kamu" ujar Balqis.

"Gak takut" jawab Dara.

"Hani punya banyak bodyguard nanti kita suruh jagain kita" ujar Nay.

"Sok kaya tuh orang, paling bodyguard bohongan" ujar Balqis.

"Waw perlu bukti nih orang" ujar Nay.

"Udah jangan pedulikan mereka, temenin aku yuk" ujar Hani.

"Kemana?" tanya Nay.

"Ikut aja" jawab Hani.

Hani pun melangkahkan kakinya menuju ruang UKS, karena dia harus mengkompres pipinya, agar tidak merah lagi.

"Eh Han, tadi kamu kok tau Papa kamu suruh orang buat awasin kamu" ujar Angga saat di UKS.

"Tadi yang nelpon aku itu Papa aku" jawab Hani sambil mengkompres pipinya.

"Masih sakit?" tanya Ersyah yang mendekat ke Hani.

"Gak lagi kok" jawab Hani.

"Ekhem ada apa nih" ujar Dimas yang di samping Ersyah.

"Wahh aku mencium aroma-aroma cinta" ujar Nay.

"Seorang Ersyah nanya gitu sama cewek waw" sambung Angga.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C23
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login