"Aku mempersiapkan semua keperluanku untuk bisa memasuki sekolah bergengsi itu, Pada pagi harinya terlihat sangat cerah matahari tersenyum indah kepadaku. Dengan sepeda Onthel peninggalan Almarhum Kakekku, aku menuju kesekolah yang aku impikan selama ini. Saat pertama kali aku memasuki gerbang sekolah, hatiku terasa berdebar gencang, karena tak sabar untuk memulai pelajaran pada hari ini. Tetapi apa yang aku bayangkan tidak seindah yang aku Impikan selama ini, ketika aku menginjakan kaki pertama kali memasuki ruangan kelasku. sebuah timpukan telur dan tomat berhamburan mengenai seluruh tubuhku. Aku menangis setelah mengetahui sebuah kebenaran, bahwa aku tak diterima sebagai teman oleh orang orang yang berada di dalam kelasku. Bukan hanya di dalam kelasku, tapi di seluruh sekolahan meneriakiku, disaat tubuhku dipenuhi oleh pecahan telur dan tomat. Aku diperlakukan seperti kacung dan sampah oleh mereka selama aku berada di sekolah ini, karena aku terlahir dari keluarga yang miskin dan tak layak berada didekat mereka semua"
Dengan mata yang memerah dan tangan yang mencengram kain di celananya, pria itu memandang buku milik Selvia dan membalik kelembar telakhir, yang disana tertulis,
"Sungguh penderitaan itu aku pendam selama berbulan bulan, orang tuaku tak pernah tahu bahwa aku diperlakukan seperti itu oleh teman teman di sekolahku. Aku tak ingin mereka sedih dan patah semangat terhadap perjuangan dan harapan mereka kepada kebahagianku suatu saat nanti. Aku hanya bisa meminta kepada Tuhan.... Semoga suatu saat nanti, aku bisa menikmati masa indah di sekolahku seperti murid murid lainnya, tanpa harus dibully habis habisan. Aku berharap ada malaikat yang bisa membawa perubahan kepada kehidupanku. dan aku terus menunggu itu sampai saat ini. Malaikat penolongku... "
Pria itu menutup lembar telakhir buku Selvia dan mulai beranjak pergi dari tempat duduknya sambil membawa buku di tangannya.
Dengan langkah kaki yang stabil, pria itu mengambil Handpone genggam di saku celananya dan menghubungi seseorang,
"Ayah, aku ingin membatalkan melanjutkan sekolahku di Amerika, aku ingin bersekolah di Jakarta! "
"Apakah kamu gila! Kamu adalah pewaris Takha kerajaan kita di negara ini, Kamu adalah satu satunya anak Sah yang dapat memimpin Kerisbond, Ayah menginginkan kamu bisa bersekolah di tempat bergengsi di Amerika"
"Ini adalah kehidupanku, Aku tak ingin dikekang oleh siapapun, untuk bisa memilih dimana aku bisa bersekolah, Aku mengerti Ayah menginginkan yang terbaik bagiku. Karena itu, aku ingin bersekolah di Jakarta dan mengawasi langsung dari bawah Organisasi Kerisbond kita. agar aku tahu siapa saja yang bisa menghianatiku yang dapat menusukku dari belakang suatu saat nanti"
"Kalau itu kemauanmu, Ayah tidak bisa memaksakan kehendak ayah, Baiklah! Lalu sekolah mana yang ingin kamu masuki di Jakarta? "
"Aku ingin masuk ke SMA International School Jakarta, dan aku ingin ayah merahasiakan kepada siapapun bahwa aku anak Ayah dan pewaris kerajaan bisnis kita Ayah! "
"Baik, Ayah akan mengurus semua keperluanmu dan membeli setengah Saham sekolah itu, agar kamu bisa leluasa menjalankan keinginanmu"
Tut Tut Tut Tut
Suara Handpone itu berhenti, Pria itu lalu melanjutkan langkah kakinya,
--------------------------
Keesokan harinya Selvia berangkat kesekolah dengan berjalan kaki, Setibanya dia di sekolah, disana sudah sangat rapi seperti sebelum terjadinya penyerangan dari sekolah lain. kaca yang pecah dan barang barang yang rusak sudah diganti.
Ketika Selvia berjalan dikoridor depan kantor ruangan guru, saat dia hendak menuju keruangan kelasnya.
Selvia terdiam melihat sesosok pria yang berada tepat di depan matanya, pria yang dia tabrak di hari sebelumnya, lalu Selvia berkata kepada Pria itu, dengan nada terkejut!
"Kamu... Kamu bukannya Pria waktu itu? "
Untuk membaca kelanjutannya silakan kunjungi situs komikru.com disana akan crazy Up setiap harinya
— New chapter is coming soon — Write a review